Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mery Safarwathy
"Dalam media massa, termasuk internet, perempuan seringkali ditampilkan sebagai sosok yang pasif dan hanya layak berperan dalam ranah domestik. Hal ini tentunya juga tidak terlepas dari adanya ideologi yang ada di balik produksi teks dan wacana yang ada dalam intemet itu sendiri. Ideologi gender diduga turut mempengaruhi dan bekerja di balik teks dan wacana yang ada di dalam internet, termasuk website KOWANI. Inilah yang kemudian dikaji dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengungkapkan wacana feminisme yang tertuang dalam website perempuan, serta mengungkapkan kognisi sosial pengelola website perempuan sebagai kesadaran mentalnya yang turut mempengaruhi proses pembentukan teks dalam website perempuan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Culture Studies dari Stuart Hall tentang media sebagai alat ideologi kekuasaan, ideologi gender dalam wacana feminisme, perempuan dan teknologi serta internet sebagai media komunikasi massa. Sedangkan metodologi penelitian yang digunakan adalah paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif, yang memanfaatkan metode analisis wacana kritis Teun Van Dijk. Wacana yang dijadikan unit analisis adalah kumpulan berita yang dimuat dalam website KOWANI mulai dari tanggal 30 Desember 2004 sampai dengan 20 September 2006, dimana akhimya terpilihlah sembilan (9) berita untuk dianalisis dalam penelitian ini.
Hasil penelitian melalui analisis teks, kognisi sosial dan analisis sosial, menunjukkan bahwa masih terjadi bias gender dalam berita-berita yang dimuat dalam website KOWANI tersebut karena pihak penulis/pengelola website KOWANI masih menempatkan perempuan dalam ranah domestik, dimana kesuksesan dan kebahagiaan perempuan hanya terletak pada peranan tradisional mereka sebagai istri dan ibu. Perempuan yang berhasil mengurus keluarganya dan mengutamakan kepentingan keluarganya, dalam hal ini adalah suami dan anak-anaknya, meskipun ia memiliki karir yang baik di ranah publik ataupun memiliki status sosial ekonomi yang tinggi. Hasil penelitian ini telah memperkuat analisis ideologi gender pada aliran pemikiran feminis liberal dan juga teori Culture Studies dari Stuart Hall tentang penggunaan media massa yakni intemet (website KOWANI) sebagai alat ideologi gender kekuasaan (kaum Iaki-laki) dalam mempertahankan status quo-nya dalam budaya patriarki di Indonesia.
Hasil penelitian memberikan implikasi teoritis dan praktis. Adapun implikasi teoritis dari penelitian ini bagi perkembangan ilmu Komunikasi adalah memberikan pemahaman tentang bagaimana media komunikasi massa dalam hal ini internet (website) menjadi alat ideologi kekuasaan (kaum Iaki-Iaki) yang secara tidak sadar telah dihegemonikan oleh pihak Kowani. Selain itu, penelitian ini juga memberikan pemahaman bagaimana ideologi gender melatarbelakangi wacana yang dikonstruksikan oleh media, dikaitkan dengan kajian feminis dalam kegiatan komunikasi massa, terutama pada pola pemberitaannya. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan memperkaya studi analisis wacana dengan paradigma kritis yang membahas masalah ideologi gender, khususnya di media massa internet.
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa website Kowani sebagai media informasi dan komunikasi bagi masyarakat umum, khususnya organisasi anggota Kowani dan jaringannya, tentunya menjadi sarana yang penting bagi pengkonstruksian realitas sosial yang ada di masyarakat selama ini, termasuk ideologi gender yang cenderung melemahkan posisi tawar perempuan. Tanpa disadari, berita-berita yang ada dalam website Kowani yang cenderung bias gender akan semakin memperkokoh ideologi patriarkhi yang selama ini ada di masyarakat, dimana hal itu justru memarginalkan perempuan pada peran domestiknya.
Kendati demikian, dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal bagi penelitian sejenis yang diharapkan dapat menjadi salah satu gerakan affirmative action yang akan merubah peran perempuan dan memperkuat posisi tawar perempuan terutama di ranah publik.
Menyadari akan adanya kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini, maka dari hasil penelitian ini, direkomendasikan agar nantinya dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan memperbanyak jumlah website perempuan di Indonesia yang diamati. Dengan demikian diharapkan dapat dilakukan elaborasi yang lebih baik dan mendalam terhadap keberlakuan teori Culture Studies dari Stuart Hall yang mengatakan bahwa media merupakan alat ideologi kekuasaan (kaum laki-laki) yang terjadi di Indonesia dan juga untuk mengetahui keberlakuan ideologi gender yang ada pada website-website perempuan lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Hartiningsih
"Penelitian ini mengungkapkan bahwa pengalaman perempuan dapat membentuk solidaritas politis dan menjadi gerakan bersama untuk menolak kekerasan dan menegakkan demokrasi dengan cara-cara berpolitik yang baru.
