Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Wulandari
Abstrak :
Diabetik melitus mengakibatkan komplikasi, salah satunya adalah ulkus. Penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan nonequivalent control group design ini bertujuan mendapatkan gambaran "pengaruh elevasi ekstremitas bawah terhadap proses penyembuhan ulkus diabetik di ilayah Banten". Sampel penelitian adalah pasien diabetes melitus dengan ulkus berjumlah 7 orang kelompok ontrol dan 6 orang kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh elevasi ekstremitas bawah terhadap proses penyebuhan ulkus (p value 0,003). Perawat seharusnya melakukan elevasi pada ekstremitas bawah yang mengalami ulkus diabetik selama 10 menit setiap aktivitas >15 menit.
Diabetes mellitus result complication, one of the is ulcer. This quasi experiment research with group control nonequivalent design approach aim to get a description about"influence of elevation of lower extremity to diabetic ulcer healing proces in Banten". Sample in this research were diabetes mellitus patient with ulcer, consist of 7 repondent in control group and 6 repondent in intervention group. The result showed that lower extremity elevation were significantly associated with diabetic ulcer healing processs (p value 0,003). Nurse should be elevate the lower extremity with diabetic ulcer during 10 minutes after activity more than 15 minutes.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28398
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rabbania Hiksas
Abstrak :
Latar Belakang: Penyembuh luka yang dikenal luas oleh masyarakat modern saat ini adalah povidone iodine 10%, sedangkan masyarakat tradisional lebih memilih bubuk kopi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membuktikan bahwa bubuk kopi lebih efektif dalam menyembuhkan luka dibandingkan dengan povidone iodine 10%. Metode: Enam ekor tikus putih Rattus norvegicus betina dengan usia 10-12 minggu dibuatkan 3 luka sebesar 0.5x1 cm yang dijadikan kelompok kontrol, povidone iodine 10%, dan bubuk kopi. Tiga tikus pertama dikorbankan dihari ketiga dan sisanya dihari ketujuh. Bekas luka dipotong dan dibuat sediaan histopatologi dengan pewarnaan Hematoxylin dan eosin untuk fibroblas dan Van Gieson untuk serat kolagen. Hasil: Terdapat proses inhibisi penyembuhan luka oleh povidone iodine 10% dan bubuk kopi pada hari ke-1 sampai 3, tetapi terdapat stimulasi fibroblas dan serat kolagen setelah hari ketiga. Pada hari ketiga, kelompok kontrol memiliki tingkat fibroblast dan serabut kolagen paling tinggi, sedangkan pada kelompok povidone iodine 10% dan bubuk kopi relatif sama dengan di tingkat yang rendah. Pada hari ketujuh, semua kelompok memiliki tingkat fibroblas dan serabut kolagen yang hampir sama. Walaupun begitu, perbedaan ini tidak bermakna (p=0.427 untuk fibroblast, dan p=0.300 untuk serat kolagen). Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan bermakna dari povidone iodine 10% dan bubuk kopi terhadap tingkat fibroblas dan kolagen. ......Background: Common wound healing treatment used by modern society is povidone iodine 10%, but traditional society prefer to choose coffee powder. This research is done to prove the effectiveness of coffee powder as wound healing treatment in compared to povidone iodine 10%. Methods: 3 wounds with each 0.5x1 cm are made in female Rattus norvegicus white rats with age around 10-12 weeks and divided into control, povidone iodine 10% and coffee powder group. The first three rats were sacrificed on the third day and the rest on the seventh day. Histopathological specimens were made from the cutting wounds and stained using Hematoxylin-eosin for fibroblas dan Van Gieson for collagen fibers analysis. Result: There is an inhibition processed by povidone iodine 10 and coffee powder in the 1st until 3rd day, but there is a stimulation of fibroblast and collagen fibers after day 3. On the 3rd day, control group has the highest level of fibroblast and collagen fibers, but on the 7th day, all groups have approximately the same level of fibroblast and collagen. However, this differences is not significant (p=0.427 for fibroblast, and p=0.300 for collagen fibers). Conclusion: there is no significant difference between povidone iodine 10% and coffee powder towards the level of fibroblast and collagen.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudya Dara Chaerunnisa
Abstrak :
Kulit merupakan sistem pertahanan eksternal, langsung menjalani proses penyembuhan luka ketika terjadi luka dan banyak orang cenderung memberi proses penyembuhan luka dengan agen antiseptik, povidone iodine 10 Betadine . Namun, terdapat ide baru tentang penggunaan povidone iodine 5 pada penyembuhan luka kulit yang dapat memberikan efek yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efek berbeda dari penggunaan konsentrasi yang berbeda dari povidone iodine pada jumlah PMN, fibroblast, dan serat kolagen dan untuk menentukan kadar 5 atau 10 yang lebih cocok untuk digunakan. Penelitian ini menggunakan tikus sebagai sampel, masing-masing tikus diberikan 3 luka dengan 3 perlakuan berbeda terdiri dari kontrol, povidone iodine 10 , dan povidone iodine 5 . Pada hari ke-3, tiga tikus pertama dikorbankan dan pada hari ke-7 3 tikus berikut dikorbankan, lalu dibuat spesimen histologi dengan mengambil area luka dan diwarnai dengan Hematoksilin-Eosin untuk menganalisis jumlah PMN dan fibroblast, serta Van Gieson menganalisis serat kolagen. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara povidone iodine 5 dan 10 dalam proses keseluruhan penyembuhan luka yang dilihat dari jumlah PMN, fibroblast, dan serat kolagen. ......Skin is an external defense system, directly undergo wound healing process when scars occur and people tend to interfere the wound healing process with antiseptic agents, in this case is the use of povidone iodine 10 Betadine . However, there is new idea about the appliance of povidone iodine 5 on cutaneous wound healing may give different effect. This research aims to compare the different effect of using different concentration of povidone iodine on number of PMN, fibroblast, and collagen fibers during wound healing process and to determine which one is more suitable to use. This experiment using rats as samples, each rat is given 3 wounds with 3 different treatments consisted of control, povidone iodine 10, and povidone iodine 5. On the 3rd day, the first three rats were sacrificed and on the 7th day the following 3 rats were sacrificed, then made histological specimens by taking the wound area and stained it using Hematoxylin eosin to analyze number of PMN and fibroblast, also Van Gieson to analyze collagen fibers. The result of this experiment is that there is no significant difference among povidone iodine 5 and 10 in overall process or phases of wound healing, as seen from number of PMN, fibroblast, as well as collagen fibers.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library