Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmania Eka Putri
Abstrak :
Rumah sakit yang menjalankan fungsinya baik sebagai sarana pelayanan kesehatan maupun wadah pendidikan dan pelatihan, ternyata menghasilkan buangan limbah yang berdampak negatif bagi lingkungan sekitarnya apabila tidak dikelola dengan baik. Banyak strategi yang digunakan dalam konsep manajemen lingkungan saat ini, terutama konsep pencegahan pencemaran dengan teknik minimisasi limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga. Konsep penelitian yaitu analisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga dilihat dari aspek karakteristik dan pengelolaan limbah padat domestik yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian meyebutkan bahwa dilihat dari karakteristik limbah yang dihasilkan, minimisasi limbah berpotensi mereduksi limbah sebesar 45% dari jumlah produksi. Sedangkan peluang minimisasi limbah dari aspek pengelolaan adalah sekitar 80%, sehingga minimisasi limbah baik reduksi pada sumber maupun pemanfaatan limbah berpotensi besar dilakukan di Instalasi Gizi dan Tata Boga.
Hospital in doing its function either as healthcare or as a place for education and pratical, also produce waste that can give negative impact for the environment if it doesn?t have a proper waste management. Nowaday, a lot of strategy used in environmental management concept, particulary in pollution prevention concept with waste minimization. The purpose of this study is to understand dan to analysis the waste minimization potential in Instalasi Gizi dan Tata Boga. The concept of this study is to analysis the waste minimization potential according to characteristic and waste management in Instalasi Gizi dan Tata Boga. Its method include qualitative and quantitative method. The result of this study said that according to waste characteristic in Instalasi Gizi dan Tata Boga, potency of waste minimization can reduce 45% from all waste that generated. Where as chance of waste minimization from waste management aspect are 80%, with the result that waste minimization either with source reduction and recycle are potential that can be done in Instalasi Gizi dan Tata Boga.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Tris Hardiyanto
Abstrak :
Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius. Buangan air limbah industri mengakibatkan timbulnya pencemaran air sungai yang dapat merugikan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai, seperti berkurangnya hasil produksi pertanian, menurunnya hasil tambak, maupun berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh penduduk. Seiring dengan makin tingginya kepedulian akan kelestarian sungai dan kepentingan menjaga keberlanjutan lingkungan dan dunia usaha maka muncul upaya industri untuk melakukan pengelolaan air limbah industrinya melalui perencanaan proses produksi yang efisien sehingga mampu meminimalkan limbah buangan industri dan upaya pengendalian pencemaran air limbah industrinya melalui penerapan instalasi pengolahan air limbah. Bagi industri yang terbiasa dengan memaksimalkan profit dan mengabaikan usaha pengelolaan limbah agaknya bertentangan dengan akal sehat mereka, karena mereka beranggapan bahwa menerapkan instalasi pengolahan air limbah berarti harus mengeluarkan biaya pembangunan dan biaya operasionai yang mahal. Di pihak lain timbul ketidakpercayaan masyarakat bahwa industri akan dan mampu melakukan pengelolaan limbah dengan sukarela mengingat banyaknya perusahaan di sepanjang aliran sungai Tapak yang membuang air limbahnya tanpa pengolahan. Sikap perusahaan yang hanya berorientasi ?profit motive" dan lemahnya penegakan peraturan terhadap pelanggaran pencemaran ini berakibat timbulnya kasus Tapak yaitu adanya tuntutan masyarakat Dusun Tapak (1991) yang hasilnya beberapa perusahaan pencemar mengganti kerugian kepada masyarakat Dusun Tapak. Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Upaya pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk mencegah dan atau memperkecil dampak negatif yang dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri belum berjalan secara terencana. 2. Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal dan dana pembangunan, pemeliharaan fasilitas bangunan air limbah yang terbatas, menyebabkan perusahaan enggan menginvestasikan dananya untuk pencegahan kerusakan lingkungan, dan anggapan bahwa biaya untuk mebuat unit IPAL merupakan beban biaya yang besar yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan. 3. Tingkat pencemaran baik kualitas maupun kuantitas semakin meningkat, akibat perkembangan penduduk dan ekonomi, termasuk industri di sepanjang sungai yang tidak melakukan pengelolaan air limbah industrinya secara optimal. 4. Perilaku sosial masyarakat dalam hubungan dengan industri memandang bahwa sumber pencemaran di sungai adalah berasal dari buangan industri akibatnya isu lingkungan sering dijadikan sumber konflik untuk melakukan tuntutan kepada industri berupa perbaikan lingkungan, pengendalian pencemaran, pengadaan sarana dan prasarana yang rusak akibat kegiatan industri. 