Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ellys Lestari Pambayun
"Penelitian kritikal tentang voyeurisme di cyberporn ini berawal dari pengamatan terhadap realitas kegiatan para pengguna internet yang mengakses salah satu situs porno yang mayoritas dipresentasikan wanita, yaitu cyberporn. Kemudian dari hasil pengamatan tersebut ditemukan permasalahan, yaitu bahwa media massa baru (internet) melalui situs yang paling populernya ini, yaitu cyberporn, telah menunjukkan eksploitasi, subordinasi, dan komodifikasi terhadap perempuan di dalamnya.
Dasar teoretik yang digunakan untuk menganalisis masalah voyeurisme adalah paradigma kritikal (critical theory) yang secara khusus tujuan penelitiannya adalah mengungkap kesadaran palsu (false consciousness) di balik apa yang dilihat "objektif". Sementara secara umum, tujuannya adalah memperoleh temuan yang memiliki signifikansi sosial seperti kritik sosial, penyadaran, pemberdayaan atau transformasi sosial.
Penelitian ini pun diteropong oleh pemikiran teori kritikal politik ekonomi dengan salah satu variannya, yaitu instrumentalis, yang menjelaskan bahwa media itu dikuasai oleh para kapitalis dengan tujuan mendominasi kelas dalam suatu tatanan budaya dan masyarakat tertentu.
Pemikiran teoretik lain yang digunakan adalah perspektif feminis, khususnya perspektif feminis kritis marxis, yang bertujuan menemukan masalah-masalah timbulnya subordinasi dan eksploitasi melalui visualisasi wanita di cyberporn yang dikonsumsi oleh pengguna internet sebagai tayangan voyeuristic, di mana tayangan ini menjelaskan suatu kekuasaan pada tubuh wanita melalui strategi kapitalis dan hegemoni ekonomi. Dan, visualisasi wanita di cyberporn itu sendiri secara khusus akan ditelusuri oleh analisis kritis wacana, sehingga gambaran ideologi patriarki dapat terlihat jelas.
Selain itu secara metodologis digunakan dimensi ontologis, yaitu berusaha menganalisis voyeurisme sebagai suatu realitas semu (virtual reality) dan ini terjadi karena adanya konstruksi motivasi dan persepsi terhadap nilai-nilai pengguna Internet sebagai individu yang diciptakan kapitalis dan sistem patriarki. Sementara, melalui dimensi epistemologi dijelaskan interaksi peneliti dan objek yang diteliti dengan tujuan menemukan sistem nilai pengguna internet. Dan, metode penelitian kualitatif ini digali melalui analisis wacana dan secara etnografi yaitu metode yang berusaha mengungkap gambaran kegiatan voyeurisme sebagai perilaku yang patriarkis.
Penelitian ini menghasilkan atau menemukan bahwa telah terjadi bias gender dan kokohnya kontribusi ekonomi perempuan di dalam Internet atau cyberporn dan kuatnya ideologi patriarki di mana laki-laki digambarkan sebagai penonton yang diskriminatif dalam memandang objek tontonannya (perempuan), sementara para aktivis perempuan tidak melakukan reaksi atau aksi apa pun terhadap keberadaan wanita di cyberporn."
2000
T5663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilla Ratna Febrianti
"Penelitian ini membahas mengenai kekerasan terhadap perempuan yang terjadi secara online (online violence against women (online VAW)) di Korea Selatan, khususnya voyeurisme digital. Korban kejahatan voyeurisme digital mayoritas adalah perempuan, sedangkan pelakunya mayoritas laki-laki, baik yang dikenal korban maupun yang tidak dikenal. Perempuan dalam kasus voyeurisme digital mendapat tekanan tidak hanya dari pelaku, tetapi secara struktural ditekan oleh praktik budaya patriarki oleh petugas polisi, penyidik kasus, dan netizen. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh apa saja yang ditimbulkan dari budaya patriarki dalam perilaku kekerasan terhadap perempuan secara online. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dalam lingkup budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warisan budaya patriarki Konfusian menegaskan persistensi dominasi laki-laki terhadap perempuan dan subordinasi perempuan dalam online VAW yang terjadi.
