Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Departemen Kesehatan , 2003
617.7 IND d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anie Kurniawan
Jakarta : Departemen Kesehatan , 2002
617.7 DET (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indria Anggraini
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan: Prevalensi xerosis pada lanjut usia (lansia) berkisar antara 30-85%. Tatalaksana xerosis yang tidak adekuat dapat menimbulkan komplikasi. Urea sebagai humektan dan lanolin 10% dalam petrolatum yang bersifat oklusif dan emolien mampu memperbaiki hidrasi kulit. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas dan efek samping krim yang mengandung urea 10% dengan lanolin 10%/petrolatum pada pengobatan xerosis lansia. Metode: Penelitian uji klinis acak tersamar ganda dilakukan pada 35 orang penghuni suatu panti lansia di Jakarta. Evaluasi skin capacitance (SC), specified symptoms sum score (SSRC), dan derajat gatal dilakukan pada awal terapi, minggu kedua dan keempat. Setelah prakondisi selama dua minggu, setiap subjek penelitian mendapatkan pelembap yang berbeda secara acak pada kedua tungkai bawah. Hasil: Persentase peningkatan nilai SC setelah empat minggu lebih besar pada tungkai yang mendapat krim urea 10% dibandingkan lanolin 10%/petrolatum (64,54% vs. 58,98%; p=0,036). Persentase penurunan SSRC setelah empat minggu tidak berbeda antara kedua kelompok perlakuan (100%; p=0,089). Derajat gatal pada minggu kedua menurun pada kedua kelompok, hingga menjadi tidak gatal pada seluruh SP (100%) setelah minggu keempat. Efek samping rasa lengket lebih banyak ditemukan pada kelompok krim urea 10% daripada lanolin10%/petrolatum, tetapi tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan: Pelembap yang mengandung urea 10% meningkatkan SC lebih besar secara bermakna daripada lanolin 10%/petrolatum setelah empat minggu pengolesan pada tungkai lansia yang xerotik. Efek samping tersering adalah rasa lengket yang lebih sering ditemukan pada lanolin 10%/petrolatum, tetapi tidak berbeda antar kelompok perlakuan.ABSTRACT Background and objectives: The prevalence of xerosis among elderly is 30-85%. Inadequate treatment may result in complications. Urea as a humectant and 10% lanolin in petrolatum as an occlusive agent and emollient can restore skin hydration. This study aimed at comparing the efficacy and side effects of cream containing 10% urea and 10% lanolin/petrolatum in the treatment of xerosis in elderly Methods: A randomized, double blind clinical trial was conducted in 35 elderly from a nursing home in Jakarta. Evaluation of skin capacitance (SC), specified symptoms sum score (SSRC), and pruritic degree were measured at baseline, week-2 and -4 after the start of therapy. Following a 2-week precondition period, each subject received a random moisturizer for each limb, to be applied twice daily. Results: The percentage of SC increase at week-4 was significantly higher in limb receiving cream containing 10% urea than 10% lanolin/petrolatum (64.54% vs. 58.98%; p=0.036). The percentage of SSRC decrease at week-4 did not differ between groups (100%; p=0.089). Pruritus was equally improved in both groups at week-2, and completely diminished at week-4. Sticky feel was more frequent in lanolin10%/petrolatum than 10% urea cream, although not statistically significant. Conclusion: After four-week application, moisturizer containing 10% urea gave higher percentage of SC increase than 10% lanolin/petrolatum in the xerotic limbs of the elderly. Sticky feeling was more frequently found in 10% lanolin/petrolatum group, but statistically not significant.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmi Farhatani
Abstrak :
