Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heru Purnomo
"ABSTRAK
Pendekatan penyelesaian permasalahan dinamika struktur, terutama dalam memperoleh parameter dinamik dapat dilakukan secara numerik atau secara percobaan. Salah satu cara percobaan untuk menjawab masalah tersebut adalah analisis pola percobaan (experimental modal analysis).
Pada sepuluh tahun terakhir ini penggunaan komputer personal semakin popular dalam membantu penyelesaian masalah-masalah struktur. Perkembangan analisis pola percobaan didukung pula dengan hal ini. Selain itu, perkembangannya juga dibantu dengan semakin baiknya peralatan elektronik percobaan pendukung analisis pola percobaan tersebut.
Pada studi ini dicoba dikembangkan satu perangkat lunak berbasiskan metode penentuan parameter dinamik dalam domain frekuensi untuk analisis pola percobaan. Benda uji yang digunakan adalah satu struktur sederhana yaitu pelat tipis. Parameter sistim dinamik dapat diperoleh secara percobaan dengan melakukan percobaan pola pada pelat tersebut Pelat tersebut mengalami satu eksitasi yang dapat diketahui besarannya dan respons percepatan yang dihasilkan juga dapat diukur. Sistim identifikasi yang menggunakan hasil pengukuran eksitasi dan responsnya membutuhkan satu sistim yang dapat dikontrol dan dapat diobservasi setiap waktu.
Cara penentuan parameter dinamik yang digunakan adalah berbasiskan teknik fungsi respons frekuensi. Satu model matematik dipergunakan untuk mempresentasikan sistim fisik dari pelat dimana model tersebut diasumsikan teredam viskos. Dengan mengacu pada keterbatasan kemampuan alat pengukur diasumsikan bahwa titik-titik pengukuran dapat mewakili satu model diskrit dari struktur pelat. Pemakaian akselerometer piezoelektrik, alat pengkondisian, palu dan satu osiloskop digital memungkinkan diperolehnya data percepatan maupun eksitasi; kemudian dengan memakai satu komputer mikro dan program akuisisi yang telah dikembangkan pada penelitian sebelumnya, data tersebut disimpan untuk pengolahan lebih lanjut dengan perangkat lunak yang dikembangkan pada studi ini. Dua program utama dikembangkan dalam studi ini dimana yang pertama untuk mendapatkan fungsi respons frekuensi dari kedua data yang ada dan yang kedua untuk mendapatkan parameter dinamik sistim lewat satu algoritma pencocokan kurva.
Pada akhirnya parameter pola yang didapatkan dengan cara diatas dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan perangkat lunak berbasiskan metode elemen hingga.

ABSTRACT
Processing of Signal Responses From A Vibrating Structure And Its Application On Thin Plate Problem
Structural dynamic problem can be solved with numerical approach or experimental approach. One of the latter method is experimental modal analysis.
In the last ten years, the use of personal computer as a tool for solving structural problem became more popular. The development of experimental modal analysis is also influenced by this factor. Another supporting factor is a better quality of experimental instrument.
In this study, one program based on the parameter estimation method in the frequency domain is developed. The test structure is a thin plate. Dynamic system parameter can be obtained experimentally by the performance of modal test on the plate. The plate undergoing testing is excited by applying known dynamic forces while the resulting accelerations are measured. System identification utilizing input/output measurement requires the system to be controllable and observable at any time.
Dynamic parameter estimation method utilized is based on the frequency response function technique. One mathematical model is used to represent the physical system of the plate. It is assumed that the system is viscously damped. With respect to the performance of measurements it is assumed the measurement points are appropriately distributed to yield a sufficiently accurate discrete model of the test structure.
By means of a piezoelectric accelerometer, a conditioning amplifier, an impulse hammer and a digital oscilloscope, accelerations and impulse data are captured and then transferred to a diskette by means of a personal computer and an acquisition program developed in the first year study. Program developed in this study then processes the data in the diskette to obtain dynamic system parameters. Two main routines are developed in this study, the first routine calculates the frequency response function from the two existing data and the second determines the dynamic system parameter by using a curve-fitting algorithm.