......
This study discusses online violence against women (online VAW) in South Korea, particularly digital voyeurism. The majority of victims of digital voyeurism are women, while the perpetrators are mostly men, both known to the victim and unknown. Women in digital voyeurism cases are under pressure not only from perpetrators, but structurally by patriarchal cultural practices by police officers, case investigators, and netizens. The purpose of this study is to identify the effects of patriarchal culture on violent behavior against women online. The research method used in this research is descriptive qualitative with a literature study approach within the cultural scope. The results show that the Confucian patriarchal cultural heritage confirms the persistence of male domination over women and female subordination in the online VAW that occurs in South Korea.;Penelitian ini membahas mengenai kekerasan terhadap perempuan yang terjadi secara online (online violence against women (online VAW)) di Korea Selatan, khususnya voyeurisme digital. Korban kejahatan voyeurisme digital mayoritas adalah perempuan, sedangkan pelakunya mayoritas laki-laki, baik yang dikenal korban maupun yang tidak dikenal. Perempuan dalam kasus voyeurisme digital mendapat tekanan tidak hanya dari pelaku, tetapi secara struktural ditekan oleh praktik budaya patriarki oleh petugas polisi, penyidik kasus, dan netizen. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh apa saja yang ditimbulkan dari budaya patriarki dalam perilaku kekerasan terhadap perempuan secara online. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dalam lingkup budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warisan budaya patriarki Konfusian menegaskan persistensi dominasi laki-laki terhadap perempuan dan subordinasi perempuan dalam online VAW yang terjadi.
......
This study discusses online violence against women (online VAW) in South Korea, particularly digital voyeurism. The majority of victims of digital voyeurism are women, while the perpetrators are mostly men, both known to the victim and unknown. Women in digital voyeurism cases are under pressure not only from perpetrators, but structurally by patriarchal cultural practices by police officers, case investigators, and netizens. The purpose of this study is to identify the effects of patriarchal culture on violent behavior against women online. The research method used in this research is descriptive qualitative with a literature study approach within the cultural scope. The results show that the Confucian patriarchal cultural heritage confirms the persistence of male domination over women and female subordination in the online VAW that occurs in South Korea.;Penelitian ini membahas mengenai kekerasan terhadap perempuan yang terjadi secara online (online violence against women (online VAW)) di Korea Selatan, khususnya voyeurisme digital. Korban kejahatan voyeurisme digital mayoritas adalah perempuan, sedangkan pelakunya mayoritas laki-laki, baik yang dikenal korban maupun yang tidak dikenal. Perempuan dalam kasus voyeurisme digital mendapat tekanan tidak hanya dari pelaku, tetapi secara struktural ditekan oleh praktik budaya patriarki oleh petugas polisi, penyidik kasus, dan netizen. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh apa saja yang ditimbulkan dari budaya patriarki dalam perilaku kekerasan terhadap perempuan secara online. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dalam lingkup budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warisan budaya patriarki Konfusian menegaskan persistensi dominasi laki-laki terhadap perempuan dan subordinasi perempuan dalam online VAW yang terjadi.
......
This study discusses online violence against women (online VAW) in South Korea, particularly digital voyeurism. The majority of victims of digital voyeurism are women, while the perpetrators are mostly men, both known to the victim and unknown. Women in digital voyeurism cases are under pressure not only from perpetrators, but structurally by patriarchal cultural practices by police officers, case investigators, and netizens. The purpose of this study is to identify the effects of patriarchal culture on violent behavior against women online. The research method used in this research is descriptive qualitative with a literature study approach within the cultural scope. The results show that the Confucian patriarchal cultural heritage confirms the persistence of male domination over women and female subordination in the online VAW that occurs in South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library