Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luki Mahanani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Rohanah
"Parasetamol mempunyai sifat agak sukar larut dalam air (1:70). Penelitian ini membuat granul effervescent parasetamol dengan menggunakan pencampuran antara parasetamol dengan larutan asam sitrat 60% W/V yang dipanaskan pada suhu 80°C. Serbuk parasetamol dan larutan asam sitrat dicampurkan dengan kecepatan 1000 rpm dan dipanaskan pada suhu 50°C sampai membentuk bubur. Setelah kering, campuran tersebut diayak lalu ditambahkan bahan effervescent mix (natrium bikarbonat) dan bahan tambahan lainnya, kemudian campuran tersebut disatukan dengan campuran parasetamol sitrat hingga menjadi suatu sediaan granul effervescent pada kondisi ruangan dengan Rh 40% dan suhu 16°C. Granul effervescent yang telah terbentuk mempunyai kadar air kurang dari 2% dan waktu rekonstitusi kurang dari 3 menit.
Paracetamol is slightly soluble in water (1:70). This study was done to produce an effervescent granule of paracetamol by using the mixing of paracetamol and citric acid of solution 60% W/V which was warmed at 80°C in slurry form. Paracetamol powder and the citric acid of solution was mixed at 1000 rpm rate and warmed at 50°C. After drying, the complex form was sieved to determine the particle size distribution. This mixing form of paracetamol was added to effervescent mix (sodium bicarbonate) and others substances, to produce paracetamol effervescent granule at temperature 16°C and humidity (Rh) 40%. The granule effervescent have a water content less than 2% and the time of reconstitutions less than 3 minutes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Abdussalam
"Senyawa turunan pirimidin telah berhasil disintesis dari dimedon, aldehida aromatis (Benzaldehid dan vanilin) dan kelompok urea (urea dan tiourea) melalui reaksi kondensasi Biginelli. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan instrumentasi spektroskopi UV-Vis, FTIR, GC-MS dan 1H-NMR. Pada reaksi tersebut digunakan katalis Fe3O4@asam sitrat yang telah dikonfirmasi dengan instrumentasi FTIR, XRD, SEM-EDX dan PSA. Berdasarkan optimasi reaksi yang dilakukan pada 4-fenil-7,7-dimetil-5-oxo-1,2,3,4,5,6,7,8-oktahidroquinazolin-2-tion (senyawa 1) adalah pelarut etanol, suhu refluks etanol, waktu reaksi 60 menit dan jumlah katalis 7,5 %wt sebesar 57 %.

Pyrimidin derivatives were successfully synthesized by reacting dimedone, aromatic aldehyde (benzaldehyde and vanilin) and urea group (urea and thiourea) through Biginelli condensation. The characterization of three product were performed by FTIR, UV-Vis, GC-MS and 1H-NMR instrumentations. In addition, Fe3O4@citric acid catalyst was characterized using FT-IR, XRD, SEM-EDX and PSA. The optimum condition for 4-phenil-7,7-dimethyl-5-oxo-1,2,3,4,5,6,7,8-octahydro-quinazolin-2- tion (compound 1) were in ethanol solvent, reflux temperature, 60 minutes of time reaction and 7,5 % wt of catalyst with yield amount 57 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Yuliani
"Ekstraksi cair-cair digunakan untuk pemurnian larutan asam sitrat yang dihasilkan dari proses fermentasi. Pengambilan asam ke fasa ekstraktan dapat ditingkatkan dengan proses ekstraksi reaktif, yaitu dengan menambahkan basa organik yang secara kimia mengikat asam dengan membentuk senyawa kompleks dengan asam dalam fasa ekstraktan. Pada penelitian ini, diajukan suatu model untuk memperkirakan distribusi asam sitrat pada kesetimbangan, dengan verifikasi menggunakan data percobaan pada sistem asam sitrat-air-(triisooktil amin (TIOA) + metil isobutil keton (MIBK)).
Sejumlah larutan asam dalam air dengan volume dan konsentrasi tertentu dimasukkan dalam labu erlenmeyer bersama campuran TIOA dan MIBK dengan volume dan konsentrasi tertentu pula. Setelah fasa dan fase organik dipisahkan, kemudian konsentrasi asam dalam setiap fasa dianalisis.