5. Adanya Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air nomor 82 Tahun 2001, meliputi standar lingkungan, ambang batas pencemaran yang diperbolehkan, izin pembuangan limbah cair, penetapan sanksi administrasi maupun pidana belum dapat menggugah industri untuk melakukan pengelolaan air limbah. Masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah penerapan pengelolaan air limbah pada industri kurang optimal. Berdasarkan masalah diatas diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut yaitu : 1.Apakah industri telah melakukan upaya minimisasi limbah untuk mengurangi dampak negatif yang timbul dari kegiatan produksi? 2. Faktor- faktor apa yang menyebabkan penerapan pengelolaan air limbah kurang optimal ? 3. Seberapa ]auh, biaya investasi, beban buangan air limbah, teknologi ipal, perilaku sosial masyarakat, dan peraturan pemerintah mempengaruhi penerapan IPAL? Tujuan dari penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui usaha industri melakukan minimisasi air limbah industrinya. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pengelolaan air limbah tidak dilakukan dengan optimal. 3. Untuk mengetahui pengaruh investasi, beban buangan limbah, teknologi IPAL, perilaku sosial masyarakat industri dan peraturan pemerintah terhadap penerapan pengelolaan air limbah industri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Penerapan Installasi Pengolahan air limbah industri dipengaruhi oleh biaya investasi, beban buangan limbah, teknologi proses IPAL, sosial masyarakat dan peraturan pemerintah tentang pengelolaan lingkungan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa data yang sahih dan mampu memberikan masukan ilmiah maupun praktis yang dapat mendorong penerapan IPAL pada industri dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mendukung penggunaan IPAL dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi langsung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dan berhasil dikumpulkan 35 perusahaan yang mengeluarkan air limbah. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode regresi berganda, korelasi berganda, analisis diskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi. Variabel penelitian adalah penerapan pengolahan air limbah sebagai variabel terikat (Y), biaya IPAL (XI), beban buangan limbah cair (X2), teknologi IPAL (X3), sosial masyarakat (X4) dan peraturan pemerintah (X5) sebagai variabel bebas. Dari koefisien regresi yang didapat kemudian dilakukan uji F dan uji t. Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh hasil yang menyatakan bahwa dari 35 industri terdapat kelompok jenis industri pengolahan makanan dengan 11 perusahaan, industri kimia/farmasi 7 perusahaan, permesinan 6 perusahaan, tekstil 4 perusahaan, furniture 3 perusahaan dan kelompok jenis industri kemasan dan lain-lain masing masing 2 perusahaan, yang umumnya telah mengupayakan minimisasi air limbah pada proses produksinya melaiui optimalisasi proses (reduce 74,29%), pemakaian kembali sisa air proses produksi (reuse 8,57%), pemanfaatan kembali air limbah (recycle 8,57%) , melakukan pengambilan kembali air limbah (recovery 5,71%), sedangkan industri yang melakukan penerapan IPAL(42,85%) atau sebanyak 15 industri. Hubungan fungsional antara variabel Y dan X didapat model persamaan regresi berganda Y= 9,132+ 0,935 Xi+ 0,694 X2 + 0.081X3+ 0.161X4 - 0,234 X5, diartikan bahwa fungsi penerapan IPAL dipengaruhi secara positif oleh biaya investasi, beban buangan air limbah, teknologi proses, sosial masyarakat dan peraturan pemerintah. Tanda koefisien negatif menunjukkan adanya hubungan negatif antara penerapan ipal dengan peraturan pemerintah yaitu semakin tinggi industri menerapkan ipal maka semakin rendah kontrol pemerintah terhadap industri yang menerapkan IPAL. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Terdapat 74,29 % industri dari 35 perusahaan yang memilih melakukan upaya minimisasi air limbah industrinya melalui optimalisasi pada proses produksi ( reduce) . 2. Faktor-faktor yang mendorong industri menerapkan instalasi pengolahan air limbah secara berturut turut adalah biaya investasi, beban buangan air limbah, sosial masyarakat industri, teknologi proses, peraturan pemerintah dibidang pengelolaan lingkungan. 3. Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama, secara signifikan mempengaruhi penerapan IPAL. Hal ini dijelaskan oleh hasil uji F hitung sebesar 788,857 > dari F tabel 2,54 pada taraf signifikansi 5%. Saran yang diberikan berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan adalah : 1. Sebaiknya industri dapat melakukan program minimisasi ke arah cleaner production yang terpadu dijalankan oleh semua bagian terkait baik itu produksi, enginering, maintenance, lingkungan, dan lainnya. 2. Bagi industri yang limbahnya belum memenuhi baku mutu meskipun telah menerapkan minimisasi limbah perlu menerapkan ipal mengingat ipal merupakan aset perusahaan yang bermanfaat untuk mengurangi beban pencemaran dan untuk kelangsungan industri di masa depan. 3. Bagi industri yang menerapkan ipal dan memenuhi bakumutu buangan air limbah perlu diberikan penghargaan oleh Pemerintah. 4. Keterlibatan pemerintah, masyarakat, dan industri agar dalam mengelola daerah aliran sungai di sekitar daerah/kawasan industri ditata secara berkelanjutan melalui sistem pengelolaan bersama.
