Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Elephantopus scaber L. (tapak liman) dosis 350 mg/kg b.b., 700 mg/kg b.b., 1400 mg/kg b.b. dan 2800 mg/kg b.b., terhadap ketebalan epitel vagina Mus musculus L. (mencit) galur DDY yang diovariektomi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Reproduksi dan Perkembangan Departemen Biologi FMIPA-UI. Tiga puluh ekor mencit betina galur DDY yang telah diovariektomi dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (KK-) (akuades), kelompok kontrol positif (KK+) (estradiol benzoat) dan 4 kelompok perlakuan (KP) (ekstrak daun tapak liman) yaitu KP1, KP2, KP3 dan KP4 dengan dosis masing-masing 350 ; 700; 1400 dan 2800 mg/kg b.b. per hari. Perlakuan diberikan secara oral selama 8 hari berturut-turut. Rerata ketebalan epitel vagina pada hari ke-9 untuk KK-, KK+, KP1, KP2, KP3 dan KP4 masing-masing sebesar 5,82 ± 1,28; 8,89 ± 2,9; 8,24 ± 1,91; 8,23 ± 1,91; 9,34 ± 2,23 dan 13,04 ± 2,77 μm. Uji ANAVA menunjukkan bahwa ekstrak daun tapak liman berpengaruh nyata terhadap ketebalan epitel vagina mencit yang diovariektomi (α = 0,05). Uji LSD menunjukkan bahwa ekstrak daun tapak liman dosis 2800 mg/kg b.b. (KP4) dapat meningkatkan ketebalan epitel vagina mencit yang diovariektomi (α = 0,05).
Universitas Indonesia, 2007
S31382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Rahmatul F.
Abstrak :
Kandidosis vagina merupakan suatu infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida sp. Hingga saat ini data yang membahas pemeriksaan langsung dan pemeriksaan kultur pada kandidosis vagina masih sangat terbatas. Terdapat perbedaan prevalensi kandidosis vagina dengan pemeriksaan langsung sekret vagina dan pemeriksaan kultur sekret. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya perbedaan antara pemeriksaan langsung dengan pemeriksaan kultur kandidosis vagina berdasarkan data di Laboratorium Departemen Parasitologi FKUI sehingga dapat dilakukan pemeriksaan yang efektif dan efisien bagi pasien. Penelitian ini merupakan studi cross sectional menggunakan 140 data sekunder hasil pemeriksaan langsung dan kultur sebagai baku emas pada pemeriksaan Candida sp serta rekam medik pasien Departemen Parasitologi tahun 2010 - 2011. Pada pemeriksaan langsung menjukkan 52 (37,1 %) dari 140 sampel positif Candida, sedang pada pemeriksaan kultur 57 (40,7 %) dari 140 sampel positif Candida. Data dianalisis dengan uji chi square, p = 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara pemeriksaan langsung dan kultur kandidosis vagina pada Laboratorium Mikologi Departemen Parasitologi FKUI pada tahun 2010 ? 2011. Uji diagnostik pemeriksaan langsung menunjukkan sensitivitas 75,44 % dan spesifitas 81,96 %.
