Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safuwan
Abstrak :
Penelitian ini berawal dari pengamatan penulis terhadap keseriusan pekerjaan yang digeluti oleh sebagian orang sebagai pengendara angkutan umum bajaj. Di tinjau secara factual kondisi riil kota Jakarta dipenuhi oleh pelbagai situasi seperti kepadatan, keramaian, keberagaman sarana transportasi, kesumpekan, polusi udara, dsb. Kondisi yang demikian itu jelas mengandung stress psikososial yang tinggi bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ekses yang timbul dari situasi tersebut akan terasimilasi pada pelbagai segmen kehidupan, di antaranya; persaingan kerja yang tajam dalam pelbagai sector, tanggung jawab terhadap pekerjaan yang meningkat dan tuntutan pemenuhan kebutuhan yang mendesak dan stress kehidupan yang menggejala.

Tapi, para supir bajaj sebagai pengendara jenis angkutan umum yang kecil masih mampu bersaing dan kerja sama dalam aktivitasnya, mereka masih mampu eksis dalam kondisi lingkungan fisik kerja sekitar yang buruk, dan mereka juga masih mampu memnuhi tuntutan kebutuhan hidupnya. Inilah persoalan utamanya. Karenanya penulis terdorong untuk menelusuri secara ilmiah dan mendalam tentang fenomena tersebut.dari itu, penulis mengajukan judul dalam penelitian ini adalah perilaku coping kelompok supir bajaj. Melihat keadaaan yang demikian, mereka berupaya menampilkan pelbagai strategi periaku coping yang mereka yakini bias megatsi stress. Strategi itu ada yang terfokus pada masalah da nada juga yang berpusat pada emosi. Dalam upaya penggunaan strategi coping itu, kelompok supir bajaj tek perduli apakah yang mereka tampilkan itu positif atau negative, yang penting bagi mereka terbebas dari stress.

Menurut literature-literatur psikologi, dapat diidentifikasikan dan dipahami bahwa apabila seseorang atau kelompok berekasi terhadap suatu situasi, dimana situasi tersebut tidak menyenangkan dan menuntut mereka untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan obyek, maka proses yang terjadi dinamakan coping behavior. Secara umum dapat dikatakan bahwa inti dari perilaku coping adalah (1) respons tingkah laku dan pikiran terhadap stress, (2) penggunaan sumber daya yang ada pada diri individu atau lingkungannya (3) pelaksanaannya dilakukan secara sadar oleh individu (4) bertujuan untuk mengatasi atau mengurangi konflik-konflik dan meningkatkan dinamika kehidupan individu.

Pembahasan studi ini disesuaikan dengan skema proses coping dari Richard Lazarus dan strategi perilaku coping dari Taylor. Model analisis ini diambil karena kedua teori tersebut saling terkait satu sama lain pada respon coping individu. Lazarus mencoba menggambarkan [elbagai aspek yang memicu proses stress individu, hingga melakukan coping. Sedangkan Taylor berusaha menjelaskan pelbagai strategi coping yang dilakukan oleh individu dalam rangka mengahdapi situai stress. Selain itu penelitian ini juga menggambarkan individu dan kelompoknya yakni kelompok supir bajaj. Untuk itu, analisisnya akan disesuaikan dengan perspektif psikologi social tentang kelompok. Pada gilirannya secara umum perilaku coping yang ditampilkan pun menjadi perilaku coping kelompok.