The Implementation of Industrial Waste Water Management (Study on The Implementation of WWTP in Tugurejo Sub-District, Semarang, Central Java)It goes without saying that industries have given a great contribution to the development of Indonesian economy. However, the industrial growth also causes a very serious problem to our environment. The industrial liquid waste has polluted rivers. It has damaged the lives of the community along the river. It has decreased agricultural products, fisheries, or prevented communities from making use of the rivers. Recently, many industries have great concern to preserve rivers and to make the environment sustainable. They now start to manage their industrial wastewater. By planning an efficient process of production, they can minimize the industrial wastewater. They also control the industrial wastewater by installing wastewater processor in order to keep the environment safe and unpolluted. Industries, which get used to obtaining maximum profit, tend to neglect any effort to manage industrial liquid waste properly. For such a kind of industrial management, the wastewater management process does not make any sense, because they think that the process will cost a lot of money. Besides, the community is also skeptical if the industries are able to manage their wastewater properly. In fact, many industries under study, which are mostly situated along the Tapak river, let their waste water flow into the river without any proper processing. The irresponsible profit-oriented industries, which keep on polluting the environment, and the lack of law enforcement have provoked the community along the Tapak river to take legal actions against some industries which have caused pollution to their environment. In 1991, the community demanded compensation for the polluted environment. Based on the above-mentioned background, this research project will identify the following problems: (1) The environmental management, which prevents and reduces any negative impact of the industries, has not been properly implemented. (2) The increasing cost of waste management process and the limited fund for the construction of liquid waste facilities discourage the industry management to invest their fund in preventing environmental damage. They also think that the cost to construct liquid waste management facilities (WWTP units) will reduce their profit. (3) Due to the increasing number of population rate along the Tapak river, and the increasing number of industries (which do not manage their liquid waste, the quality and quantity of environmental pollution properly) have increased. (4) The community believes that the contamination of the river is primarily caused by industrial wastewater. So they usually raise environmental issues to demand that the industries have to manage their environment and to reconstruct the damage facilities. (5) The government decree No: 82 Tahun 2001, which regulates the management of water quality and water pollution, covers the environmental standard, tolerable degree of contamination, government license for waste water disposal, administrative and legal sanction. However, it is not strong enough to force the industries to manage their wastewater properly. The problem to discuss in this research project is "The Implementation Of Inefficient Waste Water Management By The Industry". The above-mentioned problem raises the following questions: 1. Have the industries minimized wastewater to reduce the negative impact of production on the environment? 2. What factors cause the wastewater management to be inefficient? 3. Is the implementation of wastewater management influenced by operating cost, the toxic-load of wastewater, WWTP technology, social behavior of the community and government regulation? The objectives of the research project are: 1. To observe how the industries minimize the wastewater in their process of production. 2. To find out various factors that cause the industries not to carry out the application of waste water management quite properly. 3. To find out the effect of investment, the toxic-load of wastewater, WWTP technology, social behavior of the community and government regulation on the application of waste water management. 4. To calculate the total cost of WWTP industry application. The hypotheses proposed in the research project are: The installation of industrial wastewater is affected by investment cost, toxic-load of wastewater, WWTP technology, social behavior of the community and government regulation. This research project is expected to present valid data, which can be used as practical and scientific considerations by both the industries and the government authorities whenever they set up some policies on sustainable and environment-friendly industries. The data were collected through questionnaires, interviews, and observation. Some 35-research sites were selected on the basis of purposive sampling. The accumulated data were analyzed in line with the multiple regression method, multiple correlation, descriptive analysis completed with tables of frequency. The research variables are codified as follow: the application of liquid waste is the dependent variable (Y), while the independent variables are WWTP cost (X1), toxic-load of waste water (X2), WWTP technology (X3) social behavior of the community), and government regulation (X5). Then, the available regression coefficient was treated with an F-test and t-test, respectively. Data collected from questionnaires and interviews were analyzed. Based on the descriptive analysis, it can be deduced that among 35 industries, there are 11 food-processing industries, 7 chemical/pharmaceutical industries, 6 machinery industries, 4 textile industries, 3 furniture industries, 2 packaging industries, and 2 other industries. Generally, these industries have implemented the process of minimizing wastewater by making optimum use of the production process (the reduction is 74.29%), reusing water residue (reuse processing 8.57%), recycling the liquid waste (recycle 8.57%), recovering the wastewater (recovery 5.71%), while there are 15 industries that have implemented WWTP technology (42.85%). The functional correlation between variable Y and X result in multiple equation regression model Y= 9.132 + 0.935 X1 + 0.694 X2 + 0.081 X3 + 0.161 X4 - 0.234 X5. It means that the function of WWTP application is positively influenced by investment cost, wastewater load, technological process, social factors, and government regulation. The negative coefficient symbol shows that there is negative correlation between WWTP application and government regulation: the government will likely reduce their control on the industries that have applied WWTP technology. This research project concludes that: 1. 74.29% of the 35 industries choose to minimize their industrial wastewater by making optimum use of their production process, or using reduction process. 2. Some factors influencing the industries to apply the installation of liquid waste management are, among others: investment cost, load of wastewater disposal, technological process, community who lives near the industries, government regulation in environmental management. 3. The result of an F test calculation shows that 788.857 > from F table 2.54 at 5 % significant level. These factors significantly influence the application of WWTP. From the discussion and conclusion presented above, the writer proposes that: 1. It is better that industries apply the minimization program to make an integrated cleaner production that is operated by all relevant divisions, such as: the division of production, engineering, maintenance, environment, finance, etc. 2. The industries, whose toxic waste water have not met the standards of quality control, need to apply WWTP, albeit they have implemented waste minimization process. The reason is that WWTP is the most beneficial asset for the industries to reduce pollution and to make the sustainable industries. 3. Industries, that have implemented IPAL and are able to meet the safety standards of wastewater, should be rewarded by the government. 4. The government, community and industries have to be involved in sustainable management of the riverbank area, which has to be organized on the basis of cooperation.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