Finally the modal parameter result obtained are compared to those obtained by a software which is based on the finite element method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Taopik Hidayat
"Teknologi boiler sampai saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Dimulai dengan teknologi grate firing atau stoker, pulverized, sampai dengan teknologi circulating fluidized bed CFB yang mempunyai efisiensi pembakaran lebih baik. Walaupun telah ditemukan lebih dari satu abad, stoker masih digunakan untuk produksi uap dan pembangkit listrik. PLTU batubara skala 7MW, 15 MW masih dibutuhkan untuk wilayah yang terisolasi, pulau atau beban yang tersebar seperti di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi dan wilayah Timur lainnya. Pada skala tersebut umumnya menggunakan teknologi pembakaran stoker. Pada studi ini, akan dikaji karakteristik pembakaran batubara dalam sebuah tungku fixed bed yang mensimulasikan grate stoker. Karakteristik pembakaran yang didapatkan pada tungku fixed bed akan dijadikan dasar lamanya batubara berada di dalam tungku vibrating grate simulator. Profil temperatur, komposisi gas buang dan efisiensi pembakaran akan dianalisis baik pada fixed dan vibrating grate .Hasil menunjukan bahwa getaran yang terjadi pada vibrating grate sangat berpengaruh terhadap kinerja pembakaran. Sebagai validasi maka digunakan laju devolatilisasi sebagai pembanding dengan penelitian yang sudah ada. Efisiensi pembakaran meningkat menjadi 98 untuk batubara lignit dan 97.2 untuk batubara sub bituminus. Laju pembakaran overall juga meningkat menjadi 0.72 g/s untuk batubara sub bituminus dan 0.68 g/s untuk batubara lignit. Burning time menjadi lebih singkat menjadi 20 menit yang sebelumnya pada fix grate yaitu 38 menit untuk sub bituminus dan 30 menit untuk lignit.

Until now, boiler technology has grown fast. Start with grate firing, pulverized combustion, and circulating fluidized bed CFB which have better burning efficiency. Altough had founded for one century, stoker still used for steam production and electric generation. Coal Power Plant 7 MW, 15 MW still needed for far an isolated region, that spread in Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, and another east of Indonesia. In this study, coal combustion charachteristic will be discussed in fixed bed furnace that simulate grate stoker fired. Combustion Carachteristic that will develop from fixed bed will be one of decision for how long a coal will be loaded in vibrating grate simulator. Temperature profile, flue gas composition and burning efficiency will be analyzed in fix and vibrating grate. The result show that vibration had great effect to combustion on vibrating grate. Devolatilization rate will be used for validate this research with another research that had been develop. Burning efficiency is raise to 98 for lignite and 97.2 for sub bituminous. Overall burning rate also increase to 0.72 g s for sub bituminous and 0.68 g s for lignite. Burning time drop to 20 minute were for fix grate is 38 minute for sub bituminous and 30 minute for lignite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizatar Fario Shehriar
"Potensi limbah biomassa di Indonesia mencapai 35,6 GW dengan padi sebesar 19,41 GW. Sekam padi merupakan salah satu sumber energi terbarukan dari biomassa yang potensialnya paling besar karena Luas Lahan Baku Sawah (LBS) mencapai 7.463.948 hektare dengan produktivitas 5,7-6,1 ton/ha. Dengan menggunakan sistem gasifikasi, limbah sekam padi dapat memanfaatkan energi yang tersimpan di dalamnya. Sistem dari Mobile Biomass Gasifier Purwarupa 3 (P3) merupakan gasifier yang dapat berjalan secara kontinu dengan kapasitas reaktor 25 kg/jam. Dengan melakukan eksperimen, didapatkan nilai feeding rate yang ideal, char removal rate, profil temperatur dan mass balance saat menjalankan eksperimen dengan perlakuan sama setiap variasi. Didapatkan komposisi syngas untuk setiap variasi vibrating grate 10%, 12%, dan 14%. Komposisi syngas terbaik didapatkan pada vibrating grate sebesar 10% (24 RPM), feeding rate 6,82 kg/jam, suhu zona oksidasi (T3) rata-rata sebesar 544°C dan ER 0,28. Didapatkan komposisi syngas (%Volume) CO, CH4, H2, dan CO2 secara beurutan sebesar 14,08%; 2,09%; 3,74%; dan 1,75%, serta nilai LHV sebesar 2,93 MJ/Nm3 . Didapatkan Cold Gas Efficiency sebesar 44,17%. Pulau Nusa Tenggara Timur didasarkan pada rasio elektrifikasi terendah se-Indonesia dapat dijadikan sasaran untuk Mobile Biomass Gasifier Purwarupa 3. Diharapkan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dapat mengembangkan alat gasifier untuk bahan bakar limbah biomassa selain dari sekam padi agar potensi biomassa dapat dimaksimalkan.