Penelitian ini lebih bersifat pendeskripsian secara mendalam secara menyeluruh tentang perilaku coping yang dilakukan oleh kelompok supir bajaj. Karenanya metode penelitian kualitatif menjadi andalan utama analisisnya. Pendekatan kualitatif akan menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif. Informan penelitian ini berjumlah 20 orang (10 orang sudah kawin dan 10 orang belum kawin) dengan kriteria informan, masing-masing individu telah berkeluarga dan belum berkeluaraga, serta sudah mengendarai bajaj sekitar 2 tahun keatas. Sementara metode pengambilan data dilakukan dalam tiga bentuk, observasu terlibat pasif, wawancara konversasional dan focus group discussion (FGD).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, proses perilaku cooping yang ditampilkan dalam 3 situasi yang dikaji (1) situasi keberagaman sarana transportasi umum (2) situasi lingkungan fisik kerja sekitar (3) situasi tuntutan kebutuhan hidup adalah sesuai dengan skema proses coping yang digambarkan oleh Lazarus. Kedua: penerapan strategi perilaku coping yang dijelaskan oleh Taylor, juga berlaku pada kelompok supir bajaj. Strategi perilaku coping dilakukan kelompok supir bajaj dalam ketiga situasi tersebut, tak terpisahkan dari 8 strategi coping, 3 strategi yang berpusat pada masalah, dalam bentuk; 8konfrontasi (9 cara coping), mencari dukungan social (8cara coping), dan dalam merencanakan pemecahan masalah (20 cara coping), sedangkan 5 strategi lainnya yang terfokus pada emosi dalam bentuk; control diri (14 cara coping), membuat jarak (11 cara coping), penilaian kembali secara positif (12 coping), menerima tanggung jawab (6 cara coping) dan dalam bentuk menghindar (4 cara coping). Ketiga, supir bajaj jug adapat disebut sebgai sebuah kelompok social yang maasih eksis dalam lingkungan heterogen kelompok. Kesesuaian pemahaman tentang kelompok yang diajukan para ahli dengan kelompok supir bajaj ternyata dapat digambarkan. Selain itu, mereka juga memiliki pelbagai karakteristik umum kelompok. Kesemua ciri merek aitu akan menjadi suatu variable pembeda dan variable yang menyamakan kelompok supir bajaj dengan pelbagai kelompok yang ditemui sehari-hari.

Dalam pada itu, kesimpulan yang disimpulkan dalam studi ini adalah penerapan skema proses (Lazarus) dan strategi perilaku coping (Taylor) berlaku juga perilaku coping pada kelompok supir bajaj, sebagai salah satu kelompok marjinal yang menerima beban stress yang besar. Upaya perilaku coping yang ditempuh kelompok supir bajaj itu merupakan suatu mekanisme dan strategi mereka dalam rangka mempertahankan pekerjaan demi kelangsungan hidup di DKI Jakarta. Sementara saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar dan pemda DKI Jakarta sudah selayaknya memberikan semacam dukungan social pada kelompok supir bajaj dan pada kelompok marjinal lainnya. Selanjutnya untuk perbaikan arena pertransportasian sebaiknya pemda DKI mengadakan semacam pelatihan agar para supir bajaj mengerti akan tata cara mengendara yang benar, berdisiplin dan sebagainya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T37828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Kartikawati
Abstrak :
Latar belakang dan Tujuan: Bajaj sebagai salah satu alat transportasi rakyat yang dapat menimbulkan getaran. Getaran yang mengenai tubuh dapat menimbulkan gangguan, antara lain nyeri bahu. Kelainan tersebut dapat terjardi akibat gangguan pada neuromuskular, vaskuler, darah, tulang dan sistem lainnya Pajanan getaran yang texjadi terus menerus dapat menimbulkan gangguan muskuloskeleml pada leher, bahu dan lengan atas. Gangguan muskuloskeletal ini merupakan salah satu gejala dari pajanan getaran yang terbanyak, yaitu 17- 42%. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain cross sectionaL dilakukan di KDK FKUI Kel. Kayu Putih, Jakarta Timur. Pada November 2008 - Januari 2009. Pengambilan sampel berdasarkan total sampling. Pengumpulan data dengan anamnesa menggunakan kuesioneg, pemeriksaan Esik dan pemeriksaan getaran pada bajaj. Variabel yang diteliti adalah Umur, pendidikan, merokok, usia bajaj, perawatan kendaraan, lama kerja per hari, penggunaan alat peredam di tangan kanan, bokong dan kaki kanan, ala! pelindung Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, sudut antara lengan atas dan batang tubuh (sudut ketiak), Tingkat akselerasi getar pada tangan kanan, bokong dan kaki kanan Populasi bajaj di Ke1,Kayuputib seratus lima puluhan. Hasil Penelitian: prevalensi pengemudi bajaj yang mengalami nyeri bahu kanan akibat getaran adalah 63.9 %. Faktor paling dominan berhubungan dengan nyeri bahu kanan adalah faktor merokok Memiliki risiko 17.06 kali untuk terjadinya nyeri bahu dibandingkan tidak rnerokok dan WBV bokong > 0.4 m/det’ (p = o.ooo) rnemiliki risiko 11.60 kali untuk texjadinya