Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrew Adipati
2009
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Fathia
"Energi listrik adalah hasil dari metode konversi, seperti dari konversi energi panas, konversi energi kinetik, konversi energi angin, dll, dan telah memungkinkan untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik dengan bantuan modul fotovoltaik. Tapi karena matahari tidak bersinar sepanjang waktu atau dengan intensitas yang sama, perlu kita untuk menyimpan energi listrik yang lebih untuk digunakan nanti. Untuk menyimpan energi listrik kelebihan ini, kita dapat membuat sebuah sistem yang menyimpan kelebihan energi ini dengan menyimpannya dalam Electrical Storage System (ESS). Dalam tesis ini, EES terdiri dari baterai yang dapat menyimpan kelebihan energi tetapi pada saat yang sama juga dapat menarik energi tergantung pada kebutuhan daya beban.
Target dari skripsi ini adalah untuk menciptakan sebuah sistem penyimpanan energi listrik yang dapat dihubungkan dalam sebuah pembangkit listrik PV yang sudah ada. Sistem tersebut harus mencakup kontrol pengisian dan pemakaian baterai. Analisis State of Charge (SOC), tegangan operasi baterai, dan state control baterai akan ditampilkan dan dibahas.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa baterai mampu di charge dan discharge pada radiasi tertentu dengan tegangan sistem yang diperlukan. Baterai mampu memberikan 200kW saat pemakaian.

Electrical energy is the result of many conversion methods, such from heat energy conversion, kinetic energy conversion, wind energy conversion, etc., and it has been possible to convert solar energy directly to electrical energy with the help of photovoltaic modules. But since sun does not shine all the time or with equal intensity it is necessary to store any excess electrical energy produced during the day for later use. To store this excess electrical energy, we can create a system that saves the excess energy by storing it in an Electrical Storage System (ESS). In this thesis, the EES includes a battery that can store excess energy but at the same time be able to draw energy at any time of the day, depending on the load power requirement.
The target of this thesis is to create an electrical storage system that can be connected in an existing PV power generation. The system should include the battery's charging and discharging control. An analysis of the battery's state of charge (SOC), battery?s operating voltage, and battery state control will be discussed.
The result of the simulation shows that the battery is able to charge and discharge at a certain irradiance with the required system voltage. Battery is able to supply 200 kW when discharging.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraini Aprillia
"Neuropsikologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan antara fungsi otak dan tingkah laku. Neuropsikologi berhubungan dengan pemahaman, pengujian dan juga pengobatan perilaku yang secara langsung berhubungan dengan fungsi otak. A.R. Luria sebagai seorang neuropsikolog, mengembangkan sekelompok prosedur penilaian kualitatif yang dinilai sangat efelctif dalam mengidentiiikasi dan menentukan disfimgsi otak pada orang dewasa. Golden, Hammelce dan Purisch menyempumakan teknik Luria dengan membuat Luria-Nebraska Neuropsyohological Battery (LNNB)_ LNNB memilild 13 skala, dimana salah satunya adalah Skala Mcmori. Pcncliti tertarik mengadaptasi Skala Memori karena memori merupakan pusat dari iimgsi kognitif dan karakterisitik dari perilaku manusia Selain itu memori berhubungan langsung dengan proses belajar dan merupakan landasan untuk memahami perilaku dan pemikiran manusia Untuk menghasilkan alat ukur yang balk diperlukan syarat-syarat tertentu. Suatu tes dapat dikatakan baik bil tes tersebut reliabei, valid dan memiliki norma baku. Oleh karena ilu, penelitian memfolcuskan pada uji reliabilitas, uji validitas dan pembuatan nonna. Penelitian clilakukan pada kelompok partisipan mahasiswa S-l Regular Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jumlah partisipan 30 orang denan rentang usia 19 - 24 tahun. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode koefisicn Alpha., didapatkan koefisien Alpha sebesar 0.34. Koefisien Alpha ini tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Skala Memori LNNB memiliki konsistensi intcmal yang rendah dan item-itemnya kurang homogen, Rendahnya konsistensi intemal dari Skaia Memori LNNB disebabkan oieh sedikitnya jumlah item dan sampel yang homogen.
