Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Listarina
"ABSTRAK
Vanilin adalah suatu bahan tambahan makanan yang digunakan sebagai pemberi rasa pada kue, minuman ringan, dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan zaman, derivat suatu vanilin yaitu vanilil butil eter dapat digunakan sebagai

ABSTRACT
Vanillin is a food additive used as a flavoring in cakes, soft drinks, and others. Along with the times, a vanillin derivative is vanillyl butyl ether could be used as warming agents. The aim of this study were to synthesis vanilla butty ether from vanillin X and to obtain the levels of vanillyl butyl ether?s synthesis compound. Synthesis vanillyl butyl ether used catalytic sodium borohydride. Synthesis performed in strongly acidic conditions and neutralized with Na2CO3 solution.
The purity of vanillyl butyl ether?s synthesis were detected by thin layer chromatography-densitometry, structure ether?s formation were identificated by
infrared spectrophotometry, retention time and levels of vanillyl butyl ether were determined by gas chromatography. From the analysis by infrared spectrophotometry and gas chromatography, vanillyl butyl ether?s synthesis compound equal of standard vanillyl butyl ether. Analysis was performed using gas chromatography with VB-wax column (60 m x 0,32 mm), column temperature was programmed 160-220oC, increased by 2oC/minute and held for 5 minutes. The temperature of injector and detector were 230 and 250oC; helium gas flow rate was 1,0 ml/minute; injection volume was 1,0 l, and detected with a flame ionization detector. At this optimum condition, retention time of standard vanillyl butyl ether was 10,094 minutes and retention time of vanillyl butyl ether?s synthesis compound was 10,095 minutes. The levels of vanillyl butyl ether?s synthesis compound was 38,01 + 0,63%. The yield of vanillyl butyl ether?s synthesis was 79,86 %.
pemberi rasa hangat atau yang disebut dengan warming agent. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis vanilil butil eter dari vanilin cap X dan memperoleh kadar vanilil butil eter hasil sintesis. Sintesis vanilil butil eter menggunakan katalis natrium borohidrida. Sintesis dilakukan dalam kondisi asam
kuat dan dinetralisasi dengan larutan Na2CO3. Vanilil butil eter hasil sintesis diuji kemurniannya dengan KLT densitometri, pembentukan gugus eter diidentifikasi
dengan spektrofotometer infra merah, waktu retensi dan kadar vanilil butil eter hasil sintesis dianalisis dengan kromatografi gas. Dari hasil analisis dengan
spektrofotometer infra merah dan kromatografi gas, senyawa vanilil butil eter hasil sintesis sama dengan standar vanilil butil eter. Pada kromatografi gas,
analisis dilakukan dengan kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), temperatur kolom terprogram 160-220oC, kenaikkan 2oC/menit dan dipertahankan selama 5 menit.
Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230 dan 250oC; laju alir gas helium 1,0 ml/menit, volume penyuntikkan 1,0 l, dan dideteksi dengan detektor
ionisasi nyala. Pada kondisi optimum waktu retensi standar vanilil butil eter adalah 10,094 menit dan waktu retensi vanilil butil eter hasil sintesis adalah
10,095 menit. Kadar vanilil butil eter hasil sintesis adalah 38,01 + 0,63%.
