Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian isolasi dan seleksi bakteri termofilik penghasil xilanase dari sumber air panas di desa Batukuya, Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri (LTB), BPP Teknologi, Serpong. Penelitian bertujuan memperoleh isolat bakteri termofilik yang manghasilkan xilanase termostabil dan mengetahui konsentrasi substrat dan pH optimum produksi xilanase dari isolat bakteri tersebut. Isolasi diawali dengan regenerasi sampel yang telah disimpan selama 18 bulan pada suhu -85° C menggunakan medium cair LB+xilosa. Isolasi, purifikasi dan penghitungan indeks aktivitas xilanase dilakukan pada medium padat LB+xilan (oat spelt). Isolat yang diperoleh dihitung indeks aktivitas xilanolitiknya (IAX) dengan cara mengukur diameter koloni dan diameter zona bening. Produksi xilanase dilakukan selama 24 jam; suhu 55° C; 150 rpm menggunakan medium cair LB + xilan dengan variasi konsentrasi substrat 0,2%; 0,35%; 0,5%; 0,65% dan 0,8% (g/ml) dan variasi pH 5, 6, 7, 8 dan 9. Enzim kasar yang diperoleh dihitung aktivitas, kadar protein dan aktivitas spesifiknya. Hasil yang diperoleh hanya satu isolat, yaitu isolat Bky/9/4a yang memiliki rerata IAX sebesar 3,09. Isolat Bky/9/4a mencapai aktivitas xilanase dan aktivitas spesifik optimum pada masa inkubasi 16 jam, sedangkan kadar protein relatif tetap selama masa inkubasi. Produksi xilanase dengan variasi konsentrasi substrat mencapai aktivitas optimum pada konsentrasi 0,5% (8,85 U/ml), sedangkan produksi xilanase dengan variasi pH mencapai aktivitas tertinggi pada pH 6 (16,64 U/ml). Hasil analisis statistik ANOVA pada α=0,05 menunjukkan bahwa variasi konsentrasi substrat dan pH yang diuji tidak berpengaruh terhadap aktivitas xilanase dan kadar protein.
Universitas Indonesia, 2007
S31435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian pengaruh variasi substrat lipid terhadap aktivitas lipase khamir isolat SD 2421 telah dilakukan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi FMIPA UI Depok, selama enam bulan sejak September 2006 hingga Februari 2007. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan variasi konsentrasi substrat lipid. Substrat lipid yang digunakan adalah minyak zaitun, minyak kacang kedelai, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak kelapa, dan tween 80, (2%) (v/v). Aktivitas lipase tertinggi diperoleh dari minyak zaitun (2%) (v/v) sebesar 2,26 ± 0,04 U/mL, dengan inkubasi 48 jam. Variasi konsentrasi substrat lipid terpilih adalah 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; dan 3 (%) (v/v). Aktivitas lipase tertinggi pada konsentrasi minyak zaitun 2,5% (v/v) sebesar 2,54 ± 0,11 U/mL, dengan inkubasi 48 jam. Kurva produksi lipase dilakukan menggunakan minyak zaitun dan konsentrasi substrat lipid optimal pada waktu inkubasi 0, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 20, 22, 24, 28, 32, 36, 42, 44, 48, 52, 60, 68, dan 72 jam. Aktivitas lipase tertinggi diperoleh pada inkubasi 12 jam sebesar 2,25 U/mL. Fermentasi dilakukan dalam medium YNBB dan NaCl 1,5% (b/v); substrat lipid (2%) (v/v); dan suspensi sel (3,03--3,57 x 108 CFU/ml).