nyeri bahu dibandingkan WBV bokong < 0.4 m/det. Kesimpulan dan Saran: Faktor paling dominan berhubngan dengan nyeri bahu kanan adalah fakto merokok (OR= 17.06; 95% CI = 3.49-83.4O), faktor tingkat akselerasi getar pada bokong > 0.4 mfdet’ (OR= 11.60; 95% CI = 3.53-38.05). Perlu dibuat modifikasi kendaraan pengganti yang aman dan terjangkau oleh pengemudi bajaj sehingga mereka secara sukarela beralih profesi menjadi pengemudi kendaraan yang lebih aman. ......Background: Bajaj is one of public transportation which cause the vibration. Vibration may cause the health effect, and usually cause the hight shoulder pain. This may cause to neuromuscular, vascular, blood, bone and other sistem. Continous vibration may cause musculosceletal disorder,in the neck, shoulder and arm. This elfect is one of large symptom is 17-42%. Method: Cross sectional design is used in this research. The KDK FKUI kayu putih is the place, and researchs done in november 2008 until Januari 2009. Total sampling conduct by using questionere, hysycal examination and vibration of bajaj meastnament for data collecting. The variabel of this research areage, education. Result: From 150 person, 53 persos has been exclude cause by hypertension, finally the member of respondent as 97 person. The risk factor to right shoulder pain are smoking (p=0.000), WBV (p=0,000). Smolcing is 11.6 more risk than non smoking to right shoulder pain and sitting is more.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Adam Rabbani
Abstrak :
Banyak laporan dan risalah mengenai keluhan MSDs diantara pekerja yang berkerja secara duduk, berdiri, pengemudi, mengangkat barang-barang secara manual dan lainnya. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa gambaran faktor risiko ergonomi pada pengemudi bajaj melalui pengukuran postur kerja dan keluhan subjektif yang mengarah pada Musculoskeletal disorders. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Menggunakan Metode REBA dan Nordic Body Map, hasil penelitian menunjukkan 54 responden penelitian mengalami keluhan Musculoskeletal disorders. Hasil penilaian tingkat risiko ergonomi menggunakan metode REBA pada 5 pengemudi bajaj yang diteliti menunjukkan risiko sedang dan rendah dengan kisaran nilai REBA 2-5. Sedangkan hasil observasi pada keluhan subjektif yang mengarah pada Musculoskeletal disorders dari 54 responden yang di observasi menunjukkan seluruh pengemudi bajaj 54 (100%) responden merasakan ada keluhan pegal/nyeri/sakit/tidak nyaman. Keluhan terbesar terjadi pada bagian punggung bawah (70.37%), leher (55.55%), dan punggung atas (55.55%).Disarankan untuk melakukan perbaikan pada  peralatan  kerja, melakukan peregangan setiap 4 jam sekali selama 1-5 menit dan melakukan olahraga teratur untuk mempertahankan berat badan normal. ......Many reports and treatise concerning MSDs complaints of worker who worked in sitting, standing, drivers, lifting items manually and other. This study aims to analyze the risk factors of ergonomic description from the Bajaj driver's by measuring working postures and subjective symptoms that lead to the Musculoskeletal disorders. This is a descriptive observational study with cross- sectional approach. Using REBA and Nordic Body Map, the results showed 54 respondent feel complaints of MSDS. While the level of ergonomic risk assessment using REBA from 5 bajaj drivers worker observed indicate medium and low risk with REBA range of values 2-5. While the results of observations on the subjective symptoms lead to Musculoskeletal disorders from 54 respondents observed showed all respondents 54 (100%) respondents feel there are complaints soreness / aches / pain / discomfort. The biggest complaint occurred at the lower back (70.37%), the neck (55.55%), and upper back (55.55%). It is recommended to carry out repair on work equipment, stretching every 5 hours for 1-5 minutes and do regular exercise to maintain normal body weight.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Esmeralda
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5338
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Arif Wicaksono
Abstrak :
Peneliti dr. Jenny Bashirudin SpTHT, dan Moch.Arif Wicaksono SSi. Objek penelitian Supir Bajaj dan kendaraannya. Tempat Penelitian RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jalan sekitar Jalan Diponegoro, Jalan Salemba Raya, Jalan Raden Saleh dan Jalan Cikini Raya serta gedung Pasca Sarjana Program Studi Opto Elektroteknika dan Aplikasi Laser Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat, membuat manusia menjadi sangat terbantu dalam menyelesaikan perhitungan-perhitungan yang cukup sulit jika dilakukan dengan cara manual. Salah satu contoh adalah pemanfaatan komputer dalam menyelesaikan masalah DSP (Digital Signal Processing).