El Khobar Muhaemin Nazech
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Noorlaela Zakarya
Abstrak :
Industri farmasi adalah salah satu industri yang berpotensi menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun. Oleh karena itu dirasa perlu untuk menangani limbah yang dihasilkannya dengan cara menghilangkan limbahnya atau mengurangi limbah yang dihasilkannya (minimisasi) menjadi limbah yang tidak beracun sesuai dengan baku mutu yang diperbolehkan oleh pemerintah. Penelitian dilakukan pada salah satu industri farmasi multinational, yaitu PT Roche Indonesia dengan produk utamanya adalah tablet effervescent yang setiap hari diproduksi. Bahan baku yang digunakan dalam produk ini terutama dari golongan vitamin, mineral, flavour, dan gula. Pada analisis bahan baku digunakan bahan-bahan kimia, sedang analisis produk jadi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia pelarut organik (seperti alkohol, metanol, dan heksan) yang dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Rumusan permasalahan yang dapat disusun adalah: 1. Penerapan konsep minimisasi limbah dalam kegiatan industri farmasi formulasi belum optimal. 2. Penerapan konsep minimisasi limbah yaitu, reduksi pada sumbernya, belum optimal dijalankan, sehingga masih dihasilkan limbah berbahaya. Beberapa pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penerapan konsep minimisasi limbah yang telah dilakukan oleh PTRI memberikan hasil yang diharapkan, yaitu zero waste 2. Apakah penerapan standar operasi zero defect yang telah dilakukan oleh PTRI telah tercapai, sehingga produk yang dihasilkannya senantiasa berkualitas tinggi Sedangkan tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah konsep minimisasi limbah telah diterapkan di PT Roche Indonesia 2. Untuk mengetahui tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya minimisasi limbah 3. Untuk mengkaji banyaknya penghematan air yang dapat dilakukan 4. Untuk mengkaji kemungkinan pemanfaatan limbah melalui reuse dan recycle Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Masih banyak limbah yang dihasilkan dalam produksi effervescent, karena belum optimalnya penerapan konsep minimisasi Iimbah 2. Belum optimalnya penerapan konsep minimisasi limbah, baik itu reduksi pada sumber maupun pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan, sehingga konsep zero waste yang menjadi salah satu tujuan perusahaan belum tercapai. Metode penelitian adalah metode deskriptif melalui survei. Data yang dikumpulkan berupa data primer, yaitu neraca bahan, neraca air, kualitas air limbah, dan analisis air cucian. Data sekunder, meliputi pengelolaan bahan, dan kebijakan manajemen dalam minimisasi limbah. Penelitian dilakukan pada 2 macam tablet effervescent yang meliputi proses pembuatan, neraca bahan, neraca air, pengelolaan limbah dan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh industri tersebut di atas dalam rangka penerapan minimisasi limbahnya. Hasil penelitian yang didapat adalah adanya perbedaan yang nyata untuk jumlah limbah yang dihasilkan pada proses pembuatan kedua tablet tersebut. Tablet effervescent Calcium D-Redoxon (CDR) menghasilkan tablet jelek/rusak sebesar 2,49%, sedangkan tablet effervescent Redoxon menghasilkan tablet jelek/rusak sebesar 1,01%. Limbah debu yang dihasilkan pada proses pembuatan kedua tablet ini adalah 0,29%, dibakar ke dalam incinerator. Sebagai bahan bakarnya, incinerator ini menggunakan alkohol hasil penampungan kembali proses produksi dan pelarut organik bekas analisis di laboratorium, sehingga minimisasi telah dilakukan oleh industri ini. Limbah debu ini dapat dikurangi dengan melakukan modifikasi bahan baku, dari bahan yang berbentuk fine powder (serbuk halus) menjadi bahan yang berbentuk granul. Dapat juga dilakukan dengan modifikasi proses produksi, yaitu pada proses pengayakan bahan baku, dilakukan secara tertutup sehingga debu tidak berterbangan kemana-mana. Selain hal tersebut, minimisasi dapat dilakukan dengan pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari proses produksi, yaitu alkohol yang dipakai pada proses pembuatan tablet tersebut ditampung kembali dan digunakan sebagai tambahan bahan bakar incinerator. Minimisasi dengan mengurangi penggunaan air dapat dilakukan pada proses pencucian wadah (drum) penampung tablet siap kemas. Perlu dilakukan validasi apakah wadah-wadah ini dapat dipakai untuk menampung kembali tablet siap kemas dengan jenis yang sama tanpa dilakukan pencucian. Apabila hal ini dapat dilakukan, pengurangan air yang dapat dialkukan adalah 3,6 m3 per hari atau 79,2 m3 per bulan. Pengurangan pemakaian air dapat pula dilakukan pada proses dan waktu penyiraman tanaman, yaitu penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari, yang mana matahari tidak terlalu panas, dan cara penyiraman yang efisien. Hal ini dapat mengurangi pemakaian air sebesar 300 m3 per bulan. Penyiraman dapat pula dilakukan dengan menggunakan air dari pencucian cooling tower yang dapat menghemat air sebanyak 50 m3 per bulan. Atau dapat juga dengan menggunakan air hasil pengolahan limbah dari water pond. Selain hal tersebut di atas, penghematan air dapat dilakukan pada air untuk keperluan domestik, yaitu memberikan pelatihan cara menggunakan keran air/shower yang disediakan pada wakatu dipakai mandi. Hal ini dapat mengurangi pemakaian air sebesar 132 m3 per bulan. Daftar Kepustakaan: 29 (1971-2003) Waste Minimization in Pharmaceutical Industry: A Case Study In Pt Roche Indonesia Pharmaceutical industry is one of industries that is potential to produce hazardous wastes. It is necessary to handle the waste by eliminating or reducing (minimizing) the waste to become non hazardous waste to fulfill the government regulation. The research was conducted in a multinational company, PT Roche Indonesia, which almost everyday produce effervescent tablets as the main product. The raw materials to be used in the products are vitamins, minerals, flavor and sugar. The Quality Control uses chemicals to analyze the raw materials and mostly organic solvent for the bulk or finished product analysis that will also give impact on the environment. Problem observed: 1. The waste minimization concept was not being optimally implemented yet in this pharmaceutical industry formulation (?) 