Asam sitrat dalam fasa air berkesetimbangan fasa dengan asam sitrat bebas dalam fasa organik. Selain itu, asam sitrat bebas dalam fasa organik juga berkesetimbangan kimia dengan kompleks yang terbentuk akibat reaksi pembentukan senyawa baru antara asam dan TlOA. Dengan beberapa penyederhanaan, disusun suatu model untuk memperkirakan distribusi asam pada kesetimbangan yang mencakup kesetimbangan fasa dan kimia. Untuk sistem asam sitrat - air - (TIOA + MIBK), didapatkan model yang paling sederhana yang dinyatakan dalam hubungan linier, yaitu:
lihat file digital untuk melihat persamaan)
model ini sesuai untuk data percobaan dengan konsemrasi TIOA rendah (sampai 0.4 mol/l).
Untuk mendeskripsikan kesetimbangan sistem dengan kisaran konsentrasi TIOA yang lebih luas, dicoba pendekatan kesetimbangan kimia dengan bentuk persamaan yang analog dengan persamaan untuk kesetimbangan fisis. Dengan pendekatan ini diperoleh persamaan:
(lihat file digital untuk melihat persamaan)
model ini sesuai dengan data percobaan dari sistem dengan pelarut MIBK pada kisaran konsentrasi TIOA sampai 0.5 mol/l."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gorby Lawuanto Dewandono
"ABSTRAK
Karena kurangnya gizi yang dikandungnya, sekam padi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Sekam padi biasanya hanya dibakar dan cenderung dipandang sebagai limbah pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai limbah sekam padi dengan memanfaatkannya sebagai komponen penyusun papan partikel yang dapat diproduksi massal. Percobaan dilakukan untuk menghasilkan papan partikel yang terbuat dari sekam padi dikombinasikan dengan serat bambu dan asam sitrat sebagai perekatnya dalam berbagai komposisi. Papan partikel diuji pada beberapa parameter berdasarkan standar persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional. Metode one-way ANOVA digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan di antara komposisi sekam padi dengan serat bambu dan asam sitrat secara statistik terhadap hasil tes. Penelitian ini juga menjelaskan peningkatan nilai sekam padi yang signifikan, yang semula adalah limbah pertanian yang hampir tidak berharga menjadi bahan yang dapat memberikan manfaat dari segi ekonomi.

ABSTRACT
Due to the lack of nutrient content in rice husk, it cannot be optimally utilized. It is usually burnt and tend to be viewed as agricultural waste. This research aims to increase the value of rice husk waste by utilizing it as components of particle board which can be mass produced. Experiments were performed to produce particle board made from rice husks combined with bamboo fiber and citric acid as adhesive in various compositions. The particle boards are tested in some parameters based on the National Standardization Agency of Indonesia standard requirements. The one way ANOVA method is used to determine whether there are any statistically significant differences among the compositions of rice husks with bamboo fiber and citric acid against test result. This research also explains the significant value increased of rice husk which originally was agricultural waste that is almost worthless to be a material that can provide economic benefits."
2018
T50715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kurniawan
"Kegemukan atau obesitas merupakan masalah kesehatan yang sering
diabaikan oleh masyarakat kita. Kegemukan atau obesitas merupakan
keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan
lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.
Penggunaan obat merupakan salah satu cara untuk mengatasi kegemukan
atau obesitas. Salah satu senyawa alam yang biasa digunakan dalam obat
adalah (-) asam hidroksisitrat yang biasa terdapat pad~spesies Garcinia .
Pada penelitian ini akan disintesis asam hidroksisitrat dengan bahan dasar
asam sitrat dimana bentuk (-) asam hidroksisitrat bisa digunakan untuk
mengatasi obesitas "d an kegemukan. Asam hidroksisitrat dibuat dengan cara
mendehidrasi asam sitrat pada suhu 140-145 °C lalu hasilnya dioksidasi
dengan KMn04. Hasil dehidrasi adalah asam akonitat dengan berat 3,6551 g
dan persentase hasil 80,67 %. Sedangkan hasil oksidasi berupa garam
hidroksisitrat seberat 0,1983 g dengan persentase hasil 31,61 %dan asam
hidroksisitrat seberat 0,1531 g dengan persentase hasil 24,40 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Khotimah
"Resveratrol merupakan senyawa stilben yang ditemukan pada ekstrak biji melinjo Gnetum gnemon L. Resveratrol dilaporkan memiliki berbagai aktivitas biologis seperti antikanker, antipenuaan, antiinflamasi dan antioksidan. Pada penelitian ini, Natural Deep Eutectic Solvents NADES sebagai pelarut ekstraksi untuk memperoleh kadar resveratrol yang optimum dari biji melinjo. NADES dibuat dari campuran asam sitrat dengan maltosa dalam berbagai rasio. Ekstraksi dilakukan dengan metode Ultrasound Assisted Extraction UAE. Kondisi ekstraksi dilakukan dengan tiga parameter yaitu rasio NADES, waktu ekstraksi, dan rasio sampel terhadap pelarut. Hasil ekstraksi dilakukan pengujian dengan High Performance Liquid Chromatography HPLC. Analisis dilakukan menggunakan Response Surface Methodology RSM. Resveratrol berhasil diekstraksi menggunakan NADES dan metode UAE. Kondisi optimum untuk memperoleh kadar resveratrol yaitu pada rasio NADES 3:1 g/mL, waktu ekstraksi 5 menit, rasio sampel terhadap pelarut adalah 1:10 g/mL run-3. Kadar resveratrol yang diperoleh 0.4977 mg/g dengan indeks desirability 0.874. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa asam sitrat-maltosa dapat menarik resveratrol dari biji melinjo.