The potential biomass waste in Indonesia reaches 35.6 GW, with rice husk accounting for 19.41 GW. Rice husk is one of the most significant potential renewable energy sources from biomass due to the extensive paddy field area of 7,463,948 hectares with a productivity of 5.7-6.1 tons/ha. By utilizing gasification technology, rice husk waste can harness the energy stored within it. The Mobile Biomass Gasifier Prototype 3 (P3) system is a gasifier capable of continuous operation with a reactor capacity of 25 kg/hour. Through experiments, the ideal feeding rate, char removal rate, temperature profile, and mass balance were determined under the same treatment for each variation. The composition of syngas was obtained for each vibrating grate variation of 10%, 12%, and 14%. The best syngas composition was achieved with a vibrating grate of 10% (24 RPM), feeding rate of 6.82 kg/hour, average oxidation zone temperature (T3) of 544°C, and an equivalence ratio (ER) of 0.28. The syngas composition (% volume) was found to be 14.08% CO, 2.09% CH4, 3.74% H2, and 1.75% CO2, with a lower heating value (LHV) of 2.93 MJ/Nm3. The Cold Gas Efficiency obtained was 44.17%. The East Nusa Tenggara Island, based on the lowest electrification ratio in Indonesia, can be targeted for the Mobile Biomass Gasifier Prototype 3. Further research is expected to develop gasifier devices for biomass waste fuels other than rice husk to maximize the potential of biomass.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzadi Didik Optalnindi
"Telah dilakukan penelitian pengaruh waktu milling dan suhu rendah terhadap proses magnetisasi bahan LaMnO3. Lanthanum manganat adalah salah satu jenis senyawa oksida yang berasal dari tanah jarang dengan unsur transisi 3d merupakan senyawa penting yang masih diteliti beberapa dekade belakangan ini karena kegunaanya pada dunia industri bahan elektronik dan magnetik. Proses milling telah dilakukan pada bahan LaMnO3 berbentuk serbuk dengan lama waktu milling 3 jam dan 12 jam dan dipanaskan pada suhu pemanasan 800oC dan 1000oC dengan lama pemanasan 9 jam, identifikasi fasa bahan dengan menggunakan difraktometer sinar-x (XRD) diikuti dengan Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk melihat ukuran butirannya, fasa baru LaMnO3 hasil paduan La2O3 dan MnO2 terbentuk setelah dilakukan proses milling selama 12 jam dengan suhu pemanasan 1000oC lama pemanasan 9 jam. Sifat kemagnetan bahan didapatkan dengan pengukuran VSM (Vibrating Semple Magnetometer) pada suhu pengukuran bervariasi mulai dari 1.8K; 60K; 195K; 220K; 270K dan 300K.
