Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ihda Alhusnayain
"Enzim dari jamur merupakan enzim yang sangat potensial untuk mengatasi kendala teknis industri yang berhubungan dengan proses produksi. Salah satu sumber enzim adalah mikroorganisme termofilik yang banyak terdapat pada sumber air panas, salah satunya sumber air panas di Kabupaten Lombok, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi, memurnikan, dan mengkarakterisasi lakase dari isolat jamur yang didapatkan dari penelitian sebelumnya. Jamur yang diperoleh, diremajakan kembali dalam medium potato dextrose agar (PDA). Isolate jamur kemudian dioptimasi pada 4 medium yang berbeda, selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm pada suhu 4°C untuk memperoleh pellet. Pellet dimurnikan seacara parsial dengan ammonium sulfat dan dialisis menggunakan membran dialisis dengan ukuran MW cut-off 8000-14000 Da. Aktivitas enzim diukur menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis dengan 2.2'-azino-bis (3-etilbenzthiazolin-6-asam sulfonat) (ABTS) sebagai substrat pada panjang gelombang 420 nm. Pellet dengan aktivitas tertinggi selanjutnya di evaluasi karakternya yang meliputi pH, suhu, dan kinetika reaksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, peremajaan jamur yang optimal tumbuh pada suhu 35ºC, selanjutnya aktivitas tertinggi dengan nilai 8,8148 U/mL berasal dari medium 2 dengan pH optimum 5,0, suhu inkubasi optimal 30ºC, dan laju reaksi maksimum enzim (Vmaks) Lakase adalah 7,5851 μmol/mLmenit serta nilai konstanta Michaelis-Mentennya (Km) adalah 0,3816 μmol/mL. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jamur yang tumbuh pada penelitian ini bukan jamur termofilik.

Enzymes from fungi are enzymes that are highly potential to overcome industrial technical barriers related to the production process. One of the sources of enzymes is thermophilic microorganisms that are many found in hot water sources, one of which is hot water in Lombok,Indonesia. The study aims to produce, purify, and characterize lacase from fungal isolates obtained from previous studies. The resulting mushrooms are re-maintained in a medium of potato dextrose. (PDA). The fungus isolate was then optimized on 4 different media, then centrifugated at a speed of 3000 rpm at a temperature of 4°C to obtain pellets. The pellet is partially purified with ammonium sulfate and dialysed using a dialytic membrane with a MWcut-off size of 8000-14000 Da. Enzyme activity was measured using UV-Vis spectroscopic instrument with 2.2'- azino-bis (3-ethylbenzthiazolin-6-acid sulfonate) (ABTS) as a substrate ata wavelength of 420 nm. Pellets with the next highest activity in their character evaluation that includes pH, temperature, and reaction kinetics. Based on the results obtained, optimal fungalrejuvenation grows at a temperature of 35ºC, then the highest activity
with a value of 8.8148 U/mL comes from the medium 2 with an optimal pH of 5.0, the optimal incubation temperature of 30ºC, and the maximum enzyme reaction rate (Vmax) of Lakase is 7.5851 μmol/mlminute and the Michaelis-Menten constant value (Km) is 0.3816 μmol/mL. Therefore, it can be concluded that the mushrooms that grew in this study were not thermophilic fungi.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamba, Ernawaty
"Berdasarkan data USA-bureau of the Cencus Indonesia akan mengalami peningkatan warga lansia antara tahun 1990-2025 sebesar 414%. Selain ituusia harapan hidup juga meningkat dari 55,4 tahun pada tahun 19&4, menjadi 67 tahun pada saat ini. Dengan demikian beban negara akan bertambah, oleh karena sejalan dengan peningkatan usia, akan tcrjadi peningkatan ris.iko penyakit degcneratif pada lansia, diantaranya adalah penyakit kanker.
