Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Rumaisa Daning
Abstrak :
Isu tentang pemanasan global dan hubungannya dengan desain ramah lingkungan desain berkelanjutan telah menjadi perdebatan hangat terlebih untuk mengahadapi tahun 2050 Salah satu kota di Australia. Brisbane telah menyiapkan program pembaharuan kota bukan hanya untuk mengatasi permasalahan ruang kota tetapi juga untuk masa depan yang cerah untuk hidup di perkotaan. Brisbane disinyalir akan memiliki peningkatan jumlah orang pada tahun 2050 yang mengarah ke beberapa kelangkaan salah satu yang paling menjadi perhatian adalah pengadaan air bersih.
Desain solusi yang diusulkan merupakan hasil dari eksplorasi masa depan kehidupan Brisbane 2050. Ide bangunan ramah lingkungan berkelanjutan diyakini tidak hanya menyediakan ruang untuk hidup manusia tetapi juga sebagai produksi energi yang berguna untuk menunjang kehidupan manusia. Pertimbangan manusia dan lingkungan membuat tiga fungsi utama bangunan yaitu pertanian vertikal perumahan dan kawasan komersial bersatu sebagai Apartemen Menara Air.
......
The issue of climate changing and sustainable design has been a hot issue, especially to face a future challenge, as year 2050. Brisbane has prepared an urban renewal program to not not only solving the urban space matter, but also giving the bright future for urban living. Brisbane is expected to have an increasing amount of people by 2050 which leads into some scarcity, one of the most concern one is fresh water.
The design is the result of the exploration of future Brisbane life 2050, proposing an idea of sustainable building which believed not only provide space for human living, but also as energy production which useful for supporting the life of human being. Consideration of human being and the environment, make the three main functions of the building, which are vertical farm, residential and commercial area, united together as a Water Tower Skyscraper.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58258
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nabila Ayu Azizah
Abstrak :
Seiring dengan bertambahnya populasi manusia di muka bumi, kepedulian terhadap energi dan sumber pangan juga semakin besar. Masalah muncul terutama di kota-kota perkotaan yang padat dimana tidak mungkin untuk menanam pertanian konvensional. Banyak negara termasuk Indonesia sudah mulai menerapkan sel surya sebagai alternatif sumber energi lama seperti solar atau bahan bakar fosil. Namun, baru sedikit yang mulai menerapkan Agrophotovoltaics (APV), yang mengoptimalkan penggunaan gandanya sebagai sumber energi, khususnya untuk keperluan pertanian. Di sisi lain, pertanian vertikal adalah metode untuk mengolah sumber makanan berkelanjutan dengan memanfaatkan permukaan miring vertikal untuk membantu menghasilkan makanan bahkan di daerah perkotaan. Setelah menjalankan simulasi dengan HOMER Pro untuk APV dengan pertanian vertikal di Jakarta, hasilnya kemudian dianalisis melalui penilaian tekno-ekonomi dan kanvas model bisnis untuk prospek bisnisnya. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa masuk akal jika APV dibangun bersama dengan sistem hidroponik dan kemudian dijalankan sebagai bisnis menengah hingga besar mengingat biaya awalnya yang tinggi dibandingkan jika tidak dibangun bersama dengan sistem PV. Tidak hanya menjalankan bisnis penjualan tanaman dari sistem hidroponik yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi menguntungkan dalam jangka panjang, tetapi juga prospek yang baik untuk dipasang bersama dengan sistem APV dengan mempertimbangkan lingkungan.
......Along with the increasing human population on earth, the concern regarding energy and food sources also grows bigger. The problem arises especially in crowded urban cities in which it is impossible for conventional farms to be planted. Many countries including Indonesia have started implementing solar cells as an alternative to the old energy sources such as diesel or fossil fuels. However, only a few have started implementing Agrophotovoltaics (APV), which optimizes its dual use as an energy source, in particular agricultural purposes. On the other hand, vertical farming is a method to cultivate sustainable food sources by utilizing vertically inclined surfaces to help produce foods even in urban areas. After running a simulation with HOMER Pro for APV with vertical farming in Jakarta, the results were then analyzed through techno-economic assessment and a business model canvas for its business prospect. The conducted analysis shows that it is plausible for APV to be built in together with a hydroponic system and then ran as a medium to big-sized business considering its high initial cost compared to when it’s not built in together with a PV system. Not only running a business of selling crops from a hydroponic system has a high potential to become profitable in the long run, it is also a good prospect for it to be installed along with APV system in consideration the environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library