Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Roy Indra Jaya Sukma Putra
"ABSTRAK
Dalam rangka melaksanakan pembangunan jangka panjang di
Indonesia, dibutuhkan banyak modal untuk investasi. Adanya globalisasi di
berbagai bidang, termasuk di pasar finansial, rnenyebabkan lalu lintas modal
semakin terbuka dan modal yang dibutuhkan semakin mudah diperoleh.
Dengan semakin terbukanya lalu lintas modal dalam bentuk valuta
asing dan berbagai negara, maka resiko valuta asing yang ditimbulkannya akan
sernakin besar pula. Dan untuk mengatasi resiko tersebut, diperlukan berbagai
tindakan pengamanan (hedging).
Bank X sebagai bank devisa yang berbentuk BUMN, turut
menyediakan dan mengelola dana valuta asing untuk menunjang pembangunan
nasional. Di dalam mengelola dana valuta asing tersebut, Bank X menghadapi
berbagai resiko. Resiko yang dihadapi di antaranya adalah resiko akibat kurs
(nilai tukar) vaiuta asing dan resiko yang berkenaan dengan Posisi Devisa Neto
(PDN, tidak boleh melebilii 20% dari modal sendiri).
Dalam mengatasi resiko kurs valuta asing, Bank X melakukan
manajernen resiko dengan melaksanakan transaksi swap dan forward;
sedangkan untuk mengatur PDN, Bank X melakukan teknik squaring position.
Agar Bank X dapat sernakin efisien dalam rnenanganifmanajemen resiko dana
valuta asing, Bank X harus dapat melakukan sistem kontrol yang balk terhadap
pengelolaan dana valuta asing serta mampu mernanfaatkan instrumen-instrumen
pengamanan yang baru
"
Lengkap +
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonifacius Prasetyo
"ABSTRAK
Pasar uang dunia semakin marak sejak runtuhnya sistem mata uang tetap, Bretton Woods di tahun 1973 menjacii sistem nilai tukar mengambang. Imphkasí logis dan sistem nilai tukar ¡ni adalah semakin berfluktuasinya nilai tukar dunia. Nilai tukar atau kurs didefinisikan sebagai harga relatif dua mata uang yang berbeda.
Fluktuasi nilal tukar berlangsung sepanjang waktu sehingga akan berdampak pada exposure keuangan sebuah perusahaan yang beroperasi secara internasional. Exposure ini meliputi accounting/translation exposure yang berasal dari ?penterjemahan? atau translasi mata uang asing dalam mata uang domestik untuk kebutuhan penyajian laporan keuangan, transaction exposure yang berasal dan transaksi yang dilakukan dalam dua mata uang yang berbeda dan economic exposure yang melihat nilai tukar dan sisi riilnya: melihat daya saing sebuah negara atau perusahaan di dalam meproduksi barang dan atau jasa tersebut. Resiko kurs akan muricul dalam wujud dua karakteristik terakhir exposure tersebut.
Dihadapkan pada resiko kurs. yang akan mempengaruhi arus kas dan pada giliranflya akan mempengaftihi kinerja keuangafl perusahaafl secara keseluruhan, seorang pimpinan perusahaafl harus mampu untuk mengidentifikasi, mengukur dan kemudian mengelola resiko kurs tersebut. Pengelolaafl resiko berbentuk tindakan hedging melalui transaksi pada pasar fo,ward, pasar uarig dan/atau Options.
PT XYZ di dalam operasinya menghadapi resiko kurs yang meliputi transaction exposure dan economic exposure. Transaction exposure tersebut dapat diatasi melalui transaksí menjual dollar AS forward dan/atau melakukan pinjam-meminjam di pasar uang dan sekaligus menjual dollar AS forward dan/atau menjual dollar AS CaIl/Rupiah Put di pasar Options. Hedging yang merupakan sebuah proses mengelola resiko akan baik jika ?biaya? (cost of hedging) tersebut dapat menutupi kegunaafl (benefit) dan resiko yang mungkin timbul.
Resiko yang berasal dari economic exposure diatasi dengan kebijakan yang berorientasi pada pemasaran yaitu kebijakan harga, pilihan pasar dan promosi serta yang berorientasi pada proses produksi yaitu efisiensi.
PT XYZ juga menghadaPi resiko non kurs yaltu turunflYa harga juaf produknya di pasar dunia. Resiko ini dapat dikelola melalul transaksi di pasar komoditi Future."
Lengkap +
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Yogieiswantoro
"The currency or foreign exchange (FX) market is the largest financial market in the world, with trading volumes surpassing $1,9 trillion a day. Although primarily dominated by a worldwide network of interbank traders, a new era of internet-base communication technologies has recently allowed individual investors to gain direct access to this popular and profitable market. Trading in the foreign exchange market is an alternative tool for investment other than investing in stock market.
