Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Triadi Sugiarto
Abstrak :
Indonesia mempunyai jebakan endapan bgiih besi berbenfuk pasir sekilar 1.020 milyar ton, terletak di paniai seiaran P. Jawa, rnulai dari Pasuruan di Jawa Timur sampai dengan Jampang Kulon di Jawa Barat. BWI: besi tersebui jika a'ikonsentrasikan dapaf mencapai kadar°50-60 % Fe, berjumlah selahzr 127 juta ton dengan kandungan 4-22% Ti0;. Oleh karena itu, Imnsenrrar ini merupakan sumber iim euit yand dapar diproses untuk pembuaran pigmen Ti0;. Pembuatan pigmerk Ti02 dengan pemrosesan pasir besi titanium' (PBT) merupakan upaya pemanfaaran PBT yang endapannya banyak terdapat di panti selaran P. Jawa. Penelitian tahap awal ekstraksi ini melputi pemeriksaan sampel di Iaborarorium, baik sifat jisilm maupun Icimia dan juga mineraioginya. Selanjumya difakukan proses pelindian untuk mencari kondisi qpitimal untulr dilakukan proses selanjutnya sebagni tahapan untuk mendapatkan pigmen .'I`i02. Setelah dilakukan pengujian dilzasiikan kondisi optimal unruk proses pelindian pasir besi Cilacap ini yaifu pada kondisi konsenrrasi HCI 30 % berat, temperatur I 05° C dan walctu pelbldian 75 menit. Pada kondisi ini dihasilkan persen ekstraksi T i0; sebesar 7725 7 % dan ekstraksi Fe total sebesar 82,82%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggih Dwi Raharjo
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara agraris yang merupakan produsen padi ketiga di dunia setelah Cina dan India. Hal ini menyebabkan banyaknya sekam padi yang terbuang menjadi limbah. Di dalam sekam padi ini terdapat ~20% silika yang dapat diberdayakan. Silika dalam sekam padi ini dapat diekstraksi dengan melakukan proses pelindian menggunakan larutan asam klorida 1 M, dengan variasi waktu pelindian 30, 75, dan 120 menit, yang kemudian dilanjutkan dengan pembakaran hingga suhu 650°C dengan kecepatan peningkatan suhu 5°C/menit. Hasil akhir kemudian dikarakterisasi kadar dan morfologinya. Hasil penelitian didapatkan bahwa kadar akhir silika yang didapatkan dengan pelindian selama 30, 75 dan 120 menit masing-masing sebesar 98,282%, 99,323%, dan 99,429%, Sekam padi hasil ekstraksi mengalami perubahan morfologi menjadi lebih halus dengan penambahan waktu pelindian. ABSTRACT
Indonesia is an agricultural country that produces rice number three in the world, after China and India. It makes there are bulk of rice husks that goes to waste. Rice husks contain approximately 20% of silica that can be empowered. Silica from rice husks can be extracted through leaching method using chloric acid 1 M, with time variate from 30, 75, and 120 minutes, and then continued with combustions until temperature 650°C with rate of 5°C/minutes. The results from this study then characterized and achieved the final concentration of silica for leaching time 30, 75 and 120 minutes is 98.282%, 99.323%, and 99.429%. The final sample encountered a morphology change to become smoother as the leaching time increase.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Julia
Abstrak :
ABSTRAK
Asam klorida dapat dimanfaatkan sebagai larutan yang dapat menghasilkan hidrogen dan klor. Sektor industri yang menghasilkan gas klor adalah industri klor-alkali sedangkan industri menghasilkan gas hidrogen adalah steam reforming dan elektrolisis air. Industri klor dan hidrogen mengonsumsi energi dalam jumlah tinggi. Metode elektrolisis plasma dengan asam klorida dapat meningkatkan produksi gas klor dan hidrogen dengan konsumsi energi yang lebih sedikit. Adanya perbedaan tegangan yang sangat tinggi akan menghasilkan spesi radikal pada kedua elektroda. Tegangan, konsentrasi dan kedalaman sangat mempengaruhi produksi gas yang dihasilkan. Selain itu penambahan gas oksigen dapat meningkatkan produksi gas hidrogen 17 kali, sedangkan untuk gas klor dapat meningkat 6 kali lebih banyak dibandingkan elektrolisis Faraday. Sedangkan tanpa injeksi gelembung udara produksi gas hidrogen meningkat 5 kali sedangkan untuk gas klor tidak dapat terdeteksi. Fenomena pembentukan plasma secara simultan dapat dilakukan dengan kondisi kedalaman elektroda dibuat sama dan minimum. Produksi gas yang dihasilkan pada keadaan simultan tidak lebih banyak dibandingkan gas yang dihasilkan secara parsial pada jumlah energi yang sama.
