Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: Frederick A. Praeger, 1962
355 LIM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Strata Pesan Cakti,
355 DEFEND
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Neng Ary Tantranesia
"ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran Georgy Zhukov dalam Pertempuran Stalingrad dan strategi perang yang digunakan oleh Zhukov selama pertempuran tersebut. Georgy Zhukov adalah perwira militer Uni Soviet yang banyak memimpin operasi militer Uni Soviet dan membawa Uni Soviet menuju kemenangan melawan Jerman pada Pertempuran Stalingrad. Strategi perang apa yang digunakan oleh Zhukov menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Strategi perang ini dianalisis dengan menggunakan lima dasar teori perang yang dituliskan oleh Randall Bowdish. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Zhukov menggunakan strategi penghancuran untuk melawan pasukan Jerman, hal ini dibuktikan dengan pemusnahan pasukan Jerman yang bertujuan untuk mengurangi personil Jerman di Stalingrad serta dislokasi yang dilakukan oleh pasukan Uni Soviet untuk memukul mundur pasukan Jerman. Peran Zhukov dalam Pertempuran Stalingrad sebagai pemimpin operasi-operasi militer dapat dipastikan sangat penting. Zhukov menjadi orang kepercayaan Stalin dalam mengambil keputusan perang.

ABSTRACT
This research is aiming to analyze Georgy Zhukov rsquo s role in the Battle of Stalingrad and the strategic war used by Zhukov during the battle. Georgy Zhukov is a military officer which leads many Soviets rsquo military operations and brought Soviet to victory against Germany in the Battle of Stalingrad. Which military strategy that Zhukov used and what Zhukov role during the Battle of Stalingrad become the main question of this research. The war strategy which Zhukov used was analyzed by five basic war strategies written by Randall Bowdish. Based on the analysis can be concluded that Zhukov used the strategy of annihilation to against the German army, this proved by the annihilation of German army that aim to diminish the number of German army in Stalingrad and dislocation that did by Soviet army to repulsed the German army. Georgy Zhukov rsquo s role in the Battle of Stalingrad as commander of many military operations can be ensured really important. Zhukov becomes Stalin rsquo s right hand in order to make decisions during war."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh A. Djamhari
"Empat tahun seusai pemberontakan Diponegoro Kolonel Jhr. F.V.A. Ridder de Stuers, anak menantu dan mantan ajudan Letnan Jenderal H.M. de Kock, menerbitkan memoarnya yang berjudul Memoires sur la guerre d'ile de Java de 1825 - 1830, (1834). Memoar ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Letnan Kolonel H.M. Lange dengan judul Gedenkschrif van den Oorlog op Java van 1825 tot 1830, terbit pada 1847. Khusus pada Bab III, yang berjudul: 1827, amat menarik perhatian peneliti. Pada tahun 1827 tersebut oleh penulisnya, disebut sebagai tahun titik balik strategi militer Belanda, tahun peralihan dari strategi mobilitas ke strategi benteng atau Stelsel Benteng. Strategi benteng adalah strategi militer yang tidak sekedar memiliki ciri yang unik, baik aspek pemikiran maupun pelaksanaannya, namun amat berkaitan dengan aspek politik, sosial, kultural, seni perang kedua belah pihak yang belum pernah diterapkan dalam perang kolonial mana pun. Dengan asumsi demikian, peneliti memilihnya sebagai topik kajian utama.
Berhadapan dengan topik kajian ini, peneliti menyusun kerangka pertanyaan: Seberapa besarkah kekuatan militer Diponegoro sehingga berhasil memaksa tentara Belanda untuk mengubah strategi militernya pada 1827? Sejauh manakah motivasi perang Diponegoro dan pengikutnya sehingga berhasil memperpanjang jangka waktu perang? Mengapa Jenderal de Kock memilih strategi Stelsel Benteng, apakah sekedar kontra strategi dari strategi Diponegoro atau mempunyai pemikiran lain untuk pasta perang?
Berangkat dari pertanyaan tersebut, peneliti berusaha mengenali beberapa masalah topik kajian tersebut dengan mengkaji secara kritis sejumlah sumber arsip dan historiografi militer Belanda pada periode abad 19 dan memoar Diponegoro tentang peperangan yang dilakukannya.
Dari kajian tersebut peneliti berpendapat, masih ada domain yang "luput" dari perhatian penulis terdahulu. Pertama, terutama kekuatan motivasi dan kemampuan para pemimpin perang dalam mengelola aksi-aksi mereka untuk tujuan yang ingin dicapai. Apakah tujuan aksi mereka untuk mempertahankan kedaulatan negara? Atau untuk merebut kedaulatan negara? Karena kedua belah pihak, baik Pemerintah Hindia Belanda maupun Diponegoro saling mengaku memiliki kedaulatan (berdaulat) di Kesultanan Yogyakarta dan saling mengaku pula kedaulatan dan kehormatannya dilanggar dan direndahkan. Karena masalah kedaulatan sebagai masalah prinsip, tidak ada cara lain untuk saling mempertahankan dan merebut kedaulatan kecuali dengan perang. Kedua, perang yang terjadi dalam satu wilayah negara (infra states warfare) dalam sejarah militer disebut perang kecil (small war). Perang kecil yang terjadi di wilayah Kerajaan Yogyakarta bisa ditinjau dari beberapa aspek: politik, sosial, kultural dan ekonomi?"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
D528
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library