Universitas Indonesia, 2007
S31477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Sandra Clarissa
Abstrak :
Kebutuhan akan penggunaan radiasi pengion pada sektor kesehatan (diagnostik dan terapi) kian meningkat setiap tahunnya. Dalam penggunaannya, perlu dipastikan bahwa pemberian dosis yang diterima pasien sudah akurat sehingga perlu adanya audit dosis guna membantu keamanan dan efektivitas dalam pemaparan radiasi. Dosimeter termoluminesensi (TLD) merupakan salah satu alat ukur radiasi dengan pengukuran yang persisi karena mampu menghasilkan distribusi dosis yang homogen. TLD berbahan kalsium sulfat (CaSO4) merupakan salah satu material TLD yang banyak digunakan karena memiliki sensitivitas yang tinggi. Pemberian pendadah Cu pada TLD berbahan fosfor dilaporkan dapat menambah jangkauan respon bacaan TL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pendadah Cu paling optimum untuk CaSO4. TLD dibuat menggunakan metode sintesis ko-presipitasi dengan bahan dasar CaCl2, (NH4)2SO4, dan CuCl2. Penambahan CuCl2 divariasikan dengan konsentrasi yang berbeda (0,1, 0,5, 1,0, dan 1,5 mol%). Serbuk TLD hasil sintesis kemudian dikompaksi menjadi bentuk pellet untuk kemudahan penggunaannya. Selanjutnya dilakukan analisis uji morfologi dan komposisi bahan menggunakan XRD dan SEM-EDS. Hasil XRD menunjukan bahwa TLD hasil sintesis memiliki struktur kristal dalam bentuk ortorombik dan hasil SEM-EDS menunjukan penambahan pendadah Cu menyebabkan berkurangnya ukuran partikel CaSO4. Berdasarkan hasil uji respon terhadap sinar-X, TLD dengan penambahan konsentrasi pendadah Cu sebesar 0,1 mol% memiliki tanggapan paling optimum terhadap radiasi sinar-X pada energi 70 kV. Dengan nilai deviasi tanggapan yang rendah, TLD CaSO4:Cu dapat dipertimbangkan penggunaannya untuk aplikasi medik dengan energi radiasi yang rendah.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Octaviani
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran konduktivitas termal nanofluida alumina dengan variasi konsentrasi nanofluida dan variasi waktu vibrasi ultrasonik. Sintesis nanofluida dilakukan dengan mendispersikan nanopartikel Al2O3 dengan ukuran 13 nm kedalam fluida dasar air. Dari hasil penelitian diperoleh nanofluida yang optimum adalah nanofluida dengan waktu vibrasi ultrasonik 10 menit pada konsentrasi nanofluida alumina 4% volume yang menghasilkan nilai konduktivitas termal nanofluida sebesar 1,395 W/moC atau sekitar 2 kali konduktivitas termal fluida dasarnya. ......This study measured the thermal conductivity of nanofluids based alumina with various nanofluids concentration and time variations of ultrasonic vibrations. Nanofluids synthesis performed with Al2O3 nanoparticles with 13 nm size was dispersed into the water-based fluid. The result showed that the optimum ultrasonic vibration time is 10 minutes in 4% volume concentration of alumina nanofluids which result in 1.395 W/moC of nanofluids thermal conductivity approximately twice amount of the base fluid thermal conductivity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51900
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nahumury, Fluordy E.
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan rekayasa untuk mendapatkan kondisi yang optimum dari nanofluida TiO2 dengan memvariasikan konsentrasi nanofluida dan waktu sonikasi. Nanofluida dibuat dengan mendispersikan nanopartikel TiO2 dengan diameter partikel sebesar 21 nm dalam air, konsentrasi nanofluida sebesar 0,5-8,0 % volume dan waktu sonikasi adalah 5, 10, 15 dan 30 menit. Alat Decagon-KD2 digunakan untuk mengukur nilai konduktivitas termal nanofluida TiO2. Kondisi optimum nanofluida TiO2 dalam penelitian ini diperoleh pada waktu sonikasi selama 10 menit dengan konsentrasi 5 %, dimana nilai konduktivitas termal nanofluida sebesar 1,3 kali dari konduktivitas termal fluida dasarnya dan peningkatan konduktivitas termal sebesar 40 % dari nanofluida yang tidak disonikasi. ......This study conducted engineering to obtain the optimum conditions of nanofluids TiO2 with varying concentrations and sonication time of nanofluids. Nanofluids synthesis performed with TiO2 nanoparticles 21 nm size was dispersed into the water based fluid. Various concentration is 0.5-8% vol and sonication time is 5. 10. 15. and 30 minutes. Decagon-KD2 instrument used to measured the thermal conductivity of nanofluids. The result showed that the optimum sonication time is 10 minutes in 5 % volume concentration of TiO2 wich can increase 40 % thermal conductivity from the nanofluids with no sonication and 1.3 times higher than amount of the base fluids thermal conductivity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51987
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fa`Iza Ramadhani
Abstrak :