Uji validitas dilakukan dengan mctode criterion prediction validation dcngan tcknik concurren! validation dan kriteria yang digunakan adalah previously available test, yaitu Wechsler Memory Scale I yang sama-sama mengukur fungsi memori. Hasil korelasi yang didapat adalah signifikan Ini berarti Skala Memori LNNB valid daiam mengukur fungsi memori. Norma dibuat dengan menggunakan nonna dalam kelompok dengan transformasi linear dengan tcknik T score. Pada penyusunan nonna, jumlah partisipan yang sedikit membuat skor tjdak menyebar sccara proporsional. Norma yang disusun juga hanya dapat diaplikasikan pada sampel normal saga.
Untuk selanjutnya disarankan melalcukan uji coba terhadap partispan yang terdiri dari mereka yang masuk dalam kategori nominal dan mereka yang mengalami gangguan neurologis. Hal ini berguna untuk meningkatkan variabiiitas skor sehingga dapat meningkatkan reliabilitas Skala Memori LNNB. Dengan partisipan yang beragam maka dapat dibuat nonna gabungan, sehingga dapat diketahui posisi skor individu yang normal dan posisi skor individu yang mengalami gangguan neurologis dan yang mengalami gangguan psikiairi. Validasi metode lain contrasted group juga perlu dilakukan untuk melihat apakah Skala Memori LNNB mampu membedakan mereka yang masuk dalam kategori normal dengan mereka yang mengaiami gangguan neurologis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
TA34186
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurokhim
"ABSTRAK
Pemanfaatan selubung battery bekas pakai akan menambah nilai ekonomis Serta membantu mengurangi pengotoran lingkungan. Secara sederhana selubuug dibuka dengan menggunakan alat bantu Disamping kurang produktif cara ini juga kurang aman.
Pengamatan pada proses pembukaan tersebut dapat diupayakan dengan menggunakan mesin yang dioperasikan secara manual sehingga cocok untuk Pekerjaan yang bersifat padat karya Disamping itu juga harus ekonomis, produktif Serta aman untuk dioperasikan. Dengan menggunakan prinsip pemotongan proses membubut, maka parameter pemotongan seperti kecepatan potong V (m/mnt), kecepatan pemakanan f (mm/r) serta kedalaman pemakanan a (mm) bisa diatur. Tetapi hanya besar f yang berpengaruh, karena tebal selubung sekitar 0,5 (mm) sehingga cukup satu kali pemakanan saja. Juga karena mesin dioperasikan secara manual maka kecepatan potong dianggap stabil atau tetap_ Jadi hanya besar f yang akan mempengaruhi produktifitas. Jika nilai f besar malca tebal geram akan besar, dan produktifitas naik, tetapi cliperlukan penambahan daya potong. Begitu juga dengan sebaliknya
Dengan merencanakan kecepatan pemakanan f = 3 (mm/nmt), putaran battery n = 25 (rpm) serta siklus pemotongan TP = 90 (detik) maka akan dihaeilfcan selubung battery sekitar 40 buah tiap jam.

"
2000
S37652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Aditya
"Golden, Purisch, dan Hammeke (1985) mengembangkan sebuah alat pengukuran di bidang neuropsikologi berdasarkan metode yang digunakan oleh A. J. Luria. Alat tersebut bertujuan untuk dapat mendeteksi kerusakan atau disfungsi otak, jenis kerusakan yang dialami, dan menentukan letak kerusakan. Alat itu dikenal sebagai Luria-Nebraska Neuropsychological Battery (LNNB). LNNB mempunyai 11 skala, yaitu: Motor Functions, Rhythm, Tactile Functions, Visual Functions, Receptive Speech, Expressive Speech, Writing, Reading, Arithmetic, Memory, dan Intellectual Processes.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan adaptasi skala Intellectual Processes LNNB, melalui pengujian reliabilitas, validitas, dan penyusunan norma kelompok. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya korelasi yang signifikan (r = -0,372) dengan Standard Progressive Matrices dari Raven, sebagai tes pembanding. Hal ini menunjukkan bahwa skala Intellectual Processes valid dalam mengukur potensi kecerdasan umum. Namun hasil uji reliabilitas belum menunjukkan hasil yang memuaskan (koefisien alpha = -0,165)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldyan Natajaya
"Dewasa ini dengan banyaknya alat seperti sensor dan kendaraan yang bersumber daya listrik baterai, maka sistem pemantauan State of Charge (SoC) baterai khususnya yang berbahan dasar lithium semakin diperlukan. Salah satu tantangannya adalah bagaimana bisa mendesain sistem pemantau SoC yang mampu mengetahui isi baterai secara real time untuk aplikasi jarak jauh. Sehubungan dengan hal tersebut maka skripsi ini disusun dengan tujuan untuk merancang purwarupa alat yang bisa memantau SoC baterai. Alat tersebut menggunakan mikrokontroler Arduino dan LoRa SX1278 433MHz sebagai sarana komunikasinya. Akan tetapi, karena keterbatasan dari LoRa yang dipakai, maka purwarupa alat ini hanya mampu dalam kondisi Point-to-Point (PTP). Pengukuran SoC pada skripsi ini menggunakan metode pengukuran hambatan internal baterai. Pada proses karakterisasi baterai lithium ion awal diperoleh look-up table yang merupakan hubungan antara hambatan internal baterai pada proses charging dan discharging dengan nilai SoC. Look-up table ini yang selanjutnya selalu dijadikan acuan dalam penentuan SoC baterai yang terimplementasi pada sistem. Hasil percobaan membuktikan bahwa alat pemantau SoC yang diusulkan mampu melakukan pemantauan SoC baterai dengan tingkat keberhasilan pemantauan sebesar 98% pada delay 1ms.