Tanpa bantuan komputer, masalah ini akan sulit diselesaikan. Dari pencuplikan, filtering sampai pada pembuatan spektrum komputer sangat berperan penting, tentunya semua ini juga harus didukung oleh Algoritma yang efisien dan efektif.

Dalam penyelesaian mencari spektrum dari kendaraan Bajaj ini, dibuat sebuah aplikasi dengan memanfaatkan algoritma FFT (Fast Fourier Transform). Algoritma ini diyakini cepat sekali dalam mengubah domain waktu menjadi domain frekuensi. Dari hasil penelitian didapat bahwa spektrum kendaraan Bajaj mempunyai intensitas dominan pada frekuensi 4000 Hz.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T9961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Danardono Agus Sumarsono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Arifiani
Abstrak :
Ruang lingkup dan metodologi Getaran pada kendaraan bajaj dirasakan cukup tinggi dan Para pengemudi bekerja dalam waktu yang cukup lama setiap harinya. Untuk itu, perlu dilihat prevalensi sindrom getaran tangan dan lengan akibat kerja (SGTLAK) pada pengemudi bajaj serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bersifat retrospektif dengan responden yang dipilih secara acak dari penelitian survey di mana perbandingan kasus dan kontrol adalah 1 : Peserta yang dijaring dari survey adalah 336 orang dan yang dimasukkan dalam uji kasus kontrol lebih lanjut berjumlah 240 orang. Setiap responden dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pengukuran tingkat akselerasi pada tangan dan kemudi bajaj diukur dengan akselerometer. Pemeriksaan dilakukan di Klinik Dokter Keluarga FKUI Kayu Putih. Waktu pemeriksaan berlangsung sejak 23 Nopember hingga 16 Desember 2005. Regresi logistik digunakan untuk menilai hubungan berbagai faktor risiko yang merpengaruhi terjadinya SGTLAK pada pengemudi bajaj. Hasil dan kesimpulan Dari survey didapatkan bahwa 80 orang (23,6 %) mengalami SGTLAK antara stadium 1 hingga 3 berdasarkan kriteria Stockholm. Tingkat akselerasi getaran rata-rata pada kemudi bajaj adalah 1,47 + 0,63 m/s2. Berdasarkan hasil analisis, tingkat akselerasi getaran pada kemudi bajaj tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan terjadinya SGTLAK pada pengemudi bajaj. Berdasarkan hasil analisis multivariat, tingkat akselerasi pada leher yang lebih dari 0,125 m/s2 mempunyai risiko 5,571 kali lebih besar dibandingkan pengemudi bajaj dengan tingkat akselerasi gear pada leher kurang dari 0,125 m/s2 (95 % CI 1,539 - 17,203 and p = 0,008). Dosis pajanan lebih dari 21.681 jam m/s2 memiliki risiko 2,028 kali lebih besar (95% CI 1,112 - 3,376 dan p=4,020). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan getaran pada leher terhadap gangguan tangan dan lengan cukup signifikan sehingga pencegahan SGTLAK pada pengemudi bajaj harus memperhatikan pengendalian getaran seluruh tubuh yang diduga berkaitan besar dengan akselerasi getaran pada leher.