ABSTRACT
Hydrochloric acid can be used as a solution that can produce hydrogen and chlorine. The industrial sector that produces chlorine gas is the chlor-alkali industry, while industry generates hydrogen gas is the steam reforming and electrolysis of water. Industrial chlorine and hydrogen consumed energy in high amounts. Plasma electrolysis with hydrochloric acid can increase the production hydrogen and chlor with less energy consumption. The existence of a very high voltage difference will generate radical species at both electrodes. Applied voltage, concentration of electrolye and depth of anode have important influences on the amount of gas resulted. Addition of oxygen can increase hydrogen gas 17 times much more, and can increase chlor 6 times much more than Faraday electrolysis. While without oxygen, hydrogen gas only 5 times much more, and chlor could not detected. Phenomenon of plasma simultaneously could occur if the depth of anode and cathode alike and minimum. In the equal energy total, the amount of gas in simultan method less than the amount of gas in partial methode.
2016
S63390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Aslim Rahim
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inez Nur Aulia Afiff
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan CaCO3 murni (>98%) baik di dunia maupun di Indonesia terus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan ini Indonesia mengimpor CaCO3 murni dalam jumlah yang cukup besar tiap tahunnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Salah satu sumber daya alam yang melimpah di Indonesia adalah batuan dolomit. Dalam upaya meningkatkan nilai tambah mineral dolomit, perlu dilakukan kajian teknologi yang dapat diaplikasikan secara tepat dalam mengolah mineral dolomit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memisahkan kandungan CaCO3 dalam dolomit sehingga menghasilkan CaCO3 dengan tingkat kemurnian yang tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi proses leaching yaitu berupa selective leaching dimana pada metode ini digunakan HCl dalam konsentrasi yang sangat rendah sehingga hanya ion Ca yang larut dalam HCl. Karakterisasi yang dilakukan meliputi komposisi dolomit dan produk CaCO3 menggunakan XRF dan metode penimbangan. Selective leaching dengan menggunakan HCl dilakukan pada variasi konsentrasi, waktu, rasio, dan kecepatan pengadukan. Kondisi optimum untuk menghasilkan CaCO3 dengan kemurnian diatas 98% didapat dengan menggunakan HCl 0.05M sebanyak 100mL selama 1 jam dan dilakukan tanpa pengadukan.
ABSTRACT
The needs of pure CaCO3 (>98%) both in the world and in Indonesia continues to increase every year. To meet this need, Indonesia imports CaCO3 in large quantities each year. This is very unfortunate because Indonesia has abundant natural resources, and one of them is dolomite. In an effort to increase the value of dolomites in Indonesia, it is necessary to study technologies that can be applied appropriately in processing the dolomites. This study aims to produce pure CaCO3 from dolomites in order to fulfill the needs in Indonesia. In this research, leaching process is modified into selective leaching. In this method, the concentrations of HCl that being used is very low that only Ca ion is dissolved in HCl. Characterization of dolomites composition is conducted by using XRF. Selective leaching using HCl performed at various concentrations, times, ratios, and stirring speeds. The optimum conditions to produse CaCO3 with a purity above 98% is obtained by using 100mL of 0.05M HCl for 1 hour and is done without stirring.
2015
S59778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Adelia Putri
Abstrak :
Aplikasi Carbon nanotube (CNT) dalam metode pengobatan kanker dapat dilakukan karena menghasilkan selektivitas dan efektivitas targeting obat yang tinggi. Fungsionalisasi CNT diperlukan untuk memperbaiki dispersibilitas, solubilitas, dan toksisitas CNT. Fungsionalisasi dilakukan secara kovalen dengan oksidasi asam yang terdiri dari campuran HNO3 dan H2SO4 dengan penambahan asam klorida (HCl). Variasi yang dilakukan adalah konsentrasi HCl 6M, 8M, 10M, dan 12M pada suhu sonikasi C. CP-­f dikarakterisasi dengan uji dispersi, Fourier Infrared Transformation Spectroscopy (FTIR), Thermal Gravimetry Analysis (TGA), UV-­Vis Spectroscopy, Electron Miscroscopy-­Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-­EDS), dan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa CP-­f dengan penambahan HCl 10M (CPf-­3) menghasilkan persen solubilitas tertinggi 11,46% dan suspensi dispersi yang paling stabil pada hari ke-­51. Disamping dari peningkatan dispersibilitas dan solubilitas, morfologi sampel CPf-­3 membentuk beberapa aglomerat yang mengarahkan pada kemunculan sifat dengan nilai LC50 355,62 ppm ......Carbon nanotube application in cancer treatment methods is selected due to its high selectivity and effectivity in drugs targeting delivery. Functionalization is needed to improve dispersibility, solubility, and toxicity of CNT. CNT is treated covalently by oxidation which consist of HNO3 and H2SO4 with the addition of HCl. Variation is performed in HCl concentration of 6M, 8M, 10M, and 12M at sonication temperature of The addition of HCl in certain molarity increase the purity and dispersion time on functionalized CNT (CP-­f). CP-­f were characterized through dispersion test, Fourier Infrared Transformation Spectroscopy (FTIR), UV-­Vis Spectroscopy, Thermal Gravimetry Analysis (TGA), Electron Miscroscopy-­Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-­EDS), and Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)The study resulted that CP-­f with HCl 10M addition (CPf-­3) produce the highest solubility for 11.46% and the most stable dispersion suspension in 51 days. Besides, CPf-­3 morphology shows some agglomerates which indicate to toxicity with LC50 of 355,62 ppm