Kanker kolorektal merupakan salah jenis penyakit kanker yang serlng timbul pada lansia, dan dihubungkan dengan tingginya beberapa parameter karakteristik seperti mutagen dan beberapa enzim bakteri di feses, Perubahan enzim bakteri tersebut dihubungkan dengan terjadinya perubahan mikroflora di saluran pencemaan pada lansia. B glukutonldase dan glukosidase berperan pada perubahan prokarsinogen menjadi karsinogen, Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang saiah satu manfaatnya adaiah menghambat pertumbuhan kunker mclalui mekanisme penekanan terhadap pertumbuhan fl pre-post Jest. Pengambilan sampel adalah secara random tcrhadap populasi lansia di Panti Werdha yang telah memenuhi kriteria. Analisa data diial-ukan dengan uji t-test dan regresi tinier ganda.
Variabel independen lainnya adalah asupan makanan, yaitu karbohidrat, lemak, protein dan serat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian susu probiotik yang mengandung 10 cfu bakteri Leuconostoc mesenteroides, hanya menaikkan bakteri asam laktat, menurunkan total bakteri aerob dan an aerob menurunkan enzim j}-glukosidase.
Berdasarkan penelitian ini maim disarankan pemberian probiotik untuk lansia sebagai salah satu upaya pencegahan kanker kolorektal yang sering timbul pada lansia. Oleh karena penelitian ini menunjukkan hanya penurunan aktivitas enzim (} glukuronidase yang dipengaruhi oleh konsumsi probiotik, maka perlu dilakukan penclitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh probiotik terhadap hitung bakteri dan enzim lainnya.

From the data which belongs to US-bureau of Census, Indonesia's old people will increase at 1990-2025 for about 414%. Beside that fact. !he age of risk to live is also increase from 55.4 years old in 1984 get into 67 years old until this time. Because of this fact, the burden for country will also increase, because if there are any increases of age to live, it will a1oo make the risk to affected by degenerative disease will increase. such as cancer.
Colorectal cancer is one of most cancer kind that often to get into old people, and connected to the advance of some characteristic of parameter, such as mutagen and some bacteria enzymes in feces. Any exchanges of the bacteria enzymes is connecting with any micro flora exchange in the old man's intestine. fl-glucuronidasc and p glucosidasc a role in any procarsinogen exchange inm carsinogen. Probiotic is alive organism that has many advantages such asto decrease the works of cancer by using decreasing mechanism slowing the growth of cancer to the old people who lives in the house of the old. This experiment is experimental with the desain pre-post test. The process to take the sampic by random way with the old people population. Analyse of data will be done with the result of-test.
The other independent variable is food substance.such as carbohydrates , proteins, fats, and fiber substances. The result tells us that giving prebiotic milk with Leuconostoc mesenteroides inside of the milk, wilt only increase the acid lactat bacteria, decrease the total of aerob and anaerob bacteria, and decrease the f)-glucosidase.
With this result, so probiotic can use as one of our choice to consume for decrea-re the risk of colorectal cancer. Because the experiment only show the decrease of fl­ glucuronidase enzyme activity which affect with prebiotic consume, so we need make other experiment to see the influence of bactery counting and other enzymes."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiandra Putri Haditya
"Latar Belakang: Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman berkhasiat obat asli Indonesia yang telah dilaporkan mampu menginhibisi dan mengeradikasi setiap fase biofilm Candida albicans. Faktor virulensi dari Candida albicans adalah pembentukan biofilm dan sekresi enzim proteinase. Tujuan: Mengetahui efek inhibisi dan eradikasi ekstrak etanol temulawak terhadap setiap fase biofilm Candida albicans berdasarkan aktivitas enzim proteinase. Metode: Membuat biofilm yang akan diinhibisi dengan menginkubasi Candida albicans selama 90 menit kemudian dipaparkan ekstrak etanol temulawak dan diinkubasi sesuai dengan fase pembentukan biofilm (6 jam, 24 jam, dan 48 jam). Membuat biofilm yang akan dieradikasi dengan menginkubasi Candida albicans sesuai dengan fase pembentukan biofilm (6 jam, 24 jam, dan 48 jam) kemudian dipaparkan ekstrak etanol temulawak selama 24 jam. Setelah dipaparkan oleh ekstrak etanol temulawak Candida albicans dipindahkan pada media uji aktivitas enzim proteinase berupa BSAA. Menganalisis aktivitas enzim proteinase dengan cara mengukur zona proteolysis
yang terbentuk disekitar koloni. Hasil: Pada setiap fase biofilm Candida albicans yang terinhibisi maupun tereradikasi oleh EET memiliki nilai Prz yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol negatif dan terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik. Kesimpulan: Adanya penurunan aktivitas enzim pada setiap fase biofilm yang terinhibisi maupun tereradikasi oleh EET dan teruji secara statistik.

