Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iklilah Muzayyanah Dini Fariyah
Abstrak :
This writing is to parse the context of history from Antonio Gramsci?s thoughts regarding the concept of hegemony and positioning that approach in the realm of anthropological studies. The author wants to position Gramsci?s argument by outlining the opinions of the theory?s interpreters and explaining social and political context from the influences of Marxism and communism on Gramsci?s thinking. The fundamental concept of Gramschi?s thinking according to the auhor has influenced how post-1970s anthropology conceptualizes ideology, consent and hegemony as key issues that make the concept of culture become more operational in discussing matters of power.
2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusran Darmawan
Abstrak :
Selama ini studi tentang pembantaian massal pada mereka yang dituduh sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah banyak dilakukan. Misalnya Anderson (1977), Cribb (1990), Crouch (1973), Lev (1966), Robinson (1995), Sulistiyo (2000), dan Suryawan (2007). Namun masih langka ditemukan studi yang melihat bagaimana peristiwa tersebut masih membekas di ingatan korban kekerasan tersebut. Kebanyakan studi tersebut melihat peristiwa dan aktor politik yang saling berkontestasi, tanpa melihat bagaimana masyarakat memaknai kejadian tersebut. Peristiwa pembantaian massal tersebut telah membangkitkan trauma dan rasa perih yang berkepanjangan. Meskipun pemerintah Indonesia setiap tahun menggelar ritual untuk memperingati peristiwa tersebut, namun ritual itu seakan membangkitkan kembali berbagai ingatan perih atas kejadian masa silam. Penelitian ini tidak diniatkan sebagai penelitian sejarah yang ketat dengan penelusuran arsip dan dokumentasi masa silam. Penelitian ini adalah penelitian antropologi yang mensyaratkan studi lapangan serta upaya penggalian fakta-fakta empirik. Penelitian ini hendak memahami bagaimana ingatan-ingatan atas satu peristiwa sejarah dibingkai dan diartikulasikan secara kultural oleh subyek dan komunitas. Penekanan pada aspek kultural akan dilakukan melalui etnografi. Penelitian ini akan lebih sensitif pada jaringan makna yang ditemukan melalui upaya menyelami realitas permukaan secara lebih mendalam. Jaringan makna itu bisa dikenali dengan cara mengetahui pengalaman-pengalaman subyek serta mengetahui bagaimana mereka menyusun strategi dan negosiasi atas berbagai situasi pasca kejadian tersebut.
There have been major studies about Partai Komunis Indonesia (Indonesia Communist Party) and its rebellions. Most of them were paying attention on either the massacre or the actors involved in one of the most unforgettable episode ever happening in Indonesia. Such studies can be found in many researchers? work, namely Anderson (1977), Cribb (1990), Crouch (1973), Lev (1966), Robinson (1995), Sulistiyo (2000), and Suryawan (2007). While they focused on the massacre, numbers of victims, and other statistical facts, I am trying to identify how the mass murder created traumatic and painful memories in every victim's head and how they interpret them. For many years, PKI tragedy have awaken everlasting trauma for Indonesian, especially the victim's themselves. Tough the government held ritual ceremonies yearly, yet it recalled only the memories about what happened in long time past. This project is not intended to be a tight history research through archives and historical documentations. Instead, it is an anthropological research demands on field studies and empirical fact searching. During my research, I am not going to find out how PKI rebelled, as an oral historical researcher did. I intend to see how memories of a historical event captured and uttered culturally by subject and communities. Focused on cultural aspect, I took ethnography as my research method. By doing so, meaning can be recognized, not only from subject's experiences, but also how they arranged strategy and dealt with situations after the massacre. Ethnography helps me understanding both on how historical events influenced human activities and why memories remain or be forgotten.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25230
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lytvina M. Anugerahningtyas
Abstrak :