Rendemen senyawa vanilil butil eter hasil sintesis sebesar 79,86%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1799
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hawa
"Karbonidrat, merupakan senyawa organik yang ditemukan di alam dengan unsur utama penyusunnya karbon, nidrogen, dan oksigen. Salah satu jenis senyawa karbonidrat yang paling sering dijumpai adalan sukrosa. Sukrosa memiliki banyak gugus nidroksil seningga sukrosa dapat membentuk senyawa ester apabila direaksikan dengan senyawa yang memiliki gugus karboksilat Salan satu conton senyawa yang memiliki gugus karboksilat ialan senyawa asam vanilat yang terbentuk dari reaksi oksidasi senyawa vanilin. Pada penelitian ini senyawa ester bernasil disintesis dari sukrosa dan asarn vanilat. Asarn vanilat yang digunakan berasal dari vanilin yang telan dioksidasi olen Ag2O yang terbentuk dari reaksi AgNO3 dengan NaOH yang berlebin Asam vanilat yang dinasilkan pada percobaan seberat 2,8866 g dengan rendemen sebesar 85,89%. Kemudian esteritikasi sukrosa dengan asam vanilat pada percobaan ini sama-sama dilakukan dengan menggunakan DCC dan D|\/IAP sebagai aktivator dan katalis, tetapi keduanya dibuat dengan Cara berbeda. Selain itu jumlan sukrosa dan asam vanilat yang digunakan pada masing-masing reaksi pun berbeda pula. Ester pertama dibuat dengan menggunakan perbandingan mol sukrosa ternadap asam vanilat satu banding delapan, menggunakan D|\/IF sebagai pelarut, serta melalui proses pengadukan 24 jam pada temperatur ruang. Sedangkan ester kedua dibuat dengan menggunakan perbandingan mol sukrosa ternadap asam vanilat satu banding tiga, menggunakan piridin sebagai pelarut, serta melalui proses refluks 24 jam pada temperatur 6O°C. Ftendemen ester yang diperoleh sebesar 9,22% untuk ester pertama dan 15,03% untuk ester kedua. Kedua ester yang diperoleh diuji dengan KLT dan FTIFL"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvin Hadi Widjaja
"Beberapa turunan imidazolon terbukti mempunyai aktivitas inhibitor
siklooksigenase. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa turunan
imidazolon tersubstitusi benzen sulfonamida yaitu N-[{4-(5-okso-2-fenil-4-{(4-
hidroksi-3-metoksi)fenilmetilidena}-4,5-dihidro-1H-imidazol-1-il) benzen}sulfon
il]asetamida. Senyawa ini disintesis melalui tiga tahap. Pada tahap pertama,
benzoil klorida direaksikan dengan glisin untuk menghasilkan benzoil glisin /
asam hipurat; pada tahap kedua, hasil yang diperoleh pada tahap pertama
direaksikan dengan vanilin untuk menghasilkan 4-(4-hidroksi-3-metoksi
benziliden)-2-feniloksazol-5-on; dan pada tahap terakhir, hasil yang diperoleh dari
tahap kedua direaksikan dengan sulfasetamid Na untuk memperoleh senyawa
akhir yang diduga N-[{4-(5-okso-2-fenil-4-{(4-hidroksi-3-metoksi)fenil
metilidena}- 4,5-dihidro-1H-imidazol-1-il)benzen}sulfonil]asetamida. Hasil yang
diperoleh dalam setiap tahap dimurnikan dengan cara pencucian dan rekristalisasi;
diuji kemurniannya dengan pemeriksaan jarak lebur dan kromatografi lapis tipis;
dan dielusidasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer infra
merah, dan spektrometer 1H-NMR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk
sintesis tahap 1 adalah senyawa yang diharapkan (benzoilglisin), produk sintesis
tahap 2 adalah senyawa asetil dari senyawa yang diharapkan, sedangkan produk
sintesis tahap 3 bukan senyawa yang diharapkan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33152
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilyatudini
"Meningkatnya jumlah permintaan vanilin oleh industri dan farmasi, mendorong peneliti untuk mencoba mengembangkan metode sintesis vanilin. Sebelumnya vanilin dapat disintesis dari bahan dasar lignosulfat yang berasal dari limbah pabrik kertas. Vanilin juga dapat disintesis dari bahan dasar glukosida coniferil alkohol, lignin, guaiokol, dan eugenol menggunakan katalis dan oksidator. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis vanilin dari bahan dasar isoeugenol melalui metode elektrokimia dengan menggunakan elektroda kerja Pt dan BDD. Isoeugenol mengalami oksidasi disertai pemutusan ikatan C-C membentuk gugus aldehida. Penentuan nilai potensial oksidasi isoeugenol dengan metode siklik voltametri untuk elektroda Pt dan BDD masing-masing adalah 0,41 V dan 0,76 V. Sintesis vanilin dilakukan dengan metode kronoamperometri menggunakan satu dan dua kompartemen. % area vanilin tertinggi dengan satu kompartemen untuk masing-masing elektroda Pt dan BDD adalah 2,9 % dan 1.33 %, dengan dua kompartemen adalah 2,88%. Hasil kronoamperometri dikarakterisasi dengan instrumen GC, GC-MS, dan FTIR. Hasil MS menunjukkan pola fragmentasi vanilin pada nilai m/z 152, 151, 137, 109, 81, 51, dan 15. Sedangkan grafik FTIR menunjukkan munculnya puncak di sekitar bilangan gelombang 1600-1700 cm-1 untuk vibrasi karbonil dan 2 puncak vibrasi C-H khas aldehida pada 2700 cm-1 dan 2800 cm-1.
