Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tristy Novalia
"Tesis ini menguji secara empiris dinamika hubungan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terhadap pertumbuhan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika dan Trade-Weighted Index (TWI). TWI merupakan nilai tukar efektif absolut yang tidak hanya menggambarkan nilai satu nilai tukar saja. Penelitian ini dilakukan terhadap 11 negara mitra dagang utama yang memenuhi nilai ekspor dan impor terbesar seluruh komoditas ditahun 1999 (memenuhi 70%) dan nilai tukar masing-masing negara terhadap dolar Amerika, guna memenuhi perhitungan TWI Indonesia. Seluruh variabel penelitian menggunakan data bulanan dari tahun 1999-2013 dengan menggunakan model Vector Auto Regression (VAR). Kausalitas Granger menggambarkan adanya hubungan satu arah antara IHSG, dengan TWI dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Dari pengestimasian model VAR dapat disimpulkan bahwa IHSG dapat menjadi leading indicator terhadap sektor riil. Selain menggunakan VAR, penelitian ini juga menggunakan Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD). Dari analisis IRF, diperoleh bahwa IHSG dan TWI merespon negatif terhadap shock nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. TWI juga merespon negatif terhadap shock IHSG. Sedangkan, kecepatan penyesuaian respon IHSG lebih cepat dibandingkan TWI terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Namun terhadap shock IHSG, TWI memiliki kecepatan respon yang lebih cepat. Sedangkan pada hasil analisis VD, tenyata yang memberikan kontribusi pengaruh yang paling besar terhadap TWI adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika.

This thesis empirically test the relationship dynamics of growth of Jakarta Composite Index (JCI) on the growth of Exchange Rate against the US Dollar and Trade-Weighted Index (TWI). TWI is an absolute effective exchange rate and does not express the price of any single currency. This study was conducted on 11 major trading partners that meet the export and import value of all commodities most in 1999 (meet 70%) and the exchange rate of each country against the US dollar, in order to meet the TWI of Indonesia. The entire study variables using monthly data from the years 1999-2013 with Vector Auto Regression (VAR) models. Granger causality describe a one-way relationship between JCI, with TWI and the rupiah against the US dollar. Estimating by the VAR model, it can be concluded that JCI can be a leading indicator of the real sector. In addition to using the VAR, this study also uses Impulse Response Function (IRF) and Variance Decomposition (VD). From the analysis of IRF, obtained that JCI and TWI respond negatively to the shock value of Rupiah against USD, TWI also responded negatively to the shock of JCI. Meanwhile, the speed of adjustment JCI responses faster than TWI against USD. But,TWI has a faster speed response against JCI shocked. While the results of the analysis of VD, poorer that the greatest influence on the TWI is Rupiah against USD."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Fahmy Septiaddy
"Penelitian ini secara umum menganalisa pengaruh variabel-variabel ekonomi makro terhadap index harga saham gabungan (IHSG). Dengan menggunakan data variabel makro BI rate, jumlah uang beredar, kurs dollar, inflasi dan PDB, juga IHSG di BEI periode 2005-2014 sebagai variabel dependen. Teknik analisis yang dilakukan pada penelitian ini menggunankan metode regresi linier berganda dengan menggunakan variabel independen BI rate, jumlah uang beredar, kurs dollar, inflasi dan PDB terhadap variabel dependen IHSG.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel PDB saja yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap index harga saham gabungan. Dari empat variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan IHSG, tiga diantaranya yaitu KURS, BI rate dan INF memiliki hubungan yang negatif, yang artinya jika KURS, BI rate dan INF meningkat maka akan menurunkan nilai IHSG, sedangkan jumlah uang beredar memiliki hubungan yang positif yang artinya jika jumlah uang beredar meningkat maka akan meningkat juga nilai dari IHSG.

In generally, this research is analyze the effect of macroeconomic variables on Jakarta Composite Index (JCI). By using the macro variable data BI rate, money supply, exchange rate of the dollar, inflation and GDP, also JCI in BEI period 2005-2014 as the dependent variable. Technical analyzes conducted in this study using multiple regression method using independent variables BI rate, money supply, exchange rate of the dollar, inflation and the GDP on the dependent variable JCI.
The results showed that the only variable that GDP alone does not significantly on JCI. Of the four variables have a significant relationship with JCI, three of them namely EXCHANGE ($), BI rate and INF have a negative relationship, which means that if EXCHANGE ($), BI rate and INF increase will decrease the value of JCI, while money supply has a positive relationship which means that if the money supply increase it will too increase value of the JCI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Arya Saputra
"Perekonomian Indonesia saat ini masih didominasi sektor perbankan sebagai motor penggerak utama. Fungai intermodiasi perbankan sangat diharapkan untuk membawa perekonomian Indonesia maju, sehingga mencari hubungan antara variabel makroekonomi, karekteristik industri terhadap return saham perbankan menarik umuk diteliti. Kesimpulan yang didapat : 1. Rata-rata return saham perbankan lebih kecil dibandingkan rata-rata return pasar, 2. Dibandingkan tingkat fisiko pasar yang diukur dan standar deviasinya, mayoritas bank memiliki tingkat risiko di atas pasar, 3. return pasar berpengaruh positif temadap return mayoritas saham perbankan. 4. Pada umumnya model yang dibentuk tidak menunjukan signifikansi pungaruh variable-variable independen secara memadai. 5. Penambaban variabel makro dan karakteristik industri sebagn.i variabel indepemien dalam model tidak dapat menunjukan signifikansi.