2. The waste minimization concept which is reduction of materials from the source was not optimally implemented and the hazardous waste still being produced. The aims of this research are: 1. To know what waste minimization concept has implemented 2. To see what can be done to minimize the waste 3. To recite how much water can be reserved 4. To recite the possibility of reuse and recycle of the wastes The hypothesis of this research is: 1. Still more waste in effervescent production, due to waste minimization concept was not optimally implemented. 2. The waste minimization concept such as reduction from the source or reuse the waste produced was not optimal so the zero waste concept which is one of the company goals was not achieved yet. This research used descriptive method. Data collected are primary data and secondary data. Primary data were consisting of mass balance, water balance, waste qualities, and wastewater analysis. Secondary data were collected of mass management and management policy in waste minimization. The collected study is limited on the two effervescent products, Calcium D-Redoxon and Redoxon, includes the production process, material balance and water balance, waste treatment and some efforts made by the company related to the waste minimization. This study found that there is a significant difference in waste produced between the 2 effervescent products during manufacturing. The Calcium D-Redoxon (CDR) has damaged tablet 2,49% and Redoxon has 1,01% damaged tablets. Dust waste has 0,29% in production process both of effervescent was combustion by incinerator. Fuel of incinerator was reusing alcohol from production process and chemical solvent from laboratories, so that minimization has done by the industry. Reduce dust waste can be done with material modification, from fine powder to granular form. Can be done also with process modification of sieving material in closed. To minimize the usage of water can be done in the cleaning and washing of production equipment, such as containers of bulk tablets before packaged. This practice needs to be validated since the good manufacturing practice for drugs requires the batch integrity, mixed up should be avoided. If it is can be done, reduce the water per month is 79,2 m3. Reduce the water usage can be done also if the watering of the plant can be done every two days with reduce the water about 300 m per month, or usage water from cooling tower with 50 m3 reduce of water per month. Number of Reference: 29 (1971-2003)
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Sahat Manaor
Abstrak :
ABSTRAK Pembangunan di sektor industri selain memberikan dampak positif terhadap pembangunan bangsa Indonesia, ternyata juga menimbulkan dampak negatif berupa kemerosotan dan kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan tersebut antara lain disebabkan adanya pencemaran yang semakin meningkat yang ditimbulkan oleh kegiatan industri. Salah satu sektor industri yang menghasilkan limbah B3 di dalam kegiatannya adalah industri pelapisan logam. Limbah tersebut dapat mencemari air permukaan dan air tanah terutama dengan semakin meningkatnya penggunaan air tersebut. Untuk mengatasi dampak limbah tersebut telah dilakukan berbagai upaya pengolahan limbah. Namum semuanya lebih ke arah mengolah limbah yang telah keluar dari proses atau dikenal dengan end of pipe treatment principle. Pada dasarnya hal ini tidak menyelesaikan masalah, namun hanya memindahkan pencemar dari satu media ke media lainnya. Untuk itu perlu adanya pergeseran paradigma pengelolaan limbah ke arah pollution prevention principle yang sering diartikan sebagai produksi bersih atau upaya minimisasi limbah. Upaya minimisasi limbah ini mencakup upaya pencegahan agar limbah yang menyebar di lingkungan seminimal mungkin. Secara garis besar minimisasi limbah mencakup dua hal yaitu reduksi pada sumbernya dan pemanfaatan limbah. Upaya minimisasi Iimbah dapat diterapkan pada industri pelapisan logam baik dengan jalan reduksi pada sumbernya maupun pemanfaatan kembali limbah. Kegiatan ini bersifat proaktif sehingga yang sangat berperan adalah pihak perusahaan. Pengambilan kembali limbah (recovery) dapat dilakukan dengan bermacam cara tergantung jenis limbah yang ingin diambil. Pada penelitian ini yang ingin dilihat adalah upaya minimisasi limbah yang mungkin dilakukan pada PT. Arbontek serta recovery logam seng dalam rangka kemungkinan penggunaan kembali. Dengan demikian penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan dalam upaya minimisasi limbah, penghematan penggunaan air, dan kemungkinan pemanfaatan limbah melalui recovery Iogam Zn. Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun hipotesis sebagai berikut; 1) penerapan upaya minimisasi limbah dapat mengurangi penggunaan sumberdaya air, 2) recovery logam Zn yang terdapat dalam air Iimbah dapat dilaksanakan dengan teknik presipitasi. Penelitian recovery logam Zn dengan teknik presipitasi bertahap merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium Preparasi dan Analisis, Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Sampel limbah yang digunakan pada penelitian ini diambil dari bak pembilasan proses pelapisan logam seng PT. Arbontek, Cakung. Analisis parameter utama juga dilakukan pada masing-masing unit proses serta badan air penerima limbah. Logam seng yang diperoleh pada pengerjaan di atas sebanyak 189,761 mg/L. Jika diasumsikan bahwa proses produksi konstan, maka selama satu bulan akan diperoleh kembali logam seng sebagai ZnO sebanyak 1,77 kg. Upaya recovery ternyata tidak layak secara ekonomis, karena hanya menghasilkan penghematan sebanyak Rp. 38.973,. Dari hasil analisis kualitas efluen diperoleh konsentrasi Zn sebesar 0,539 mg/L, dan ini telah memenuhi baku mutu berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 Tabun 1995 yang menetapkan konsentrasi Zn maksimal sebesar 2 mg/L. Upaya minimisasi limbah melalui reduksi pada sumbernya yang telah dilakukan . Jika mengacu kepada WHO (1982), ternyata PT Arbontek telah berhasil menghemat pemakaian air sebesar 53,1%. Namun penghematan penggunaan air lainnya masih dapat dilakukan. Upaya penghematan pemakaian air tersebut antara lain melalui penggantian sistem pembilasan dan pemasangan tandon air beserta kran penutupnya. Penghematan lainnya yang mungkin dilakukan adalah, pengurangan volume drag-out untuk menghemat penggunaan bahan kimia, pengurangan volume, serta konsentrasi limbah B3, pemasangan alat pengontrol pH proses agar mengoptimalkan pemakaian NaOH, dan penambahan anoda Zn pada bak pelapisan untuk mengurangi jumlah limbah akibat kegagalan proses. Berdasarkan hasil penelitian dan kajian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Secara umum upaya minimisasi limbah pada industri kecil electroplating dapat dilaksanakan, tergantung komitmen perusahaan. Upaya recovery logam Zn juga dapat dilakukan, tetapi harus mempertimbangkan kelayakan ekonomisnya. Upaya pengelolaan limbah belum sepenuhnya dilakukan oleh PT. Arbontek, baik mencakup minimsasi limbah maupun pengolahan limbahnya. Upaya minimisasi limbah yang telah dilakukan perusahaan adalah penggantian proses pelapisan tanpa sianida. Upaya lain yang masih dapat dilakukan adalah, pengurangan volume drag-ant, penghematan pemakaian air, pengaturan pH proses, dan penambahan anoda Zn pada bak pelapisan. Upaya minimisasi sumberdaya air masih dapat dilakukan dengan penghematan sebanyak 17,85%. Upaya recovery logam Zn dengan Cara presipitasi akan diperoleh pH pengendapan efektif untuk logam Fe dan Zn masing-masing 6 dan 10. Upaya recovery on-site akan diperoleh ZnO sebanyak 1,77 kg tiap bulan.