Vaginal candidiasis is an infection of vagina which caused by Candida sp. Until today, the data of direct and culture examination in vaginal candidiasis are still very limited. There are differences among the prevalence of vaginal candidiasis with direct and culture examination. The aim of this study is to determine the differences between direct and culture examination of vaginal candidiasis based on Laboratorium of Mycology, Department of Parasitology FKUI data so that the effective and efficient examination can be chosen for the patient. This study was a cross sectional study, involving 140 secondary data derived from culture test as gold standard for Candida sp. examination and patients? medical records in Department of Parasitology in 2010-2011. Direct examination results showed that 52 (37,1 %) from 140 samples are positive of vaginal candidiasis and 57 (40,7 %) from 140 samples are positive of vaginal candidiasis based on culture examination. Data were analyzed using chi-square test, p = 0,000 < 0,05. It is concluded that there is an association between direct and culture examination of vaginal candidiasis in Laboratorium of Mycology, Department of Parasitology FKUI in 2010-2011. Diagnostic test of direct examination showed that its sensitivity is 75,44% and its specificity is 81,96%.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redita Noviana Putri
Abstrak :
Latar belakang: Kandidiasis vulvovaginal merupakan infeksi vagina yang sebagian besar disebabkan oleh Candida albicans. Pengobatan antifungal yang ada meningkatkan kemungkinan relaps sehingga dibutuhkan terapi alternatif yang bekerja lebih efektif dan ekonomis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah pertumbuhan Candida albicans dapat dihambat oleh propolis jenis reguler. Metode: Terdapat 3 konsentrasi emulsi propolis jenis reguler yang dibuat triplo, yaitu konsentrasi 1%, 3%, dan 5%. Sampel propolis diambil dari Sulawesi. Jamur yang diteliti adalah Candida albicans ATCC. Aktivitas propolis terhadap jamur diamati secara in vitro dengan difusi cakram. Hasil: Rata-rata diameter zona hambat propolis jenis reguler terhadap pertumbuhan Candida albicans pada konsentrasi 1%, 3%, dan 5% berturut-turut adalah 3,33 mm, 7,33 mm, dan 5 mm. Kontrol positif dengan nistatin menghasilkan zona hambat sebesar 19 mm. Sedangkan kontrol negatif dengan alkohol menghasilkan zona hambat sebesar 8 mm. Kesimpulan: Propolis jenis reguler konsentrasi 1%, 3%, dan 5% tidak dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro karena besar zona hambat pada ketiga konsentrasi propolis tidak ada yang memberikan hasil lebih besar dari zona hambat pada kontrol negatif. ...... Background: Vulvovaginal candidiasis is a vaginal infection that is mostly caused by Candida albicans. Antifungal treatments that need to be improved relapse require alternative therapies that work more effectively and economically. Candida albicans can be inhibited by regular types of propolis. Methods: There were 3 concentrations of ordinary propolis emulsion made by triplo, namely concentrations of 1%, 3% and 5%. Propolis sample was taken from Sulawesi. The fungus that was published was Candida albicans ATCC. Propolis activity against fungi in tubes by disk diffusion. Results: The average diameter of regular type propolis inhibition zone on the growth of Candida albicans at concentrations of 1%, 3%, and 5% compound contributed was 3.33 mm, 7.33 mm, and 5 mm. Positive control with nystatin produces a inhibition zone of 19 mm. Whereas negative control with alcohol produces an inhibition zone of 8 mm. Conclusion: Regular type of propolis concentration of 1%, 3%, and 5% cannot inhibit the growth of Candida albicans in vitro because large inhibitory zones based on the concentration of propolis concentration do not produce more than inhibitory zones on negative controls.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2007
618.15 ADV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wilkinson, Edward J.
Abstrak :
Designed for quick, easy reference in the office or clinic, Atlas of Vulvar Disease is a robust pictorial and textual guide to the diagnosis, treatment, and management of vulvar diseases. Written by Edward J. Wilkinson, MD, a professor of pathology and expert in gynecologic pathology, and I. Keith Stone, MD, a professor of obstetrics and gynecology, this atlas is a must-have resource for both clinicians and pathologists focused on women{u2019}s health. Organized by dermatologic findings, Atlas of Vulvar Disease presents a complete overview of diseases within each broader topic area. Each disorder includes a definition, general features, clinical presentation, microscopic features, differential diagnosis, clinical behavior and treatment, and progressive therapeutic options, to guide the diagnosis and treatment of various vulvar diseases.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health, 2012