Indonesia's economy is still dominated by the banking sector as the main mover. Intermediary function is expected to bring Indonesia's economy forward, so it is attractive to look for the relationship between macroeconomic variables, characteristics of the industries to banking stocks return for examination. Conclusions obtained: 1. The average returns of banking stocks is smaller than the average market return. 2. Compared to the level of market risk as measured by standard deviation, the majority of banks have a risk level above the market 3. The market return positively affects the return ofthe majority of banking shares. 4. In general, the established model showed no significance influeoce ofindependeot variables adequately. 5. The addition of macroeconomic variables and industry charncteristics as independent variables in the model cannot show significance"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27280
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Mulawarman
"Tesis ini membahas pengaruh dari empat indeks saham (variabel bebas), yaitu: DJIA(Amerika), DAX (Jerman), NKY (Jepang) dan FSSTI (Singapore) terhadap JCI (Indonesia) sebagai variabel terikat. DJIA mewakili Indeks saham global sementara DAX, NKY dan FSSTI mewakili indeks saham regional. Hipotesa: Pengaruh ke-4 variabel bebas tersebut terhadap JCI diperkirakan signifikan pada periode krisis subprime mortgage di AS dan krisis surat utang di UE. Analisis ini menggunakan metodologi uji korelasi, uji regresi OLS dan uji kausalitas Granger. Hasil yang diperoleh ternyata dalam kedua periode pengujian, hanya DJIA dan FSSTI yang berpengaruh signifkan terhadap JCI.

This thesis analyzes the influence of the four stock indices (independent variables): DJIA (USA), DAX (Germany), NKY (Japan) and FSSTI (Singapore) to JCI (Indonesia) as the dependent variable. The DJIA represents global stock index while DAX, NKY and FSSTI represent regional stock indices. Hypothesis: All of independent variable would influence the independent variables significantly in the period of the sub-prime mortgage crisis in the USA and debt crisis in the EU. This analysis uses correlation test methodology: OLS regression test and Granger causality test. The results show that only DJIA and FSSTI influence JCI significantly on both period tests."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Retna Komara
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis implementasi kebijakan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) pasca akreditasi JCI di RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta Tahun 2014. Fokus penelitian ini adalah implementasi kebijakan pengelolaan B3 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan stuktur birokrasi.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah berdasarkan data dari laporan ronde manajemen dimana banyak temuan-temuan pengelolaan B3 di lapangan pasca akreditasi JCI yang tidak sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan dalam kebijakan pengelolaan B3 dan juga dilihat dari data Unit K3RS dimana terjadi beberapa insiden yang dilaporkan terkait dengan pengelolaan B3 pasca akreditasi JCI.
Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi tak berstruktur dan telaah dokumen. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pengelolaan B3 pasca akreditasi JCI di RSUPN dr.Cipto Mangunkusumo belum berjalan dengan baik. Pada faktor komunikasi: Transmisi yang kurang maksimal, ketidakjelasan kebijakan dimana secara isi yang belum lengkap dan penyampaiannya ke lapangan belum optimal serta pelaksanaan kebijakan yang belum konsisten. Selanjutnya, pada faktor sumber daya: SDM, fasilitas dan anggaran masih belum memadai.
Pada faktor disposisi implementor yang juga belum baik, para pelaksana kebijakan secara umum kurang cukup kuat memiliki komitmen untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pengelolaan B3 ini. Terakhir faktor struktur birokrasi: Mekanisme pelaksanaan, koordinasi dan monitoring yang belum berjalan efektif.