ABSTRACT The development of industrial sector has not only produce positive effects, but also yield negative ones, namely, damages and declines of the environmental quality. The negative effects are caused by the increase of pollution due to industrial activities. Electroplating industry is one of a few industries producing hazardous waste (B3). Beside polluting surface water, it also enters into the ground water especially when an increasing amount of water is used. To overcome the waste effect, various efforts were undertaken. However, all are directed towards treating the effluent that is called "End of Pipe Treatment Principle". This principle has basically not solved the problem, but shifted the pollution from one media to another. For handling its ultimate, a new paradigm in waste management must be applied, that is the Pollution Prevention Principle called "Clean production" or "Waste Minimization". Waste minimization means to prevent the waste which will be released into the environment as low as possible. Generally, it covers two efforts, namely, source reduction and re-use the waste. The waste minimization activities could be applied in electroplating industry. This concept is carried out in a proactive manner, and the main factor for getting success is the firm. Recovery could be done through several treatments, depending on the material which will be taken out. This research was carried out in order to look for waste reduction method that could be carried out at PT. Arbontek, as well as, recovery of heavy metal for _ re-use in-site. Therefore, the aims of this research are to investigate the waste minimization efforts that could be applied in the factory, water use minimization, and the recovery of Zn metal using precipitation technique. According to the information above, the hypothesis of this research are: 1) application of waste minimization technique could minimize the consumption of water, 2) recovery of heavy metal from wastewater could be carried out by precipitation technique based on the pH selectivity of the flock formation. This experiment research was carried out at Laboratory for Preparation And Analysis, Center for Radioactive Waste Management Technology, National Nuclear Energy Agency (BATAN). Waste sample used in this research was taken out from a plating rinse bath of zinc plating process of PT. Arbontek, Cakung. The analysis of main parameter was done in every unit process and of Cakung Drain River. The recovery of zinc metal in this research was 189.761 mgIL. If it is assumed that the capacity and production processes are constant, the recovery of zinc metal as ZnO was 1.77 kg per month. The recovery was not feasible because it only saved Rp. 38.973,-. From the analysis of the effluent, it is found that the concentration of Zn was 0.539 mg/L. If it refers to the effluent standard based on SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995, the concentration of Zn was still lower than that of the standard, because the maximum concentration allowed was 2 mg/L. Waste minimization effort through source reduction had been done by changing the plating process with non-cyanide plating bath. If it refers to WHO (1982), PT Arbontek had successfully minimized water used until 53.1%. But there were still a few effort could be done to minimize the water used. Those efforts could minimize water used of 17.85%. Others efforts that could be done are reducing of the drag-out volume in order to minimize raw materials used and hazardous waste concentration, minimizing of water used by changing of rinsing process and equipped with reservoir include the switch off, installing of the pH control process for optimalizing NaOH used, and adding Zn anode at plating bath for reducing of waste caused of the failure process. Based on the research, it could be concluded as follows: Generally, waste management efforts could be applied at small electroplating industries, depend on the commitment of the company. The recovery of Zn metal could be carried out, but it must analyze the economic feasibility. PT. Arbontek did not fully apply the waste management efforts, namely waste minimization and treating the waste. Waste minimization effort that had been done was changing the plating process with non-cyanide plating bath. Other efforts that could be done are by reducing of the drag-out volume, minimizing of water used, installing of the pH control unit, and adding Zn anode at the plating bath. Water used minimization that could be done will save 17.85% of water. The precipitation technique for recovering Zn yielded the effective pH for separation Fe and Zn was 6 and 10, respectively. This technique will produce 1.77 kg ZnO per month.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidia Handayani
Abstrak :
Dalam pemenuhan industri manufakturing berkelanjutan, industri dituntut untuk untuk mencegah timbulnya limbah, serta efisiensi penggunaan material dan energi melalui hiraerki minimisasi limbah. Penelitian dilakukan pada salah satu industri komponen otomotif dengan produk leafsspring. PT. XYZ telah melakukan pengelolaan limbah melalui metode end of pipe namun pendekatan ini tidak efektif. Untuk memenuhi manufakturing berkelanjutan, dibutuhkan analisis keseluruhan dampak lingkungan dengan pendekatan proses. Analisis dampak dilakukan dengan identifikasi aliran material dan energi melalui material flow analysis dan life cycle assessment. Selain itu, dilakukan penilaian terhadap penerapan minimisasi limbah di PT.XYZ melalui persepsi pekerja. Pada penelitian ini dilakukan i) kajian pengelolaan limbah industri ii)identifikasi dampak lingkungan proses produksi, iii)penerapan minimisasi limbah melalui keterlibatan sumberdaya manusia. Hasil dari penelitian ini proses produksi menghasilkan kerusakan pada