Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Erlangga Yumantoro Putra
"Pengukuran geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Dipole-Dipole telah dilakukan pada jalan raya di wilayah Jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui struktur lapisan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas, mengetahui litologi penyusun bawah permukaan yang dominan menjadi penyebab dari terbentuknya zona lemah, dan melakukan analisis terhadap keberadaan dari zona lemah yang terdapat di bawah permukaan. Pemodelan dan interpretasi nilai resistivitas batuan bawah permukaan dimodelkan secara 2D dan 3D menggunakan perangkat lunak pemodelan, sedangkan pembuatan peta formasi geologi menggunakan perangkat lunak pengolahan. Hasil pemodelan dan interpretasi resistivitas batuan secara 2D menghasilkan penampang struktur batuan bawah permukaan berupa litologi lumpur lanauan dengan interval nilai resistivitas antara 0,5 – 13 â¦m, litologi lanau pasiran dengan interval nilai resistivitas antara 13 – 60 â¦m, dan litologi pasir dengan interval nilai resistivitas antara 60 – 250 â¦m. Setelah diperoleh model penampang secara 2D selanjutnya dilakukan korelasi terhadap peta formasi geologi untuk mendapatkan kesamaan litologi dan formasi dari dua data yang berbeda yaitu antara data geologi wilayah penelitian dan data geolistrik resistivitas. Kemudian hasil korelasi dibuat visualisasi berupa model secara 3D untuk menganalisis keberadaan dari zona lemah yang ada di bawah permukaan. Hasil penelitian membuktikan bahwa litologi penyusun sebagai penyebab dari terbentuknya zona lemah didominasi oleh litologi berupa lumpur lanauan. Keberadaan zona lemah di bawah permukaan dapat diinterpretasikan sebagai litologi lumpur lanauan yang memiliki karakteristik lunak dan tidak kompak dengan nilai resistivitas yang relatif rendah yaitu antara 0,5 – 13 â¦m. Karakteristik dari lumpur lanauan ini memiliki kaitan erat dengan kemampuan ekspansif dari mineral penyusun yang terpengaruh oleh air sehingga kehadiran litologi ini diindikasikan mempercepat proses konsolidasi dan memperbesar potensi terjadinya amblesan.
Geoelectrical resistivity measurements with a Dipole-Dipole configuration have been carried out on the highway in the Ampera Bridge area, Palembang, South Sumatra. The purpose of this research is to determine the structure of the subsurface layers based on resistivity values, to find out the dominant subsurface lithology that causes weak zones to form, and to analyze the presence of weak zones beneath the surface. Modeling and interpretation of resistivity values of subsurface rocks are modeled in 2D and 3D using modeling software, while the geological formation maps are made using processing software. The results of 2D modeling and interpretation of rock resistivity yield subsurface rock structure sections in the form of silt mud lithology with resistivity value intervals between 0,5 – 13 Ωm, sandy silt lithology with resistivity value intervals between 13 – 60 Ωm, and sand lithology with resistivity value intervals between 60 – 250 Ωm. After obtaining the 2D cross-section model, a correlation was then carried out with the geological formation map to obtain lithology and formation similarities from two different data, namely between the geological data of the study area and the resistivity geoelectric data. Then the results of the correlation are visualized in the form of a 3D model to analyze the presence of weak zones under the surface. The results of the study prove that the constituent lithology as the cause of the formation of weak zones is dominated by lithology in the form of silt mud. The existence of a weak zone below the surface can be interpreted as silt mud lithology which has soft and non-compact characteristics with a relatively low resistivity value of between 0,5 – 13 Ωm. The characteristics of silt mud are closely related to the expansive capacity of the constituent minerals which are affected by water so that the presence of this lithology is indicated to accelerate the consolidation process and increase the potential for subsidence. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Camillia Dewi Anggrainy
"Penelitian dilakukan di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipole-dipole. Daerah penelitian merupakan jalan raya poros antarprovinsi yang memiliki intensitas penggunaan yang tinggi, baik oleh kendaraan dengan beban ringan maupun beban yang berlebih. Faktor tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat memicu tingginya kerentanan tanah terhadap kerusakan jalan akibat dari ketidakstabilan tanah. Selain itu, terbentuknya zona lemah di bawah permukaan, yang merupakan zona batuan dengan nilai resistivitas rendah dan porositas tinggi, juga dapat menjadi faktor ketidakstabilan tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memetakan struktur bawah tanah dan mengidentifikasi persebaran dan jenis litologi penyusun zona lemah di daerah penelitian. Pengukuran dilakukan pada 6 lintasan dan pengolahan data dilakukan dengan metode inversi dua dimensi menggunakan software Res2DInv. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan, dan data bor SPT. Dari hasil analisis 6 lintasan, teridentifikasi persebaran zona lemah yang tersusun dari litologi lempung dengan nilai resistivitas <10 qm dan lempung pasiran yang memiliki nilai resistivitas pada rentang 10--20 qm.