Background: Java Tumeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb) is an medicinal plant from Indonesia that has been reported having inhibition and eradication effect to every phase biofilm formation of Candida albicans. Virulence factor of Candida albicans are biofilm formation and proteinase enzyme secretion. Objective: Knowing inhibition and eradication effect by Java Tumeric Ethanol Extract to every phase biofilm formation of Candida
albicans based on proteinase enzyme activity. Method: Biofilm that will be inhibited, incubating Candida albicans for 90 minutes then expose with Java Tumeric Ethanol Extract and further incubation to reach phase of biofilm formation (6 hours, 24 hours, and 48 hours). Biofilm that will be eradicated, incubation Candida albicans according to phase of biofilm
formation (6 hours, 24 hours, and 48 hours) then exposed with Java Tumeric Ethanol Extract and further incubation for 24 hours. After that, biofilm of Candida albicans moved to BSAA medium for proteinase enzyme activity assay. Analysing proteinase enzyme activity by measuring proteolysis zone seen around the colony of Candida albicans. Result: Every phase biofilm of Candida albicans that had been inhibited and eradicated by Java Tumeric Ethanol Extract has higher Prz score than negative control and statistically meaningful. Conclusion: There are reduction of proteinase enzyme activity on every phase biofilm of Candida albicans that had been inhibited and eradicated by Java Tumeric Ethanol Extract and statistically tested.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aliyah Shoobihah
"Bromelain merupakan enzim proteolitik protease yang terdapat pada tanaman nanas Ananas comosus [L.] Merr. Bromelain banyak digunakan dalam aplikasi terapeutik, antara lain untuk pengobatan antitrombotik dan antiplatelet agregasi. Dalam penelitian ini, bromelain diisolasi dari bonggol nanas kemudian dimurnikan dengan fraksinasi amonium sulfat dan dilanjutkan dengan metode kromatografi kolom penukar ion. Aktivitas spesifik tertinggi fraksi bromelain hasil fraksinasi ammonium sulfat diperoleh pada tingkat kejenuhan 0-50 yaitu sebesar 261,79 U/mg dengan tingkat kemurnian 5,22 kali dari ekstrak enzim kasarnya. Pemurnian bromelain menggunakan kromatografi kolom penukar ion mampu meningkatkan aktivitas spesifik menjadi 274,7 U/mg dengan tingkat kemurnian 5,48 kali dari ekstrak enzim kasarnya. Uji parameter kinetika reaksi fraksi bromelain hasil pemurnian pada konsentrasi optimum diperoleh nilai Konstanta Michaelis-Menten Km dan kecepatan maksimum Vmaks masing-masing sebesar 1,03 w/v dan 0,6685 U/menit. Ion logam kalsium Ca2 dan ion magnesium Mg2 terbukti merupakan aktivator yang dapat meningkatkan aktivitas proteolitik enzim bromelain. Hal ini mengindikasikan bahwa bromelain bonggol merupakan golongan protease sistein.