Nowadays, with so many devices such as sensors and vehicles that are powered by batteries, a battery of State of Charge (SoC) monitoring system, especially those based on lithium, is increasingly needed. One challenge is how to design a SoC monitoring system that is able to find out the battery contents in real time for remote applications. In connection with this, this thesis was prepared with the aim of designing prototypes of devices that could monitor battery SoC. The tool uses an Arduino microcontroller and LoRa SX1278 433MHz as a means of communication. However, due to the limitations of the LoRa used, the prototype of this tool is only able to acquire Point-to-Point (PTP) conditions. SoC measurement in this thesis uses the method of measuring the internal resistance of the battery. In the initial lithium ion battery characterization process a look-up table is obtained which is the relationship between the internal resistance of the battery in the charging and discharging process with the SoC value. This look-up table is then always used as a reference in determining the battery SoC implemented in the system. The experimental results prove that the proposed SoC monitoring tool is capable of monitoring battery SoC with a monitoring success rate of 98% at 1ms delay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heinz Kristian Pramono
"Perkembangan teknologi renewable energy dan mobile energy storage menyebabkan peningkatan kebutuhan akan suatu media penyimpan daya dengan kualitas dan kapasitas tinggi. Selain kualitas dari media penyimpan daya, dibutuhkan juga suatu sistem manajemen daya untuk memonitor penggunaan daya baterai. Untuk memonitor penggunaan daya baterai tersebut, diperlukan suatu metoda pembacaan level kapasitas baterai yang akurat dan keandalan tinggi. Hambatan dalam baterai merupakan sebuah sifat resistif dalam baterai yang dapat digunakan untuk menentukan level kapasitas baterai. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang korelasi pengukuran hambatan dalam baterai dengan level kapasitas daya tersisa pada baterai, kemudian korelasi antara pengukuran hambatan dalam baterai dengan level kapasitas daya dinyatakan dalam bentuk grafik state of charge vs hambatan dalam baterai, dimana besar nilai hambatan dalam baterai per sel adalah 10 milliOhm ketika SoC 100 dan 330 miliohm ketika SoC 61,5 , grafik korelasi dapat dilihat pada bab 4. Mengacu pada grafik hasil penelitian, ditemukan setiap peningkatan nilai hambatan dalam baterai akan berkorelasi terhadap penurunan level kapasitas daya baterai yang tersisa.

By the advancement of renewable energies and mobile energy storages, the needs of high quality and high capacity batteries are increasing. Simultaneously, the improvement of battery management systems is inevitable, hence to improve the quality of battery management system, the accuracy of power capacity measurement is required. Battery internal resistance measurement is a new method to measure battery rsquo s power capacity. This thesis will discuss about the correlation of battery internal resistance and the power capacity, also the accuracy of the measurement. The correlation between battery internal resistance and the battery capacity shown in state of charge vs internal resistance line graphic, where the battery rsquo s cell internal resistance measured are 10 milliOhms for SoC 100 and 330 milliOhms for SoC 61,5 , the correlation are shown on the graphic at chapter 4. Based on the experiments, for every increment of battery rsquo s internal resistance correlates with the reduction of Battery rsquo s State of Charge values."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Ngurah Renaldi Shantika
"Perkembangan luas baterai lithium-ion (LIB) telah menarik banyak minat dari banyak peneliti. Peningkatan khusus penelitian baterai ini dapat dilihat dari LIB yang mulai digunakan dalam sistem grid yang disebut battery energy storage system (BESS). Proyek tesis ini bertujuan untuk menentukan jenis LIB apa yang cocok untuk digunakan dalam sistem jaringan yang berbeda. Untuk memilih jenis LIB mana yang cocok untuk sistem, efisiensi siklus dan mekanisme degradasi LIB harus dipelajari. Saat ini, jenis LIB yang digunakan untuk BESS adalah Lithium Iron Phosphate (LFP) dan Lithium Nickel Manganese Cobalt (NMC).
