Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferry Ivan Balto Suwanto
Abstrak :
ABSTRACT
Metformin merupakan obat yang memerlukan respon pasti critical use drug , sehingga termasuk obat wajib uji bioekivalensi. Uji Bioekivalensi dapat dilakukan melalui studi farmakokinetika yang memerlukan metode bioanalisis yang tervalidasi untuk penentuan kadar obat dalam plasma. Pada pelaksanaan validasi metode bioanalisis diantaranya terdapat parameter stabilitas yang dilakukan secara in vitro. Pada keadaan in vivo analit dapat dipengaruhi oleh berbagai senyawa endogen dan proses metabolisme. Analisis metformin dilakukan pada 6 subjek sehat yang mengkonsumsi tablet metformin hidroklorida 850 mg sebagai bentuk pengaplikasian in vivo metode yang telah tervalidasi. Pengambilan darah pada subjek akan dilakukan sebanyak 12 titik pada beberapa interval waktu hingga jam ke-12. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis incurred sample stability pada 6 subjek sehat pada hari ke 7, 14, dan 30 pada fase Cmax dan eliminasi. Kondisi kromatografi optimum yang digunakan adalah kolom C-18 Waters, SunfireTM 5 m; 250 x 4,6 mm , suhu kolom 40 oC; fase gerak asetonitril ndash; dapar fosfat pH 7,0 40 : 60 v/v ; laju alir 1 mL/menit; detektor photodiode array pada panjang gelombang 234 nm; dan kalsium atorvastatin sebagai baku dalam. Hasil stabilitas incurred sample metformin HCl pada hari ke 7 , 14, dan 30 subjek 1 hingga subjek 6 menunjukan kestabilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011 yaitu nilai diff tidak boleh lebih dari 20 . Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 20,0 ndash; 5000,0 ng/mL dengan r =0,9999.
ABSTRACT
Metformin HCl is one of the biguanid drugs for diabetes mellitus DM type 2. Metformin is a drug that requires a valid response critical use drug , so it is included as a drug that required bioekivalensi test. Bioquivalence tests can be performed through pharmacokinetics studies that require validated bioanalysis methods for the determination of plasma drug levels. In the implementation of validation of bioanalytical methods, there are some stability parameters that performed in vitro. At the in vivo condition, analit can be affected by various endogenous compounds and metabolism processes. Metformin analysis was performed on 6 healthy subjects who consumed 850 mg metformin hydrochloride tablet as a form of applying validated in vivo method. Blood sampling on the subject will be done as many as 12 points at several time intervals up to the 12th hour. This study aims to analyze incurred sample stability in 6 healthy subjects on day 7th, 14th, and 30th. The optimum chromatographic conditions that used were C 18 columns Waters, SunfireTM 5 m, 250 x 4.6 mm , column temperature 40 OC Acetonitrile phosphate buffer phase pH 7.0 40 60 v v Flow rate of 1 mL min Photodiode array detector at 234 nm wavelength And calcium atorvastatin as an inner standard. The results of stability of incurred samples of metformin HCl on day 7th, 14th, and 30th from subject 1 to subject 6 show stability that meets the requirement based on the EMEA Bioanalytical Guideline in 2011, that diff value cannot be more than 20 . The method that obtained is linear in the concentration range 20.0 5000.0 ng mL with r 0.9999.
2017
S70024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Letare Merry Chresia
Abstrak :
ABSTRAK
Tamoksifen merupakan obat golongan Selective Estrogen Receptor Modulator SERM yang berikatan dengan reseptor estrogen secara kompetitif dan menghambat perkembangan dan proliferasi sel kanker payudara yang bergantung pada estrogen. Aktivitas farmakologi tamoksifen bergantung pada pembentukan metabolit yang lebih aktif secara klinis, yaitu 4-hidroksi-N-desmetiltamoksifen endoksifen , yang memiliki aktivitas anti-estrogen 100 kali lebih besar daripada tamoksifen. Pada penelitian ini, endoksifen dalam plasma diukur pada 40 pasien kanker payudara yang telah menerima terapi tamoksifen minimal 2 bulan. Sampel darah 3 mL diambil dengan rentang waktu pengambilan yang bervariasi. Endoksifen dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi ndash; tandem spektrometer massa. Metode ini linier dengan rentang 0,625 ndash; 250 ng/mL untuk tamoksifen dan 0,125 ndash; 100 ng/mL untuk endoksifen. Hasil analisis kadar endoksifen pada kondisi kesetimbangan 40 pasien kanker payudara menunjukkan kadar tamoksifen dan endoksifen terukur berada pada rentang 42,19 ng/mL sampai dengan 249,23 ng/mL dan 1,51 ng/mL sampai dengan 26,62 ng/mL secara berurutan. Sebanyak 80 pasien memiliki konsentrasi endoksifen dalam plasma di atas ambang batas klinis 5,9 ng/mL . Konsentrasi endoksifen di atas ambang batas diharapkan memiliki kemampuan anti kanker yang tinggi.