618.16 WIL w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Rika Maharani
Abstrak :
ABSTRAK
TUJUAN: Mengetahui perubahan skor kualitas hidup pasien POP pasca tatalaksana pembedahan vagina dengan menggunakan kuesioner PFDI-20 dan PFIQ-7 Di RSCMdan RSFLATAR BELAKANG: Prolaps organ panggul menjadi perhatian utama dalam masalah kesehatan wanita pada semua umur yang sering dihubungkan dengan penurunan kualitas hidup dan menyebabkan gangguan pada kandung kemih, saluran cerna dan disfungsi seksual. Terapinya ialah konservatif dan pembedahan dengan tujuan terapi menghilangkan keluhan untuk mengembalikan kualitas hidup pasiennya sehingga pasien dapat melakukan aktifitas. Tujuan penelitian ini untuk melihat perubahan skor kualitas hidup pasien POP pasca tatalaksana pembedahan vagina dengan menggunakan kuesioner PFDI-20 dan PFIQ-7 Di RSCMdan RSF.DESAIN DAN METODE: Desain studi kohort prospektif, dilakukan di RSCM dan RSF periode Juli 2015 hingga Oktober 2016. Subjek dilakukan follow-up penilaian kualitas hidup sebelum dan sesudah terapi bulan ketiga dengan menggunakan kuesioner PFDI-20 dan PFIQ-7 versi Indonesia. Data disajikan secara analisis deskriptif.HASIL: Pada penelitian ini didapatkan 25 sampel penelitian dan tidak ada yang di drop out. Hasil penelitian menunjukkan pasien yang diterapi dengan pembedahan vagina juga terdapat pengurangan skoring kualitas hidup yang bermakna dengan nilai
ABSTRACT
OBJECTIVE To determine changes in the quality of life in POP patients after underwent vaginal surgery using PFDI 20 and PFIQ 7 questionnaires at RSCM And RSF.BACKGROUND Pelvic organ prolapse is a major concern in women 39 s health issues at all ages and often associated with reduced quality of life and can cause bladder, gastrointestinal and sexual dysfunction. The treatments are conservative and surgical therapy aiming to eliminate complaints to improve the quality of life of the patient. Therefore, the patients can perform their daily activities. The aim of this study is to evaluate changes in the quality of life scores in POP patients after vaginal surgery using PFDI 20 and PFIQ 7 questionnaires at RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo And RSF.DESIGN AND METHODS prospective cohort study, carried out in RSCM and RSF period July 2015 to October 2016. Subject to do follow up assessment of the quality of life before and after the third month of therapy using questionnaires PFDI 20 and PFIQ 7 version of Indonesia. Data presented descriptive analysis.RESULTS In this study, 25 samples were obtained and none dropped out. The results showed significant score reduction in the quality of life in patients treated with vaginal surgery with p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Suhendar
Abstrak :
Kondom yang telah digunakan dalam suatu tindak kejahatan seksual berupa persetubuhan dapat memberikan barang bukti pada kasus kejahatan seksual. Kondom tersebut dapat mengandung bukti biologis yang berasal dari pelaku dan korban yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelaku dan mengkaitkannya dengan korban yang mengindikasikan kemungkinan telah terjadi persetubuhan. Pada bagian luar kondom dapat menempel epitel vagina, sekret vagina, darah korban atau rambut pubis yang dapat berasal dari pelaku atau korban, sedangkan di bagian dalam kondom dapat ditemukan cairan mani dan epitel penis yang berasal dari pelaku. Sebagai bahan biologis, barang bukti tersebut tidak akan terhindarkan dapat mengalami degradasi seiring dengan perubahan waktu dan kondisi lingkungan dimana kondom itu berada. Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh waktu dan lingkungan terhadap bukti biologis berupa epitel vagina dan cairan mani pada kondom pasca senggama. Pemeriksaan terhadap cairan mani menggunakan pemeriksaan fosfatase asam, Florence, Berberio dan dilakukan pemeriksaan terhadap sel sperma yang berada di bagian dalam kondom. Pemeriksaan terhadap barang bukti dari bagian luar kondom untuk pembuktian adanya epitel vagina dilakukan Hasil penelitian pemeriksaan cara lugol dan pemeriksaan Barr body. menunjukkan bahwa sampai hari ke sepuluh pemeriksaan ini, cairan mani dan epitel vagina masih dapat ditemukan serta tidak terdapat perbedaan antara hasil temuan kondom yang dilakukan di tempat terbuka, tempat tertutup dan di dalam air.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T57261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhiza Nurchandra Dewi