Dari hasil proses magnetisasi terjadi perubahan fasa magnetik dari paramagnetik ke feromagnetik pada suhu pengukuran T∼240K pada suhu pemanasan 800oC dan T∼220K pada suhu pemanasan 1000°C, terjadi lonjakan yang sangat besar kira-kira 9 kalinya pada harga besaran M/H antara bahan dengan suhu pemanasan 800°C dengan bahan suhu pemanasan 1000°C. Sifat kemagnetan bahan terutama nilai koersivitas Hc , magnetisasi remanen Mr dan magnetisasi saturasi Ms muncul pada suhu pengukuran 1.8K dengan Hc=0.045 Tesla, Ms = 49.7 emu/gram dan Mr = 12.5 emu/gram utnuk bahan pada suhu pemanasan 800°C, sedangkan pada bahan suhu pemanasan 1000°C hanya muncul nilai Ms-nya sebesar 287.5 emu/gram, nilai Hc dan Mr tidak muncul karena lop yang terbentuk non histerisis. Pada bahan dengan suhu pengukuran 300K bahan dengan lama waktu milling 12 jam memiliki nilai magnetisasi M tertinggi 3.1 emu/gram dibandingkan dengan lama waktu milling 3 jam yaitu 2.18 emu/gram pada nilai H yang sama 1 tesla. Semakin besar magnetisasinya menunjukan bahwa bahan mudah dimagnetisasi. Sifat kemagnetan bahan terlihat pada suhu pengukuran rendah 1.8K menunjukan sifat magnet feromagnetik, sedangkan pada suhu pengukuran tinggi menunjukan sifat magnet paramagnetik.

Research about milling time influence and low temperatur towards the LaMnO3 proces magnetization has been made. Lanthanum Manganate is one kind of oksidation compound which comes from rare earth with 3d transition patern which is very important compound which is still being observed in the last decade because of its utilities in the electronic and magnetic industrial word. The milling process had been done to LaMnO3 material in a form powder in 3 hours milling time and 12 hours and is sintered 800°C and 1000°C in the length of 9 hours sintering, material fase identification by using X-Ray Difraktometer (XRD) followed by Scanning Electron Microscopy (SEM) to see its particle size the LaMnO3 of new fase the mixture La3O3 and MnO2 will be form after the milling process for 12 hours with sintering 1000°C in 9 hours. The characteristic of magnetic material is got by measuring the Vibrating Sample Magnetometer (VSM) in the level of measuring varied from 1.8K, 60K, 195K, 220K, 270K and 300K.
From the result of the magnetism process there is a magnetic fase changing from parramagnetic to ferromagnetic in T ∼ 240K measurment temperature in 800°C sintering temperature and T ∼ 220K in 1000°C sintering temperature, big pompup happened 9 time bigger on M/H value between material with 800°C sintering and with the material of 1000°C sintering. The characteristic of the magnetic material mainly koercivitas Hc, remanen magnetization Mr, and Ms saturation magnetization appears in the measurment temperature of 1.8K with Hc = 0.045 Tesla, Ms = 49.7 emu/gram and Mr = 12.5 emu/gram for material in the 800°C sintering, whereas for the material of 1000°C sintering only comes up Ms value around287.5 emu/gram, value Hc and Mr do not come up because the loop formed is not histerisis. In the material with 800oC measurment temperature with 12 hours milling time will have the highest M magnetism value 3.1 emu/gram compared with 3 hours the magnetic material can be seen on 1.8K low measurment temperature with shows the characteristic ferromagnetic magnetic whereas in haigh measurment temperature sourch characteristic paramagnetic magnet.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Riskafuri
"Gliklazid merupakan antidiabetik oral golongan sulfonilurea generasi kedua yang digunakan pada pengobatan diabetes melitus tipe 2. Namun, gliklazid dengan kelarutan rendah dalam air memiliki laju disolusi yang rendah dan menyebabkan masalah pada bioavailabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan laju kelarutan dan disolusi gliklazid menggunakan metode mikronisasi. Proses mikronisasi dilakukan dengan menggunakan alat vibrating mill dengan variasi durasi milling. Mikrokristal yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan particlesize analyzer, scanning electron microscopy, differential scanning calorimetry, dan X-ray powder diffraction, serta diuji profil kelarutannya dan laju disolusinya.
Hasil PSA dan SEM menunjukan terjadinya penurunan ukuran partikel. Struktur kristal tidak berubah berdasarkan hasil XRD dan terjadi penurunan suhu puncak endotermik dan entalpi peleburan berdasarkan hasil DSC. Hasil uji disolusi serbuk menunjukkan adanya peningkatan laju disolusi sebesar 2,50 kali dibandingkan serbuk gliklazid standar. Pada sediaan tablet terjadi peningkatan laju disolusi sebesar 1,13 kali dibandingkan tablet gliklazid standar.

