Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suroso
"Pestisida adalah suatu senyawa kimia yang merupakan bahan beracun dan berbahaya, yang bila tidak dikelola dengan bijaksana dan baik dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkunganya. Program pengamanan penggunaan pestisida pada tingkat petani kurang memadai, dampak negatifnya dapat berupa keracunan akut atau pun akibat keracunan jangka panjang juga tidak dapat terhindar. Ini terbukti masih tingginya angka keracunan pada petani di Kota Jambi pada tahun 2001.
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kondisi keracunan pungguna pestisida pada petani sayur di Kota Jambi. Propinsi Jambi dan fakfor-fakfor apa yang berhubungan dengan keracunan tersebut. Faktor-faktor yang diduga adalah umur, jenis kelamin, lama pendidikan, status pekerjaan petani, pengetahuan, perilaku, penggunaan APD, leas lahan, lama penyemprotan perhari, frekuensi penyemprotan per minggu, lama penanganan, teknik penyemprotan dan jenis/goloragan pestisida yang digunakan.
Penelitian bersifat deskriptif analitik menggunakan metode Observasional dengan desain penelitian kasus kontrol dengan jumlah responden sebanyak 134 petani untuk kasus dan 134 petani untuk kontrol. Hasil uji bivariate dengan menggunakan uji statistik chi-square menunjukan beberapa variabel yang berhubungan signifikan/bermakna adalah variabel umur (p-value = 0,009), perilaku petani (p-value = 0,001), penggunaan APD (p-value = 0,000), lama penyemprotan perjam perhari (p-value = 0,006), dan lama penanganan (p-value = 0,037) dengan kejadian keracunan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk hubungan yang tidak signifikan/bermakna adalah variabel jenis kelamin/sex, lama pendidikan responden, pengetahuan, luas lahan, frekuensi menyemprot hari per minggu, teknik penyemprotan, dan jenis/golongan pestisida dengan kejadian keracunan pestisida sebagai variabel dependen.
Dari hasil uji multivariate Regresi Logistik Ganda Prediksi, maka model akhir di dapat adalah variabel umur (p-value = 0,015), perilaku (p-value = 0,000), dan penggunaan alat pelindung diri (p-value = 0,000). Dari ketiga variabel tersebut maka variabel independen yang paling berhubungan adalah perilaku (dilihat dari angka Odds Ratio serbesar yaitu 3,121).
Hasil uji interaksi memberikan petunjuk bahwa hubungan penggunaan APD dengan kejadian keracunan memberikan efek yang berbeda untuk mereka yang berumur muda dan tua, begitu juga sebaliknya hubungan umur dengan kejadian keracunan memberikan efek yang berbeda untuk mereka yang menggunakan APD yang lengkap dan tidak lengkap.
Agar para petani dapat terhindar dan keterpaparan pestisida pada waktu melaksanakan kegiatannya perlu dilakukan intervensi dalam hal penyuluhan, bimbingan dan pembinaan tentang cara-cara penanganan pestisida yang lebih baik dan bijaksana secara lintas sektoral, dan pemantauan oleh instansi yang; berkompeten secara berkesinambungan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Daftar bacaan : 44 ( 1976 - 2001 ).

Factors Related to the Pesticide Poisoning on Vegetable Farmer in Jambi City in The Year of 2001Pesticide is the poisoned and dangerous chemical agent which mismanagement will result negative impact for environment and human health. In adequate utilization and safety program on fanner has negative impact as acute poisoning or Elm effect of long term can not avoided as well. This is proved by the high level poisoning on the farmer in Jambi in the year of 2002.
The research's objective is to find out the poisoning condition description of pesticide user on vegetable fanner in Jambi, Jambi Province and related factor to the poisoning incident. Sex, Educational, Status of Farmer Job, Knowledge, habitual, occupational application, daily and weekly time of spraying, spraying technique, and pesticide variety, are the suspicious factors of poisoning.
This is an analytic descriptive study, using observational method by case control research design with 134 fanner as case and 134 farmers as control. Bivariate test result using chi-square test show that several significant variable are age (p-value = 0,0009), farmer habit (p-value = 0,0001) APD apply (p-value 0,0000), daily spraying (p-value = 0,0006) and time of handling (p-value = 0,037) with poisoning incident as dependent variable, while insignificant relationship is sex variable, educational background, knowledge, vast of field, weekly frequency of spraying, spraying technique, pesticide variety with poisoning incident as the dependent variable.