The tax issues on gain from foreign exchange trading tend to be disorienting since there are no tax circular that regulates the implementation of foreign exchange trading in Indonesia. Since the absence of specific income tax law on gain from forex trading, this research attempts to explain the nature of foreign exchange trading itself, then it will describe the difference between the US Income tax treatment and the Indonesian income tax treatment on gain on forex trading followed by the conclusion to propose the right alternative tax treatment to be implemented in Indonesia. This research uses qualitative approach with descriptive technique. Library study, field study and benchmarking are chosen to gather the information. The field study is executed by interviewing tax officers, brokers, and academic scholar. While as the benchmarking is being executed by comparing with tax rule in the United State of America to propose the right tax treatment to be implemented in Indonesia.
Forex trading is traded in the Over the Counter Market where there are no centralized exchanges. The nature of forex trading is to speculate in buying or selling foreign currency contract in the spot market. According to the Indonesian income tax regulation article 4(1) leter l stated that gain on foreign exchange are treated as an taxable object whilst loss on foreign exchange principally could be recognized as deductible expense. Since the absence of specific regulation relating to the tax treatment on forex trading therefore the general rule may apply, the general rule stated forex trading falls under business income category and that all increase in economic capability originating from Indonesia as well as from offshore shall be accumulated and taxed according to article 17 tax rate.
Differ from the Indonesia tax law, the US tax law on profit from the fluctuation in foreign exchange rates are treated differently from foreign exchange trading. The fluctuation in foreign exchange rate as as part of their normal course of business fall under IRC Section 988. Gains and losses from foreign exchange (such as buying and selling of foreign goods) are treated as interest income or expense and get taxed accordingly. Since forex traders are also exposed to daily exchange rate fluctuations, their trading activity falls under the provisions of Section 988. These daily fluctuations can be considered part of a currency trader's assets in the normal course of his business; the IRS gives the trader the option of rejecting (opting out) of Section 988 and electing that the gains be taxed under the favorable 60/40 split of IRC Section 1256. Under IRC Section 1256, forex traders can have a significant advantage over stock traders. Forex traders are allowed to split their capital gains using a 60% / 40% split. This means that 60% of the capital gains are taxed at the lower, long-term capital gains rate (currently 15%) and the remaining 40% at the ordinary or short-term capital gains rate, which depends on the tax bracket the trader falls under (as high as 35%). This results in an average rate of 23%, which is 12% less than the regular (short-term) rate.
From the comparative study between the US tax laws on foreign exchange trading, this research propose an alternative tax policy on forex trading in Indonesia. One of the alternative is only net gain are calculated and tax. The second alternative to be implemented in the form of withholding final tax payment from every realize transaction."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Istama Tatang Siddharta
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyana Miranti
"Penelitian memiliki tujuan untuk menganalisa dampak interkoneksi, tarif akuntansi dan kurs valuta asing terhadap akuntansi pendapatan jasa telepon internasional. Penelitian meliputi penelitian lapangan. Selain itu, penelitian juga mencakup telaah kepustakaan yang mendukung penelitian ini. Penelitian ini menggambarkan kompleksnya akuntansi pendapatan jasa telepon internasional sehubungan dengan masalah interkoneksi. Interkoneksi mencakup interkoneksi antara penyelenggara jasa telepon internasional dan juga interkoneksi antara penyelenggara jasa telepon domestik dan penyelenggara jasa telepon internasional. Penurunan tarif akuntansi menyebabkan penurunan pendapatan telepon internasional. Perubahan kurs valuta asing menyebabkan kenaikan pendapatan telepon internasional. Penurunan tarif pungut dan tarif telekomunikasi lintas batas menyebabkan penurunan pendapatan telepon internasional. Berdasarkan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa akuntansi pendapatan jasa telepon internasional merupakan akuntansi pendapatan khusus sesuai dengan PSAK No. 35 tentang Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi. Penulis juga menyimpulkan bahwa pertumbuhan riil pendapatan mendekati pertumbuhan trafik telepon internasional. Penulis menyarankan pemakaian istilah interkoneksi diperluas tidak hanya antara penyelenggara jasa telekomunikasi domestik dengan internasional tetapi juga mencakup hubungan antara penyelenggara jasa telekomunikasi internasional. Penulis juga menyarankan agar konsep pembagian pendapatan sesuai dengan PSAK No. 35 butir 12 (a) dipertimbangkan dalam pola kerjasama antara penyelenggara jasa telekomunikasi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Yudhistia