Gliclazide is a second generation sulfonylurea which is useful in the treatment of type 2 diabetes mellitus. However, gliclazide with low solubility in water has low dissolution rates and hence suffer from oral bioavailability problems. This study is intended to enhance the solubility and dissolution rate of gliclazide by using micronization method. The micronization process carried out by using a vibrating mill with varying the milling duration. Microcrystals were characterized with particle size analyzer, scanning electron microscopy, differential scanning calorimetry, and X-ray powder diffraction, and also solubility and dissolution test.
PSA and SEM results indicated that the particle size were decreased. Crystal structure did not change based on the results of XRD and the endothermic peak temperature and enthalpy of fusion were decreased based on the results of DSC. The rate of dissolution was increased about 2,50 times compared with standard. In tablet dosage form, the dissolution rate was increased about 1,13 times compared with standard.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S839
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Purnomo
"Physical behavior of models can be measured in the laboratory, which, in turn are often used to assess the behavior of more complicated structures. Mechanical responses present physical behavior of a structure. By using three different transducer, one can measure acceleration, velocity and displacements directly. Determination of velocity and displacements from acceleration data is preferable from point of view economics; but on the other hand this procedure, at present, is still causing problem. This study shows that displacements and velocity can be calculated from its acceleration which is obtained by using one transducer.
The acceleration data are obtained from a cantilever steel plate which is subjected to a transient force at a discrete location on its surface or an initial deflection on its tip. An acquisition program was first designed before starting the experimental program. By means of a piezoelectric accelerometer, a conditioning amplifier and a digital oscilloscope, acceleration data are captured and then transferred to a personal computer.
The transformation of these two responses, displacements and velocity from the acceleration data are performed in two domains, time domain and frequency domain. Two integration techniques, Newton-Cotes formula and Simpson's rule were used for the calculation in the time domain. For both techniques, adjustment of basis line is performed by End Zero Time Technique Modified. Programmation has been done for both types of domain analysis.
The Simpson's rule gives sufficient results and Newton-Cotes formulation gives good results only for moderate values of Cotes coefficient. High values of the coefficient give unrealistic calculated velocity and displacements. Drifting character are present on the displacements calculated by both methods.
In the frequency domain, the velocity and displacements are obtained from acceleration data by means of Fast Fourier Transform and its Inverse Fourier Transform. This method give satisfactory results only for the calculation of velocity. The displacements obtained show also drifting character. Nevertheless, realistic forms of this displacements are moderately accepted.
Results comparison of the two methods, both in time domain and frequency domain, show that none of the method is better than another. Analysis in frequency domain give more accurate results, but this method is not definitely a principal method for the solution of this type of problems. The two methods shall be used for the calculation of velocity and displacements. This procedure can verify one result to another to avoid wrong interpretation of transformed responses."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tambun, Bernoulli S.P.
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelarutan asam mefenamat dengan menggunakan vibrating mill dan homogenizer berkecepatan tinggi dalam upaya mengurangi ukuran partikel asam mefenamat melalui pembuatan dan karakterisasi nanosuspensi dan nanosuspensi kering dengan PVP sebagai pembawa asam mefenamat. Nanosuspensi yang telah diperoleh dikarakterisasi menggunakan mikroskop optik dan PSA untuk melakukan optimasi nanosuspensi yang terbentuk. Hasil karakterisasi nanosuspensi yang terbentuk memperlihatkan ukuran diameter rata-rata sebesar 510,2 nm dengan standar deviasi (SD) sebesar 138,2 nm. Kemudian, nanosuspensi asam mefenamat dilakukan pengeringan beku. Nanosuspensi dan baku asam mefenamat di karakterisasi dengan XRD dan dimasukan kedalam cangkang kapsul keras untuk dilakukan uji disolusi. Hasil uji disolusi pada medium dapar tris memperlihatkan bahwa nanosuspensi asam mefenamat mempunyai pola pelepasan obat yang lebih lambat dan konstan dibandingkan dengan baku asam mefenamat."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33146
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library