from paper mill waste. Vanillin can also be synthesized from base materials such as glucoside coniferil alcohol, lignin, guaiokol, and eugenol using a catalyst and oxidant. In this study, vanillin was shynthesized from isoeugenol through an electrochemical method using Pt and BDD electrode. Isoeugenol undergoes oxidation accompanied by the termination of C-C bond forming an aldehyde group. The determination of the oxidation potential of isoeugenol with cyclic voltammetry method for Pt and BDD electrodes are 0,41 V and 0,76 V respectively. The synthesis of vanillin was conducted using chronoamperometry using one and two compartments. The highest % area of vanillin using one compartment for Pt and BDD electrode are 2,9% and 1,33% respectively, using two compartments are 2,88% with Pt electrode. The results of chronoamperometry were characterized by instrument GC, GC-MS, and FTIR. MS results showed fragmentation patterns of vanillin in the value of m/z 152, 151, 137, 109, 81, 51, and 15, while the FTIR analysis showed the peaks around at 1600-1700 cm-1 for the carbonyl vibration and two peaks at 2700 cm-1 and 2800 cm-1 for C-H vibration typical aldehyde."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyssa Adriana
"ABSTRAK
Oksazolon merupakan golongan senyawa heterosiklik dengan lima atom penyusun. Oksazolon telah diteliti manfaatnya sebagai senyawa prekusor dan senyawa dengan aktivitas biologis. Senyawa ini umumnya disintesis dengan mendehidrasi asetilglisin atau benzoilglisin kemudian mengkondensasinya dengan benzaldehid. Reaksi ini menggunakan katalis anhidrida asetat dan natrium asetat anhidrat. Tujuan dari penelitian ini adalah mensintesis asetilglisin dan 4-(4?-hidroksi-3?-metoksibenzilidena)-2-metiloksazol-5-on yang merupakan turunan dari senyawa benzilidena oksazolon. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan. Pada tahap pertama dilakukan sintesis asetilglisin dengan mereaksikan glisin dengan anhidrida asetat. Pada tahap kedua dilakukan sintesis oksazolon dengan mereaksikan asetilglisin, yang telah diperoleh dari tahap pertama, dengan vanilin. Hasil sintesis diisolasi dan dimurnikan dengan proses rekristalisasi. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dan pengujian jarak lebur. Struktur senyawa yang telah murni dielusidasi dengan metode spektrofotometri UV-Vis, spektroskopi inframerah, dan spektroskopi 1H-NMR. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi serbuk berwarna kuning. Kemurnian ditunjukkan oleh kromatogram dengan bercak tunggal dan jarak lebur, yaitu 76-78°C. Interpretasi data elusidasi struktur tidak menunjukkan senyawa yang diharapkan, melainkan 4-formil-2-metoksifenilasetat dengan randemen sebesar 1,82%.

ABSTRACT
Oxazolone is one of five members heterocyclic compounds. Oxazolone has been studied for its purpose as precursor and biologically active compound. This compound is generally synthesized by dehydrating the acetylglycine or benzoylglycine then condensing them with benzaldehyde. This reaction uses acetic anhydride and sodium acetate anhydrous as catalyst. The objective of this research was to synthesize acetylglycine and 4-(4?-hydroxy-3?-methoxybenzylidene)-2-methyloxazol-5-one which is a benzylidene oxazolone derivate. This research was done in two steps. In the first step, the acetylglycine was synthesized by reacting glycine with acetic anhydride. In the second step, the oxazolone was synthesized by reacting the acetylglycine which had been obtained from the first step with vanillin. The product was isolated and purified by recrystallization. The purity test was done by thin layer chromatography and melting range determination. The structure of pure compound was elucidated by spectrophotometry UV-Vis, infrared spectroscopy, and 1H-NMR spectroscopy. In this research, the yellow solid had been isolated. The purity was shown by the single-spot chromatogram and melting range, said 76-78°C. The interpretation of structure elucidation data didn?t show the expected compound, otherwise it was 4-formyl-2-methoxyphenylacetate and the yield was 1,82%."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S655
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library