Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Ichsan Taufik
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faishal Farras Yanfaunnas
Abstrak :
ABSTRACT
Dengue virus infection (DENV) is a disease that is still widely available in Indonesia. In Southeast Asia alone the number of cases can reach more than 250,000 cases per year. Until now there is no effective vaccine for this disease. Therefore, research into the development of antivirus DENV continues to be done. One of them is research on mengani potential of white sweet potato leaf extract. White sweet potatoes contain various phenolic acids which can be used as antiviral DENV. Ethanol extract of white sweet potato leaves has been obtained by LIPI. Testing for antivirus uses huh7-it cells that have been incubated with DENV-2 NGC strains which were treated variously extract concentrations of 320, 160, 80, 40, 20, 10 μg / mL. The focus assay test is used to determine the IC50 value, while the MTT assay is used to get the CC50 value. SI values ​​are obtained by comparing CC50 and IC50 values. Data analysis was performed using the normality test and non-parametric test. The results showed the value of CC50, IC50, and The selectivity index of the extract was 123.76 μg / mL, 4.42 μg / mL, and 28.9. High SI values ​​indicate that White Sweet Potato Extract has the potential to be a good candidate as a DENV antivirus. Future research needs to be done to see the pure compound from this extract which has the potential as an antiviral.
ABSTRAK
Virus dengue (DENV) merupakan salah sau penyakit yang masih banyak terdapat di Indonesia. Di asia tenggara sendiri jumlah kasus bisa mencapai lebih dari 250.000 kasus per tahun. Hingga saat ini belum terdapat vaksin yang efektif untuk penyakit ini. Oleh sebab itu maka penelitian pengembangan antivirus DENV terus dilakukan. Salah satunya yaitu penelitian mengani potensi ekstrak daun ubi jalar putih. Ubi jalar putih mengandung berbagai asam fenolat yang dapat dimanfaatkan sebagai antiviral DENV. Ekstrak etanol daun ubi jalar putih telah didapat oleh LIPI. Pengujian untuk antivirus menggunakan sel huh7-it yang telah diinkubasi dengan DENV-2 Strain NGC yang diberi perlakuan berbagai konsenstrasi ekstrak yaitu 320, 160, 80, 40, 20, 10 μg/mL. Uji focus assay digunakan untuk menentukan nilai IC50, sedangkan MTT assay digunakan untuk mendapatkan nilai CC50. Nilai SI didapatkan dengan dilakukan perbandingan antara nilai CC50 dengan IC50. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji normality test dan non-parametrik test. Hasil penelitian menunjukkan nilai CC50, IC50, dan Selectivity Index dari ekstrak adalah 123.76 μg/mL, 4.42 μg/mL, dan 28.9. Niali SI yang tinggi menunjukkan bahwa Ekstrak Ubi Jalar Berwana Putih mempunyai potensi sebagai kandidat yang baik sebagai antivirus DENV. Penelitian kedepan perlu dilakukan untuk melihat senyawa murni dari ekstrak ini yang berpotensi sebagai antivirus.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulifa Syahroel
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Rulifa SyahroelProgram Studi : Program Pendidikan Dokter Spesialis-II Ilmu Kesehatan AnakJudul : Hipokalsemia sebagai Penanda Derajat Keparahan Infeksi Virus Dengue pada AnakLatar belakang. Kalsium plasma memegang peran vital pada berbagai proses fisiologis tubuh. Hipokalsemia telah didokumentasikan pada infeksi virus dengue terutama pada kasus berat. Masih sedikit data tentang kalsium ion serum pada infeksi virus dengue anak.Tujuan. Menilai kadar kalsium ion serum pada DD, DBD dan SSD serta membuktikan hipokasemia dapat menjadi penanda derajat keparahan infeksi .Metode. Studi potong lintang dilakukan di tujuh RS rujukan Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau selama November 2017 - Februari 2018 pada anak usia 1 - 45vol , nilai hemokonsentrasi >20 dan kadar albumin
ABSTRACT
Name Rulifa Syahroel Specialty Pediatric Consultant Program majoring in Infection and Tropical Diseases Title Hypocalcemia as A Marker of Dengue Severity in Children Background. The plasma calcium plays a vital role for physiological process of body. Hypocalcemia has been documented in dengue infection and seen more frequently in severe cases. There is still lack of data about serum ionized calcium in pediatric dengue.Objective. To asses the serum ionized calcium level in DF, DHF, DSS and evaluate hypocalcemia as a marker of dengue severity.Methods. A cross sectional study was done in seven top referral hospitals in Jakarta, West Sumatera and Riau Islands Province from November 2017 Februari 2018. Children aged 1 45vol , hemoconcentration level 20 and albumin serum level