Terlepas dari kemampuan LFP dan NMC, mekanisme degradasi mereka masih merupakan bagian penting dari batasan BESS. Selain itu, degradasi LFP dan NMC dipengaruhi oleh suhu dan laju arus sehingga peningkatan kedua parameter akan menghasilkan degradasi yang lebih tinggi. Variasi suhu dan laju arus membuktikan bahwa LFP memiliki stabilitas yang unggul dibandingkan NMC, meskipun memiliki kapasitas lebih rendah dari NMC. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa LFP lebih cocok untuk sistem bersiklus tinggi, sementara NMC lebih cocok untuk sistem yang memiliki penyimpanan kapasitas tinggi sebagai perhatian utama mereka.

The vast development of lithium-ion batteries (LIB) has gained a lot of interest from many researchers. The particular improvement of LIB research is that LIB is starting to be used in a grid system called battery energy storage system (BESS). This thesis project aims to determine what type of LIB is suitable to be used in different grid systems. To choose which type of LIB that is suitable for the system, the cycling efficiency and the degradation mechanism of the LIB must be studied. Currently, the types of LIB used for BESS are Lithium Iron Phosphate (LFP) and Lithium Nickel Manganese Cobalt (NMC).
Despite the capability of LFP and NMC, their degradation mechanism is still an essential part of the limitation of the BESS. Additionally, the degradation of LFP and NMC are affected by temperature and current rate (C-rate) such that increasing both parameters will result in higher degradation. The variation of temperature and C-rate proves that LFP has superior stability compared to NMC, despite having lower capacity than NMC. Therefore, it can be concluded that LFP is more suitable for a high cycling system while NMC is more suitable for system which has high capacity storage as their primary concern.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Mawar Debora Seremian
"Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, hingga saat ini tetap melaksanakan pembangunan industri. Meningkatnya jumlah industri tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga memberikan dampak negatif, misalnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.
Dampak pencemaran lingkungan yang mungkin timbul akibat limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri dapat diketahui dengan mengukur konsentrasi parameter-paremeter limbah cair, baik berupa paramater fisik, parameter kimia (organik dan anorganik) ataupun parameter biologi. Salah satu parameter yang termasuk dalam kelompok parameter kimia (anorganik) adalah timbal (Pb).
Industri aki merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah Pb dalam jumiah yang paling banyak. Pb sebagai saiah satu unsur yang termasuk dalam kelompok logam berat dalam konsentrasi tertentu sangat berbahaya terhadap manusia dan lingkungan hidup. Salah satu upaya yang saat ini telah dilakukan untuk menyisihkan Pb dalam air limbah pabrik aki adalah dengan cara kimiawi (chemical treatment). Namun hasil penyisihan dengan proses ini masih kurang memuaskan khususnya terhadap upaya pelestarian lingkungan. Oleh sebab itu dilakukan upaya lain sebagai alternatif yakni dengan memanfaatkan potensi zeolit alam sebagai media penukar kation guna menyisihkan Pb yang berada dalam air limbah pabrik aki, yakni melalui proses pertukaran ion.
Proses pertukaran ion adalah proses di mana suatu material atau bahan tidak iarut menangkap ion-ion bermuatan baik positif maupun negatif dari suatu larutan dan melepaskan ion-ion bermuatan sejenis ke dalam larutan dalam jumlah yang setara. Bila proses pertukaran telah mencapai titik jenuh, maka dilakukan proses regenerasi dengan tujuan agar kapasitas penukaran material penukar ion dapat kembali seperti semula.