Penyebab kerusakan lingkungan akibat polutan udara dihasilkan dari gas hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti gas NOx. Metode penyisihan basah memanfaatkan kontak antara gas dengan cairan absorben yang dapat diaplikasikan pada teknologi membran kontaktor serat berongga yang memiliki luas permukaan kontak yang lebih besar dibanding teknologi konvensional. Absorben HNO3 yang digunakan mengubah bentuk molekul NOx menjadi asam nitrat dengan bantuan autokatalis seperti H2O2, efisiensi penyisihan gas NOx menjadi semakin tinggi. Material serat membran polyvinylidene difluoride digunakan pada pengujian yang dilakukan dengan menutup ujung keluaran bagian tabung agar gas berdifusi melalui pori membran menyerupai reaktor gelembung. Variasi laju alir umpan gas NOx memengaruhi perubahan keempat parameter yang diuji. Variasi konsentrasi larutan absorben H2O2 dan jumlah serat membran memengaruhi parameter keefektifan penyisihan, koefisien perpindahan massa, dan NOx loading. Penyisihan gas NOx maksimum pada penelitian ini adalah sebesar 99,8% yang didapatkan dengan konsentrasi H2O2 sebesar 0,1% b/v, laju alir gas umpan sebesar 100 mL/menit, dengan modul membran sebanyak 40 buah. ......Environmental damage is caused by air pollutants mainly generated from combustion flue gas such as NOx gas. Wet scrubbing utilizes gas-liquid absorbent contact which can be applied to hollow fiber membrane contactors that have a larger contact surface area than conventional technology. Absorbent HNO3 used can change NOx form to nitric acid with the help of an autocatalyst such as H2O2 can enhance the efficiency of NOx isolation. Membrane fiber material polyvinylidene difluoride (PVDF) is used in research that is conducted to examine NOx isolation performance. One end of the membrane contactor is sealed; thus, gas could diffuse through membrane pores similar to bubble column reactor. Feed gas NOx flow rate variance gives changes in all four of the parameters. Auto catalyst H2O2 concentration and the number of fiber variance affects significantly on absorption efficiency, mass transfer coefficient, and NOx loading. Maximum NOx isolation achieved in this research is 99,8% with 0,1% wt H2O2 concentration, 100 mL/min feed gas flow rate with membrane module consisted of 40 fibers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Almaeda Reza
Abstrak :
NOx dan SO2 merupakan komponen primer hasil pembakaran bahan bakar fosil. Dengan dihadapinya komitmen serta tantangan dalam pengendalian emisi NOx dan SO2, maka dikembangkannya berbagai teknologi dan metode dalam penurunan tingkat emisi gas NOx dan SO2, salah satu diantaranya yaitu penggunaan metode basah penyisihan gas, yaitu wet scrubbing. Penyisihan pada penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan membran kontaktor serat berongga berbahan dasar PVDF (polyvinylidene fluoride). Larutan absorben yang digunakan yaitu H2O2 dan HNO3, dimana H2O2 berfungsi untuk menyisihkan NOx dan SO2 dengan mengubah gas NOx menjadi gas yang lebih larut dalam air, sedangkan HNO3 digunakan sebagai autokatalis untuk mempercepat laju reaksi penyisihan. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu laju alir gas umpan NOx dan SO2 dan konsentrasi H2O2 pada larutan absorben. Variasi laju alir gas umpan yang digunakan yaitu 100, 125, 150, 175, dan 200 mL/menit, sedangkan variasi konsentrasi yang digunakan yaitu 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; dan 0,1% b/v H2O2. Penelitian menghasilkan penyisihan gas NOx dan SO2 maksimum berurutan sebesar 98,5% dan 100%, yang didapatkan dengan konsentrasi H2O2 sebesar 0,1% b/v, pada laju alir gas umpan sebesar 100 mL/menit, dengan modul membran sebanyak 50 buah. ......NOx and SO2 are the primary gas components from the combustion of fossil fuels. With the commitment and challenges faced in controlling NOx and SO2 emissions, various technologies and methods were developed to reduce NOx and SO2 gas emission levels, one of which is the use of the wet gas removal method. The allowance in this study was carried out by using a hollow fiber contactor membrane made from PVDF (polyvinylidene fluoride). The absorbent solutions used are H2O2 and HNO3, where H2O2 was used to absorb the NOx and SO2 gases by converting NOx gas into a gas that is more soluble in water, while HNO3 is used as an autocatalyst to accelerate the rate of removal reactions. The independent variables in this study were the feed gas flow rate of NOx and SO2 and the concentration of H2O2 in the absorbent solution. Variations in the feed gas flow rate used were 100, 125, 150, 175, and 200 mL/minute, while the concentration variations used were 0.02; 0.04; 0.06; 0.08; and 0.1% w/v H2O2. The research resulted in maximum NOx and SO2 gas removal respectively 98.5% and 100%, which was obtained with a H2O2 concentration of 0.1%wt, a feed gas flow rate of 100 mL/min, and 50 membrane modules.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library