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jordan Andrean Martin
Abstrak :
Paduan Feronikel (FeNi) merupakan salah satu produk utama yang dihasilkan dalam pengolahan bijih nikel laterit. Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan deposit nikel besar dalam bentuk bijih laterit. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kadar senyawa Magnesium melalui proses leaching menggunakan larutan asam klorida dengan variasi konsentrasi larutan dan waktu proses leaching. Sampel yang digunakan berupa Slag Feronikel yang telah diberikan penambahan aditif Na2CO3 dan telah dipanggang dengan temperatur 1100oC. Penelitian dilakukan dengan melakukan proses leaching sampel menggunakan larutan HCl 4M dan 6M. Proses leaching untuk setiap konsentrasi larutan kemudian divariasikan waktu proses leaching yang digunakan yaitu 2, 4, dan 6 Jam. Setelah proses leaching mencapai waktu yang ditentukan, dilakukan proses penyaringan untuk memisahkan filtrat dan residu yang dihasilkan. Pada filtrat hasil leaching dilakukan karakterisasi ICP-OES untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang terlarut pada filtrat selama proses leaching berlangsung. Sedangkan residu hasil leaching dilakukan karakterisasi SEM/EDS untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada residu setelah proses leaching. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kadar Magnesium dari kadar sebelum dilakukan proses leaching. Proses leaching menggunakan larutan HCl 6M menghasilkan peningkatan kadar Magnesium yang lebih besar. Selain itu, waktu proses leaching yang digunakan juga berpengaruh terhadap hasil yang dilakukan, dimana proses leaching Roasted Slag Feronikel memiliki waktu optimal untuk proses ekstraksi senyawa Magnesium. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa larutan asam klorida (HCl) yang digunakan dalam proses leaching Roasted Slag Feronikel dapat meningkatkan kadar senyawa Magnesium pada filtrat. Proses leaching yang paling optimal pada penelitian ini menggunakan larutan HCl 6M selama 4 Jam, dengan persentase leaching sebesar 49,05%.
Feronickel Alloy (FeNi) is one of the main products produced in the processing of nickel laterite ore. Indonesia is one of the countries with a large nickel deposit in the form of laterite ore. This research aims to increase the levels of Magnesium compounds through the leaching process using hydrochloric acid solutions with varying solution concentrations and leaching process times. The sample used is the Feronickel Slag which has been given the addition of the Na2CO3 additive and has been baked at an 1100oC temperature. Research is conducted by conducting leaching process samples using a solution of HCl 4M and 6M. The leaching process for each solution concentration is then varied when the leaching process used are 2, 4, and 6 hours. After the leaching process reaches the specified time, the filtering process is performed to separate the filtrate and the resulting residue. In filtrate, leaching is performed ICP-OES characterization to identify the dissolved elements of the filtrate during the progress of the leaching process. Meanwhile, leaching residue is performed SEM/EDS characterization to know the changes occurring in residue after leaching process. The results of this study showed that the presence of increased levels of Magnesium from levels prior to leaching processes. The leaching process using a 6M HCl solution produces a greater increase in Magnesium levels. In addition, the leaching process time used also affects the results, where the leaching process of Roasted Slag Feronickel has the optimal time for the extraction process of Magnesium compounds. Based on the results of this study, it can be concluded that a solution of hydrochloric acid (HCl) used in the leaching process of Roasted Slag Feronikel can increase the levels of Magnesium compounds in filtrate. The most optimal leaching process in this study was using an 6M HCl solution for 4 hours, with a leaching percentage of 49,05%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hadi Aviciena
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T39841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Indah Ciptasari
Abstrak :
ABSTRAK
Bijih nikel laterit banyak tersedia di Indonesia bagian timur, seperti Pulau Sulawesi dan kepulauan Maluku termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya. Faktanya, sejauh ini bijih nikel kadar rendah tipe limonit belum diproses karena kandungan nikelnya sangat rendah. Dalam tesis ini kami membahas hasil terbaru pada efek scale-up dari pengolahan bijih nikel kadar rendah melalui pendekatan hidrometalurgi. Proses ini dipilih karena kandungan magnesium yang rendah dalam bijih dan konsumsi energi yang minimal selama pemprosesan. Proses yang dipilih yaitu pelindian atmosferik. Variabel-variabel proses yang dipelajari adalah persen pelarut, temperatur proses, waktu pelindian, ukuran mesh dan efek scaleup. Karakterisasi residu dipelajari dengan menggunakan SEM, XRD dan XRF. Sementara hasil proses pelindian dalam bentuk larutan dianalisis menggunakan AAS untuk menentukan fraksi elemen terlarut. Hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa pelindian bijih nikel kadar rendah jalur hidrometalurgi menggunakan 37% asam klorida pekat telah mengekstraksi Ni dan Fe dari bijih dengan hasil 76,7% dan 75,8%. Hal ini dicapai pada kondisi proses berikut: temperatur optimum 90oC, 200 mesh dan kecepatan pengadukan 300 rpm. Selanjutnya, pada saat bahan baku tersebut ditingkatkan hingga 100 gram limonit, hasil tersebut menurun menjadi 55% dan 65 %. Selanjutnya, terjadi penurunan hingga sekitar 45% ketika bahan baku ditingkatkan dua kali lipat menjadi 200 gram limonit.