From multivariate test, Double prediction of logistic regression, then last model found is age variable (p-value = 0,015), habitual (p-value = 0,0000) and APD application (p-value = 0,0000). The most related variable is habitual (Derived from highest odds ratio of 3,121).
Interaction test show the direction that the relationship of APD application with poisoning incident give different effect for those with old and young of age. Poisoning give the different effect for those who applying completeness and incompleteness of APD.
In order to avoid pesticide exposure in the farmer activity, intervention need to be given in the matter of counseling, guiding how to pesticide handling correctly, and also monitoring by competent authority continuously according to each occupational field.
References: 44 ( 1976 -- 2001 )
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T8589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herliani Sudardja
"Latar Belakang. Indonesia adalah negara agraris dengan 45 % penduduknya bekerja sebagai petani. Untuk meningkatkan hasil pertanian, melindungi tanamannya dari serangan hama, serta memelihara mutu tanahnya, petani banyak menggunakan pestisida. Salah satu penyakit akibat pajanan pestisida adalah dermatitis kontak yang angka prevalensinya pada petani di Indonesia belum diketahui. Karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui prevalensi dermatitis kontak pada petani, khususnya petani sayur, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Metode. Penelitian ini menggunakan disain krosseksional dengan jumlah subyek penelitian 436 orang petani sayur dari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung. Pengumpulan data dilaksanakan sejak September sampai Nopember 2002. Hasilnya diolah menggunakan program statistik SPSS 10.
Hasil. Ditemukan 40 orang (9.2 %) penderita dermatitis kontak klinis dan 72 orang (16.5 %) penderita dermatitis kontak subyektif. Risiko terjadinya dermatitis kontak (klinis dan subyektif) dipengaruhi oleh faktor kerja langsung dengan pestisida (OR = 8.636), riwayat atopi (OR = 2.519), dan bentuk formula pestisida yang digunakan (OR = L589). Risiko terjadinya dermatitis kontak klinis dipengaruhi oleh faktor riwayat atopi (OR = 2,998) dan bentuk formula pestisida yang digunakan (OR = 1065). Terhadap risiko terjadinya dermatitis kontak subyektif tidak ditemukan faktor yang dominan berpengaruh.
Kesimpulan. Ditemukan prevalensi dermatitis kontak pada petani sayur sebesar 25.7 %. Hubungan antara pajanan pestisida organofosfat dengan dermatitis kontak pada petani sayur di Kecamatan Lembang dipengaruhi oleh faktor kerja langsung dengan pestisida, jumlah tugas saat bekerja dengan pestisida, bentuk formula pestisida yang digunakan, serta riwayat atopi.

The Correlation between Organophosphate Pesticide Exposure and Contact Dermatitis among Vegetable Farmers in the District of LembangBackground. Indonesia is an agricultural country, in which about 45 % of its populations are farmers. To improve the harvest, to prevent pests attack, and to maintain the fertility of their land , they use very large amount of pesticides. No prevalence data on contact dermatitis caused by exposure to pesticide among Indonesian farmers is currently available. So, a research to find the prevalence of contact dermatitis among farmers, especially vegetable farmers, and other influential factors was proposed.
Method. Cross sectional design was used. The subjects consisted of 436 vegetable farmers from Lembang Subdistrict of Bandung District. Data collecting was performed from September to November 2002, and processed by utilizing SPSS 10 program.
Result. 40 persons (9.2 %) suffered from clinical contact dermatitis and 72 persons (16.5 %) from subjective contact dermatitis. The risks of contact dermatitis (clinical and subjective) was influenced by direct work with pesticides (OR = 8.636), atopic history (OR = 2.519), and the pesticide formulations (OR = 1.589). While clinical contact dermatitis was influenced by atopic history (OR = 2.998) and pesticide formulations (OR = 2.065). No dominant factor that influenced the risk of subjective contact dermatitis was found.
Conclusion. The prevalence of contact dermatitis among vegetable farmers was 25.7 %. The correlation between organophosphate exposure and contact dermatitis among vegetable farmers in the District of Lembang were influenced by the direct work with pesticides, the number of tasks while working with pesticides, the pesticide formulations, and the atopic history."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 8371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library