Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erfrins Azhar Ratono
Abstrak :
Ketinggian jatuh air dapat dimanfaatkan menjadi energi. Dengan menggunakan turbin, ketinggian jatuh air akan memberi impuls yang baik untuk menghasilkan listrik. Tujuan studi ini mengetahui karakteristik model turbin pada variasi ketinggian jatuh air agar dapat menghasilkan efisiensi yang tinggi. Model turbin berdiameter 40 cm, lebar 50 cm dengan 12 buah sudu digunakan pada penelitian ini. Dengan variasi ketinggian jatuh air mulai dari debit rendah menuju tinggi pada kondisi overshot dan undershot dilakukan pengambilan data. Hasil yang menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan debit air dan ketinggian ditampilkan dalam grafik, dimana pada ketinggian optimal diperoleh efisiensi sebesar 70,32%. Pelat pengarah merupakan alat pendukung yang dapat membantu mengarahkan air agar tepat jatuh di titik yang tepat pada turbin sehingga menghasilkan performa turbin yang maksimal. ......Head of falling water can be exploited to become energy. By using turbine, head of falling water will give impulse which is good to yielding electrics. The purpose of this experiment is to examine the characteristic of turbine model at head variation of falling water in order to gain the high efficiency. Turbine model with the diameter of 40 cm, width 50 cm with 12 convex blade on it, is used in this experiment. With the head variation of falling water start from low to high water flow rate at overshot and undershot condition is completed to get the statistics. The result shows the correlation between efficiency with water flow rate and head presented in graph, where at the optimal head obtained the efficiency equal to 70,32%. Guide plate represent supporter appliances which can assist to instruct water to be precisely fall in correct point at turbine so that yield the maximal turbine performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51006
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reda Pahlevi
Abstrak :
Proses gasifikasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan bahan bakar limbah (biomassa) untuk mendapatkan energi yang terbarukan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Dalam proses gasifikasi tersebut selalu menghasilkan zat yang dinamai gas produser. Dalam pemanfaatanya untuk mengganti bahan bakar fosil, gas produser tersebut harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya adalah temperatur gas produser tersebut harus sesuai dengan temperatur yang diijinkan untuk pengaplikasian ke motor pembakaran dalam. Berdasarkan literatur, temperatur gas produser yang diijinkan untuk pengaplikasian kedalam motor pembakaran dalam berada pada rentang temperatur +/- 40°C. Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui distribusi temperatur gas produser terhadap variasi laju aliran udara primer dengan variasi laju aliran air. Setelah pengujian diperoleh bahwa temperatur gas produser sebelum gas cleaning mengalami kenaikan seiring dengan semakin bertambahnya laju aliran udara primer. Temperatur gas produser rata-rata setelah gas cleaning yang diperoleh sebesar 37,3°C. Pengaruh laju aliran udara primer dan laju aliran air yang optimal terhadap pembentukan flame terjadi pada saat laju aliran udara primer 189,6 lpm dengan laju aliran air 10 lpm dan 20 lpm, saat laju aliran udara primer 131,4 lpm dengan laju aliran air 10 lpm dan 20 lpm dan pada saat laju aliran udara primer 89,4 lpm dengan laju aliran air 10 lpm. Durasi pembentukan flame optimal terjadi ketika lajua liran air 20 lpm untuk setiap laju aliran udara primer. ......Gasification process is a one form of utilization of waste fuels (biomass) for renewable energy instead of fosil fuels. On that gasification process is always produce a name of gas producer. In the utilization to replace fosil fuels, gas producer's must meet several requirements, one of which is the temperature af the gas producer's must comply with the allowable temperature for aplication to internal combustion engine. Based on the literature, the allowable temperature of gas producer for the application into internal combustion engine, is located in the temperature range +/- 40°C. This testing was conducted to detrmine the temperature distribution of the producer gas instead of flow rate primary air variations and water flow rate variations. After the testing the temperature average of gas producer after gas cleaning is earns by 37,3°C. The optimum effects of primary air flow rate and water flow rate to the formation of flame was occured when the primary air flow rate of 189,6 lpm with a water flow rate 10 lpm and 20 lpm, at the primary air flow rate of 131,4 lpm with a water flow rate of 20 lpm and when at the primary air flow rate of 89,4 lpm with water flow rate of 10 lpm. Optimal duration of flame formation occurred when the water flow rate 20 lpm for each primary air flow rate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1357
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library