Sebagai studi awal/studi kelayakan teknik dan lingkungan proses pertukaran ion untuk menyisihkan Pb dalam air limbah pabrik aki mempunyai tujuan untuk menentukan faktor yang paling berpengaruh dalam menyisihkan Pb dari keempat faktor percobaan yang divariasikan (konsentrasi iniluen, debit influen, keaktifan zeolit, dan ukuran diameter partikel zeolit); untuk mengetahui besar kapasitas operasi tukar kation tertinggi dari zeolit Bayah; untuk menentukan besar penyisihan Pb dalam air limbah setelah diolah dengan teknik pertukaran ion dalam kolom yang berisi zeolit Bayah sebagai media penukar kation; untuk menentukan besarnya efisiensi regenerasi dari larutan regenerant alum sulfat Al2(SO)3 yang digunakan; untuk menentukan efisiensi dari proses pertukaran ion; dan untuk mengetahui kelayakan lingkungan dari pelaksanaan proses pertukaran ion.
Berdasarkan reaksi pertukaran ion yang terjadi antara air limbah aki yang mengandung unsur Pb dengan kation yang berada di dalam zeolit asal Bayah, maka hipotesis kerja yang dibuat dalam penelitian ini adalah: Pb yang terdapat di dalam air limbah pabrik aki dapat disisihkan dengan cara pertukaran ion dengan memanfaatkan zeolit sebagai media penukar kation, hingga mencapai konsentrasi di bawah konsentrasi baku mutu yang telah ditetapkan; besar penyisihan Pb dalam air limbah aki dengan proses pertukaran ion bergantung pada besarnya konsentrasi limbah yang akan diolah (konsentrasi influen), debit influen, keaktifan zeolit, serta ukuran diameter partikel zeolit; pemanfaatan proses pertukaran ion untuk mengolah air limbah pabrik aki lebih efisien jika dibandingkan dengan cara pengolahan yang menggunakan bahan-bahan kimia.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, di mana persiapan media penukar ion (zeolit) dilakukan di laboratorium Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM) Bandung dan Laboratorium Lingkungan Universitas Triskakti, Jakarta. Pelaksanaan proses pertukaran ion dalam kolom (naming) dilakukan di tempat kediaman peneliti di daerah Sunter Mas, Jakarta Utara, sedangkan analisis sampel dilakukan di laboratorium PPTM Bandung dan di laboratorium Bapedalda, Jakarta. Sampel yang digunakan berupa air limbah asli dari saluran inlet dan outlet (WWTP) pabrik aki PT. GS Battery Inc,, Sunter, Jakarta Utara, Data hasil pemeriksaan dianalisis secara deskriptif dan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara penyisihan parameter Pb dan Cu dilakukan analisis statistik berupa uji korelasi, Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh di antara ke-empat faktor yang divariasikan adalah dengan bantuan suatu program komputer yang disebut Program Taguchi (Laboratorium Statistik Universitas Trisakti, Jakarta).
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap Pb, maka proses pertukaran ion selama 8 jam dengan konsentrasi influen 5,923 mg/L, debit 10 mL/menit, zeolit diaktivasi dan ukuran diameter partikel (-18+48#) atau (-1 mm+0,295 mm) dapat menyisihkan Ph sebesar 99,02% (konsentrasi enfluen menjadi 0,058 mg/L), sedangkan dengan proses kimia sepeti yang saat ini dilakukan di PT.GS Battery, Inc, yaitu selama 17 jam hanya menyisihkan 89,02%. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi operasi sebesar 10%, selain adanya keuntungan utama yaitu mampu menurunkan Pb hingga di bawah baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah yaitu 0,3 mg/L.
Penurunan konsentrasi Pb dari 5,923 mg/L pada awal percobaan menjadi 0,058 mg/L pada akhir percobaan diikuti dengan penurunan Cu dari 0,08 mg/L menjadi 0,011 mg/L. Uji korelasi antara penurunan konsentrasi Pb dan Cu menghasilkan nilai R2 sebesar 0,65. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan kuat antara penurunan Pb dan penurunan Cu.
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor yang paling berpengaruh terhadap besarnya penyisihan Pb dengan teknik pertukaran ion adalah ukuran diameter partikel zeolit yang digunakan dan debit influen.