Scope and methodology Bajaj is three wheels public transport vehicle that its users are exposed to vibration generated by its. Since daily work time of the Bajaj drivers are longer than reguler daily work time and the vibration exposure would be also high, the bajaj drivers probably have more risk to have HAVS. However there were no data about I-IAVS as the adverse health effect of vibration among them. Therefore it is important to study the prevalence and its risk factors. This study was population based and retrospective. The respondences were selected randomly from 336 participants and only 240 participants were included to case control analysed further to study about the risk factors. Every respondence was done history taking, physical examination, and examining the acceleration level of vibration on the hand, arm, and wheel steering using vibration accelerometer. All activities was done in Family Medicine Clinic Kayu Putih, Jakarta and held from November 23th until December 16`h 2005. Logistic regression was used to examine the association among all risk factors and HAYS. Result and Conclusion We found that 80 workers (23,6 %) have HAVS from any Stockholm's Classification within stage l to 3. The acceleration level of vibration on bajaj was 1,47 + 0,63 mis2 and there is no statistically significant association to HAVS. After conducting multivariate analysis, the acceleration level of vibration on the neck more than 0,125 mIs2, was 5,5 times more likely to have HAVS than the acceleration level of vibration on the neck less than 0,125 mis2 (95 % CI 1,539 - 17,203 and p = 0,008) . The accumulative exposure more than 2I.681 hours mis2, was 2 times more likely to have HAVS than the accumulative exposure less than 21.681 hours mis2 (95 % CI 1,112- 3,376 and p=0,020). It is concluded that the acceleration of vibration on the neck has significant contribution to the incidence of HAVS and its contribution is more dominant than local vibration effect. It is probably true that the whole body vibration contribute significantly to the acceleration of vibration on the neck and should be taken into account in designing the preventive program. Therefore we need to find the way how to reduce the whole body vibration in bajaj.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T17703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaishatul Ulya
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam keseharian kota, terdapat ruang formal dan informal. Struktur kota, termasuk elemen-elemen ruang di dalamnya, memberikan peran dalam mengidentifikasi hadirnya ruang informal. Ruang informal digambarkan melalui ruang sisa kota yang timbul dari interaksi elemen dan pengguna ruang kota dalam keseharian. Aktivitas keseharian ?ngetem? atau ?mangkal? yang dilakukan oleh komunitas supir bajaj, sebagai salah satu pengguna ruang kota, mempertegas dua sisi representasi ruang kota, yaitu planner dan users. Upaya mengisi atau memanfaatkan ruang dilakukan melalui interaksi dan negosiasi ruang sisa di sekitar stasiun Manggarai. Sehingga, penting untuk memahami hubungan antara elemen ruang sisa kota dan bagaimana komunitas supir bajaj stasiun Manggarai memanfaatkan ruang tersebut dengan taktik dan strategi keseharian yang mereka lakukan. Salah satu penggambaran proses memahami hal ini melalui analogi ?dapur? kota.
ABSTRACT
In everyday life of the city, both formal and informal spaces exist. The structure of the city, including its physical elements, contributes in identifying informal space in urban life. Informal space is shown through leftover urban space that emerges from the interaction of elements and users of urban space in everyday lifes. 'Ngetem' or 'mangkal' done by the community of bajaj drivers, as one of the user of urban space, highlights the two sides of urban space representations, which are planners and users. Their efforts to occupy or utilize space are done through interaction and negotiation of leftover space around the Manggarai Station area. Therefore, it is important to understand the connection between the elements of leftover urban space around Manggarai Station and how the community of bajaj drivers occupy those spaces using their own tactics and daily strategies. One of the ways to understand the process of this urban informality's phenomena is by using the analogy 'kitchen' of the city.
2016
S63291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Danardono Agus Sumarsono
Fakultas Teknik, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library