Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusmiyati
"Kujang merupakan salah satu contoh senjata tradisional yang lebih dikenal sebagai senjata tradisional untuk orang Sunda (Jawa Barat}, walaupun pada kenyataannya senjata kujang ini juga dapat dijumpai di Jawa dengan istilah Kudi dan Madura (Kodhiq). Beberapa kujang ini dapat dijumpai sebagai koleksi Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang, Museum Negeri Sri Baduga Bandung, dan Museum Keraton Kasepuhan Cirebon, yang menunjukan keanekaragaman bentuk, ukuran, dan hiasan yang menarik untuk diteliti. Berdasarkan bahan pustaka yang berkaitan dengan kujang, dan yang berkaitan dengan metodologis penelitian artefak, maka disusun suatu metode untuk meneliti kujang koleksi MPGUS, MNSBB, dan MKKC. Mengingat hanya dimensi bentuk yang cukup lengkap, maka penelitian ini lebih diarahkan untuk mengungkap masalah-_masalah berdasarkan dimensi bentuk. Selain data artefaktual berupa 35 bush kujang, juga dipakai data bantu dari berbagai sumber sejarah, yaitu naskah kuna Sanghyang Siksakandang Karesian, Pantun Bogor, Serat Manik Maya dan sumber tertulis lainnya. Untuk mencapai tujuan penelitian, digunakan metode klasifikasi, yaitu klasifikasi taksonomi. Secara umum klasifikasi diartikan sebagai pemilahan ke dalam golongan-golongan, sedangkan secara khusus klasifikasi merupakan suatu tuindakan pemilahan artefak yang bertujuan membentuk kelas atau tipe, dimana penggolongan atas kelas atau tipe sepenuhnya merupakan rancangan si peneliti. Klasifikasi mula-mula dilakukan dengan pemilahan terhadap atribut-atribut kujang, yaitu bentuk dasar waruga, bentuk selut, bentuk paksi, hiasan dan ukuran. Bentuk dasar waruga masih dapat diperinci lagi menjadi bagian tadah, badan waruga dan papatuk atau congo. Setelah itu ditentukan atribut kuat dan atribut lemah. Atribut kuat yaitu bentuk dasar waruga dipakai untuk menghasilkan tipe-tipe. Tipe-tipe ini selanjutnya dianalogikan dengan berbagai sumber sejarah. Setelah dilakukan perbandingan bentuk, maka terdapat empat bentuk yang sesuai dengan sumber sejarah. Namun secara keseluruhan bentuk-bentuk kujang itu menyerupai bentuk kepala burung. Ada satu buah kujang yang bentuknya lain daripada yang lainnya, yaitu menyerupai bentuk wayang."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S11887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yani Yuniawati Umar
"Kubur batu waruga yang diteliti terdapat di wilayah Kecamatan Tomohon (Kabupaten Minahasa) clan Kecamatan Wenang (Kodia Manado), Provinsi Sulawesi Utara. Pendukung dari kubur batu waruga di wilayah ini adalah Sub Etnis Tou'mbulu yang merupakan salah sate sub etnis yang ada di Etnis Minahasa. Kubur batu waruga merupakan salah sate unsur peninggalan megalitik yang berupa kubur peti batu. Dilihat dari konstruksinya waruga mempunyai wadah yang berbentuk empat persegi panjang serta tutup yang berbentuk prisma (menyerupai atap rumah), yang hanya terdapat di wilayah Sulawesi Utara khususnya di daerah kawasan Minahasa dan Manado. Pembahasan waruga di Sub Etnis Tou'mbulu ini difokuskan pada bagian tutupnya saja, terutama pada bagian muka dari tutup waruga. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mendapatkan data sedini mungkin sebelum data-data tersebut hilang dan musnah, dengan cara demikian maka botch dikata semua waruga masih sempat didokumentasikan sebelum Benda-benda tersebut lenyap sebagai dokumen sejarah, serta mendukung atau melanjutkan penelitian-penelitian sebelumnya agar lebih akurat terutama dalam pendeskripsian, sehingga dapat diolah dan digolongkan secara kornprehensip, cermat dan akurat, 2) mengadakan pendeskripsian terhadap seluruh jenis peninggalan megalitik khususnya waruga di sub-ctnis Tou'mbulu, Minahasa, sehingga diketahui keragaman maupun kekhasannya, 3) mengetahui poly persebaran waruga ditinjau dari bentuk, hiasan dan Iingkungan tisiknya. Diharapkan dari pokok bahasan mengenai waruga ini, kiranya dapat digunakan sebagai salah satu pangkal tolak dalam menyusun gambaran tentang kehidupan masa lalu, sebagai Benda kebudayaan yang memperlihatkan ciri-ciri yang dapat memberikan petunjuk tentang beberapa kondisi sosial, kulturil dan kronologinya (relatif) dari para pendukung waruga tersebut. Dari has""iI penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa di Sub Etnis Tou'mbulu terdapat 39 bentuk tutup waruga bagian muka. Secara keseluruhan jenis tipe yang terbanyak adalah tipe 11I yang berbentuk trapesium (TPS), yang memiliki 17 variasi. Apabila kenyataan ini dihubungkan dengan uraian dari Deetz dan juga Sharer dan Ashmore tentang norma, maka dapat dianggap bahwa jenis tipe 111 yang berbentuk trapesium ini adalah jenis yang normatif untuk Sub Etnis Tou'mbulu. Norma yang diwakilinya adalah norma pembuatan bentuk tutup pada masyarakat di Sub Etnis Tou'mbulu., mengingat bahwa sampel tutup waruga bagian muka diambil dari seluruh situs di wilayah Sub Etnis Tou'mbulu yang tutupnya masih bisa diamati. Ada kemungkinan pula bahwa bentuk trapesium merupakan ciri atau bentuk tertua serta digemari dibanding dengan bentuk-bentuk lainnya, karena persebarannya terlihat hampir merata di daerah penelitian (lihat tabel 32-35 dan peta no. 8). Selain itu jika dilihat, bentuk trapesium menyerupai bentuk rumah adat di sub etnis ini (lihat gambar 1). Berdasarkan basil dari seriasi frekuensi yang telah dilakukan maka tampak bahwa tutup waruga yang paling digemari adalah tutup waruga dari bentuk 22 (TPS-B-b), yang kemungkinan muncul pertama kali di Situs Lansot (LS), kemudian berkembang kearah situs Kolongan B, Kakaskasen A, Woloan A, clan populer di Situs Kayuwu, kemudian tutup waruga ini mulali memudar berawal dari Situs Tara-tara menuju Kolongan A, dan berakhir di Winawanua. Dari seriasi frekuensi ini juga terlihat bahwa ada kemungkinan Situs Lansot merupakan salah satu pusat tempat munculnya bentuk-bentuk waruga, sedangkan situs Woloan merupakan pusat berkembangnya waruga. Pada sub etnis ini terlihat pula adanya konsep atau norma, bahwa didalam pembuatan kubur yang dinamakan waruga itu adalah harus terdiri dari wadah dan tutup. Bentuk wadah secara sepintas tampak sebagian atau seluruhnya tertanam, sedang tutupnya menonjol di atas...""
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library