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Nadhif Fadhilah
Abstrak :
Demam berdarah dikenal luas sebagai salah satu beban bagi kesehatan global. Sebagai salah satu penyakit yang ditularkan artropoda yang paling umum, jumlah kasusnya meningkat setiap tahun di Indonesia. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih parah. Sayangnya, pengobatan untuk demam berdarah masih belum spesifik. Dalam penelitian ini, xanthone dievaluasi pengaruhnya terhadap replikasi virus dengue secara in vitro pada human cell line Huh7it-1. Efek dari sifat antivirus xanthone dikuantifikasi menggunakan nilai IC50. Penentuan persentase penghambatan dihitung menggunakan perbandingan jumlah uji fokus dan DMSO sebagai kontrolnya. Di sisi lain, viabilitas sel dihitung menggunakan uji MTT dan kemudian dibandingkan dengan nilai viabilitas kontrol DMSO. Dari penelitian ini didapatkan hasil IC50 sebesar 13,707 μg/ml. Hasil CC50 yang didapat sebesar 2,7 μg/ml. Kedua nilai tersebut menghasilkan indeks selektivitas sebesar 0,19. Meskipun xanthone menunjukkan kemampuan untuk menghambat replikasi virus dengue, di sisi lain xanthone juga menunjukkan toksisitas terhadap sel. Xanthone bukan kandidat potensial untuk menjadi antivirus dengue karena indeks selektivitasnya yang rendah. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk memodifikasi struktur xanthone untuk mengurangi sitoksisitasnya. ......Dengue fever is widely known as one of the global health burden. As one of the most common arthropod-borne illness, the number of the cases increases every year in Indonesia. Furthermore, when it is not treated promptly, this disease could progress into a more severe condition. Unfortunately, the treatment for dengue fever is still not specific. In this research, xanthone is evaluated for its effect on dengue virus replication in vitro using the human cell line, Huh7it-1. The effect of the antiviral properties of xanthone is quantified using the IC50 value. The determination of the inhibition percentage is calculated using the comparison of the amount of focus assay and DMSO as its control. On the other hand, cell viability is calculated using the MTT assay and then compared with the value of DMSO control viability. From this experiment, the result of the IC50 of xanthone is 13.707 μg/ml. The CC50 obtained is 2.7. It results in the value of selectivity index, which is 0.19. Even though xanthone shows the ability to inhibit dengue viral replication, in the other hand it also exhibits toxicity towards the cell. Thus, xanthone is not a potential candidate to become dengue antiviral due to its low selectivity index. Further research is suggested to modify xanthone’s structure to reduce its cytoxicity.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsabita Annisa
Abstrak :
Penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyakit utama yang tergolong dalam penyakit infeksi tropis di dunia dan di saat yang bersamaan, masih kurang adanya vaksin yang disetujui dan terapi antiviral yang dapat mengimunisasi dan menyembuhkan pasien dari penyakit tersebut. Sampai saat ini, perawatan suportif adalah tata laksana yang paling efektif untuk infeksi virus dengue (DENV), sehingga strategi terapeutik dengan menggunakan ekstrak natural telah dikembangkan. Indonesia sangat kaya dengan aneka ragam tanaman yang memiliki potensi sebagai obat antiviral, seperti contohnya Artocarpus communis. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efek inhibitorik dari A. communis terhadap replikasi dan infeksi virus dengue. Dalam eksperimen ini, enam sampel sel Huh7it-1 diinfeksikan dengan DENV-2 NGC dan diberi perlakuan menggunakan berbagai konsentrasi dari ekstrak natural A.communis untuk menginvestigasi aktifitas antiviral extract tersebut. Cytotoxic effect dari ekstrak tersebut ditentukan oleh nilai 50% cytotoxic concentration (CC50) yang didapat dari cell viability (MTT) assay. Selain itu, focus assay digunakan untuk mencari nilai 50% inhibitory concentration (IC50) yang menentukan inhibitory effect. Eksperimen ini diakhiri dengan menghitung selectivity index (SI) untuk mengukur aktifitas antiviral dari ekstrak. Infeksi