Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Oktafiana
"Penelitian ini bertujuan menganalisa biaya operasional kendaraan akibat berfungsinya segmen JORR W2 Ulujami - Kebon Jeruk pada Juli 2014 dan menganalisa biaya operasional kendaraan sesudah dengan jika tidak beroperasinya segmen JORR W2 pada ruas JORR S-E1 dan jalan tol Prof. Sedyatmo. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu IRI, kecepatan, dan volume kendaraan. Metode penelitian dilakukan dengan pengumpulan data variabel kemudian menghitung biaya operasional kendaran dengan metode yang telah di kembangkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 2005. Berdasarkan analisa volume pola perjalanan sebelum dioperasikan JORR W2 lebih besar dari Pluit ke Pluit IC daripada dari Ulujami ke Cikunir sedangkan sesudah dioperasikan lebih besar dari Ulujami ke Cikunir. Perbandingan BOK sebelum dan sesudah JORR W2 dioperasikan ruas JORR S-E1 lebih besar daripada ruas jalan tol Prof Sedyatmo untuk kendaraan sedan, bus kecil, bus besar,truk ringan, dan truk berat dari tahun 2012 sampai 2016 dan truk sedang tahun 2012, 2013, 2014 dan 2016. Perbandingan BOK sesudah dioperasikan JORR W2 lebih besar daripada tidak dioperasikan segmen tersebut pada ruas JORR S-E1 untuk sedan, bus kecil, truk sedang dari tahun 2014 sampai 2016. Pada ruas jalan tol Prof. Sedyatmo BOK jika tidak dioperasikan JORR W2 lebih besar daripada sesudah dioperasikan JORR W2 pada sedan, bus besar, truk ringan dan truk berat dari tahun 2014 sampai 2016.
......This study aims to analyze the vehicle operational cost VOC due to the functioning of JORR W2 segment Ulujami Kebon Jeruk in July 2014 and analyze the operational cost of the vehicle after the operation of JORR W2 segment on the JORR S E1 segment and the Prof. Sedyatmo toll road. Variables used in this study are IRI, speed, and traffic volume. The vehicle operational cost is calculated using the method developed by the Ministry of Public Works in 2005. The result shows that before JORR W2 was operated the traffic volume from Pluit to Pluit IC was bigger than the one from Ulujami to Cikunir, while after it was operated traffic volume from Ulujami to Cikunir was bigger. Before and after JORR W2 was operated, i.e from 2012 to 2016 the VOC of JORR S E1segment was higher than the one of Prof. Sedyatmo toll road for sedans, small buses, large buses, light truckt and heavy trucks, while for trucks it was not occurred 2015. As the JORR W2 was operated, the VOC on JORR S E1 segment for sedan, small bus, medium truck from 2014 to 2016 was bigger than if the JORR W2segment was not operated. As the JORR W2 was operated, the VOC on Prof Sedyatmo segment for sedan, big bus, small truck, heavy truck from 2014 to 2016 was smaller than if the JORR W2 segment was not operated. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Wibowo
"Indikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah gejala kepadatan lalu lintas di jalur utara dan selatan Pulau Jawa, sehingga perjalanan dari Bandung menuju Cilacap membutuhkan jarak dan waktu yang cukup panjang. Untuk mengantisipasi dan mengatasi permasalahan tersebut, ditempuh dengan membangun jaringan jalan baru oleh pemerintah. Jalan baru yang rencananya akan dibangun, yaitu Jalan Tol Bandung- Cilacap. Adapun penelitian ini memiliki tujuan guna mengetahui hasil kelayakan finansial dalam aspek investasi pembangunan dan biaya operasional kendaraan (BOK) serta nilai waktu tempuh. Dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka metodologi yang digunakan adalah cost and benefit analysis dengan didukung pendekatan deskriptif melalui pendekatan dan perbandingan pra dan pasca beroperasinya jalan tol Bandung-Cilacap yang akan dibangun.