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative. Laporan akhir studi kasus ini bertujuan memberikan gambaran asuhan keperawatan pada pasien DM dengan gejala xerosis yang menerapkan perawatan kulit pemberianminyak zaitun selama 5 hari, dengan frekuensi 2x setiap harinya. Pasien mengeluh gatal, kulit terasa sangat keringdan bersisik pada kulit, hal tersebut dikarenakan adanya neuropati perifer yang menyebabkan terjadinya penurunan kelenjar keringat dalam tubuh sehingga menyebabkan kulit menjadi kering. Penggunaan minyak zaitun merupakan salah satu penatalaksanaan yang dapat digunakan untuk perawatan kulit diabetes pada pasien yang mengeluhkan pruritus, xerosis dan bersisik. Disarankan kepada perawat agar memberikan edukasi pada klien serta libatkan keluarga klien dalam menjaga kelembaban kulityang bertujuan untuk mengurangi pruritus dan xerosis. Hasil evaluasi didapatkan adanya peningkatan kelembapan pada kulit pasien dan struktur kulit yang semula tampak mengeras dan menghitam menjadi lembut. ......Diabetes mellitus is a collection of symptoms that arise in a person caused by an increase in blood sugar (glucose) levels due to lack of insulin both absolute and relative. The final report of the case study aims to provide an overview of nursing care for DM patients with symptoms of xerosis who apply olive oil skin care for 5 days, with a frequency of 2x per day. The patient complains of itching, the skin feels very dry and scaly on the skin, this is due to the presence of peripheral neuropathy which causes a decrease in sweat glands in the body causing dryness of the skin. The use of olive oil is one of the treatments that can be used for diabetes skin care in patients who complain of pruritus, xerosis and scaly. It is recommended to nurses to provide education to clients and involve the client's family in maintaining skin moisture which aims to reduce pruritus and xerosis. The evaluation results found an increase in moisture on the patient's skin and the structure of the skin that originally seemed hardened and blackened to soft.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dennti Kurniasih MZ
Abstrak :
Diabetes mellitus menjadi ancaman serius bagi manusia. Kulit xerosis merupakan komplikasi diabetes mellitus yang sering terjadi. Pemberian pelembab pada kulit pasien diabetes mellitus perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi lanjutan. Belum ada penelitian yang menelaah manfaat aloe vera terhadap status hidrasi kulit xerosis penyandang diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelembab mengandung ekstrak aloe vera 5% terhadap status hidrasi kulit xerosis pasien diabetes mellitus. Penelitian ini adalah randomized controlled trial (RCT) double blinding dengan rancangan penelitian menggunakan time series design terhadap 93 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Setiap responden diukur status hidrasi stratum corneum sebelum diberikan aplikasi pelembab dan setelah diberikan aplikasi. Pengukuran posttest dilakukan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 7 hari kemudian. Analisis data menggunakan uji wilcoxon signed rank test, independent t-test, dan Anova. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai status hidrasi pretest dan posttest baik pada kelompok kontrol maupun intervensi. Pelembab yang mengandung ekstrak aloe vera 5% secara signifikan meningkatkan status hidrasi kulit lebih tinggi dibandingkan pelembab kontrol. Pengamatan terhadap selisih nilai status hidrasi antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi menunjukkan bahwa mean difference kelompok intervensi lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Pelembab yang mengandung ekstrak aloe vera 5% lebih efektif untuk perawatan kulit xerosis penyandang DM dan dapat menjadi pilihan terapi perawatan masalah kulit tersebut. ......Diabetes mellitus is a serious threat to humans. Xerosis is a skin complication of diabetes mellitus that often occurs. Giving moisturizers to the skin of patients with diabetes mellitus needs to be done to prevent further complications. There are no studies that examine the benefits of aloe vera on the xerosis skin hydration status of people with diabetes mellitus. This study aimed to determine the effect of moisturizers containing 5% aloe vera extract on the skin hydration status of xerosis patients with diabetes mellitus. This study was a double blinding randomized controlled trial (RCT) using time series design on 93 respondents with a sampling technique using consecutive sampling. Each respondent measured the hydration status of the stratum corneum before being given a moisturizing