Skripsi ini berusaha untuk membahas mengenai penghapusan dan pembentukan identitas sebagai orang “Belanda Depok”. Pendekatan utama yang digunakan disini adalah pendekatan historiositas, karena pendekatan tersebut paling relevan dan sangat membantu untuk membuat suatu lini masa yang memudahkan untuk mengategorisasikan kapan identitas mulai dibentuk. Dibantu dengan kajian-kajian mengenai identitas serta spasialitas, pengaruh- pengaruh yang kemudian menjadi salah satu faktor pembentuk identitas sebagai “Belanda Depok” juga dapat dipahami lebih baik. Adapun metode penelitian utama yang digunakan adalah dengan menggunakan data arsip dan observasi, yang kemudian dibantu dengan data- data sekunder untuk mendukung hasil observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas digunakan berbeda-beda dilihat dari generasi mana yang menggunakannya. Melalui penelitian ini, penulis juga menemukan bagaimana identitas memiliki pemaknaan yang berbeda. ......This study tries to explain about the erasure and creation of identity as a “Belanda Depok. The main approach used in this study is historicity because it is the most relevant and most helpful in aiding to create a timeline that eases the categorization process of when the identity was formed. Aided with studies related to identity and spatiality, the effects that becomes one of the shaping factors of “Belanda Depok” identity can be understood better. The methodology used to gain information for this research primarily comes from archival data along with observation, then aided with secondary data to support the observation results. The result of this study finds that identity is used differently, depending on which generation is using. Through this study, I also found how identity here can have different meanings.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanis Putratama Kamuri
Abstrak :
Agen moral otonom ndash;yang bebas dari pengaruh ekstenal dan secara a priori merumuskan prinsip-prinsip oyektif-universal yang menjadi kewajibannya ndash;dikonstruksi Kant dalam pengaruh Pencerahan, yang cenderung bersandar pada rasio dan menolak tradisi atau otoritas eksternal. Di sisi lain agen moral historis ndash;yang berakar dalam komunitas dan dideterminasi historisitasnya ndash;dirumuskan MacIntyre di bawah pengaruh Postmodernisme yang asumsi-asumsi Pencerahan seperti otonomi. Dengan menggunakan hermeneutika Gadamer sebagai conceptual framework dan didukung oleh konsep refleksi kritis Habermas, ditemukan bahwa operasi akal dan hati nurani untuk menginternalisasi dan mengkritisi norma-norma komunitas memungkinkan agen moral historis tetap memiliki otonomi karena tidak dideterminasi oleh historisitasnya. ...... Autonomy moral agent ndash free of external influence and in a priori formulates objective and universal principles that become his obligation ndash constucted by Kant in the effects of enlightenment, which inclined towards rationality and rejected traditional or external authority. On the other hand, historical moral agent ndash grounded in community and determined by his historicity ndash defined by MacIntyre in light of Postmodernism with its anti enlightenment assumtions like authonomy. Using Gadamer rsquo s hermeneutics as conceptual framework, supported by a critical theory of Habermas, it was found that operation of reason and conscience to internalized and critized the norms of community enable autonomy of historical moral agent because he is not determined by his historicity.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riandi Habonaran
Abstrak :
Dalam tulisan ini, saya tertarik untuk mengetahui bagaimana kehidupan sosial di wilayah Penjaringan dibentuk dalam satu proses panjang interaksi antar manusia. Interaksi manusia sebagai obyek dari penelitian kemudian ditelusuri kompleksitasnya, dan dicoba dilihat prosesnya di dalam ruang dan waktu agar dapat dimengerti bagaimana hubungan masa lalu dalam pemaknaannya di kehidupan masa kini. Saya kemudian memperlakukan negosiasi kultural yang dikembangkan masyarakat Penjaringan dalam menanggapi kekuasaan dari luar sebagai bentuk kompleksitas kehidupan masyarakat Penjaringan itu. Logika kebudayaan masyarakat tersebut kemudian menjadi sangat historis sifatnya, karena dikembangkan masyarakat dengan berpedoman pada masa lalu mereka. Temuan penelitian lapangan saya memperlihatkan bahwa kesadaran sejarah (historisitas) masyarakat Penjaringan mempengaruhi bagaimana interaksi mereka dengan kekuasaan yang datang dari luar menjadi sangat pragmatis sifatnya. Hal ini merupakan sebuah pilihan yang ditempuh masyarakat Penjaringan agar tetap dapat melangsungkan kehidupan mereka yang terkepung dalam kemiskinan. ......For this research project, I am interested in knowing how social life began to form in a single elongated interaction process amongst the people in Penjaringan. Human interaction as the object of this research attempts to be further researched as a form of complexity in life and to be seen as a process on how the past relationships can be used to apprehend current ones. I have placed cultural negotiation that has been developed by Penjaringan's society in facing power from the outside as a complexity in Penjaringan's social life. The cultural logic of the society then becomes quite historical because of the people who are developing it tend to base it on the past. My fieldwork findings show that in reality, Penjaringan's sense of historicity affects how the people interact with power that comes from outside the society and becomes very pragmatic. This way of life has been chosen purely by the people of Penjaringan so that they may continue on living their lives trapped in poverty.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S1224
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library