Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jimmy Candra Putra
"Latar belakang: Pada 2012, angka insiden tahuna kaki diabetes yang mengalami ulkus dan gangren diperkirakan sekitar 2%-5% dari populasi umum. Sekitar 15% pasien dengan kaki diabetes dapat mengalami amputasi pada ekstremitas bawah. Kaki diabetes adalah masalah kesehatan yang sangat sulit untuk mengalami penyembuhan. Hal ini semakin diperparah dengan kondisi infeksi yang berat dan mengganggu proses regenerasi jaringan, sehingga harus dilakukan amputasi untuk mencegah penyebaran infeksi. Infeksi yang tidak terkontrol dengan baik dapat menghambat seluruh fase penyembuhan luka.
Metode: Studi Potong Lintang, subjek penelitian adalah pasien luka kaki diabetes yang berobat ke IGD dan poliklinik RSCM selama bulan Agustus-Desember 2019. Analisis statistik dengan uji hipotesis korelatif antara perubahan nilai penanda infeksi dan perubahan luas luka. Jika sebaran data normal menggunakan uji Pearson dan jika sebaran data tidak normal menggunakan uji Spearman. Pengujian dilakukan dengan menggunakan piranti lunak SPSS version 20 for Windows.
Hasil : Selama periode Agustus 2019 sampai Desember 2019 terdapat 30 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 14 subjek (46,77%) laki-laki dan 16 subjek (53,3%) perempuan. Dari diagnosis, terdapat 20 subjek (66,3%) ulkus pedis dan sebanyak 10 subjek (33,3%) gangren pedis. Dari penelitian ini didapatkan rata-rata dan standar deviasi dari perubahan nilai ABI 0,9080 ± 0,09998, perubahan jumlah leukosit sebesar 4899.87±4512.048, perubahan nilai LED 1.8333±1.14721, perubahan nilai CRP 2.6500±1.70228, perubahan luas luka 10.2727±6.51246, dan albumin 2.9487±.39207. Dari analisis korelatif, antara perubahan jumlah leukosit dengan perubahan luas luka (p=0,058, r=0,350), perubahan nilai LED dengan perubahan luas luka (p=0,034, r=0,388), dan perubahan nilai CRP dengan perubahan luas luka (p=0,008, r=0,477)
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan nilai LED, nilai CRP dengan perubahan luas luka serta memiliki korelasi yang sedang. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan jumlah leukosit dengan perubahan luas luka serta memiliki korelasi sedang.

Background: In 2012, the annual incidence rate of diabetic foot ulcers and gangrene is estimated to be around 2% -5% of the general population. About 15% of patients with diabetic foot can have an amputation in the lower limb. Diabetic foot is a health problem that is very difficult to experience healing. This is further exacerbated by severe infection conditions and disrupt the process of tissue regeneration, so amputation must be done to prevent the spread of infection. Infection that is not well controlled can inhibit the entire phase of wound healing.
Methods: A cross-sectional study, research subjects were diabetic foot ulcers patients who went to the emergency room and the CMGH polyclinic during August-December 2019. Statistical analysis with a correlative hypothesis test between changes in infection markers and changes in wound area. If the data distribution is normal use the Pearson test and if the data distribution is not normal use the Spearman test. The test was carried out using SPSS version 20 for Windows software.
Results: During the period August 2019 to December 2019, there were 30 subjects met the inclusion and exclusion criteria. There were 14 subjects (46.77%) male and 16 subjects (53.3%) female. From the diagnosis, there were 20 subjects (66.3%) pedis ulcers and 10 subjects (33.3%) diabetic gangrene. From this study, the average and standard deviation of changes in ABI values 0.9080 ± 0.09998, changes in the number of leukocytes amounted to 4899.87 ± 4512.048, changes in ESR values 1.8333 ± 1.14721, changes in CRP values 2.6500 ± 1.70228, changes in wound area 10.2727 ± 6,51246, and albumin 2.9487 ± .39207. From the correlative analysis, between changes in leukocyte counts with changes in wound area (p = 0.058, r = 0.350), changes in ESR values with changes in wound area (p = 0.034, r = 0.388), and changes in CRP values with changes in wound area (p = 0.008, r = 0.477)
Conclusion: There is a significant relationship between changes in ESR values, CRP values with changes in wound area and have a moderate correlation. There is no significant relationship between changes in the number of leukocytes with changes in wound area and has a moderate correlation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Twidy Tarcisia
"ABSTRAK
Penyembuhan luka adalah peristiwa kompleks yang meliputi kemotaksis,
angiogenesis, pembelahan sel, sintesis matriks ekstraseluler, pembentukan dan
remodeling jaringan parut. Angiogenesis, densitas kolagen, kontraksi luka, epitelisasi
dan luas area luka adalah beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menilai
baiknya penyembuhan luka. Pemberian ADSC-CM pada penelitian terdahulu terbukti
meningkatkan proses penyembuhan luka melalui mekanisme parakrin ADSC.
Penelitian ini menilai efek pemberian ADSC-CM monolayer dalam inkubasi normoxia
selama tiga hari terhadap angiogenesis, kontraksi luka, epitelisasi dan kualitas
penyembuhan luka kulit tikus Sprague Dawley. Adanya konsentrasi growth factor
seperti VEGF dan EGF dinilai melalui pemeriksaan ELISA. Efek angiogenesis,
densitas kolagen, kontraksi luka, epitelisasi dan luas area luka dinilai dengan
pemeriksaan histologi menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin dan Masson?s
Trichome. Dua puluh sembilan tikus dibalurkan ADSC-CM pada bagian punggung
(full thickness wound) dan dinilai gambaran histologinya pada hari ke-3, 7, 14, 21 dan
28. Konsentrasi VEGF dan EGF ditemukan dalam ADSC-CM dengan 5052,698 ± 0,31
pg/mL dan 0,233 ± 0,08 pg/mL. Gambaran histologi pada parameter angiogenesis,
densitas koalgen, kontraksi luka, epitelisasi dan luas area luka menunjukkan perbedaan
tidak bermakna antara kelompok luka yang dibalurkan ADSC-CM dan kelompok
kontrol namun secara klinis dan epidemiologis pembaluran ADSC-CM meningkatkan
proses penyembuhan luka.

ABSTRACT
Wound healing is a complex event that consist chemotaxis, angiogenesis, proliferation,
synthesis of matrix extracellular, formation and remodeling scar tissue. Angiogenesis,
colagen density, wound contraction, epithelialization and wound area is a several
parameter to analyze wound healing. Previous studies have shown that ADSC-CM are
able to accelerate wound healing due to paracrine effect. This study investigate the
effect of monolayer ADSC-CM on angiogenesis, colagen density, wound contraction,
epithelialization and wound area in a rat full thickness wound. Consentration of growth
factor such as EGF and VEGF were assessed with ELISA examination. Angiogenesis,
colagen density, wound contraction, epithelialization and wound area were analyzed
histologically with Hematoxylin-Eosin and Masson?s Trichome staining. Twenty nine
rats were administered topically with ADSC-CM. Histological examination was
measured on day 3, 7, 14, 21 and 28. Amount of VEGF and EGF is 5052,698 pg/mL
dan 0,233 pg/mL. Histology examination angiogenesis, colagen density, wound
contraction, epithelialization and wound area show there is no significant difference
between ADSC-CM group and control group but meaningful difference to accelerate
wound healing."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library