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol 70% rimpang Curcuma domestica Val. (kunyit) dosis 230 mg/kg bb, 310 mg/kg bb, dan 390 mg/kg bb, terhadap ketebalan epitel vagina Mus musculus L. (mencit) betina galur DDY yang diovariektomi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Perkembangan, Departemen Biologi FMIPA-UI. Dua puluh lima ekor M. musculus betina galur DDY yang telah diovariektomi dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (KK1) (akuades), kelompok kontrol positif (KK2) (etinil estradiol), dan 3 kelompok perlakuan (KP) (ekstrak rimpang C. domestica) yaitu KP1, KP2, dan KP3 dengan dosis masing-masing 230, 310, dan 390 mg/kg bb per hari. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral selama 8 hari berturut-turut. Rerata ketebalan epitel vagina pada hari ke-9 untuk KP1, KP2, KP3, KK1, dan KK2 masing-masing sebesar (5,91 ± 0,65) μm, (11,33 ± 1,42) μm, (19,60 ± 1,50) μm, (5,06 ± 0,72)μm, dan (18,75 ± 1,90) μm. Uji anava menunjukkan bahwa ekstrak rimpang C. domestica dengan dosis tersebut berpengaruh terhadap ketebalan epitel vagina M. musculus yang diovariektomi (α = 0,05). Namun, dosis 230 mg/kg bb belum dapat meningkatkan ketebalan epitel vagina secara nyata.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S31448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Al Fath Widya Iswara
Abstrak :
Kasus kekerasan seksual dalam bentuk persetubuhan dapat terjadi pada perempuan usia reproduksi yang sedang mengalami keputihan. Sekitar 75-80% dari semua perempuan setidaknya sekali menderita infeksi kandidiasis vulvovaginal dan infeksi tersebut menyumbang lebih dari 25% vaginitis menular. Kondisi keputihan akibat kandidiasis disebabkan oleh perubahan mikrobioma vagina dapat menimbulkan perubahan pH dan jumlah neutrofil vagina yang memengaruhi motilitas dan persistensi spermatozoa dalam vagina. Lama motilitas dan persistensi spermatozoa dalam vagina baik pada kondisi fisiologis maupun patologis merupakan dasar pertimbangan bagi praktisi forensik dalam penentuan waktu terjadinya persetubuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pH, jumlah neutrofil, dan profil mikrobioma vagina terhadap motilitas dan persistensi spermatozoa dalam vagina tikus kandidiasis. Penelitian eksperimental ini menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar dengan tikus jantan sebanyak 6 ekor untuk sampel spermatozoa dan tikus betina sebanyak 32 ekor untuk perlakuan. Tikus betina dibagi dua kelompok yaitu tikus normal dan tikus kandidiasis. Pada kedua kelompok tikus betina diberikan perlakuan berupa inseminasi semen dalam vagina. Variabel yang diukur adalah pH, jumlah neutrofil, profil mikrobioma, motilitas dan persistensi spermatozoa dalam vagina. Analisis statistik perbedaan pH, jumlah neutrofil vagina, diversitas alfa mikrobioma, motilitas dan persistensi spermatozoa antara tikus kondisi normal dan model kandidiasis dengan uji Mann-Whitney, sedangkan perbedaan diversitas beta mikrobioma dilakukan uji permutational multivariate analysis of variance (Permanova). Estimasi survival motilitas dan persistensi spermatozoa dalam vagina menggunakan kurva kesintasan Kaplan-Meier dengan uji log-rank untuk penilaian signifikansi. Hubungan antara pH, jumlah neutrofil dan profil mikrobioma vagina dengan motilitas dan persistensi spermatozoa, dengan uji korelasi Spearman dilanjutkan uji regresi linear berganda. Hipotesis terbukti apabila pada uji perbedaan, uji log-rank,dan uji korelasi didapatkan nilai signifikansi p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pH, jumlah neutrofil, motilitas dan persistensi spermatozoa antara kelompok tikus normal dengan tikus kandidiasis, namun tidak terdapat perbedaan profil mikrobioma tikus normal dan tikus kandidiasis. Kesintasan motilitas dan persistensi spermatozoa dalam vagina lebih lama pada tikus normal dibandingkan tikus kandidiasis. Terdapat korelasi antara pH dan jumlah neutrofil dengan motilitas dan persistensi spermatozoa dalam vagina tikus, namun tidak terdapat korelasi profil mikrobioma dengan motilitas dan persistensi spermatozoa dalam vagina tikus normal dan tikus kandidiasis. Semakin tinggi pH dan jumlah neutrofil dalam vagina, maka motilitas dan persistensi spermatozoa dalam vagina akan semakin menurun. Prosedur tambahan baru pada pemeriksaan kasus kekerasan seksual yang disarankan untuk dilakukan adalah pemeriksaan pH dan jumlah neutrofil vagina. ......Cases of sexual violence in the form of sexual intercourse can occur in women of reproductive age who are experiencing vaginal discharge. Approximate 75-80% of all women suffer from vulvovaginal candidiasis infection at least once and the infection accounts for more than 25% of infectious vaginitis. The condition of vaginal discharge due to candidiasis is caused by changes in the vaginal microbiome which