virus terhambat sangat efektif sebanyak 95.4% (p=0.0035) dengan perlakuan konsentrasi ekstrak tertinggi yaitu 80μg/ml. Namun, hambatan infeksi virus menurun dengan perlakuan konsentrasi ekstrak yang lebih rendah yaitu 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml dan 5μg/ml dengan inhibisi sebanyak 52.3% (p=0.0238), 12.6% (p=0.4408), 5.8% (p=0.5832) dan 2.1% (p=0.7881) secara urut. A. communis memiliki nilai IC50, CC50 dan SI yaitu 43.26μg/ml, 366.67μg/ml dan 8.48. Hasil yang didapatkan dari eksperimen ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi yang tinggi, ekstrak natural A. communis memiliki properti antiviral terhadap virus dengue. Selain itu, ekstrak tersebut memiliki nilai CC50 yang tinggi yang menandakan level cytotoxicity yang rendah dan nilai SI yang signifikan,sehingga menunjukkan potensi yang baik sebagai agen antiviral terhadap DENV.
Dengue hemorrhagic fever is currently a major tropical and subtropical infection in the world with lack of approved vaccines as well as antiviral therapies to immunize and cure patients towards this disease. Up until now, supportive care is the only effective management with no promising therapeutic treatment available against dengue virus (DENV) infection, therefore development of therapeutic strategies using natural extracts have arisen. Indonesia is rich in plant varieties in which their natural extracts have the potential for antiviral drugs, for example Artocarpus communis. The aim of this study was to investigate antiviral properties present in the natural extract of A. communis against DENV infection. In the experiment, six replicates of Huh7it-1 cells were infected with DENV-2 NGC and given various concentrations of natural extracts to determine antiviral activity. The toxicity effects of the extract were determined by cell viability (MTT) assay to find 50% cytotoxic concentration (CC50). Focus assay was used to find 50% inhibitory concentration (IC50), which determined the inhibitory effect. We concluded the experiment with calculating the selectivity index (SI) to measure antiviral activity of the extract. Upon treatment with the highest extract concentration of 80μg/ml, the infection was inhibited impressively as much as 95.4% (p=0.0035). The inhibition of infection decreased with lower extract concentration of 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml and 5μg/ml as much as 52.3% (p=0.0238), 12.6% (p=0.4408), 5.8% (p=0.5832) and 2.1% (p=0.7881) respectively. The results also exemplified that A. communis has an IC50, CC50 and SI of 43.26μg/ml, 366.67μg/ml and 8.48. The results of this study indicate that the natural extract of Artocarpus communis shows some level of antiviral property towards dengue virus at high concentrations. Furthermore, it has a high CC50 value that signifies low cytotoxicity and a significant SI thus demonstrating a good potency as an antiviral agent against DENV.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Nathania
Abstrak :
Infeksi yang disebabkan oleh virus dengue atau juga diketahui sebagai demam berdarah, adalah masalah kesehatan yang sangat signifikan dengan adanya sebanyak 150.000 kasus per tahun. saat ini, belum ada vaksin maupun antiviral yang ada untuk mencegah maupun untuk pengelolaan penyakit. Hal-hal ini lah yang meningkatkan urgensi untuk menginvestigasi kemungkinan adanya aktifitas antiviral dalam ekstrak natural yang dapat digunakan sebagai intervensi terapeutik. Garcinia dulcis (G. dulcis) adalah tumbuhan yang berasal dari Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Tumbuhan ini diketahui memiliki aktifitas antimalarial dan antioxidan yang tinggi. Tujuan dari riset ini adalah untuk meneliti efektifitas ekstrak daun G. dulcis sebagai antiviral terhadap virus dengue (DENV). Dalam percobaan ini, DENV dengan serotype 2 NGC dan Huh-7 cell line digunakan untuk antiviral assay. Maximal inhibitory concentration (IC50), didapatkan dengan cara memberikan perlakuan dengan berbagai konsentrasi G. dulcis (80μg/ml, 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml and 5μg/ml) terhadap sel Huh-7 yang sudah diinfeksikan oleh DENV-2 NGC. Jumlah inhibisi terhadap replikasi DENV ditentukan dengan menggunakan focus assay. Dimethyl sulfoxide (DMSO), digunakan sebagai kontrol positif. Sitotoksisitas (CC50) dicari menggunakan MTT assay. Pada perlakuan dengan konsentrasi G. dulcis