This study was conducted to analyze the implementation of hazardous materials management's policy after JCI accreditation in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo 2014. Focus of this research is the implementation of hazardous materials management's policy and factors that influence it, namely communication, resources, disposition and structure bureaucracy.
Issues raised in this research report are based on data from the management rounds where many findings in the field of management of hazardous materials after JCI accreditation is not in accordance with the procedures set out in the hazardous materials management's policy is also seen from the data of K3RS unit where there is some incident were reported to be associated with the hazardous materials management's policy after JCI accreditation.
This research method is qualitative with data collection techniques using in-depth interviews, observation and unstructured document review. Selection of informants using purposive sampling technique. Analysis of the data in this study using content analysis.
The results showed that the implementation of hazardous materials management's policy after JCI accreditation in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo not going well. In the communication factor: Transmission less than the maximum, where policy uncertainty is incomplete contents and its delivery to the field is not optimal and the implementation of policies that have not been consistent. Furthermore, the factor of resources: human resources, facilities and budgets are not sufficient.
At the implementor disposition factors that also have not been good, the policy implementers generally have less commitment to perform strong enough to support the implementation of this hazardous materials management's policy. Last, bureaucratic structure factor: Mechanism implementation, monitoring and coordination made that have not been effective.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Adila Safaati
"Faktor makroekonomi memiliki peran penting dalam pertumbuhan perkonomian sebuah negara. Hal ini secara tidak langsung juga menentukan kondisi dan aktivitas pasar modal negara tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara kebijakan moneter terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG pada Bursa Efek Indonesia BEI dengan menggunakan metode time series VAR Vector Autoregressive Representation dan data bulanan setiap variabel sebagai sampel selama periode 2009 ndash; 2016. Variabel dependen yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, sementara variabel independen yang digunakan merupakan variabel makroekonomi berupa variabel makroekonomi dengan 5 proksi, yaitu tingkat suku bunga SBI, jumlah uang beredar M2, inflasi, GDP riil, dan nilai tukar kurs. Hasil penelitian yang menemukan adanya kointegrasi kesetimbangan jangka panjang antara variabel makroekonomi dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antarvariabel yang menjadi indikator dari kestabilan suatu negara dan mempengaruhi tingkat return yang didapatkan pada pasar modal.

Macroeconomic variable plays an important role in the economic growth of country. This indirectly also determines the condition and activities of the capital market. Therefore, this study aims to analyze the effect of monetary policy on Jakarta Composite Index JCI on Indonesian Stock Exchange BEI using time series VAR Vector Auto regression Representative method and monthly data of each variable as sample during period 2009 2016. Dependent variable used is Jakarta Composite Index JCI, while independent variable used is macroeconomic variable in the form of monetary policy with 5 proxies, i.e. interest rate SBI, money supply M2, inflation, real GDP, and exchange rates. The result found an existence of co integration long term equilibrium between monetary policies with Jakarta Composite Index JCI, in term of significant effects among these variables which consistent with the statement of Arbitrage Pricing Theory that macroeconomic factors become one affecting indicator of the stability rate of return earned on the capital market. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sadhu Mahardhika
"ABSTRAK
Pertumbuhan industri pasar modal di Indonesia dapat dinilai dari meningkatnya nilai transaksi bursa efek harian. Peningkatan nilai transaksi bursa efek harian ini mengakibatkan semakin tinggi risiko pada transaksi bursa. Salah satu alat yang digunakan untuk meminimalisir risiko tersebut adalah Dana Jaminan, dimana KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa wajib melakukan pengukuran atas Dana Jaminan yang dikelola KPEI. Di sisi lainnya, Anggota Kliring sebagai pelaku pasar melihat bahwa Dana Jaminan yang dikelola oleh KPEI sudah cukup besar sehingga pungutan atas Dana Jaminan sebaiknya sudah tidak dilakukan. Namun, pada kenyataannya Dana Jaminan yang dikelola oleh KPEI belum cukup untuk menutupi risiko pasar. Oleh sebab itu, Penulis melakukan analisis atas kecukupan Dana Jaminan dengan melakukan stress testing atas faktor pendorong risiko (transaksi harian bursa efek, return IHSG, efisiensi netting, agunan/jaminan dan pangsa pasar Anggota Kliring dengan menggunakan Montecarlo Simulation. Sehingga, melalui analisis tersebut Penulis dapat mengetahui besarnya Dana Jaminan yang dibutuhkan oleh KPEI. Hasil yang diperoleh Penulis melalui Montecarlo Simulation menunjukkan bahwa Dana Jaminan yang dikelola oleh KPEI masih belum mencukupi untuk menutupi risiko pasar. Oleh sebab itu, hingga saat ini pungutan atas Dana Jaminan atas setiap transaksi bursa yang dilakukan oleh Anggota Kliring masih masih berlaku.

ABSTRACT
The Indonesian capital market industry growth can be observed through the increase of daily stock exchange transaction value. This impacts to the rise of risk exposure of stock exchange transaction. Guarantee funds is a tool to minimize this risk. KPEI, as an Clearing and Guarantee Institution for Exchange Transaction, is obligated to take measurements over the guarantee funds it manages. On the other hand, Clearing Members, as capital market participants, notice that the guarantee fund shares owned by KPEI is sufficiently large so the charges for guarantee funds should be eliminated, while in fact, the guarantee fund have is not sufficient to cover the risks. For this reason, the writer conducted an analysis with stress testing in Risk Factors (daily transaction value, JCI index returns, netting efficiency, collateral / guarantees, and market shares of Clearing Members) using the Montecarlo Simulation. Through this analysis, the writer obtained the amount of the guarantee fund required by KPEI. The result of the analysis is that the guarantee funds are still not sufficient to cover the market risks. For this reason, the guarantee fund charges for each clearing member transaction are still needed.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library