Resveratrol is naturally occuring stilbene commonly found in melinjo seeds extract Gnetum gnemon L. Resveratrol demonstrated a variety of bioactivities such as anticancer, antiaging, antidiabetic, antiinflamatory, and antioxidant. In this study, Natural Deep Eutectic Solvents NADES as an extraction solvent to obtain optimum resveratrol content from melinjo seeds. NADES was prepared from a mixture of citric acid with maltose in some varieties of ratios. Extraction was done by ultrasound assisted extraction UAE. This extraction uses three parameters to determine optimum condition, they were NADES ratio, extraction time, and sample to solvent ratio. The extracts were evaluated by using high performance liquid chromatography HPLC. Resveratrol is succesfully extracted by NADES and UAE method. The optimal conditions to extract resveratrol were 3 1 g mL NADES, extraction time of 5 min, and 1 10 g mL sample to solvent ratio run 3. The levels of resveratrol 0.4977 mg g with indeks of desirability 0.874. Based on this research, it can be concluded that citric acid maltose can attract resveratrol from melinjo seeds."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S66972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufida Widayati
"Resveratrol merupakan polifenol alami yang dapat ditemukan pada berbagai tanaman, yaitu anggur, anggur merah dan kacang-kacangan seperti biji melinjo Gnetum gnemon L.. Resveratrol memiliki beberapa aktivitas farmakologis, seperti antioksidan, kardioprotektif, antiinflamasi dan antikanker. Beberapa peneliti melakukan penelitian mengenai ekstraksi senyawa resveratrol dengan menggunakan pelarut organik dan metode ekstraksi konvensional, namun belum ditemukan literatur mengenai ekstraksi senyawa resveratrol pada biji melinjo dengan menggunakan pelarut alami yaitu Natural Deep Eutectic Solvent NADES yang terdiri dari asam sitrat dengan sukrosa dan dengan menggunakan metode Ultrasound Assisted Extraction UAE. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan Asam Sitrat dengan Sukrosa sebagai NADES dapat menarik senyawa resveratrol dari biji melinjo dengan metode Ultrasound Assisted Extraction UAE dan untuk memperoleh kondisi optimum pada ekstraksi resveratrol dari biji melinjo Gnetum gnemon L.. Faktor ekstraksi dirancang dalam tiga parameter yaitu rasio NADES, sampel : rasio pelarut dan waktu ekstraksi. Penetapan kadar resveratrol diuji dengan High Performance Liquid Chromatography HPLC dan hasil optimasi diolah dengan menggunakan Response Surface Methodology RSM. Hasil ekstraksi yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan Asam Sitrat dengan Sukrosa sebagai NADES dengan metode ekstraksi UAE dapat menarik resveratrol dari biji melinjo, serta diperoleh kondisi optimum yaitu pada run 11, dengan rasio NADES 4 : 1 mg/mL, waktu ekstraksi 10 menit dan sampel terhadap rasio pelarut yaitu 1:10 g/mL. Kadar resveratrol yang diperoleh yaitu 0.3668 mg/g dengan indeks desirability 0.827.