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: a) nilai NPV pembangunan jalan tol Bandung-Cilacap dalam kondisi optimis sebesar Rp. 9.027.723.657.346 dan kondisi pesimis sebesar Rp. (27.685.054.512.133) dari nilai investasi awal sebesar Rp. 54.288.071.000.000 dengan keterangan NPV > 0 untuk sekenario kondisi optimis dan NPV < 0 untuk sekenario kondisi pesimis; b) IRR dalam kondisi optimis sebesar 11% dan kondisi pesimis sebesar 5,65%; c) PBP dalam kondisi optimis didapat 19 tahun setelah proyek pembangunan berjalan dan kondisi pesimis setelah 29 tahun setelah proyek pembangunan berjalan. Sedangkan hasil pengeluaran BOK seluruh jalan eksisting dari Bandung menuju Cilacap atau sebaliknya sebesar Rp. 5.262.310,35/km, namun ketika jalan tol Bandung-Cilacap beroperasi pengeluaran BOK hanya sebesar Rp. 1.277.065,88/km. Sedangkan untuk total pengeluaran nilai waktu seluruh jalan eksisting dari Bandung menuju Cilacap atau sebaliknya sebesar Rp. 130.682,56/kendaraan, namun ketika Jalan Tol Bandung-Cilacap nantinya beroperasi akan mengefisiensikan pengeluaran nilai waktu sebesar Rp. 71.323,24/kendaraan. Maka dapat disimpulkan selisih nilai waktu sebesar Rp. 59.359,32/kendaraan.
Berdasarkan hasil analisis hitung tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rencana pembangunan proyek Jalan Tol Bandung-Cilacap layak secara finansial. Dalam rangka mempercepat pengembangan wilayah dan penguraian kemacetan serta kepadatan kendaraan di bagian utara Pulau Jawa dan jalan yang tersedia di selatan Pulau Jawa, maka rencana pembangunan Jalan Tol Bandung-Cilacap harus disegerakan pada Tahun 2019 dan dipredikasi beroperasi pada tahun 2024.

The indication of problems in this study is the complexity of traffic on the north and south lines of Java Island, so that the journey from Bandung to Cilacap requires a considerable distance and time. To anticipate these problems, it needs to be taken by building new roads by the government. The new road planned to be built is the Bandung-Cilacap Toll Road. The purpose of this study was to determine the financial feasibility of investment development aspects and vehicle operating costs (BOK) and travel time values. To achieve these objectives, quantitative analysis techniques are used, supported by a descriptive approach through several approaches and comparisons of pre- and post- operation of the toll roads to be built.
The results showed that: a) the NPV of the construction of the Bandung-Cilacap toll road in an optimistic condition is Rp. 9.027.723.657.346 and pessimistic conditions is Rp (27.685.054.512.133) from the initial investment value is Rp. 54.288.071.000.000 with NPV information for optimistic condition scenario is > 0 and NPV < 0 for pesemistic condition scenario; b) IRR in an optimistic conditions is 11% and pessimistic conditions is 5,65%; c) PBP in an optimistic condition is 19 years after the construction project was running and the pessimistic conditions is 29 years after the construction project was underway. While the results of the expenditure of BOK of all the existing roads from Bandung to Cilacap or vice versa is Rp. 5,262,310.35/km, but when the Bandung-Cilacap toll road operates the expenditure of BOK is only Rp. 1,277,065.88/km. Whereas for the total expenditure of the time value of all the existing roads from Bandung to Cilacap or vice versa, Rp. 130,682.56/vehicle, but when the Bandung-Cilacap Toll Road operates later it will streamline the expenditure of the time value of Rp. 71,323.24/vehicle. Then, the conclusion of the analysis of time value is Rp. 59,359.32/vehicle.
Based on the results of the analysis above, it can be concluded that the planned development of the Bandung-Cilacap Toll Road project is financial feasible. In order to accelerate regional development and decompose traffic congestion and congestion in the north of Java Island and existing roads in the south of Java, the plan to construct the Bandung-Cilacap Toll Road must be hastened in 2019."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library