application and after being given the application. Posttest measurements were carried out 1 hour, 2 hours, 3 hours, and 7 days later. Data analysis using Wilcoxon signed rank test, independent t-test, and Anova. There were significant differences between the values of the pretest and posttest hydration status in both the control and intervention groups. Moisturizers containing aloe vera extract 5% significantly improve skin hydration status better than controls. Observations on the difference in the value of hydration status between control group and intervention group showed that the mean difference of the intervention group was greater than control group. Moisturizers containing aloe vera extract 5% are effective for xerosis skin care for patients with diabetes mellitus and can be a therapeutic choice for treating skin disorders.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana yunus
Abstrak :
Gangguan integritas kulit merupakan masalah yang umum ditemukan pada lansia sebagai akibat dari penuaan yang menurunkan fungsi fisiologis. Xerosis atau kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang banyak dialami lansia. Faktor risiko yang berpengaruh terjadinya xerosis pada lansia, di antaranya faktor usia, tingkat ketergantungan, asupan cairan, dan faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan paparan sinar matahari. Lansia dengan keluhan xerosis membutuhkan intervensi keperawatan perawatan kulit untuk meningkatkan status hidrasi kulit dan mencegah perburukan lebih lanjut. Perawatan kulit terdiri dari pembersihan kulit dan terapi emolien menggunakan agen topikal minyak kelapa murni dan aloe vera. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan intervensi keperawatan perawatan kulit dalam mengatasi masalah gangguan integritas kulit pada lansia dengan xerosis. Hasil analisis menunjukkan setelah dilakukan intervensi selama 12 hari terdapat penurunan skala Overall Dry Skin Score (ODSS) dari 3 (parah) menjadi 2 (sedang). Kesimpulannya, perawatan kulit dapat menjadi salah satu intervensi keperawatan dasar untuk gangguan integritas kulit xerosis pada lansia. Intervensi ini akan lebih optimal apabila diterapkan dengan konsisten setiap hari berturut-turut dengan didampingi asupan cairan yang adekuat, menghindari paparan sinar matahari, menggunakan tabir surya, dan modifikasi lingkungan. ......A common issue in the elderly is impaired skin integrity because aging decreases physiological function. A common skin issue among the elderly is xerosis, or dry skin. Age, dependence level, fluid intake, and environmental elements including temperature, humidity, and sun exposure are risk factors that affect the development of xerosis in the elderly. To increase skin moisture and stop future deterioration, nursing intervention skin care are necessary for elderly adults who complain of xerosis. Skin washing and emollient therapy utilizing topical substances like virgin coconut oil and aloe vera make up skin care. This case study intends to demonstrate how skin care can be used to address the issue of weakened skin integrity in the elderly. This case study intends to demonstrate how skin care can be used to treat elderly xerosis patients who have decreased skin integrity. According to the analysis's findings, the Overall Dry Skin Score (ODSS) scale decreased from 3 (severe) to 2 (moderate) after 12 days of nursing intervention. In conclusion, one of the fundamental nursing care for xerotic skin integrity issues in the elderly can be skin care. This intervention will be more effective if used consistently every day in a row along with proper fluid intake, minimizing sun exposure, utilizing sunscreen, and environmental adjustment.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eyleny Meisyah Fitri