sebesar 80μg/ml dan 40μg/ml, DENV terhambat secara signifikan sebanyak 92.8% (p=0.01) dan 71.3% (p=0.02) secara berurutan. Selanjutnya, pada konsentrasi 20μg/ml, DENV terhambat sebesar 11.7% (p=0.83). Hasil dari percobaan ini, menunjukkan bahwa IC50, CC50, dan SI dari G. dulcis adalah sebesar 44.7μg/ml, 314.8μg/ml, dan 7.04 secara berurutan. Ekstrak daun G. dulcis menunjukkan aktivitas penghambatan yang signifikan terhadap DENV pada konsentrasi 80 μg/ml dan 40 μg/ml dan sitotoksisitas yang rendah. Rendahnya sitotoksisitas merupakan karakteristik yang menguntungkan untuk menjadi antiviral. Maka, sub-fraksi dari G. dulcis harus dicari untuk dapat menemukan senyawa murni yang dapat mennghambat replikasi DENV dengan efektif. Selain itu, investigasi lebih lanjut pada batang, kulit dan benih G. dulcis dapat dilakukan. Ekstrak natural perlu diperlajari secara ekstensif perlu dilakukan untuk menemukan antiviral yang efektif untuk menangani infeksi DENV.
Dengue virus (DENV) infection is a major health problem in Indonesia, with more than 150,000 cases occurring annually. Currently, no approved vaccines or antivirals are available to prevent or manage the disease. This urges the need to investigate possible antiviral activity of natural extracts to be used as therapeutic management for DENV infection. Garcinia dulcis (G. dulcis) is a plant native to Indonesia and other Southeast Asia countries; it is known to have antimalarial and high antioxidant activities. The objective of this research is to investigate the effectivity of G. dulcis leaves extract as a viable antiviral against DENV. In this study, we used DENV serotype 2 NGC and Huh-7 cells line for antiviral assay. Maximal inhibitory concentration (IC50) was determined by applying various concentrations of G. dulcis (80μg/ml, 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml and 5μg/ml) to DENV-2 NGC-infected Huh-7 cells with 6 times replication. Inhibition of DENV replication was determined by focus assay from G. dulcis treated supernatant. We used dimethyl sulfoxide (DMSO) on dengue-infected cells as positive control. The cytotoxicity (CC50) was determined by MTT assay. Upon treatment with 80μg/ml and 40μg/ml of G. dulcis extract, DENV infection was significantly inhibited as much as 92.8% (p=0.01) and 71.3% (p=0.02) respectively. At concentrations of 20μg/ml, DENV was insignificantly inhibited by 11.7% (p=0.83). The result showed, that IC50, CC50, and SI of G. dulcis extract were 44.7μg/ml, 314.8μg/ml, and 7.04, respectively. G. dulcis leaves extract showed significant inhibitory effect towards dengue virus in vitro at concentrations of 80 μg/ml and 40 μg/ml and it has low cytotoxicity. Low cytotoxicity is a characteristic that can be advantageous for an antiviral agent. Thus, sub-fractions of G. dulcis leaves needs to be done to find pure compound that effectively inhibit DENV replication. Alternatively, further investigations on stems, barks and seeds of G. dulcis can also be done. Extensive studies on natural extracts should be continued to develop an antiviral in managing DENV infection.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Annadya
Abstrak :
ABSTRACT
Infeksi virus Dengue DENV merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang hingga saat ini belum memiliki penanganan antivirus yang efektif. Tanaman Garcinia dulcis telah diketahui memiliki aktivitas antikanker, anti inflamasi, antimikroba maupun antivirus.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antivirus ekstrak daun tanaman Garcinia dulcis dalam menghambat replikasi virus Dengue serotipe 2 DENV-2 . Uji dilakukan secara in vitro pada sel Huh 7.5 terinfeksi DENV2 dengan multiplicity of infection 0.5 yang kemudian diberi ekstrak dalam berbagai konsentrasi 20 g/ml , 10 g/ml, 5 g/ml, 2,5 g/ml, dan 1,25 g/ml . Setiap kelompok perlakuan mendapat pengulangan sebanyak enam kali. Laju inhibisi replikasi DENV-2 dinilai melalui jumlah fokus virus yang terbentuksetelah proses immunostaining. Secara statistik, pemberian ekstrak daun Garcinia dulcis pada konsentrasi 20 g/ml , 10 g/ml, 5 g/ml, 2,5 g/ml menunjukkan penghambatan signifikan terhadap replikasi DENV2 p < 0,05 kecuali pada kelompok perlakuan ekstrak 1,25 g/ml p = 0,079 . Hambatan maksimum terlihat pada pemberian konsentrasi 20 g/ml dengan daya hambat replikasi sebesar 52,57 . Kata kunci: antivirus, Garcinia dulcis, virus Dengue.