Resveratrol is a natural polyphenol that can be found in various plants,like grapes, red wine and nuts such as melinjo seeds Gnetum gnemon L.. Resveratrol has some pharmacological activity, such as antioxidant, cardioprotective, antiinflammatory and anticancer activity. Some researchers conducted a study on the extraction of resveratrol compounds by using organic solvents and conventional extraction methods, but, there is no literature has been found on the extraction of resveratrol compounds on melinjo seeds by using natural solvents named Natural Deep Eutectic Solvent NADES consisting of citric acid with sucrose and by using Method of Ultrasound Assisted Extraction UAE. In this research was conducted to determine whether the use of Citric Acid with Sucrose as NADES can attract resveratrol compound from melinjo seed by Ultrasound Assisted Extraction UAE method and to obtain optimum condition on resveratrol extraction from melinjo seed Gnetum gnemon L.. The extraction was performed using NADES, a citric acid ndash sucrose and UAE methods. The extraction conditions were designed in three parameters there are ratio concentration of NADES, sample solvent ratio and extraction time. Resveratrol concentration were examined with High Performance Liquid Chromatography HPLC and the result of the optimization was processed by using Response Surface Methodology RSM. The extraction results showed that Citric Acid with Sucrose as NADES by UAE extraction method can attract resveratrol from melinjo seed, and obtained optimum condition was run 11 with 4 1 mg mL of NADES ratio, extraction time for 10 minutes and sample with solvent ratio 1 10 g mL. The resveratrol concentration was 0.3668 mg g with desirability index of 0.827.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meisy Radhista
"Hidrogel adalah suatu rangkaian jaringan polimer tiga dimensi hidrofilik yang memiliki kemampuan menyerap air dalam jumlah besar tanpa terlarut di dalamnya. Hidrogel dapat terbentuk dari polimer alam ataupun sintetik. Salah satu parameter kinerja hidrogel adalah swelling ratio yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti morfologi hidrogel dan sifat hidrofilik bahan penyusun dari hidrogel. Hidrogel memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai sektor, khususnya pada bidang biomedis yaitu sebagai penutup luka dengan memanfaatkan sifat antibakterinya. Jaringan penyusun hidrogel akan dimodifikasi dengan penambahan ekstrak daun sirsak sehingga hidrogel memiliki sifat antibakteri. Pada penelitian ini, hidrogel berbasis CMC dibuat dengan penambahan ekstrak daun sirsak menggunakan agen penyilang kimia yang biodegradable, yaitu asam sitrat. CMC yang digunakan diperoleh dari selulosa yang berasal dari tumbuhan eceng gondok. Variasi komposisi CMC/ekstrak daun sirsak yang dilakukan adalah 100%:0% (w/w); 95%:5% (w/w); 90%:10% (w/w); dan 85%:15% (w/w) dengan variasi konsnetrasi asam sitrat yang dilakukan adalah 10% dan 15% (dari massa total CMC dan ekstrak daun sirsak yang digunakan). Hidrogel berhasil terbentuk dengan adanya ikatan ester pada pengujian menggunakan FTIR. Sifat antibakteri juga berhasil diperoleh dengan menggunakan bakteri Gram negatif (E.coli). Penambahan ekstrak daun sirsak dan asam sitrat terhadap hidrogel berbasis CMC akan menurunkan nilai swelling ratio dan meningkatkan sifat antibakteri. Pada penelitian ini, nilai rata-rata swelling ratio tertinggi diperoleh sebesar 480% pada komposisi CMC/ekstrak daun sirsak 95%:5% (w/w) dengan konsentrasi asam sitrat 10% (dari massa total CMC dan ekstrak daun sirsak yang digunakan). Nilai aktivitas antibakteri tertinggi diperoleh sebesar 45,5% pada komposisi CMC/ekstrak daun sirsak 90%:10% (w/w) dengan konsentrasi asam sitrat 15% (dari massa total CMC dan ekstrak daun sirsak yang digunakan).

Hydrogels are defined as a three-dimensional polymer structure which are able to retain large amounts of water without dissolving. Hydrogels can be formed from natural or synthetic polymers. One of performance parameters of the hydrogel is swelling ratio, which is related to hydrophilic properties and morphology structure of hydrogel. Hydrogel has a wide application in various sectors especially in biomedical field such as wound dressing by using its antibacterial properties. The network polymer of hydrogel will be modified by adding soursop leaf extract to obtain antibacterial properties to the hydrogel. In this study, hydrogels based on CMC were made by the addition of soursop leaf extract using a biodegradable chemical crossing agent, namely citric acid. CMC is obtained from cellulose of water hyacinth plants. Variations of composition CMC/soursop leaf extract are 100%:0% (w/w); 95%:5% (w/w); 90%:10% (w/w); and 85%:15% (w/w). Meanwhile, variations of citric acid concentration are 10% and 15% (from total mass of CMC and soursop leaf extract). The hydrogel is finally formed by the invention of ester bonds on functional group test results by using FTIR (Fourier Transform Infrared). Antibacterial material was successfully obtained, having biocidal activity to Gram -ve bacteria (E. coli). The effect of addition soursop leaf extract and citric acid to CMC-based hydrogels will reduce the swelling ratio and improve antibacterial properties. In this study, the highest swelling ratio was obtained at 480% on the composition of CMC/soursop leaves extract 95%:5% (w/w) with 10% citric acid concentration (from total mass of CMC and soursop leaf extract). Meanwhile, the highest value of antibacterial activity was obtained at 45.5% on the composition of CMC/soursop leaves extract 90%:10% (w/w) with 15% citric acid concentration (from total mass of CMC and soursop leaf extract).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Gianirfan Nugroho