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Xerosis kutis sering ditemukan pada lanjut usia lansia . Aplikasi pelembap merupakan tatalaksana utama. Pelembap mengandung humektan, misalnya laktat dan urea, dapat memperbaiki hidrasi dan disfungsi sawar kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efikasi dan keamanan antara krim pelembap yang mengandung amonium laktat 12 dan urea 10 dalam mengatasi xerosis kutis pada populasi lansia. Metode: Penelitian uji klinis acak tersamar ganda dengan subjek kelompok berpasangan dilakukan pada 40 orang penghuni panti werdha di Jakarta. Evaluasi specified symptom sum score SRRC , skin capacitance SCap , transepidermal water loss TEWL , dan efek samping dilakukan pada awal terapi, minggu kedua dan keempat terapi, serta minggu kelima seminggu setelah terapi dihentikan. Hasil: Penurunan nilai SRRC dan TEWL, peningkatan nilai SCap, setelah empat minggu tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok terapi dengan nilai p masing-masing 1,000; 0,636; dan 0,601. Pada minggu kelima, terjadi peningkatan nilai SRRC dan TEWL serta penurunan nilai SCap minggu keempat pada kedua kelompok, namun masih lebih baik daripada nilai dasar dan minggu kedua terapi. Tidak ditemukan efek samping subjektif dan objektif pada kedua kelompok. Kesimpulan: Efikasi dan keamanan krim pelembap yang mengandung amonium laktat 12 sama baiknya dengan krim pelembap yang mengandung urea 10 dalam mengatasi xerosis kutis pada populasi lansia. Kata kunci: amonium laktat 12 ; lanjut usia; urea 10 ; xerosis kutis
ABSTRACT
Background Xerosis cutis is widely known in geriatric population. Application of moisturizer is the treatment.. Moisturizer with humectant property, e.g lactate and urea, could restore skin hydration and barrier dysfunction. This study aims to compare the efficacy and safety between moisturizing cream containing 12 ammonium lactate and 10 urea in geriatric population with xerosis cutis. Methods A double blind randomized controlled trial with matching paired subject was conducted on 40 residents of a nursing home in Jakarta. Evaluation of specified symptom sum score SRRC , skin capacitance SCap , transepidermal water loss TEWL , and side effects were measured at baseline, week 2 and week 4 after therapy, and week 5 one week after therapy cessation. Results The decrease of SRRC and TEWL score, increase of SCap score after four weeks of therapy between two group yield no statistical different p 1.000 p 0.636 p 0.601 respectively . On the fifth week, SRRC and TEWL score were increased and SCap score was decreased compared to the fourth week, but they are still better than the score on baseline and the second week. No objective and subjective side effects were found. Conclusions The efficacy and safety of moisturizing cream containing 12 ammonium lactate are the same as 10 urea in treating xerosis cutis of geriatric population. Keywords 12 ammonium lactate 10 urea geriatric xerosis cutis
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahnaz Maulidiya Rizqi
Abstrak :
Xerosis dan pruritus merupakan masalah kulit yang paling sering dikeluhkan oleh lansia. Terdapat faktor ekstrinsik dan intrinsik yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Faktor ekstrinsik diantaranya paparan sinar ultraviolet, debu, polusi udara, dan kebersihan diri dan lingkungan lansia yang kurang diperhatikan. Faktor intrinsik diantaranya pertambahan usia seseorang yang bersamaan dengan penurunan fisiologis pada sistem integumen. Karya ilmiah ini menjelaskan mengenai asuhan keperawatan gangguan integritas kulit melalui intervensi perawatan kulit: perawatan topikal dengan pelembab mengandung colloidal oatmeal. Asuhan keperawatan dilakukan selama 5 minggu dengan hasil yang menunjukkan terjadinya penurunan tingkat kekeringan, penurunan rasa gatal, dan peningkatan kepuasan klien terhadap perawatan yang diberikan. ......Xerosis and pruritus is a skin problem that is most often complained by the elderly. There are extrinsic and intrinsic factors that cause these problems. Extrinsic factors include ultraviolet light, dust, air pollution, personal hygiene and the environment of the elderly that are less noticed. Intrinsic factors include increasing age followed by physiological decline in the integumentary system. This scientific work explains skin care through an intervention in skin care: topical treatments with moisturizers containing colloidal oatmeal. Nursing care is carried out for 5 weeks with results that show a decrease in the level of dryness in the skin, decreased itching, and increased client satisfaction with the treatment provided.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amma Rahmala Sari