ABSTRACT
Dengue Virus DENV infection remains a health problem in Indonesia without any specific antiviral treatment available yet. Garcinia dulcis has been known to have anticancer activity, antiinflamatory, antimicrobial activity, including antiviral. The aim of this research is to determine the antiviral activity of G.dulcis leaves extract in inhibiting the replication of DENV infection. This study conducted in vitro on Huh7.5 cellinfected by DENV2 with multiplicity of infection 0,5 followed by given the extract of G.dulcis in various concentrations 20 g ml, 10 g ml, 5 g ml, 2,5 g ml, 1,25 g ml . The treatment done in six time repetition to each groups. The inhibiton rate of DENV2 replication was assessed using focus assay after immunostaining process conducted. Treatment of G.dulcis leaves extract at concentration 20 g ml, 10 g ml, 5 g ml, 2,5 g ml shown a significant value inhibiting DENV2 replication p 0,05 , except the concentration of 1,25 g ml p 0,079 was insignificantly inhibits DENV2. Maximum inhibition shown at concentration of 20 g ml, which was inhibit 52,57 replication of DENV2. Keywords Antiviral, Dengue virus, Garcinia dulcis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abritho Zaifar
Abstrak :
ABSTRACT
Virus Dengue (DENV) adalah salah satu penyakit virus dengan transmisi oleh nyamuk dan telah menyebar ke negara negara yang sebelumnya tidak pernah ada kejadian infeksi DENV. Walaupun demikian, belum ada obat antivirus berlisensi yang efektif. Salah satu agen alami yang diduga memiliki sifat anti virus terhadap DENV adalah asam galat yang telah terbukti memiliki sifat antivirus terhadap Herpes Simplex Virus 1 (HSV 1). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari toksisitas dan efektifitas amyl galat sebagai antivirus untuk DENV secara in vitro. Huh 7it-1 sel diinfeksikan dengan DENV 2 NGC strain yang telah diberi perlakuan dengan amyl galat pada konsentrasi 80 μg/ mL, 40 μg/ mL, 20 μg/ mL, 10 μg/ mL, 5 μg/ mL, dan 2.5 μg/ mL. Viabilitas sel setelah diberi perlakuan dengan amyl galat kemudian diukur dengan MTT assay menggunakan spektrofotometer, sementara inhibisi virus oleh amyl galat diukur dengan menggunakan focus assay. Untuk menguji validitas dan perbedaan yang signifikan data uji statistik Kruskal Wallis dilakukan kepada setiap variabel dan uji Mann- Whitney juga digunakan untuk membandingkan hasil dengan kontrol negatif. Nilai CC50, IC50, dan SI dari penelitian adalah >80 ug/mL, 6 ug/mL, dan >13.333. Viabilitas sel setelah diberi amyl galat dengan konsentrasi 2.5 mg/mL tidak berbeda secara bermakna dengan control (P>0.05) akan tetapi pada konsentrasi ≥ 5 ug/mL ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol (P<0.05). Hambatan infektivitas pada perlakuan amyl galat dengan konsentrasi 2.5 ug/mL, 5 ug/mL tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol (P>0.05) namun pada konsentrasi ≥ 10 ug/mL ada perbedaan bermakna dengan control (P<0.05). Amyl galat mempunyai selektivitas yang signifikan terhadap sel yang terinfeksi DENV (SI>10) dan dapat disimpulkan bahwa amyl galat mempunyai potensi untuk dipakai sebagai obat anti virus melawan DENV, namun kajian dan percobaan lebih lanjut masih diperlukan.
