Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathinya Dzikraini
Abstrak :
Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu sentra penghasil tembakau di Indonesia, tembakau paiton sebagai varietas lokal termasuk jenis tembakau musim kemarau Voor Oogst. Dinamika curah hujan maupun musim kemarau tahun 2015 dan 2016 yang bersifat global telah mempengaruhi budidaya tembakau dan nilai tambah bagi petani di Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keterpaparan wilayah budidaya tembakau di Kabupaten Probolinggo sehubungan dengan perubahan iklim. Berbasis pada data curah hujan harian tahun 1990-2016 dari 50 stasiun hujan, parameter keterpaparan terhadap perubahan iklim diolah menggunakan metode de Boer dan dipetakan menggunakan metode Thiessen Polygon. Data produktivitas tembakau diperoleh dari instansi terkait dan diverifikasi dengan survei lapang pada 20 lokasi. Penentuan tingkat keterpaparan wilayah dilakukan dengan metode skoring dan teknik overlay peta, kemudian dikaitkan dengan penggunaan tanah dan produktivitas tembakau. Hasil analisis menunjukkan pola keterpaparan dengan tingkat cenderung rendah berada di daerah pesisir dan dataran rendah, membentang dari barat ke timur. Semakin tinggi elevasi, maka semakin tinggi tingkat keterpaparannya. Daerah terpapar rendah cenderung memiliki produktivitas tembakau lebih tinggi dibandingkan daerah terpapar tinggi. Produktivitas tembakau pada tahun 2016 cenderung lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata dan tahun 2015 sebagai dampak dari dinamika musim yang terjadi. ...... Probolinggo District is one of the centers of tobacco producer in Indonesia, paiton tobacco as local varieties included in dry season type of tobacco Voor Oogst . Rainfall as well as dry season dynamics in 2015 and 2016 which had already been global, is affected tobacco cultivation and additional values to farmers in Probolinggo District. This research has purpose to identifying the exposure patterns of tobacco cultivation places in Probolinggo District related to climate change. Based on daily rainfall data during 1990 ndash 2016 from 50 raingage stations, parameters of exposure due to climate change are processed by using de Boer method and mapped by using Thiessen polygon method. Tobacco productivity data is retrieved from related institutions and verified by field survey in 20 locations. Determination of level of exposure places are done by skoring method and map overlay technique, then associated with landuse and tobacco productivity. The analysis results showed that exposure pattern with low level tend to be located in the coastal areas and lowlands, stretching from West to East. The higher elevation is, the more higher level of exposure places. Low exposed areas tend to have higher value of tobacco productivity than high exposed areas. Tobacco productivity in 2016 tends to be decreased than both values in average and 2015 as the dynamics impact of season that happens.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaely Khasanah
Abstrak :
Kawasan Gunung Patuha merupakan kawasan agropolitan dengan lanskap berupa areal budi daya tanaman pangan. Untuk mengatur kehidupan, masyarakat membudidayakan tanaman pangan di areal pertanian, perkebunan teh, dan hutan. Pengukuran aset mata pencaharian masyarakat sangat penting karena orang yang tinggal di ketinggian berbeda memiliki akses terhadap aset mata pencaharian yang berbeda. Perbedaan kepemilikan aset mata pencaharian mempengaruhi pilihan strategi mata pencaharian yang dibuat oleh masyarakat. Selain melaksanakan kegiatan budidaya tanaman pangan, strategi mata pencaharian masyarakat yang harus dilakukan adalah mendiversifikasi mata pencaharian untuk memenuhi mata pencahariannya. Aset mata pencaharian masyarakat di Kawasan Pegunungan Patuha sangat besar bervariasi, secara umum kepemilikan aset mata pencaharian masyarakat berada pada kelasnya sedang sampai tinggi. Kepemilikan aset alam merupakan basis utama masyarakat mendiversifikasi mata pencaharian untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan resiko. Semakin rendah tuntutan kepemilikan aset alam mendiversifikasi semakin tinggi. Rendahnya kepemilikan aset alam bagi petani teh dan kopi menyebabkan petani melakukan diversifikasi mata pencaharian mereka memanfaatkan aset sosialnya. Sedangkan petani padi memiliki hortikultura kekuatan aset alam di ketinggian lebih dari 1.500 mdpl tidak terdiversifikasi mata pencaharian, tetapi pada ketinggian kurang dari 1.500 mdpl diversifikasi mata pencaharian. Pasalnya, masa panen 3-6 bulan sekali dan harga komoditas musiman. ......The Patuha Mountain area is an agropolitan area with a landscape in the form of an area for cultivating food crops. To regulate life, people cultivate food crops in agricultural areas, tea plantations, and forests. The measurement of community livelihood assets is very important because people living at different heights have access to different livelihood assets. Differences in ownership of livelihood assets affect the choice of livelihood strategies made by communities. Besides carrying out food plant cultivation activities, the community livelihood strategy that must be carried out is diversifying their livelihoods to meet their livelihoods. The livelihood assets of the people in the Patuha Mountains are enormous varied, in general the ownership of community livelihood assets was in the medium to high class. Ownership of natural assets is the main basis for society to diversify their livelihoods to maximize income and minimize risks. The lower the demand for natural asset ownership, the higher the diversification. The low ownership of natural assets for tea and coffee farmers causes farmers to diversify their livelihoods by utilizing their social assets. While rice farmers have horticultural strength of natural assets at an altitude of more than 1,500 masl, there is no diversification of livelihoods, but at an altitude of less than 1,500 masl of livelihood diversification. The reason is, the harvest period is once every 3-6 months and seasonal commodity prices.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library