Abstrak :

Masalah kulit, xerosis dan pruritus merupakan masalah umum yang terjadi pada lanjut usia seperti yang terjadi di Panti Sosial Tresna Werdha 1 Jakarta (PSTW). Faktor yang mempengaruhi masalah tersebut yaitu penurunan fisiologis tubuh dan lingkungan. Masalah tersebut jika tidak diatasi akan menimbulkan masalah lain seperti gangguan tidur dan luka garuk. Gangguan kulit dapat ditangani dengan intervensi skin care menggunakan pelembab yang dilakukan pada tiga lansia di PSTW. Karya ilmiah ini akan menjelaskan mengenai intervensi skin care menggunakan ceramide dan filaggrin pada lansia dengan gangguan integritas kulit. Pemberian intervensi dilakukan selama lima minggu secara rutin sebanyak satu kali setiap hari baik pagi atau sore hari. Instrumen evaluasi yang digunakan sebelum dan sesudah intervensi adalah Overall Dry Skin (ODS). Hasil akhir menunjukkan terjadinya penurunan skor ODS yang dibuktikan dengan peningkatan kelembaban kulit, berkurangnya pengelupasan kult, berkurangnya retak-retak pada kulit, dan berkurangnya rasa gatal pada klien yang mengalami gangguan integritas kulit. Adanya perubahan yang terjadi pada klien menunjukkan bahwa intervensi ini perlu diaplikasikan secara terus menerus pada lansia. Pihak panti diharapkan dapat memberikan perhatian lebih pada masalah kesehatan lansia dengan cara menyediakan fasilitas, alat, dan bahan yang dapat menurunkan gangguan kulit pada lansia. Petugas dan mahasiswa praktikkan juga dapat melakukan intervensi minimal satu kali sehari pada lansia yang berisiko maupun yang mengalami gangguan integritas kulit.


Skin problems, xerosis and pruritus are common problems that occur in the elderly as heppened in the Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Jakarta (PSTW). Factors that influence the problem are decline in the body function and environtment. If the problems is not treated, it will cause other problems such as sleep disturbance and scratching wounds. Skin problems can be treated with skin care interventions using moisturizers, carried out on three elderly people at PSTW. This scientific work explained skin care interventions using ceramide and filaggrin in elderly people with impaired skin integrity. The intervention was carried out for five weeks on a regular basis once a day, either morning or evening. The evaluation instrument used pre and post intervention was the Overall Dry Skin (ODS). The final results showed a decrease in the Overall Dry Skin score as evidenced by an increase in skin moisture, reduced exfoliation of the skin, reduced cracks in the skin, and reduced itching in clients who experienced impaired skin integrity. The changes that occur to the client indicate that intervention needs to be applied continuously to the elderly. PSTW is expected to give more attention to the health problems of the elderly by providing facilities, tools, and materials that can reduce skin problems in the elderly. Practical staff and nursing students can also intervene at least once a day for elderly at risk and elderly with impaired skin integrity.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Patricsia
Abstrak :
Latar belakang: Proporsi lansia diperkirakan akan terus meningkat. Salah satu masalah utama pada kesehatan kulit lansia adalah xerosis cutis atau kekeringan kulit. Tata laksana xerosis cutis yang tidak adekuat dapat menimbulkan komplikasi dan menurunkan kualitas hidup lansia. Pelembap merupakan tata laksana utama xerosis cutis. Jarak waktu pemakaian ulang yang tepat berbagai jenis pelembap perlu diketahui dasar ilmiahnya. Tujuan: Mengetahui status hidrasi dan sawar kulit setelah aplikasi tunggal vaselin album, lanolin 7,5% dalam vaselin album, krim urea 10%, dan krim pelembap yang mengandung seramid pada lansia dengan xerosis cutis. Metode: Sebuah penelitian dengan pre dan post-experimental design, tersamar ganda pada lansia dengan xerosis cutis. Jumlah SP adalah 15 orang dan pemilihan SP dilakukan secara berurutan (consecutive sampling). Satu SP mendapat empat perlakuan, dua pelembap dioleskan