can cause changes in vaginal pH and neutrophil count which affects the motility and persistence of spermatozoa in the vagina. Duration of motility and persistence of spermatozoa in the vagina, both physiological and pathological conditions is a basic consideration for forensic practitioners in determining time since intercourse. This study aimed to analyze pH, neutrophil count, and vaginal microbiome profile on the motility and persistence of spermatozoa in the vagina of candidiasis rat as a principles for determining the time since intercourse. An experimental study was conducted using white rats (Rattus norvegicus) Wistar strain with 6 male rats for spermatozoa samples and 32 female rats for treatment. Female rat were divided into two groups, namely normal and candidiasis rat. In both groups, female rat were given treatment in the form of vaginal insemination of semen. The variables measured included pH, neutrophil count, microbiome profile, motility and persistence of spermatozoa in the vagina. Statistical analysis of differences in pH, vaginal neutrophil count, microbiome alpha diversity, motility and persistence of spermatozoa between rat in normal conditions and candidiasis models was carried out using the Mann-Whitney test, while differences in microbiome beta diversity were carried out by the permutational multivariate analysis of variance (Permanova) test. Estimation of survival motility and persistence of spermatozoa in the vagina used the Kaplan-Meier survival curve with the log-rank test for significance assessment. The correlation between pH, neutrophil count and vaginal microbiome profile with spermatozoa motility and persistence, with the Spearman correlation test followed by multiple linear regression tests. The hypothesis is proven if the difference test, log-rank test and correlation test show a significance value of p<0.05.The results showed that there were differences in pH, neutrophil count, motility and persistence of spermatozoa between groups of normal and candidiasis rat, but there were no differences in the microbiome profiles of normal and candidiasis rat. The survival of motility and persistence of spermatozoa in the vagina is longer in normal rat than in candidiasis rat. There was a correlation between pH and the neutrophil count with the motility and persistence of spermatozoa in the vagina of rat, but there was no correlation between the microbiome profile and the motility and persistence of spermatozoa in the vagina of normal and candidiasis rat. The higher the pH and neutrophil count in the vagina, the motility and persistence of spermatozoa in the vagina will decrease. A new additional procedure in examining cases of sexual violence that is recommended to be carried out is checking the pH and vaginal neutrophil count.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vengky Tanuwijono
Abstrak :
Latar belakang dan cara penelitian : Kontrasepsi implan merupakan salah satu metoda dalam pemakaian kontrasepsi, walaupun relative masih baru namun akseptabilitasnya cukup tinggi. MPA sebagai bahan kontrasepsi telah lama digunakan dan terbukti aman, efektif, jangka panjang dan reversibel serta dapat digunakan oleh wanita setelah melahirkan dan menyusui. Namun, MPA baik dalam bentuk oral maupun injeksi, masa kerjanya masih relatif singkat. Dengan mengubah metoda pemberiannya, sebagai contoh: dalam bentuk implan subdermal, masa kerjanya dapat diperpanjang. Untuk itu dilakukan penelitian implan MPA subdermal. Penelitian ini merupakan studi awal untuk meneliti efek implan MPA pada hewan Macaca fascicularis dengan mengamati beberapa parameter klinik yaitu: pola perdarahan haid, berat badan dan gambaran sitologik usap vaginanya. Empat ekor dari Macaca tersebut ditanamkan implan MPA subdermal di bagian tengkuk dengan berbagai kadar: 15,5 - 28,8 - 47,4 dan 50,7 mg MPA, dan satu ekor sisanya diperlakukan sebagai kontrol. Data yang diperoleh akan diuji dengan uji-T data berpasangan. Hasil dan kesnnpulan : Hasil penelitian memperlihatkan. bahwa selama perlakuan (penanaman implan MPA) tidak terjadi perdarahan haid, yang menandakan kemungkinan terjadi atrofi endometrium. Tidak ditemukan kenaikan berat badan pada Macaca fascicularis yang ditanamkan implan MPA, justru terjadi penurunan berat badan, yang mungkin disebabkan oleh pendeknya masa pemantauan dan pengaruh stress perlakuan pada binatang percobaan (p < 0,05). Gambaran sitologik usap vagina menunjukkan penurunan jumlah sel piknotik selama perlakuan karena pengaruh estrogen yang menurun, yang menandakan bahwa mungkin akibat perkembangan folikel yang terganggu (p<0,05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T9348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>