kualitas ekosistem, perubahan iklim,sumberdaya dan kesehatan manusia kerusakan lingkungan terbesar disebabkan oleh pemakaian listrik sebesar 0,514 Pt, penggunaan material baja sebesar 0,319 Pt, dan penggunaan bahan kimia sebesar 0,164. Untuk persepsi pekerja dikategorikan cukup baik karena pengetahuan pekerja baik dan perusahan memiliki upaya pengurangan limbah dengan motivasi pengurangan biaya operasional ......In fulfillment of a sustainable manufacturing, industry must prevent waste generation, reduce material, energy and pollution in stage of manufacturing through waste minimization hiraerki. Implementation of waste minimization without considering the social aspects tend to be ineffective, the successful environmental performance of industry influenced by the role of workers. PT. XYZ has conducted waste management but has yet to analyze the overall environmental impact to meet sustainable manufacturing requirement. Assessment through life cycle assessment method was conducted. Objective of this research are i) identification performance of waste management ii) identification of the environmental impact of production process, iii) understanding implementation of waste minimization through the involvement of human resources. The results of this study are PT.XYZ on manufacturing process generate liquid waste, solid waste, and emissions. The environmental damage of the production process is the change in the ecosystem quality, climate change, resources and human health due to the resulting electrical usage, steel material consumption, chemical consumption with score in a row 0,514 Pt, 0,319 Pt, 0,164 . The role of human resources in the implementation of waste minimization categorized well enought due to hight score of employee knowledge and motivation in cost reduction
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hirschhorn, Joel S.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Pratama Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah semakin buruknya indeks kualitas air sungai di Provinsi DKI Jakarta. Sebab banyak pabrik yang membuang limbah ke sungai, khususnya industri penyepuhan dengan listrik. Masalahnya adalah limbah yang dihasilkan berbahaya saat dibuang langsung ke lingkungan, yaitu seng dan sianida. Senyawa tersebut bersifat toksik dan bioakumulasi di rantai makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan limbah pada proses penyepuhan dengan listrik terhadap konsep minimisasi limbah beserta penghematannya, sikap pihak terkait terhadap limbah, dan memprediksi peringkat PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) melalui self assessment. Metode penelitian adalah metode campuran dengan observasi lingkungan, tinjauan dokumen, perhitungan, wawancara, dan kuesioner. Sampel terdiri atas dua belas pekerja penyepuhan dengan listrik dan tiga orang manajemen, dan empat puluh delapan responden dari warga sekitar yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan analisis laboratorium. Hasil dari penelitian ini adalah industri melakukan pengelolaan limbah melalui pengaturan letak dan end-of pipe treatment, sehingga belum efektif untuk penerapan konsep minimisasi limbah. Perhitungan keuntungan industri disini didapatkan melalui penghematan bahan baku, biaya pengelolaan limbah, dan upah pekerja. Untuk prediksi PROPER, dokumen sudah dilengkapi dan memenuhi kriteria biru. Kesimpulannya adalah proses penyepuhan dengan listrik di industri belum efektif dalam melaksanakan minimisasi limbah. Jika diterapkan konsep minimisasi limbah akan didapat penghematan sebesar Rp 392.964.436,00/tahun. Sikap semua pihak adalah memandang kondisi saat ini sudah baik, sehingga tidak ada usaha perbaikan untuk menuju minimisasi limbah. Prediksi PROPER yang adalah biru dan komitmen terhadap lingkungan berada di level 1 berdasarkan penghargaan industri hijau (skor: 57,75).
ABSTRACT
The background of this study is the worse river water quality index in DKI Jakarta Province. Because many factories dump waste into rivers, especially electroplating industry. The problem is that the waste produced is dangerous when disposed of directly into the environment, namely zinc and cyanide. These compounds are toxic and bioaccumulate in the food chain. The purpose of this study was to evaluate waste management in the process of the electroplating with the concept of waste minimization and its savings, party attitudes related to waste, and predicting PROPER (Company Performance Rating Program) ratings through self assessment. The research method is a mixed method with environmental observations, calculation, document reviews, interviews, and questionnaires. The sample consisted of twelve electroplating workers and three management people, and forty-eight respondents from surrounding residents who were selected by purposive sampling method. Data were obtained using questionnaires, interviews, and laboratory analysis. The results of this study are that the industry carries out waste management through setting and end-of pipe treatment, so that it has not been effective in applying the concept of waste minimization. Calculation of industry profits here is obtained through saving raw materials, waste management costs, and workers' wages. For PROPER predictions, documents are completed and meet the blue criteria. The conclusion is that the process of gilding with electricity in the industry has not been effective in carrying out waste minimization. If the waste minimization concept is applied, savings of IDR 392,964,436.00/year will be obtained. The attitude of all parties is to see that the current conditions are good, so there is no effort to make improvements to waste minimization. PROPER predictions are blue and commitment to the environment is at level 1 based on green industry awards (score: 57.75).
