Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santoso Tri Raharjo
Abstrak :
Perkembangan organisasi pelayanan sosial dalam masyarakat Indonesia, tidak terlepas dari sifat kesukarelaan anggota masyarakat untuk membantu sesama. Sifat 'gotong royong', 'gugur gunung', 'rawe-rawe rantas' dan nama-nama lain yang berbeda-beda di setiap daerah merupakan wujud dari kepedulian dari sebagian warga masyarakat untuk membantu warga masyarakat lainnya yang mengalami kesusahan. Merekalah yang kemudian dikenal sebagai volunteers (relawan) yang secara sukarela menyumbangkan tenaga, pemikiran dan materinya tanpa mempertimbangkan imbalan. Dalam perkembangan selanjutnya, permasalahan sosial makin beragam, sehingga membutuhkan keahlian dan mekanisme penanganan yang lebih terorganisir. Relawan sosial sebagai salah satu ujung tombak kegiatan pelayanan sosial menjadi penting untuk diperhatikan, khususnya berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan mereka dalam kegiatan pelayanan. Selain itu para relawanlah yang menjadi pelaksana operasional kegiatan di lapangan; merekalah sebenarnya pekerja garis depan dari suatu organisasi pelayanan sosial. Namun demikian pada umumnya para relawan sulit dikendalikan dibandingkan dengan staf, dan terkadang mereka tidak memiliki kebutuhan secara ekonomis atas pekerjaan yang dia lakukan dalam suatu organisasi, sehingga ketika ia merasa tidak nyaman atau tidak betah dia akan pergi begitu saja. Latar belakang relawan yang berbeda baik persepsi dan motivasi yang mereka miliki memerlukan perhatian khusus dari para pengurus organisasi pelayanan sosial. Pendidikan dan pelatihan relawan merupakan salah satu upaya pengembangan sumber daya relawan sebagai bagian dari manajemen sumber daya manusia perlu dikaji dan dikembangkan dalam upaya efektivitas pelayanan sosial. Hal yang mendasari secara akademis perlunya kajian ini adalah untuk memperkaya telaah mengenai kerelawanan dan khususnya memperoleh pemahaman secara mendalam mengenai proses pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan sumber daya relawan melalul pendidikan dan pelatihan relawan di Mitra Citra Remaja (MCR) PKBI Jawa Barat. Kemudian secara khusus pula ingin mengetahui mengenai Informasi dan motivasi relawan masuk ke MCR-PKBI, jenis pelatihan, tujuan, fasilitator, metode, waktu, sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, dan manfaat pendidikan dan pelatihan relawan dalam kegiatan pelayanan di Mitra Citra Remaja Bandung. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai 9 (sembilan) orang tenaga relawan dan 6 (enam) orang staf MCR-PKBI Jawa Barat yang diperoleh secara purpossive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi teman merupakan informasi pertama sekaligus menjadi daya tank utama mereka aktif di MCR-PKBI Jawa Barat. Berbagai motivasi lain yang mendorong mereka aktif di lembaga ini adalah mengisi waktu luang, mencari pengalaman, memperoleh keterampilan dan pengetahuan barn, serta teman-teman baru. Pendidikan dan pelatihan relawan di MCR-PKBI Jawa Barat dilaksanakan berdasarkan pola-pola tertentu yang sudah ada dan dilaksanakan secara berkala. Namun dalam pelaksanaan di lapangan telah dilakukan beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan potensi di lembaga MCR-PKBI Jawa Barat itu sendiri. Jenis pelatihan di MCR dilakukan secara berjenjang, yaitu pelatihan dasar, pelatihan lanjutan, pengayaan di masing-masing divisi dan pelatihan khusus. Tujuan utama dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta untuk dapat berperan sebagai peer educator dan konselor dalam kesehatan reproduksi remaja. Gaya fasilitator yang disukai oleh peserta atau relawan selain menguasai akan bidangnya adalah yang santai, lugas, tidak kaku dalam penyampaian materinya dan bisa humor. Failitator yang mampu melihat suasana dan mampu menghangatkan suasana pelatihan sehingga peserta tidak bosan. Para fasilitator pelatihan berasal dari dalam yaitu dan MCR PKBI yang kompeten dalam penyampaian materi tertentu. Sedangkan fasilitator yang berasal dan luar adalah mereka yang dikenal dan diketahui ahli dalam bidangnya, baik dari perguruan tinggi atau LSM lain. Metode dan teknik yang dipergunakan dalam pendidikan dan pelatihan di MCR-PKBI Jawa Barat, antara lain ceramah, diskusi dan tanya jawab (CTJ), juga memanfaatkan permainan peran (role play) dan permainan-permainan (games), simulasi, bahas kasus serta teknik-teknik ice breaking untuk mencairkan suasana. Ketepatan dalam menggunakan berbagai teknik dalam pelatihan juga terkait dengan kamampuan fasilitator dalam menyampaikan materinya. Waktu penyelenggaraan pelatihan relawan paling tidak satu tahun sekali untuk pelatihan dasar, sedangkan pelatihan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Sarana dan prasarana pelatihan sebagian besar telah disediakan oleh pihak MCR PKBI sendiri. Untuk mengetahui respon peserta terhadap pelatihan dipergunakan pre-tes dan pos-tes; sedangkan evaluasi menyeluruh mengenai penyelenggaraan pelatihan itu sendiri belum dilakukan. Rekemondasi berkaitan dengan penyelenggaraan pelatihan di MCR-PKBI Jawa Barat antara lain pencatatan proses penyelenggaraan pelatihan perlu dikembangkan sehingga dapat terlihat efektivitas pelatihan. Perlu kiranya mengadakan pelatihan untuk pelatih (training for trainer) untuk meningkatkan kualitas pelatihan dan serta tersedianya sejumlah pelatih yang berasal MCR-PKBI itu sendiri. Relawan MCR-PKBI Jawa Barat, walaupun telah memeproleh pendidikan dan pelatihan, kemudian diikat dengan kontrak dan peluang jenjang karier untuk menjadi staf, namun tetap saja tingkat 'tum-over'-nya tinggi. Sehingga diperiukan perhatian khusus berkaitan dengan upaya pmeliharaan dan pengembangan relawan yang sudah terlatih dengan cara yang lain, misalkan dengan mengembangkan kegiatan kegiatan yang bersifat penguatan keeratan hubungan antar staf dan relawan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Budiarti
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang tragedi yang terjadi pada masyarakat Muslim Moro di Filipina tahun 1968. Ini merupakan peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden Marcos. Penulis merumuskan dua pertanyaan yaitu apa yang melatarbelakangi tragedi Jabidah dan pengaruhnya bagi masyarakat Muslim Moro. Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis, yakni penulis meneliti dan menganalisis data masa lalu dari objek yang diteliti melalui studi kepustakaan (Library Research). Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan latar belakang terjadinya tragedi Jabidah di Corregidor tahun 1968 dan pengaruhnya bagi masyarakat Muslim Moro. Temuan dari penelitian ini adalah: pertama, tragedi Jabidah terjadi karena sukarelawan Tausug dari Sulu mengetahui tujuan sebenarnya dari Operasi Merdeka yang dibentuk oleh pemerintah Filipina. Sukarelawan dari Sulu tidak menyukai jika mereka harus menyerang masyarakat Sabah yang memiliki hubungan baik dengan masyarakat Tausug. Kedua, peristiwa ini mengakibatkan demonstrasi masyarakat Muslim Moro dan dari demonstrasi ini membangkitkan semangat Muslim Moro untuk mendirikan organisasi-organisasi radikal. Organisasi tersebut bertujuan untuk menjadikan Filipina Selatan sebagai negara Muslim Moro yang independen. Organisasi tersebut juga ikut serta membela masyarakat Muslim Moro dalam setiap insiden yang terjadi pasca tragedy Jabidah.
Abstract
This thesis talked about the tragedy that occurred on the Moro Islamic community at the Philippines in 1968. This is an event that happened during the reign of President Marcos. Authors formulate two questions of what lies behind the tragedy and its influence Jabidah for Moro Muslim communities. Research method used is the historical method, the authors examine and analyze past data of the object under study through library research. The purpose of this study is to reveal the background of the tragedy Jabidah at Corregidor in 1968 and this influence for the Muslim Moro people. The findings from this research are: first, the tragedy occurred because Jabidah volunteers Tausug from Sulu to know the real purpose of Operation Merdeka which was formed by the Philippine government. Volunteers from the Sulu did not like if they have to attack the Sabah people who have good relations with the Tausug community. Second, this incident resulted in public demonstrations and the Moro Muslims of this demonstration uplifting to establish a radical organizations. The organization aims to make the Southern Philippines as a country independent Moro Muslims. This organization also participated defend the Moro Islamic community in every incident that happened after the tragedy of Jabidah.
