Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soedarsono
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1984
793.3 SOE w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
899.222 SER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Halimah Maulani Ade Nuryadin
Abstrak :
Lakon Jumenengan Prabu Kalithi merupakan cerita gubahan karya Sri Sultan Hamengkubawana ke-X yang dipetik dari wiracarita Arjuna Wiwaha. Lakon tersebut mengisahkan tokoh Arjuna dengan laku tapa brata yang sangat kuat hingga mengguncangkan kahyangan Jongringsalaka. Kesempurnaan laku tapa brata Arjuna menjadikannya layak untuk menerima Pusaka Kyai Pasopati dan mendapat gelar Prabu Kalithi. Dalam penelitian ini tahapan laku tapa brata Arjuna yang sempurna diuraikan dengan nilai-nilai religi jawa. Masalah utama penelitian ini adalah bagaimana kesempurnaan tapa brata Arjuna dengan pemahaman tapa menurut nilai-nilai religi jawa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif dan pendekatan sastra religi untuk menganalisis laku tapa brata Arjuna yang sempurna. Sumber data berasal dari dari rekaman Pentas Wayang Wong Jumenengan Prabu Kalithi yang dipersembahkan oleh KHP Kridhomardowo (Kawedanan Hageng Punakawan Kridomardowo, divisi kesenian dan pertunjukan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat). Pementasan dapat diakses melalui Kanal Youtube Kraton Jogja dengan judul “Pentas Wayang Wong Jumenengan Prabu Kalithi-Rangkaian Pameran Temporer Bojakrama”. Data tersebut diolah dengan menggunakan tinjauan pustaka dan menggunakan teknik mencatat. Hasil penelitian menunjukan bahwa Arjuna menjalankan laku tapa brata yang sempurna sesuai dengan nilai-nilai pada pemahaman religi jawa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laku tapa brata Arjuna sudah sempurna hingga dapat mencapai manunggaling kawula gusti. ......The play of Jumenengan Prabu Kalithi is a story composed by Sri Sultan Hamengkubawana X taken from the legendary Arjuna Wiwaha. The play tells the story of the character Arjuna with the practice of tapa which is so strong that it shakes the Jongringsalaka heaven. The perfection of Arjuna's tapa brata practice made him rewarded with Kyai Pasopati Heritage and receive the title of King Kalithi. In this study the stages of Arjuna's perfect tapa brata practice are described with Javanese religious values. The main problem of this research is how the perfection of Arjuna's asceticism with the understanding of tapaaccording to Javanese religious values. This research is a descriptive study using qualitative methods and a religious literature approach to analyze Arjuna's perfect tapa brata practice. The source of this study comes from the recording of the play of Jumenengan Prabu Kalithi presented by KHP Kridhomardowo (Kawedanan Hageng Punakawan Kridomardowo, arts and performance division at the Ngayogyakarta Hadiningrat Palace). The performance can be accessed via the Kraton Jogja Youtube Channel with the title "Puppet Performance of Wong Jumenengan Prabu Kalithi-Bojakrama Temporary Exhibition Series". The data is processed using a literature review and using note-taking techniques. The results of the study showed that Arjuna carried out a perfect tapa brata practice in accordance with the values ​​of Javanese religious understanding. Thus, it can be concluded that Arjuna's tapa brata practice is perfect so that it can achieve manunggaling kawula gusti.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzy Rizky Laurens
Abstrak :
Penelitian ini megkaji amanat cerita dalam Wayang Wong Lakon Arjuna Kembar Tiga. Lakon Arjuna Kembar Tiga merupakan sebuah pementasan Wayang wong yang dipentaskan oleh Sekar Budaya Nusantara. Cerita yang digunakan dalam drama tersebut mengambil latar belakang Epos Mahabarata. Berkisah tentang penyamaran tiga Kurawa menjadi Arjuna dan ketiganya tidak dapat dibedakan secara fisik. Mereka menyamar dan mencoba mendapatkan Sembadra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis interpretatif untuk mengetahui amanat dalam kisah tersebut. Kesimpulannya yaitu tipu muslihat adalah salah satu upaya untuk mendapatkan kekuasaan tapi dapat dikalahkan dengan budi pekerti luhur. Kearifan Jawa yang terkandung dalam etika Jawa dan falsafah Jawa menerangkan bagaimana bersikap untuk mencegah dan menyikapi tipu muslihat ......This research examines the mandate of the story in Wayang Wong Lakon Arjuna Kembar Tiga. Arjuna Kembar Tiga is a Wayang wong performance staged by Sekar Budaya Nusantara. The story used in the drama takes the background of the Mahabarata Epic. Tells about the disguise of three Kuravas to become Arjuna and the three of them cannot be physically distinguished. They disguise themselves and try to get Sembadra. The method used in this research is the method of interpretive analysis to determine the message in the story. The conclusion is that deception is an attempt to gain power but can be defeated by virtue. Javanese wisdom contained in Javanese ethics and Javanese philosophy explains how to act to prevent and respond to tricks.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Suryani
Abstrak :
Skripsi ini membahas penerapan Prinsip Kerja Sama terkait dengan tindak ilokusi dalam naskah sandiwara ketoprak, Suminten Edan. Data-data diperoleh dari percakapan pada naskah sandiwara ketoprak Suminten Edan yang menunjukan penerapan terhadap maksim-maksim Prinsip Kerja Sama. Kerangka pikir dilandasi oleh pendapat Grice (1975) yang menjelaskan bahwa bertutur adalah social yang dapat berjalan apabila para peserta tuturan terlibat aktif dalam proses bertutur. Tindak ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu dengan maksud tertentu. Kesimpulan yang diperoleh yaitu maksim yang paling banyak dipatuhi oleh adalah maksim kuantitas pada tindak ilokusi kategori asertif.
This thesis defines the application of Cooperative Principle in the Javanese drama script, Suminten Edan. Data are collected from dialogues inside of Suminten Edan which show the application of Cooperative Principle maxims. Grice (1975) define that speaking to others is a social activity and it can only take place if the people involved. Illocutionary acts is the act of doing something. The conclusion is dominant of the application of Cooperative Principle in this case is the maxim of quantity. The application of this maxim connected with assetives category in the illocutionary act.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library