di tungkai bawah kanan dan dua pelembap di tungkai bawah kiri. Penentuan lokasi pengolesan pelembap menggunakan metode randomisasi sederhana. Penilaian status hidrasi dan sawar kulit dinilai menggunakan skor SRRC sebelum dan 12 jam setelah pengolesan pelembap, sedangkan nilai SCap dan TEWL diperiksa setiap 3 jam selama 12 jam. Hasil: Terdapat penurunan skor SRRC yang bermakna 12 jam setelah pengolesan keempat jenis pelembap (p<0,001). Peningkatan tertinggi nilai SCap pada 3 jam setelah pengolesan vaselin album sebesar 12 AU (p<0,001) dan lanolin 7,5% dalam vaselin album sebesar 13,96 AU (p<0,001). Peningkatan tertinggi nilai SCap pada 6 jam setelah pengolesan krim urea 10% sebesar 14,43 AU (p<0,001) dan krim yang mengandung seramid sebesar 7,57 AU (p=0,002). Terdapat peningkatan nilai SCap yang bermakna sejak pada 3-12 jam pada seluruh kelompok pelembap. Penurunan bermakna nilai TEWL hanya pada 3 jam setelah pengolesan krim urea 10% sebesar 1,44 g/h/m2 (p=0,006). Kesimpulan: Terdapat perbaikan skor SRRC yang bermakna pada seluruh kelompok pelembap. Terdapat perbaikan nilai SCap yang bermakna sejak 3-12 jam setelah pengolesan keempat jenis pelembap. Penurunan bermakna nilai TEWL hanya terdapat pada 3 jam setelah pengolesan krim urea 10%. Berdasarkan hasil penelitian ini, jarak waktu ideal pemakaian ulang vaselin album dan lanolin 7,5% dalam vaselin album adalah setiap 3 jam, sedangkan jarak waktu ideal pemakaian ulang krim urea 10% dan krim yang mengandung seramid adalah setiap 6 jam. Dengan mempertimbangkan biaya dan efektivitas pelembap dalam meningkatkan hidrasi kulit, pengulangan pemakaian pelembap masih dapat dilakukan setiap 12 jam. ......Background: The proportion of elderly is expected to increase continuously. One of the main problems in elderly skin health is xerosis cutis. Inadequate management of xerosis cutis in the elderly can cause complications and reduce the quality of life. Moisturizers is the main management of xerosis cutis. The evidences base of the interval reapplication time in various types of moisturizers need to be known. Objectives: To determine the hydration and skin barrier status after a single application of vaseline albumin, lanolin 7.5% in vaseline album, urea 10% cream, and ceramide cream in elderly with xerosis cutis. Methods: This was a study with a pre and post-experimental design, double-blinded. A total of 15 elderly subjects with xerosis cutis were choosen with consecutive sampling. Every subject received four treatments, two moisturizers on the right leg and two moisturizers on the left leg. The location of moisturizers application was determined by using a simple randomization method. Assessment of hydration and skin barrier status was assessed using the SRRC score before and 12 hours after application, while the SCap and TEWL value were examined every 3 hours for 12 hours. Results: There was a significant decrease in SRRC scores 12 hours after application of all types moisturizers (p<0.001). The highest increase in SCap at 3 hours after the application of vaseline album was 12 AU (p<0.001) and lanolin 7.5% in vaseline album was 13.96 AU (p<0.001). The highest increase in SCap at 6 hours after the application of urea 10% cream was 14.43 AU (p<0.001) and ceramide cream was 7.57 AU (p=0.002). There was a significant increase of SCap from 3 to 12 hours in all four types moisturizers. The significant decrease in TEWL only at three hours after the use of urea 10% cream was 1.44 g/h/m2 (p=0.006). Conclusion: There was a significant decrease in SRRC scores in all four types of moisturizers. There was a significant increase in the value of SCap from 3 to 12 hours after application of all moisturizers. The significant decrease in TEWL was only 3 hours after application of urea 10% cream. Based on the results, the ideal reapplication time of vaseline album and lanolin 7.5% in vaseline album is every 3 hours, while for urea 10% cream and ceramide cream is every 6 hours. Considering the cost and effectiveness of moisturizers in hydrating the skin, reapplication of moisturizers every 12 hours still would be effective.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>