2010
S13297
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Effi Setiawati
Abstrak :
Dehidroepiandrosteron (DHEA) dan konjugat sulfatnya (DHEAS) adalah hormon steroid adrenal yang paling banyak diproduksi di dalam tubuh manusia. DHEA merupakan salah satu prekursor utama pads biosintesis hormon steroid endogen. Zat ini walaupun diklasifikasikan sebagai androgenik lemah dapat membentuk androgenik kuat sesuai jalur metabolismenya melalui androstenedion menjadi testosteron dan 5a-dihidrotestosteron (5a-DHT). Oleh sebab itu, maka mulai Januari 1997 penggunaan DHEA eksogen ini dimasukkan ke dalam daftar anabolik steroid androgenik sebagai doping bagi atlet oleh International Olympic Committee (IOC). Di Indonesia steroid ini dapat dibeli secara babas tanpa resep dokter sebagai suplemen atau health food. Untuk mengetahui pengaruh pemberian DHEA eksogen terhadap beberapa hormon steroid androgenik dan untuk melihat apakah terdapat suatu perubahan yang signifikan dan konsisten pada rasio metabolit setelah pemberian DHEA eksogen, dilakukan penelitian terhadap pengaruh pemberian DHEA terhadap beberapa metabolit hormon steroid androgenik dalam urine yaitu konjugat glukuronat dari testosteron (T), epitestasteron (Epi-T), 5a-androstan-3a,1713-dio1 (5a-diol), 5¢-androstan-3a-17P-dio1 (50-dio1), androsteron (A), etiokolanolon (Elio), DIVA dan konjugat sulfat dari DHEA (DHEAS), yang ditunjukkan pads perubahan rasio yang terjadi pada metabolit tersebut. Rasio metabolit yang diteliti adalah rasio TfEpiT, AJEtio, 5a-dio1J5~3-dial, DHEASIDHEA glukuronat dan AIT. Penelitian ini melibatkan 13 sukarelawan pria, bangsa Indonesia, memenuhi kriteria inidusi yaitu berbadan sehat, berumur 20 - 30 tahun, tidak minuet obat atau vitamin apapun serta makanan yang diduga mengandung hormon minimal dua minggu sebelum penelitian dilaksanakan dan selama penelitian berlangsung serta bersedia menandatangani informed consent. Kriteria sehat didasarkan pada tidak dijumpainya kelainan selama anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yang meliputi fungsi ginjal (ureum, kreatinin), fungsi hati (SGOT, SGPT), hematologi rutin (kadar hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit dan laju endap darah), dan foto toraks. Pengambilan sampel urine baseline dilakukan 1 hari sebelum pemberian obat yaitu pada pukul 08.00, 12.00, 16,00, dan pukul 20.00. Setelah itu kapsul DHEA 50 mg diberikan setiap pukul 08.00 pagi selama lima hari berturut-turut dengan 200 ml air putih. Sampel urine diambil pada hari kelima setelah minum obat yang dilakukan pada jam ke-0 (pukul 8.00), 1 (9.00), 2 (10.00), 4 (12.00), 5 (13.00), 7 (15.00), 8 (16,00), 10 (18.00), 12 (20.00), 14 (22.00) dan 24 (pukul 8.00 hari berikutnya). Urin dikumpulkan dan diuji terhadap kadar masing-masing hormon steroid dengan menggunakan metode Gas Chromatography./Mass Selective Detector (GCIMSD). HASIL DAN KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan rasio TIEpiT baseline pada pukul 8.00 sebesar 1,07 ± 1,15, mencapai puncak pada pukul 16.00 yaitu 1,18 ± 1,21, dan setelah pemberian DIVA eksogen pada pukul 8.00 sebesar 1,03 ± 1,15 dan mencapai puncaknya pada pukul 16.00 : 2,11 ± 2,53. Seorang sukarelawan yang mempunyai rasio TIEpiT baseline sebesar 3,4 pada pukul 8.00, menunjukkan peningkatan yang berarti setelah pemberian DHEA eksogen yaitu pada pukul 15.00, 16.00 dan 18.00 berturut-turut sebesar 9,71; 9,13 dan 8,55. Rasio AlEtio baseline pada pukul 8.00 sebesar 1,45 ± 0,54, mencapai puncak pada pukul 20.00 : 1,82 ± 0,68 ; setelah pemberian DHEA eksogen pada pukul 8.00 : 0,77 ± 0,49, mencapai puncak pads pukul 12.00: 1,51 ± 0,67. Kurva AlEtio sebelum pemberian DHEA (baseline) berada di atas nilai yang diperoleh setelah pemberian DHEA eksogen. Kurva rasio 5or-diol15 G3-diol sedikit berubah setelah pemberian DHEA eksogen dibandingkan dengan baseline, tetapi secara statistik tidak signifikan. Rasio DHEASIDHEA glukuronat setelah pemberian DHEA eksogen meningkat signifikan dibandingkan dengan baseline pada semua semua sukarelawan, rasio DHEASIDHEA glukuronat mencapai nilai maksimum pada pukul 16.00 sebesar 158,03 ± 95,63 setelah pemberian DHEA eksogen, berbeda bermakna dengan baseline pada jam yang sama yaitu: 18,49 ± 16,32 (p < 0,05). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian DHEA eksogen secara oral dengan dosis 50 mg per hari selama 5 hari (1) mengubah rasio-rasio metabolit TIE, AlEtio dan DHEASIDHEA glukuronat ; (2) Seorang sukarelawan yang mempunyai rasio TIEpiT baseline relatif tinggi yaitu sebesar 3,4 mengalami peningkatan rasio T/EpiT menjadi 9,7. Angka ini melebihi batas rasio TIEpiT yang diperbolehkan oleh IOC yaitu 6 : 1 ; (3) Rasio DHEASIDHEA glukuronat meningkat signifikan setelah pemberian DHEA eksogen.