ABSTRACT
Tamoxifen, a selective estrogen receptor modulator SERM , which competitively binds to estrogen receptors ERs . Tamoxifen inhibits estrogen dependent growth and proliferation of breast cancer cells. The pharmacological activity of tamoxifen depends on the formation of the clinically active metabolites, 4 hydroxy N desmethyltamoxifen endoxifen , which has 100 fold greater anti estrogenic activity than tamoxifen. In this research, plasma endoxifen were determined in 40 breast cancer patients received tamoxifen for at least 2 months. Blood samples 3 mL were collected at a various time point after last drug intake. Endoxifen were analyzed using Ultra High Performance Liquid Chromatography ndash Tandem Mass Spectrometry. This method was linear with the range 0,625 ndash 200 ng mL for tamoxifen and 0,125 ndash 100 ng mL for endoxifen. Result of the analysis of steady state endoxifen concentration in 40 breast cancer patients showed measured values of endoxifen were in the range of 42,19 ng mL to 249,23 ng mL and 1,52 ng mL to 26,62 ng mL respectively. About 80 of patients had plasma endoxifen concentrations above the clinical threshold 5,9 ng mL . Endoxifen concentration above the threshold is expected to have high levels for anticancer effect.
2017
S69810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspitasari Ardiningsih
Abstrak :
Doksorubisin adalah antibiotik golongan antrasiklin yang digunakan sebagai agen antikanker. Doksorubisin merupakan salah satu terapi antikanker lini pertama yang memiliki aktivitas klinis pada penyakit kanker payudara. Doksorubisin dimetabolisme menjadi doksorubisinol sebagai metabolit utama. Pada penggunaannya, doksorubisin memberikan beberapa efek samping akibat terbentuknya doksorubisinol. Akumulasi doksorubisinol jangka panjang dalam tubuh dapat menyebabkan kardiomiopati, atau lemah jantung, karena doksorubisinol bersifat kardiotoksik. Efek kardiotoksik ini bergantung pada jumlah doksorubisin dan doksorubisinol yang terbentuk dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis doksorubisin dan doksorubisinol yang terbentuk dalam tubuh pasien kanker payudara. Partisipan penelitian ini adalah tiga puluh pasien kanker payudara yang menggunakan doksorubisin dalam regimen terapinya. Sampel dianalisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi-Tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Preparasi sampel plasma darah sebanyak 250 mL dilakukan menggunakan pengendapan protein dengan metanol. Fase gerak terdiri dari asam asetat 0,1% (eluen A) dan asetonitril (eluen B) dengan elusi gradien, laju alir 0,15 mL/menit. Metode ini linier pada rentang 1-1000 ng/mL untuk doksorubisin dan 0,5-500 ng/mL untuk doksorubisinol. Analisis sampel menghasilkan data berupa rentang kadar terukur untuk doksorubisin sebesar 12,54-620,01 ng/mL serta doksorubisinol sebesar 1,10-27,00 ng/mL. Dosis kumulatif pada pasien untuk doksorubisin memiliki rentang 48,76-290,34 mg/m2, sehingga dapat disimpulkan risiko pasien pada penelitian ini terkena kardiomiopati berada di bawah angka kejadian 4% menurut literatur.
Doxorubicin was an anthracycline antibiotic used for anticancer agent. This anticancer agent was one of the first line anticancer therapies which had clinical activity in breast cancer. Doxorubicin was metabolized in the body into its main metabolite, doxorubicinol. The metabolite and caused cardiomyopathy, or hearts failure, due to its cardiotoxicity. This cardiotoxicity effect depended on the amount of doxorubicin and doxorubicinol accumulated in the body. This study aimed to analysis the level of doxorubicin and doxorubicinol in the blood plasma of breast cancer patients. Participants of this study were 30 breast cancer patients who received doxorubicin in their therapy regiment. The samples were analyzed using Ultra High Performance Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry (UHPLC-MS/MS). Sample preparation of 250 mL plasma was performed by protein precipitation using methanol. The mobile phase consisted of acetate acid 0,1% (eluent A) and acetonitrile (eluent B) with gradient elution, and the flow rate of 0,15 mL/min. This method was linear in the range of 1-1000 ng/mL for doxorubicin and 0,5-500 ng/mL for. Results showed that the measured concentration values of doxorubicin and doxorubicinol ranged between 12,54-620,01 ng/mL and 1,10-27,00 ng/mL respectively. The measured cumulative doses of doxorubicin ranged between 48,76-290,34 mg/m2, thus the risk of cardiomyopathy in the surveyed patients was under 4% according to the literature.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library