ABSTRACT
Dengue virus (DENV) is a viral disease transmitted by mosquitoes and has spread to countries where there has never been a DENV infection. However, there are no effective antiviral drugs available. One of the natural agents suspected of having anti-virus properties is against DENV is gallic acid which has been proven to have antiviral properties against Herpes Simplex Virus 1 (HSV 1). The aim of this research is to study the toxicity and effectiveness of amyl galat as an antiviral for DENV in vitro. Huh 7it-1 cells were infected with DENV 2 NGC strains that had been treated with amyl error at concentrations of 80 μg / mL, 40 μg / mL, 20 μg / mL, 10 μg / mL, 5 μg / mL, and 2.5 μg / mL. Cell viability after being treated with amyl error was then measured by MTT assay using a spectrophotometer, while viral inhibition by amyl error was measured using focus assay. To test the validity and significant differences Kruskal Wallis statistical test data was performed on each variable and the Mann-Whitney test was also used to compare results with negative controls. Score CC50, IC50, and SI of the study were > 80 μg / mL, 6 μg / mL, and > 13,333. Cell viability after being given amyl error with a concentration of 2.5 mg / mL was not significantly different from control (P > 0.05) but at a concentration of ≥ 5 ug / mL there was a significant difference with control (P < 0.05). Barriers to infectivity in the treatment of amyl galat with a concentration of 2.5 μg / mL, 5 μg / mL did not differ significantly with control (P > 0.05) but at concentrations ≥ 10 ug / mL there were significant differences with control (P < 0.05). Amyl error has a significant selectivity to cells infected with DENV (SI > 10) and can be concluded that amyl error has the potential to be used as an antiviral drug against DENV, but further studies and trials are still needed.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanty Hanisty
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trimurti Parnomo
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian: Uji hambatan hemaglutinasi (HH) merupakan salah satu uji serologi yang secara luas dipakai untuk mendeteksi antibodi terhadap virus dengue baik sebagai konfirmasi diagnosis atau untuk tujuan serosurvei. Mengingat bahwa penyediaan antigen baku yang dipakai untuk uji ini secara teknis tidak mudah dilakukan dan memerlukan waktu yang cukup lama, maka dicoba. untuk mencari sumber antigen alternatif dari media biakan sel yang diinfeksi virus dengue tipe 2 (DV-2). Penelitian ini dilakukan terhadap 3 macam biakan sel yaitu sel BHK klon 21, sel Aedes albopictus klon C6/36 (C6/36) dan sel Aedes pseudascutella ris klon 61 (AP61). Untuk meningkatkan titer antigen yang terbentuk, maka dicoba menambahkan deksametason dan DMSO ke dalam media, disamping itu dilakukan juga presipitasi dengan PEG 6000. Selanjutnya reaktifitas dari antigen alternatif tersebut dibandingkan dengan antigen baku terhadap 62 pasang serum tersangka penderita demam berdarah dengue (DBD) dan 30 serum normal secara uji HH.

Hasil dan kesimpulan : Antigen (hemaglutinin) yang diproduksi oleh biakan eel AP61 dan C6/36 mempunyai titer yang lama tinggi. Penambahan deksametason 10-5M ke dalam media tanpa serum dapat meningkatkan titer hemaglutinin yang secara statistik tidak berbeda bila dibandingkan dengan titer yang berasal dari media yang mengandung serum dengan atau tanpa deksametason. Hasil uji HH menunjukkan, bahwa titer antibodi terhadap antigen alternatif yang telah dipresipitasi dengan PEG 6000 tidak berbeda bila dibandingkan dengan titer antibodi terhadap antigen baku. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antigen alternatif dapat dipakai untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus dengue secara uji HH.

1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>