Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kinanti Oktaviani
"Wayang tidak hanya sebagai media tontonan namun wayang juga dapat digunakan sebagai media tuntunan. Wayang tumbuh berkembang luas bukan hanya di Jawa, namun juga di sejumlah wilayah budaya di luar Jawa. Wayang Golek Cepak merupakan satu diantara jenis wayang yang berkembang di daerah Pesisir Utara Jawa dan di dalam lakonnya terkandung ajaran kehidupan yang berkaitan dengan tuntunan agama Islam. Penelitian ini mengkaji memayu hayuning bawana dalam lakon Canus Dakwa karya Ki Ditya Aditya. lakon Canus dakwa berisi nilai-nilai kesucian dan kejujuran yang dipergunakan sebagai sarana membangun kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan dunia (memayu hayuning bawana). Penelitian ini mengkaji struktur karya sastra dalam bentuk lakon yang terdiri dari tokoh penokohan dan rangkaian peristiwa pada adegan serta mengkaji nilai-nilai budaya yang terdapat dalam lakon tersebut. Data penelitian ini berupa Vidio pertunjukkan yang diunggah di chanel youtube Budaya Maju. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan pendekatan objektif serta menggunakan kerangka konseptual teoritis etika Jawa dari Franz Magnis Suseno dan teori Memayu Hayuning Bawana dari De Jong. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kesucian dan kejujuran yang dikembangkan sebagai pijakan analisis melalui punakawan Canus sebagai pengejawantahan kesucian dan kejujuran, kejujuran sebagai manifestasi dari kekuasaan, golok cabang, kopyah wareng, dan kendil wesi sebagai manifestasi dari keagungan keraton, dan punakawan Canus sebagai manifestasi dari wahyu Sumber Rezeki dipergunakan sebagai sarana untuk memayu hayuning bawana. Kesucian dan kejujuran yang dikembangkan dalam setiap individu dapat menjadi bekal untuk membangun karakter manusia menuju kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan dunia.

Puppet are not only a spectacle, but they can also be used as a guide. Wayang grew widely not only in Java, but also in a number of cultural areas outside Java. Wayang Golek Cepak is one of the types of puppets that developed in the North Coast of Java and in the play contains the teachings of life related to Islamic religious guidance. This study examines memayu hayuning bawana in the play Canus Dakwa by Ki Ditya Aditya. Canus dakwa’s play contains the values of purity and honesty which are used as a means to build happiness, prosperit, and world safety (memayu hayuning bawana). This study examines the structure of literary works in the form of plays consisting of characterizations and a series of events in the scene and examines the cultural values contained in the play. The data of this research is in the form of video shows uploaded on the youtube channel of Maju Culture. The method used in this research is descriptive qualitative and objective approach and uses the theoretical conceptual framework of Javanese ethics from Franz Magnis Suseno and the theory of Memayu Hayuning Bawana from De Jong. The results of this study indicate that the values of chastity and honesty were developed as a basis for analysis throught Canus clowns as the embodiment of holiness and honesty, honesty as a manifestatiton of power, branch machetes, kopyah wareng, and kendil wesi as manifestation of the majesty of the palace, and Canus clowns as a manifestation of the revelation of sumber sustenances is used as a means to woo the congetinal hayuning. The purity and honesty that is developed in each individual can be a provision to build human character towards happiness prosperity, and world safety."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library