Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
[Place of publication not identified]: Suara Bangawan, [Year of publication not identified]
900.598 PAS
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"The world today is as furiously religious as it ever was.' This quote from Peter Berger now appears to be undisputed in the contemporary social and cultural sciences. A look around the globe reveals that modernization does not necessarily lead to a decline of religion, neither in society nor in the minds of individuals. Moreover, the multifaceted and divergent responses to modernization processes have significantly contributed to a critical reflection on the notion of a singular modernity, and as a result it has been suggested to speak of multiple, vernacular, alternative, or "other" modernities. Southeast Asia in particular presents a rich field of inquiry into the dynamics of these "modernities" that have produced and shaped a wide variety of religious phenomena. With case studies from Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, and Vietnam, these contributions reveal contemporary religious practices in Southeast Asia as thoroughly modern manifestations of uncertainties, moral disquiet and unequal rewards in the contemporary moment"
New York: Berghahn Books, 2011
133.909 59 ENG
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ali Masykur Musa
"Kemajemukan yang dijalin erat dan dibalut wawasan kebangsaan yang utuh lahir dan batin merupakan modal kebesaran bangsa dan negara Indonesia. Negara RI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang berdasarkan pancasila UUD 1945 menjadi landasan ideologis dan konstitusional untuk pengembangannya paham kebangsaan. Berdirinya negara-negara indonesai merupakan perwujudan dari persamaan kesadaran dan cita-cita masyarakatnya melalui wawasan kebangsaan yang telah lama tumbuh dan berkembang di bumi Nusantara. Motivasi dan gerakan kebangsaan pada awal abad ke-20 yang melahirkan kebangkitan nasional. Semangat kebangsaan juga dibuktikan oleh para pemikir dan pejuang dari organisasi agama Idalam seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Hal seperti ini menyakinkan dan mengilhami gerakan kemerdekaan Indonesia. Melalui gerakan kebangsaan yang dimotori para pendiri bangsa, paham kebangsaan Indonesia sejak awal tidak dirancang berdasarkan ras, suku bangsa, maupun agama. Paham kebangsaan kita tumbuh sebagai identitas diri dari pengalaman sejarah yang Bhinneka Tunggal Ika."
Jakarta : Lembaga Pengkajian MPR RI , 2019
342 JKTN 013 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library