2. Kapasitas operasi tukar kation Pb tertinggi yang dapat dicapai pada proses pertukaran ion dengan memanfaatkan zeolit Bayah sebagai media penukar kation (Pb) adalah pada kondisi percobaan dengan konsentrasi influen terbesar yaitu 5,923 mg/L, debit terkecil yaitu 10 mL/menit, zeolit diaktivasi, dan ukuran diameter partikel lebih halus yaitu (-18+48#). Besar kapasitas operasi tukar kation tertinggi tersebut adalah 0,769 mg/L.
3. Pb dalam air Iimbah pabrik aid PT. GS Battery, Inc Sunter yang diolah dengan teknik pertukaran ion secara kontinu dalam waktu 8 jam dapat melakukan penyisihan Pb sebesar 99,02 %.
4. Efisiensi regenerasi yang dapat dicapai dengan kadar larutan regeneran1 aluminium sulfat (Al2(SOa)3) sebesar 2%, untuk zeolit diaktivasi sebesar 0,30I %, dan efisiensi regenerasi zeolit tidak diaktivasi adalah 0,294%.
5. Pengolahan air limbah dengan proses pertukaran ion, bila dibandingkan dengan kondisi pengolahan air limbah yang sama di WWTP ternyata iebih efisien baik dalam hal efisiensi operasi penyisihan Pb, waktu, biaya maupun luas penggunaan lahan. Besarnya efisiensi operasi adalah 10%, efisiensi waktu sekitar 51%, efisiensi biaya sekitar 65.48%, dan efisiensi luas penggunaan lahan sekitar 36,13%.
6. Besarnya kontribusi beban pencemaran Pb melalui proses pertukaran ion (jika Pb masuk ke dalam badan air penerima) adalah sebesar 1,67.10-6 kg/hari, dengan konsentrasi Pb pada efluen sebesar 0,058 mg/L. Sementara itu melalui pengolahan dengan WWTP maka kontribusi beban pencemaran Pb adalah sebesar 0,325 kg/hari dengan konsentrasi Pb pada efluen WWTP adalah sebesar 0,65 mg/L.

Indonesia, one of the developing countries, is currently developing industries. The increasing number of industries, does not only cause some positive impacts, but negative ones as well, for example environmental pollution which is caused by industrial waste that leads to deterioration of environmental qualities.
The impact of environmental pollution which might be caused by the industrial wastewater, could be known by measuring the concentration of some wastewater parameters. The parameters include, those of physical, chemical (organic or inorganic) and biological parameter; and one of the chemical parameter is Pb.
The lead-acid batteries (battery) industry is one of those which is producing Pbwaste in large amounts. Pb is one of the chemical elements in the heavy metal group, and in certain concentration it is potentially dangerous to human life and the environment. Removal of Pb in battery industry wastewater by a chemical treatment process, actually does not give good results. Hence, the ion exchange process could be used as an alternative process in order to achieve better removal results, Ion exchange process is a process whereby the insoluble granular substances having acidic or basic radical in their molecular structure, catch ions (positives or negatives) from solution and exchange them with the same sign ions to the solution which come into contact with them, in the same amount. This process, enables the ionic composition of the liquid being treated to be modified without changing the total number of ions in the liquid before the exchange. Regeneration process is done after the ion exchange process get saturated, in order to recover the capacity of ion exchanger material.
As a preliminary study of ion exchange process for wastewater treatment, especially battery factories wastewater, the aim of this research is to determine the most influencing factor in removing Pb; to determine the highest operational capacity from Bayah zeolites; to determine removal of Pb in battery wastewater by ion exchange process; to determine regeneration efficiency from the alum (A12(S04)3) regenerant solution; to find the efficiency of ion exchange process itself, and to know the environmental feasibility of this ion exchange process.
Based on the ion exchange reaction between Pb in battery wastewater and positive ion in Bayah zeolites, the three hypothesis of this research are: Pb in battery wastewater could be removed by ion exchange process; the degree of Pb removal depends on four experimental factors which as variables (influent concentration, the rate of influent, zeolites activity, and diameter of zeolites particle size); ion exchange process is more efficient than chemical treatment process.
This research is an experimental research, where the preparation of zeolites was carried out in the laboratory of PPTM Bandung and the Environmental Laboratory of Trisakti University, Jakarta. This research has been carried out at the residence of the student (Sunter Mas, North Jakarta), and sample analysis was done in the laboratory of PPTM Bandung and the laboratory of Bapedalda Jakarta. Both, inlet and outlet wastewater of PT. GS Battery, Inc. were sampled, and the data obtained were analyzed descriptively. However, corellation test is used to find out the degree of relationship between Pb and Cu removal from wastewater. Taguchi Programming (Satistical Laboratory of Trisakti University, Jakarta) is used to find out the most influencing factor in this ion exchange process.