Abstract
The laterite nickel ores are abundantly available in the eastern part of Indonesia island like Sulawesi and Maluku islands including many small islands around them. The fact that nickel ores called limonite have not been processed so far due to the nickel content is very low. In this thesis, we discussed our recent works on the effects of scaling up of processing for low grade nickel ores through a hydrometallurgical approach. This was selected due to the low magnesium content in the ores and minimum energy consumption during processing. The selected process is the atmospheric leaching. Processing variables which were studied including the optimum percentage of solvent, processing temperatures, leaching time, mesh sizing and the scale-up effects. Characterization of the residue was studied using SEM, XRD and XRF. While the materials which deposited in the leaching filtrate were analyzed using AAS to determine the fraction of dissolved elements. Results of current recearch work showed that leaching of low grade nickel ore using a hydrometallurgical route using 37% concentrated hydrochloric acids have resulted extracted materials of Ni and Fe with extraction yields 76.7% and 75.8% respectivelly. This was obtained at the following processing conditions: optimum temperature 90°C; 200 mesh and the stirring speed of 300 rpm. Further to this, when the feedstock was scaled up to 100 grams limonite, the yields were decreased to 55 % and 65 % for Ni and Fe respectively. A further decreased to about 45 % occurred when the feedstock was doubled to 200 grams limonite.
2012
T31559
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanto
Abstrak :
PCC (Precipitated Calcium Carbonate) merupakan bahan baku industri yang berasal dari batuan dolomit. Jumlah dolomit yang terdapat di Indonesia sebanyak 600 jt ton dan pemanfaatannya masih belum menguntungkan karena hanya masih digunakan sebagai bahan dasar pupuk. Dalam upaya meningkatkan nilai tambah mineral dolomit, penelitian sebelumnya menggunakan leaching untuk memisahkan kandungan CaCO3 dalam dolomit sehingga menghasilkan CaCO3 murni untuk digunakan industri. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi pada metode leaching yaitu penambahan cosolvent HCl pada asam asetat untuk meningkatkan kemampuan leaching. Penambahan cosolvent ini diberikan dengan variasi volume agar diketahui berapa volume cosolvent (2, 3, 4, 5 %) optimum. Tujuan dari penambahan cosolvent adalah untuk meningkatkan kemurnian CaCO3 yang dihasilkan dengan menggunakan beberapa kondisi pada penelitian ini seperti (0,1 M, rasio massa/volume solven 10/100, waktu reaksi 50 menit dan ukura partikel <=100 Mesh) dan menghasilkan kemurnian CaCO3 95,74%.
PCC (Precipitated Calcium Carbonate) are materials from dolomite that used for several industries. The amount of dolomite found in Indonesia are around 600 billions tons and the usage of it still not profitable since it was only used as materials for fertilizers. Today,in the attempt of dolomite?s enhancement, there are some research about leaching technology to separate CaCO3 from dolomite to make high purity CaCO3 that could be use in industry. In this research, we add cosolvent into the leaching method to enhance the leaching. The amount of HCl as cosolvent that would be added was given variation (2, 3, 4, 5 %) to find the optimum volume of cosolvent. The objective of adding cosolvent is to enhance the purity of CaCO3 with the optimum condition without cosolvent are 0.1 M of acetic acid concetration and ratio dolomite?s mass/volume and the output of the test of cosolvent is at 95,74% of purity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>