"Salah satu indikasi keberadaan kondisi ekuilibrium dalam suatu pasar terletak pada keakuratan harga dari komoditi yang diperjualbelikan dalam mencerminkan segala informasi relevan yang ada. Dalam hubungan dengan pasar valuta asing, indikasi keberadaan ekuilibrium terletak pada keakuratan dari nilai tukar suatu mata uang dalam mencerminkan informasi yang ada dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Konsep ekuilibrium uncovered interest parity (ULP) mengandung pengertian dasar yang sama dengan konsep yang telah dibahas pada paragraf pertama. Syarat tercapainya ekuilibrium UIP adalah bahwa nilai tukar forward merupakan penduga yang tidak bias bagi nilai tukar spot di masa depan. Anti dari penduga yang tidak bias adalah bahwa nilai tukar forward mampu menduga besar nilai tukar spot yang terjadi di masa depan dengan jumlah dan besar kesalahan duga yang seimbang baik positif maupun negatif. Jika kondisi ini tercapai, maka dapat disimpulkan ada indikasi keberadaan kondisi efisiensi dalam pasar valuta asing yang bersangkutan. Metode pembuktian keberadaan kondisi efisiensi pasar valuta asing yang utama digunakan dalam skripsi ini adalah metode kointegrasi (cointegration method). Kombinasi linear antara variabel independen dan dependen dikatakan mempunyai sifat stasioner (terkointegrasi) apabila kedua variabel tersebut memiliki orde diferensial yang sama untuk mencapai stasioner. Dengan menggunakan unit root test dan nilai kritis Dickey-Fuller, dapat diketahui apakah variabel dependen dan independen memiliki orde diferensial yang sama. Metode ini digunakan oleh Dr. Imad A. Moosa dan Dr. Razzaque H. Bhatti dalam penelitiannya mengenai integrasi pasar uang Asia di tahun 1997 yang dimuat dalam International Economic Journal, volume 11, No. 1.. Variabel independen dalam perhitungan adalah nilai tukar forward yang sesuai dengan kondisi covered interest parity. Sedangkan variabel dependen adalah nilai tukar spot yang sebenarnya terjadi di masa depan yaitu pada jangka waktu yang sama dengan periode kontrak forward. Bahanbahan data empiris yang digunakan adalah data nilai tukar spot dari Baht, Peso, Ringgit, Rupiah dan Dollar Singapura terhadap U.S. Dollar, serta data tingkat suku bunga yang berlaku di negara-negara ASEAN tersebut. Perhitungan dan interpretasi data-data tersebut dilakukan dengan program statistik TSP dan SPSS. Hasil akhir menunjukkan, untuk Thailand dan Malaysia ada indikasi keberadaan efisiensi pasar valuta asing yang tercermin dari terkointegrasinya variabel independen dan dependen. Sedangkan untuk Singapura dan Filipina tidak ditemukan indikasi keberadaan efisiensi pasar valuta asing."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
S19190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frento T. Suharto
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012
332.45 FRE j (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Achmad Chair
"ABSTRAK
Dalam masa deregulasi perbankan seperti saat ini maka
bank dituntut untuk lebih professional dalam mengelola
usahanya, mengingat semakin ketatnya persaingan mengakibatkan
kemampuan bank menghasilkan laba dapat menurun. Terutama bagi
bank?bank pemerintah yang pada masa pra deregulasi menguasai
bisnis perbankan, dengan pola kerjanya yang seller?s market
harus merombak total pola kerja tersebut menjadi buyer?s
market sesuai dengan alam deregulasi ini. Hampir semua
bank yang beroperasi menginginkan agar statusnya dapat
meningkat menjadi bank devisa. Hal tersebut tidak terlepas
dan kenyataafl bahwa transaksi devisa selama ini dapat
menyumbangkan penghasilan yang cukup besar bagi bank. Namun
transaksi devisa tersebut harus dikelola dengan baik agar
tujuannya untuk uienyumbangkan penghasilan tersebut dapat
tercapai. Perigelolaan yang tidak baik mungkin malah justru
merugikan bank, atau setidak-tidaknya laba yang dihasilkan
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam rangka mengelola transaksi devisa tersebut tidak
dapat dipisahkan dan ?assets liability management? bank
secara keseluruhan, mengingat setiap langkah yang akan
diambil dalam transaksi devisa harus memperhatikan bagaimana
struktur pendanaan serta penggunaan dananya, ada atau
tidaknya maturity gap, serta interest sensitivity daripada
assets dan liability tersebut.
Karya akhir ini mencoba melihat bagaimana pengelolaan
transaksi devisa di Bank Negara, dikaitkafl dengan usaha untuk
meningkatkan laba dan transaksi devisa. Hal ini mengingat
berdasarkan data beberapa tahun terakhir ternyata laba dan
transaksi devisa terus menurun. Penurunan laba tersebut
selain disebabkan dan interest margin yang memang seinakin
menipis, juga karena pengelolaan yang kurang sempurna karena
peralatan untuk melakukan analisa dalam rangka pengelolaan
dana valuta asing tersebut belum dikembangkan.
"
Lengkap +
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>