Analysis of factory effluent showed that consentration of Pb in the inlet of WWTP is 5,923 mg/I, and in the outlet is 0,65 mg/L. After the ion exchange, there is only 0,058 mg/L left (compared with the effluent quality standard for Pb (0,3 mg/L).
Eight hours ion exchange process with the following process condition: influent concentration 5,923 mg/L, influent flow rate 10 mL/minute, zeolite was activated, and (-18+48 mesh) diameter size of zeolite particle could removed 99,02% Pb, compared with 89,02% by chemical treatment for 17 hours long as is done by PT. GS Battery, Inc., Sunter. This process could run more efficient 10%, by besides the main advantage is that ion exchange process could remove Pb from battery wastewater below the magnitude of the effluent quality standard.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Affan
"Pembangunan di era industrialisasi telah mendorong sektor industri menggunakan berbagai bahan baku kimia yang cenderung meningkat jumlahnya dalam menghasilkan suatu produk. Zat-zat kimia tersebut akan menimbulkan hazardous bagi lingkungan dan pekerja itu sendiri. Disisi lain setiap individu pekerja harus diberikan perlindungan dari kemungkinan timbulnya efek negatif yang berhubungan dengan pekerjaan.
PT. EBCI adalah industri produk battery kering yang menggunakan bahan baku kimia, salah salunya adalah Hg-Chloride atau senyawa merkuri anorganik sebagi konduktor. Uap merkuri anorganik yang ada di udara lingkungan tempat kerja dapat mengakibatkan pekerja di tempat tersaebut terpajan yang masuk via instalasi atau pernafasan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi merkuri anorganik di udara lingkungan tempat kerja, dan hubungannya dengan kadar merkuri anorganik dalam urine pekerja. Faktor-faktor lain yang diperkirakan berhubungan seperti lama masa kerja, umur, riwayat amalgam, dan riwayat pekerjaan juga diikutsertakan dalam variabel penelitian.
Penelitian menggunakan data sekunder dari Hiperkes Pusat Departemen Tenaga Kerja yang melakukan pemantauan konsentrasi merkuri anorganik di udara lingkungan tempat kerja dan dalam urine pekerja PT. EBCI tahun 1998. Unit analisis adalah pekerja. Sampel diambil sebanyak 153 responden, namun setelah data diseleksi ternyata hanya 132 sampel yang dapat dianalisis.
Hasil pengukuran konsentrasi merkuri anorganik di udara lingkungan tempat kerja, menggambarkan bahwa konsentrasinya telah melewati nilai ambang batas (NAB = 0.025 mg/m3 udara). Hasil pemantauan biologik menunjukkan rata-rata kadar merkuri anorganik dalam urine pekerja masih berada di bawah indeks pajanan biologik ( IPB = 35 µg1 gr creatinine ).
Metode analisis dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel konsentrasi merkuri anorganik di udara lingkungan tempat kerja, lama masa kerja, umur, riwayat amalgam, dan riwayat pekerjaan. Tahap kedua adalah bivariat untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Tahap ketiga adalah analisis multivariat regresi logistik dengan cara mengambil beberapa variabel independen yang signifikan dari uji bivariat untuk mengetahui hubungannya dengan kadar merkuri anorganik dalam urine pekerja ( Variabel dependen ).
Hasil analisis membuktikan bahwa variabel-variabel tersebut secara statistik berhubungan dengan kadar merkuri anorganik dalam urine pekerja. Responden yang bekerja di bagian assembling paper jacket berisiko 3.62 kali lebih besar kadar merkuri anorganik dalam urine dibandingkan bekerja sebagai supir, demikian pula halnya pekerja di bagian metal jacket mempunyai risiko 2.07 kali lebih besar kadar merkuri urine dibanding supir.
Pekerja yang memakai amalgam pada gigi dan bekerja di bagian paper jacket dan metal jacket masing-masing berisiko 3.12 kali dan 1.54 kali lebih besar kadar merkuri anorganik dalam urine dibandingkan pekerja supir yang menggunakan amalgam. Pekerja yang sebelumnya pernah bekerja di industri pemakai bahan merkuri dan kini bekerja di PT. EBCI menerima risiko 35.13 kali lebih besar kadar merkuri anorganik dalam urine, dibandingkan responden yang langsung bekerja di PT. EBCI.