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Ilmu Lingkungan, 2019
T51295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Devi Kurniasih
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai upaya pemenuhan industri perikanan berkelanjutan, industri dituntut untuk mengurangi pencemaran limbah dan penghematan sumber daya melalui penerapan minimisasi limbah. Permasalahan utama yang dihadapi PT. XYZ saat ini adalah penurunan kualitas lingkungan akibat pembuangan limbah secara langsung ke selokan berpotensi menyebabkan pencemaran pada lingkungan perairan di sekitar Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah (a) analisis pengelolaan limbah, (b) analisis potensi minimisasi limbah, (c) analisis kontribusi pekerja, dan (d) strategi penerapan minimisasi limbah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan limbah di PT. XYZ belum dilakukan secara optimal. Hal ini ditunjukkan oleh kadar BOD5(20) dan COD yang melebihi baku pada proses pelelehan, pemasakan, dan pencucian, dan beban limbah BOD5(20) dan COD yang telah melebihi baku mutu pada proses pemasakan dan pencucian. Potensi penerapan minimisasi limbah PT. XYZ dapat dilakukan melalui penghematan air, pemanfaatan limbah padat dan limbah cair dengan potensi nilai ekonomi penghematan sebesar Rp11.237.203,- per hari. Kontribusi pekerja PT. XYZ memperlihatkan bahwa pekerja memiliki pengetahuan tinggi, sikap dan perilaku yang sangat baik. Strategi penerapan minimisasi limbah yang dapat dilakukan PT. XYZ adalah pemasangan meteran pada proses produksi yang menggunakan air dan pemilahan air limbah berdasarkan beban pencemaran. Kesimpulannya adalah pengelolaan limbah PT. XYZ yang belum optimal dapat ditingkatkan melalui penerapan minimisasi.
ABSTRACT
As an effort to fulfill the sustainable fisheries industry, the industry is required to reduce waste pollution and save resources through the application of waste minimization. The main problem PT. XYZ is currently decrease in environmental quality due to direct waste disposal to gutters potentially causing pollution to the aquatic environment around the Fishing Port of Nizam Zachman Jakarta. The objectives of the study are (a) waste management analysis, (b) waste minimization potential analysis, (c) analysis of workers contributions, and (d) waste minimization implementation strategies. The method is quantitative and qualitative. The method of analysis in this research is descriptive analysis method. The results showed that waste management at PT. XYZ has not been done optimally. This is demonstrated by BOD5(20) and COD levels that exceed the standard in melting, cooking and washing processes, and BOD5(20) and COD waste loads that have exceeded the quality standard in the cooking and washing process. Potential application of waste minimization PT. XYZ can be done through water savings, utilization of solid waste and liquid waste with potential economic value savings of Rp11.237.203, - per day. Contributed by PT. XYZ workers, have excellent knowledge, attitudes and behaviors. Strategy of waste minimization implementation that can be done by PT. XYZ is a meter installation in a production process that uses water and wastewater sorting based on pollution load. The conclusion is the waste management of PT. XYZ that has not been optimized can be improved through minimization implementation.
2018
T51260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma
Abstrak :
Air limbah RPH yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan masalah lingkungan dan sosial. Rumusan masalah pada riset ini adalah praktik pemotongan sapi di RPH X yang belum sesuai dengan prinsip GSP dan fasilitas RPH X yang belum sesuai dengan persyaratan mempengaruhi pengelolaan air limbah RPH X yang berpotensi menyebabkan kualitas air limbah RPH X tidak memenuhi baku mutu dan menimbulkan dampak limbah RPH pada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar RPH X, sehingga dibutuhkan alternatif peningkatan pengelolaan air limbah RPH X. Riset ini mencoba menganalisis praktik pemotongan sapi, fasilitas RPH, pengelolaan air limbah RPH, kualitas air limbah RPH, dan dampak limbah RPH pada masyarakat serta menyusun alternatif peningkatan pengelolaan air limbah RPH X. Riset ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil riset menunjukkan bahwa praktik pemotongan sapi di RPH X termasuk kategori kurang sesuai dengan prinsip GSP, fasilitas RPH X termasuk kategori kurang sesuai dengan persyaratan, pengelolaan air limbah RPH X cukup baik, kualitas air outlet IPAL telah memenuhi baku mutu, dan dampak limbah RPH X pada masyarakat berupa gangguan bau yang dirasakan oleh 100% responden dan gangguan kesehatan berupa mual yang dirasakan oleh 41% responden. Alternatif peningkatan pengelolaan air limbah RPH yang dapat dilakukan adalah minimisasi melalui segregasi dan pemanfaatan air limbah RPH X serta pemanfaatan limbah padat RPH X menjadi biogas. ......Wastewater of slaughterhouse is not managed optimally can cause environmental and social problems. The study issue is practice of cattle slaughtering in slaughterhouse X that has not in accordance with GSP principle and slaughterhouse X facilities that have not in accordance with standards affecting wastewater management of slaughterhouse X which has potential to cause wastewater quality of slaughterhouse X exceeds water quality standards and cause impact of slaughterhouse waste to communities living around the slaughterhouse, so an alternative to improving wastewater management is needed. This study analyzes the practice of cattle slaughtering, the slaughterhouse facilities, the wastewater management of slaughterhouse, the wastewater quality, the impact of slaughterhouse waste, and compose alternative to improving wastewater management of slaughterhouse. This study exercises quantitative and qualitative methods. The results showed that the practice of cattle slaughtering was categorized into less suitable with GSP principle, the slaughterhouse facilities were categorized into less suitable with standards, the wastewater management of slaughterhouse is quite good, the wastewater quality of WWTP outlet is comply with the water quality standards, and the impact of slaughterhouse waste to the communities living around the slaughterhouse is odor disruption felt by 100% of respondents and health issue are nauseous felt by 41% of respondents. The alternative to improving wastewater management of slaughterhouse is minimization through segregation and utilization of slaughterhouse wastewater and utilization of slaughterhouse solid waste into biogas.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2018
T50813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>