"ABSTRAK

Plastik konvensional merupakan senyawa polimer berbahan dasar minyak bumi yang sulit terdegradasi bahkan dengan mikroorganisme sekalipun. Plastik dieksploitasi secara besar-besaran akibat sifatnya yang unggul, seperti harganya yang ekonomis, kuat, ringan, dan mudah dibentuk. Kesulitan dalam degradasi plastik konvensional memunculkan masalah sampah plastik yang bersifat beracun. Penelitian mengenai plastik yang dapat terdegradasi telah banyak dilakukan, salah satunya adalah poli(vinil alkohol) (PVA). PVA memiliki kekuatan yang dapat bersaing, namun harganya kurang ekonomis dan sifatnya sangat hidrofilik sehingga mudah larut dalam air. PVA dapat dicampur dengan pati demi menekan harga dan meningkatkan biodegradabilitas dari campurannya. Namun, pencampuran pati ini dapat menurunkan kekuatan dari PVA sehingga masih belum dapat mengungguli sifat dari plastik konvensional. Penelitian ini mencoba untuk mencari informasi mengenai modifikasi PVA/pati yang tepat, sehingga dapat bersaing dengan plastik konvensional. Modifikasi yang dilakukan berupa penambahan crosslinker asam sitrat untuk menaikkan berat molekul yang berarti menurunkan kelarutannya dalam air sekaligus menutupi sebagian gugus hidroksil pada PVA/pati agar lebih hidrofobik, serta penguatan dengan selulosa. Pemanfaatan selulosa sangat menjanjikan karena ketersediaannya yang tinggi. Selulosa yang digunakan dimodifikasi untuk meningkatkan sifat hidrofobik campuran, yaitu dengan menggunakan metode grafting asam palmitat. Karakterisasi dilakukan dengan metode spektroskopi FTIR, XRD, dan SEM. Sampel bioplastik juga diuji kekuatan tarik yang mengacu pada ASTM D882 menggunakan UTM, uji kemampuan swelling, dan uji kelarutan. Modifikasi selulosa menghasilkan yield sebesar 61 ± 14%. Transparansi dari plastik menurun setelah ditambahkan pati dan crosslinker. Crosslinking dan penambahan selulosa mampu mengurangi kemampuan swelling dan kelarutan. Namun, penambahan selulosa yang dimodifikasi tidak dapat meningkatkan kemampuan swelling dan kelarutan. Kekuatan  tarik dari plastik PVA/pati crosslinked mengalami penurunan sebanyak 45% dari plastik PVA dan terus mengalami penurunan seiring penambahan selulosa dan selulosa yang dimodifikasi.


ABSTRACT


Conventional plastics are petroleum based polymeric compounds that are difficult to decompose even by microorganisms. However, because of its advantages, such as being very economically friendly, strong, light weight, and easy to mold, the production of plastics has become very exploited in our society. Because of their non-biodegradable properties, plastics has developed waste problems especially plastics that are toxic. There has been plenty of studies exploring biodegradable plastics, one of them is poly(vinyl alcohol) (PVA). However, PVA price is expensive and its hydrophilicity makes it very soluble in water. In order to bring material cost down and to add a more biodegradable ingredient to the mixture, PVA could be mixed with starch. Unfortunately, the addition of starch will decrease the strength of the plastic and so is yet to surpass the characteristics of conventional plastics. This study tries to provide information about the right modification of PVA/starch composite that will make it able to compete with conventional plastics. Modifications were carried out in the form of adding citric acid as a crosslinker to increase the molecular weight which at the same time convert some of the hydroxyl groups on PVA/starch to make it more hydrophobic, and then reinforced with cellulose to increase its strength. The use of cellulose is very promising because of its high availability. Cellulose was modified to improve the hydrophobicity of the mixture by grafting with palmitic acid. Characterization was carried out by FTIR, XRD, and SEM spectroscopy methods. In addition, an ASTM D882 tensile test using UTM, swelling test, and solubility test was also carried out. Cellulose modification produced a yield of 61 ± 14%. Transparency of PVA film increased after crosslinking with starch. Crosslinking and cellulose was able to reduce swelling and solubility. However, the addition of modified cellulose was unable to improve swelling and solubility. The tensile strength of PVA/starch crosslinked plastics decreased by 45% from PVA plastic and continued to decrease with the addition of cellulose and of modified cellulose.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>