Pekerja dengan riwayat pekerjaan sebagaimana disebutkan di atas, bila ditempatkan di bagian paper jacket dan metal jacket akan menerima risiko masing-masing sebesar 7.39 kaki dan 5.08 kali lebih besar kadar merkuri anorganik dalam urine, dibandingkan pekerja supir dengan riwayat pekerjaan yang sama.
Dengan analisis bivariat didapatkan adanya hubungan signifikan antara konsentrasi merkuri anorganik di udara lingkungan tempat kerja dengan kadar merkuri anorganik dalam urine pekerja. Demikian pula halnya riwayat pekerjaan mempunyai hubungan bermakna dengan kadar merkuri anorganik dalam urine pekerja.
Analisis muitivariat memprediksikan besaran risiko pajanan, dimana pekerja di bagian produksi mempunyai risiko lebih besar dibandingkan pekerja driver. Disarankan pihak perusahaan mengambil langkah korektif untuk menurunkan konsentrasi pajanan uap merkuri anorganik di udara lingkungan tempat kerja, dan optimalisasi pemantauan biologik terhadap pekerja.

Inorganic Mercury Exposure Analysis in Dry Cell Industry 1998 Development in industrial era have encouraged industrial sector that use various chemical raw material which tend to increase its number to produce one product. The chemicals will cause hazard on the environment and workers. On the other hand, each workers should be protected from the possibility of negative impacts related to occupation.
PT. EBCI is a dry battery products industry that use chemicals. One of the chemicals is Hg Chloride or inorganic mercury compound as a conductor. Inorganic mercury steam that is exposed in the air on the environment will cause exposure on the workers through inhalation or breathing.
This research is done to investigate inorganic mercury concentration in the air on the work environment, and its relationship with inorganic mercury content in the worker's urine. Other related factors such as tenure, age, amalgam record, work history in research variable.
The research use secondary data from Central Hiperkes Agency of the Labor Department which monitor the inorganic mercury concentration in the air of the work environment and in urine of workers of PT. EBC1 1998. The unit of analysis in worker. The number of samples is 153, however after it was cleaned there is only 132 samples that can be analyzed.
From the inorganic mercury concentration measurment in the air on the environment we know that is concentration have exceeded the threshold limite value ( 0,025 mg/m3 of the air ). The results of biology monitoring indicates that the inorganic mercury content in urine of workers is still below the biology exposure index ( IPB = 35 mg/gr creatinine ).
The analysis method is done through three stages that is by univariate method to study the frequency distribution of inorganic mercury concentration variable in the air of the work environment, tenure, age, amalgam record, and work history. The second stage is bivariate to study the relationship between independent and dependent variables. The third stage is regression multivariate analysis of logistics by taking several significant independent variables of the bivariate test to study its relationship with the inorganic mercury content in urine of the workers ( dependent variable ).
The analysis risult proved that the variables statistically is the releted with the inorganic mercury content in the worker s urine. The respondent the work in the paper jacket assembling exposd to urine inorganic mercury risk 3,62 higher than drivers, and the same with worker in metal jacket department that exposed to urine mercury risk 2,07 higher than those of drivers.
The workers that use amalgam and work in the paper jacket and metal jacket department are exposed to risk 3,12 and 1,54 higher than those inorganic mercury content in urine compared to drivers that use amalgam. Workers that previously work in industry that use mercury and now are working with PT. EBCI face the risk of urine inorganic mercury 35,13 higher than respondents that directly work in PT.EBCI. Workers with work record as mentioned above, if they are placed in paper jacket and metal jacket department will exposed to urine inorganic mercury risk 7,39 higher and 5,02 higher than drivers with the same work record.
With bivariate analysis we can obtion a fairly significant relationship with the workers urine inorganic mercury concentration in the work place with the workers inorganic mercury content. The same with the workers record that have significant relationship with the workers urine inorganic mercury content.
The multivariate analysis predicts that the exposure risk of workers in the production department have higher risk compared to the drivers. It is suggested that the company should take corrective action to decrease the concentration of inorganic mercury steam exposure in the air of the work place and optimize that the biologic monitoring on the workers."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>