SCOPE AND METHODS : Dehydroepiandrosterone (DHEA) and its sulfate ester dehydroepiandrosterone sulfate (DHEAS) are quantitatively the largest products of adrenal cortex and the most abundant steroids in peripheral blood. DHEA is one of the major precursors for the biosynthesis of the endogenous steroids. It is classified as having weak androgenic activity, but it can be converted in peripheral tissues via androstenedione to testosterone and 5a-dihydrotestosterone (5a-DHT), both are classified as having strong androgenic activity. Exogenous DHEA is considered to be a doping drug and listed in the class of prohibited anabolic agents by International Olympic Committee since January 1997. In Indonesia, this steroid can be purchased legally as healthfood and over the counter product. In the present study, we investigate the effects of DIVA oral administration to the urinary excretion of some DHEA metabolites in healthy volunteers. Thirteen volunteers, 20 - 30 years old, all men, fulfilled the inclusion criteria (healthy, no previous or chronic disease), passed the medical examination (physical exams, blood chemistry determination, chest X-ray), and signed a letter of informed consent. All volunteers had undergone 2 weeks wash-out periode of free medicines, vitamines and all kind of food that influence hormonal level. Each volunteer took 50 mg of exogenous DHEA orally in the morning at h. 8.00 for 5 days. Baseline urine value was collected a day before exogenous DHEA at hour 8.00, 12.00, 16.00 and 20.00 and at h. 8.00, 9.00, 10.00, 12.00, 13.00, 15.00 16.00 18.00, 20.00, 22.00 and 8.00 (next day) respectively after exogenous DHEA. Urinary excretion glucuronide (and free) metabolites of testosterone (T), epitestosteron (E), androsterone (A), etiocholanolone (Elio), 5a-androstane-3a, 173-diol (5a-dial), 5¢-androstane-3a,170-dio1 (50-diol) and DHEA, and also sulfate metabolite of DHEA was determined by Gas Chromatography/Mass Selective Detector (GCIMSD). RESULTS AND CONCLUSION : The results showed that the TIE ratio at h. 8.00 was 1.07 ± 1.15, peaked at h. 16.00: 1.18 ± 1.21 before and at 8.00: 1.03 ± 1.15, peaked at h. 16.00 :2.11 ± 2.53 after exogenous DHEA. One volunteer had a high baseline TIE ratio of 3.4 at h. 8.00 before and at h. 15.00, 16.00, and 18.00 respectively were 9.71; 9.13 and 8.55 after exogenous DHEA. The AfEtio ratio at h. 8.00 was 1.45 ± 0.54; peaked at h. 20.00 : 1.82 ± 0.68 before and at h. 8.00 : 0.77 ± 0.49, peaked at h. 12.00 : 1.51 ± 0.67 after exogenous DHEA. The AJEtio curve before exogenous DHEA was entirely above the value obtained after exogenous DHEA. Although the curve of ratio of 5a-dio11513-dial after exogenous DHEA was slightly different from that of the curve before exogenous DHEA, it was not statistically significant. The DHEASIDHEA glucuronide at various time points after exogenous DHEA was significantly higher than that before exogenous DHEA; the ratio of DHEASIDHEA glucuronide reached a maximum value of 158.03 ± 95.63 after exogenous DHEA in comparison with 18.49 ± 16.32 at h. 16.00 before exogenous DHEA (p < 0,05). To conclude, oral administration of exogenous DHEA of 50 mg once daily for 5 days (1) alter ratios TIE, AlEtio and DHEASIDHEA glucuronide; (2) One volunteer had a high baseline TIE ratio of 3.4 and after receiving exogenous DHEA the ratio was further increased to 9.71, significantly exceeding the limit value permitted by IOC 6:1 ; (3) The ratios of DHEASIDHEA glucuronide after receiving exogenous DHEA in comparison with those before exogenous DHEA were significantly increased at various time points.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T8260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Perdana Kusuma
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi relawan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan dalam perilaku pendistribusian hasil ZISWAF melalui pendekatan Appreciative Inquiry. Sebagai dasar dari terwujudnya partisipasi, penelusuran motivasi para relawan pun dilakukan menggunakan alat ukur volunteer function inventory untuk mengetahui motivasi dasar para relawan. Pengolahan data menggunakan SPSS 20 menunjukkan bahwa mayoritas relawan telah menjadikan value sebagai motivasi untuk bergabung menjadi relawan Dompet Dhuafa Sulsel. Dengan menggunakan metode eksperimen static group comparison, peneliti membagi partisipan yang merupakan relawan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan ke dalam dua kelompok secara acak untuk membandingkan partisipasi yang diberikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil penelitian intervensi ini menunjukkan bahwa para relawan yang diberikan perlakuan Appreciative Inquiry mampu menunjukkan peningkatan partisipasi dengan menghasilkan program kegiatan kemanusiaan bagi para mustahik, mempersiapkan pelaksanaan kegiatan dan menunjukkan tingkat kehadiran yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol pada saat pelaksanaan kegiatan. ...... The purpose of this study is to increase volunteers participation of Dompet Dhuafa in South Sulawesi, from the behavior of ZISWAF results distribution through appreciative inquiry approach. As the basis of participation realization, tracing process was conducted to see volunteers motivation by using a volunteer function inventory tool to determine the basic motivation of the volunteers. Data processing using SPSS 20 shows that the majority of volunteers have made value as a motivation to join Dompet Dhuafa volunteers in South Sulawesi. Using the static group comparison experimental method, the researchers divided participants who were volunteers of Dompet Dhuafa in South Sulawesi randomly into two groups, to compare the participation between control group and the experimental group. The results of this study indicate that the volunteers which are given the appreciative inquiry treatment were able to demonstrate increased participation by producing a humanitarian program for mustahik, preparing for the implementation of activities and showing a higher attendance rate than the control group at the time of implementation of the activity.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T49217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hara Tamiki
Abstrak :
Despite its much-touted agenda to fight poverty and corruption, the Aquino administration was not able to produce good results during its term at the national level. However, some political forces and policy reforms that emerged with the administration achieved remarkable change at the local level. This paper explores the case of Siquijor Province, where an entrenched political dynasty was defeated in the 2013 and 2016 elections by candidates supported by the Liberal Party and its allied forces, Akbayan, and analyzes factors that brought this change by focusing on activities of People Power Volunteers for Reform, the impact of bottom-up budgeting projects, and the mobilization of powers of the national government through personal relationships. It also notes achievements of the Aquino administration at the local level, provides a critical perspective to the elite democracy discourse that sticks to a static view of Philippine politics, and clarifies local practices by progressive forces that confront oligarchy.
Kyoto : Nakanishi Printing Company;Nakanishi Printing Company, 2019
050 SEAS 8:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Rehanita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran mengenai perilaku pencarian informasi relawan Komunitas Jendela Jakarta sebagai Pengajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam perilaku pencarian informasi, relawan Komunitas Jendela Jakarta lebih menyukai menggunakan internet dibandingkan memanfaatkan koleksi buku ndash; buku yang ada di Komunitas Jendela Jakarta karena faktor keterbatasan waktu dan kurangnya ketersediaan buku yang dibutuhkan. Walaupun keterbatasan waktu dan kurangnya ketersediaan buku menjadi hambatan, para relawan adalah seseorang yang mempunyai komitmen untuk tetap memiliki ide kreatif di dalam mencari informasi untuk bahan ajar mereka di Komunitas Jendela Jakarta Kata kunci : Perilaku pencarian informasi, relawan Komunitas Jendela Jakarta, Komunitas Jendela Jakarta.
ABSTRACT
This research aims to provide an overview of the information seeking behavior of Jendela Jakarta Community volunteers as Teachers. This study uses a qualitative approach with case study method. The result from this study indicates that the volunteers of Jendela Jakarta Community prefer to use the internet instead of utilizing book collections available in Jendela Jakarta Community because of the limited time and lack of availability of books required. Even though the limited time and lack of book availability become an obstacle, the volunteers are the ones who have committed to retain creative ideas in the search of information for their teaching materials in Jendela Jakarta Community. Keywords Information seeking behavior, volunteers of Jendela Jakarta Community, Jendela Jakarta Community.
2016
S70090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library