The research was carried out on Jalan Raya Siliwangi, West Semarang Subistrict, Semarang City using the dipole-dipole configuration resistivity geoelectric method. The research area is an inter-provincial highway which has a high intensity of use, both by vehicles with light loads and heavy loads. This factor is one of the factors that can trigger the high vulnerability of land to road damage due to soil instability. Apart from that, the formation of weak zones below the surface, which are rock zones with low resistivity values and high porosity, can also be a factor in soil instability. This research was carried out with the aim of mapping underground structures and identifying the distribution and types of lithology that make up weak zones in the research area. Measurements were carried out on 6 trajectories and data processing was carried out using the two-dimensional inversion method using Res2DInv software. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological map, classification of rock resistivity values, and SPT drill data from the results of the 6 tracks analysis, the distribution of weak zones was identified which were composed of clay lithology with resistivity values of <10 qm and sandy clay which had a resistivity value in the range of 10-20 qm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Fariza Ibrahim
"Infrastruktur kabel bawah laut yang terletak pada permukaan dasar laut dapat terekspos oleh bencana geologis, tercatat beberapa kejadian gempa bumi menyebabkan putus atau rusaknya jaringan kabel bawah laut. Penelitian ini memfokuskan pada identifikasi zona lemah geologis dengan mengidentifikasi keberadaan struktur patahan dan zona kemiringan lereng yang curam. Anomali gravitasi didapat dari data gravitasi satelit TOPEX kemudian dilakukan analisis derivatif seperti First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Horizontal Derivative (SVD) sehingga letak dan jenis struktur patahan dapat teridentifikasi. Data Batimetri GEBCO digunakan dalam memetakan kemiringan lereng yang curam yang diketahui sebagai parameter control terjadinya longsor bawah laut. Integrasi terpadu dari peta turunan anomali gravitasi yang mengidentifikasi keberadaan struktur patahan, peta kecuraman lereng, ditambah dengan data penunjang peta sebaran gempa bumi BMKG dapat memetakan zona lemah geologis yang berpotensi menjadi letak terjadinya bencana geologis bawah laut. Peta integrasi terpadu dapat dijadikan referensi dalam perencanaan pemasangan lintasan kabel bawah laut dalam upaya mitigasi.
Submarine cable infrastructure located on the surface of the seabed can be exposed to geological disasters, it is recorded that several earthquakes caused the break or damage of the submarine cable network. This study focuses on identifying geological weak zones by identifying the presence of fault structures and zones of steep slopes. Gravitational anomalies are obtained from the TOPEX satellite gravity data and then analyzed with First Horizontal Derivative (FHD) and Second Horizontal Derivative (SVD) method, so that the location and type of fault structure can be identified. GEBCO bathymetry data is used to map the steepness of the slopes, which are known as control parameters for the occurrence of submarine landslides. An integration of anomaly gravity derivative map that identifies the presence of fault structures, slope steepness maps, and supported with BMKG earthquake distribution map can be identified a geological weak zones that had the potential to be the location of submarine geological disasters. The integrated map can be used as a mitigation efforts reference for submarine cable lines installation plan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Athallah Wardhana
"Fenomena pergerakan tanah rentan terjadi di daerah pesisir yang aktif secara tektonik seperti Provinsi Bengkulu dan dapat menghambat pengembangan infrastruktur. Langkah mitigasi bencana pergerakan tanah yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi lapisan tanah yang lunak. Penelitian ini memanfaatkan korelasi survei Electrical Resistivity Tomography (ERT) dan Standard Penetration Test (SPT) untuk pemetaan zona dengan lapisan tanah lunak di daerah Tol Bengkulu – Taba Penanjung, Provinsi Bengkulu. Upaya untuk mengkorelasi kedua data ini diharapkan dapat mengidentifikasi litologi, struktur geologi, dan zona tersaturasi air yang merupakan faktor pengaruh kekerasan suatu lapisan tanah. Penelitian mengumpulkan 15 lintasan ERT dan tiga titik bor SPT sedalam 18 hingga 22 m. Nilai resistivitas dan N-SPT kemudian diolah dan dihubungkan dengan geologi regional serta sampel litologi untuk dicari hubungan antara kedua nilai tersebut. Korelasi antara data ERT dan SPT menunjukkan hubungan yang terbalik walaupun hubungannya spesifik untuk area penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa terdapat banyak kandungan lempung pada tanah di daerah penelitian yang membuat arus listrik dapat bebas bergerak dibawah permukaan namun membuat lapisan tanah menjadi lebih kompak dan keras. Hal ini didukung dengan data ERT yang menunjukkan resistivitas yang sangat rendah pada rentang 0 – 10 ohm.m dan sampel lapisan tanah yang dideskripsikan mengandung banyak lempung (clay).
Soil movement is prone to occur in tectonically active coastal areas such as Bengkulu Province and can delay infrastructure development. Land movement disaster mitigation that can be taken is to identify soft soil layer. This study utilizes the correlation of the Electrical Resistivity Tomography (ERT) and Standard Penetration Test (SPT) surveys for mapping zones with soft soil layers in the Bengkulu – Taba Penanjung Toll Road, Bengkulu Province. Efforts to correlate the two data are expected to identify lithology, geological structure, and water-saturated zones which are factors that influence the hardness of a soil layer. The study collected 15 ERT lines and three SPT borehole 18 to 22 m deep. The resistivity and N-SPT values were then processed and linked to regional geology and lithology samples to find the relationship between the two values. The correlation between ERT and SPT data showed an inverse relationship although the relationship was specific for this research area. The results show that there is a lot of clay content in the soil in the study area which allows electric current to move freely under the surface but makes the soil layer more compact and hard. This is supported by the ERT data which shows a very low resistivity in the range of 0 – 10 ohm.m and the soil sample which is described as containing a lot of clay."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library