Akan tetapi, hal itu tidak bisa dianggap sebagai "sudah seharusnya". Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode personal naratif atau wawancara mendalam mengenai sejarah hidup responden, terungkap, bahwa kata kuncinya adalah pengalaman yang didefinisikan oleh diri sendiri setelah pembangkitan kesadaran (CR). Prosesnya episternik. Kalau dikotomi publik-privat berhasil dibongkar dalam proses CR, maka diasumsikan tidak ada lagi dikotomi antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, sehingga solidaritas politis lebih mudah terbentuk.
Namun hal itu tak bisa diandaikan. Hasil riset memperlihatkan diperlukannya kesadaran yang tinggi dan upaya terus menerus untuk mewujudkan solidaritas politis, karena ada "ego" manusia yang cenderung untuk menguasai manusia lainnya. Cara berpolitik yang baru hanya mungkin dilakukan kalau terjalin solidaritas politis antar perempuan, dan hal ini berawal hubungan-hubungan yang lulus antar manusia. Itulah demokrasi dalam perspektif perempuan.
Pengalaman perempuan juga paralel dengan kaum marjinal. Cara pandang epistemik antara perempuan dan kelompok marginal juga paralel; bahwa pengalaman mereka didefinisikan oleh masyarakat, penguasa, tradisi, agama dan lain-lain. Dengan kata lain, cara baru berpolitik juga hanya dimungkinkan kalau ada dekonstruksi dan destabilisasi pemahaman epistemik mereka yang termarjinalkan. Karena itu, perjuangan politik perempuan tidak dapat dilakukan secara eksklusif, dan perempuan berpotensi menjadi agen pembaharu di dalam masyarakat.
Women 's Experience: Solidarity, a New Way of Doing Politics to Enhance DemocracyThe study explores that women's experience can form a political solidarity and allied movement to cast off violence and to establish democracy with new ways of doing politics. However, it cannot be taken for granted, as "how it should be". By using qualitative approach, personal narratives or in-depth life history interview, I discovered that the key word is that the self-defined experience after Consciousness Raising (CR). The process is epistemic. If the dichotomy of public-private is successfully understood in the process of CR, it is assumed that there are no more dichotomies between private and public interests so that political solidarity is easier to form.
After all, this cannot just be imagined. This research disclosed that it takes high consciousness and continuous effort to form political solidarity due to the existing human ego that tends to dominate each other. A new ways of doing politic is made possible only if there is solidarity among women and it begins with sincere human relations. That is democracy from women's perspective.
Women's experience is also parallel to that of the marginal group. Epistemic view between women and marginal group is also parallel, in that society, rulers, tradition, religions, etc define their experience. In other word, a new ways of doing politics is made possible only if there is deconstruction and destabilization of epistemic understanding of those marginalized. Consequently, women's political movement cannot be achieved exclusively, and women are a potential force as the agent of change in their society.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumintjap, Merdy Ervina
"Berbagai tayangan program acara televisi untuk perempuan ditayangkan. Namun, perempuan masih ditampilkan dalam perspektif yang sama, yaitu tetap berkutat pada stereotip yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses tayangan program televisi yang berperspektif perempuan. Studi kasus yang diambil pada tayangan "Perempuan dan Peristiwa" di ANTV. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengungkapkan berbagai permasalahan yang dialami tim pembuat program "Perempuan dan Peristiwa" di ANTV. Selain itu, penelitian ini melihat bagaimana kemampuan dan ideologi dari pencetus acara untuk menampilkan program yang memberdayakan perempuan. Pendekatan kualitatif berperspektif perempuan dipilih dalam penelitian ini, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dan observasi langsung. Dalam penelitian ini ditemukan banyak hal yang mempengaruhi perspektif dari pembuat acara yang dikhususkan untuk memberdayakan perempuan. Sebaliknya, masih banyak tim dari sebuah program televisi yang dikhususkan memberdayakan perempuan, justru masih terpaku terhadap stereotip yang ada. Perempuan masih dijadikan objek, selalu ingin menampilkan sisi fisik yang cantik dan menarik tentang perempuan. Sedangkan tayangan yang diharapkan berbeda, dan menjadi bahan masukan buat penonton perempuan hampir tidak ada .

Various kinds of TV programs on women had been showed but women still presented with same perspective that is remain stuck in common stereotype. This research aimed to describe process TV program show on women perspectives. Case study on "Women and Event" taken from ANTV program. Aside above aim, this research to be conducted in order to make known various problems which met by its TV program crews. Other things, this research wants to see the ability and ideology of producer for women empowerment. The writer comes with "qualitative approach" as research approach base by using data collection method through deep interview and direct observation. This research had discovery many things that influenced the perspective of producer that particularly aimed to women empowerment. In contrary, many TV crew members being trapped by common stereotype, in fact their program aimed to empower women. The women remain to be used as object, often the show only to perform the beauty of physical and interesting related. Meanwhile other TV programs which expected to give positive input for women viewers almost none."
2006
T 17924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library