Bromelain is proteolytic enzymes proteases present in pineapple plants Ananas comosus L. Merr. This enzyme has been widely used in therapeutic applications, among others for the treatment of antithrombotic and antiplatelet aggregation. In this study, bromelain was isolated from the pineapple core and then purified by fractionation using ammonium sulfate and followed by ion exchange column chromatography. The highest specific activity of bromelain obtained at 0 50 saturation level with the value of 261,79 U mg and purity level 5,22 times compared to crude enzyme extract. Purification of bromelain using ion exchange column chromatography increases the specific activity to 274,7 U mg with a purity level of 5,48 times compared to crude enzyme extract. The assay of kinetic parameters of the reaction of the purified bromelain fraction at the optimum concentration was obtained by Michaelis Menten Km and maximum velocity Vmax of 1,03 w v and 0,6685 U min, respectively. Calcium metal ions Ca2 and magnesium ions Mg2 are shown to be activators that can increase proteolytic activity of bromelain enzymes. This indicates that bromelain bonggol is a class of cysteine proteases.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldriyety Merdiarsy
"Pembentukan biofilm dan aktivitas enzim proteinase merupakan faktor virulensi utama dari Candida albicansdalam menyebabkan infeksi oportunistik.Temulawak mengandung zat aktif xanthorrhizolyang bersifat antifungal.Tujuan: Menganalisis pengaruh eradikasi biofilmC. albicans fase awal, menengah dan maturasi oleh ekstrak etanol temulawak terhadap aktivitas enzim proteinase C. albicans ATCC 10231. Metode: Pemaparan ekstrak etanol temulawak pada biofilm C. albicans berbagai fase biofilm dan dilanjutkan uji aktivitas enzim proteinase. Hasil: Zona aktivitas enzim proteinase C. albicans pada kelompok uji yang telah dipaparkan Kadar Eradikasi Biofilm Minimal (KEBM) pada ekstrak etanol temulawak memiliki aktivitas lebih sedkit dibandingkan kontrol negatif pada semua fase dan setara dengan Nystatin.Kesimpulan: Eradikasi berbagai fase Biofilm C. albicansoleh ekstrak etanol temulawak sejalan dengan penurunan aktivitas enzim proteinase.Latar belakang: Pembentukan biofilm dan aktivitas enzim proteinase merupakan faktor virulensi utama dari Candida albicansdalam menyebabkan infeksi oportunistik.Temulawak mengandung zat aktif xanthorrhizolyang bersifat antifungal.Tujuan: Menganalisis pengaruh eradikasi biofilmC. albicans fase awal, menengah dan maturasi oleh ekstrak etanol temulawak terhadap aktivitas enzim proteinase C. albicans ATCC 10231. Metode: Pemaparan ekstrak etanol temulawak pada biofilm C. albicans berbagai fase biofilm dan dilanjutkan uji aktivitas enzim proteinase. Hasil: Zona aktivitas enzim proteinase C. albicans pada kelompok uji yang telah dipaparkan Kadar Eradikasi Biofilm Minimal (KEBM) pada ekstrak etanol temulawak memiliki aktivitas lebih sedkit dibandingkan kontrol negatif pada semua fase dan setara dengan Nystatin.Kesimpulan: Eradikasi berbagai fase Biofilm C. albicansoleh ekstrak etanol temulawak sejalan dengan penurunan aktivitas enzim proteinase.

The formation of biofilm and activity of proteinase enzymes are the main virulence factors of Candida albicans in causing opportunistic infections. Javanese turmeric contains an active substance xanthorrhizol that had been reported to have antifungal effect. Objective: To analyze the effect of Candida albicans biofilm eradication on the initial, intermediate and maturation phase by Javanese turmeric ethanol extract to the proteinase enzyme activity of C. albicans ATCC 10231. Methods: The Exposure of Javanese turmeric ethanol extract on Candida albicans biofilm in any phases and followed by the proteinase enzyme activity assay. Results: Proteinase enzym activity zone of C. Albicans on test group that had been exposed with Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of Javanese Turmeric Ethanol Extract has less enzyme activity than negative controls and equivalent to Nystatin. Conclusion: Eradication on any phase of C. albicans by Temulawak is in accordance with decrased proteinase enzyme activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library