Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Nurningsih
"Telah dilaksanakan suatu studi kuantitatif kualitas citra mammografi sebagai fungsi jarak air gap. Studi dilaksanakan pada alat mammografi General Electric Senographe 700T dengan menggunakan metoda Bernstein dan Muntz dan modifikasinya. Metode ini menggunakan Low Shield Contrast dengan memvariasikan gap pada kondisi paparan, SID (Source to Image Distance), field size (luas lapangan) dan otomatic processing yang sama. Modifikasi metode Bernstein dan Muntz menggunakan fantom mammografi PMMA dengan memvariasikan gap pada SID (Source to Image Distance), field size (luas lapangan) dan automatic processing yang sama, namun dengan kondisi paparan yang berbeda untuk masing-masing penambahan ketebalan PMMA. Didapatkan hasil bahwa dengan bertambahnya gap, S/P (Scatter to Primary ratio ) menurun, S/P untuk masing-masing gap 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm berturut-turut yaitu menurun sebesar 0.24%, 0.49%, 0.75%, 1.015%, dan 1.29%, dan kualitas citra yang diperoleh menjadi lebih baik. Penambahan ketebalan fantom menghasilkan berkurangnya kualitas citra.

A quantitative study has been done on the influence of air gap on image quality by using Bernstein and Muntz’ method and its modification. Work was accomplished on General Electrical Senographe 700T mammography unit. The method use Low Shield Contrast with variety of different gaps on same voltage, SID (Source to Image Dista nce), field size and automatic processing unit. The modification used PMMA pantom, but with the different voltage each additional thickness for different exposure. The result is that with increasing gap, S/P (Scatter to Primary ratio) decreases, S/P decreases for 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, and 5 cm gap are 0.24%, 0.49%, 0.75%, 1.015%, and 1.29%, and the image quality increased. Image quality decreases as the PMMA thickness increased."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2024
616.994 PED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyani Rahmawati
"Penyakit kanker payudara merupakan salah satu penyakit mematikan bagi para wanita dewasa yang diakibatkan oleh tumor ganas. Untuk melakukan pendeteksian dini tumor pada daerah payudara, dilakukan kegiatan mamografi yang dapat mendeteksi benjolan pada payudara bahkan untuk ukuran yang kecil. Citra mamogram dari kegiatan mamografi tidak hanya menampilkan jaringan yang dicurigai sebagai kanker, tetapi menampilkan jaringan-jaringan lainnya yang terdapat pada organ payudara seperti jaringan pembuluh darah dan kelenjar air susu dengan bentuk curvilinear yang sulit dipisahkan dari wilayah sel kanker.
Pada Tugas Akhir ini dilakukan dua jenis modifikasi metode pengeliminasi struktur curvilinear dari citra yang diajukan oleh Sheshadri dan Kandaswamy. Metode pertama hasil modifikasi adalah pendeteksian dan penghilangan struktur curvilinear yang dilakukan sebelum segmentasi thresholding berlangsung, sedangkan metode kedua hasil modifikasi adalah metode segmentasi thresholding yang dilakukan sebelum pendeteksian dan penghilangan struktur curvilinear.
Dari kegiatan analisis hasil eksperimen yang dilakukan secara visual pada dua belas mamogram, diketahui bahwa suatu nilai thresholding tidak dapat digunakan secara masal untuk seluruh mamogram karena nilai yang dapat memberikan hasil yang baik pada suatu mamogram belum tentu dapat digunakan pada mamogram lainnya. Selain itu, kegagalan pendeteksian dapat terjadi apabila jaringan penghalang wilayah kanker tidak memiliki struktur curvilinear, tetapi merupakan suatu region.
Penerapan metode kedua, segmentasi thresholding yang dilakukan sebelum kegiatan pendeteksian dan penghilangan struktur curvilinear berlangsung, memiliki angka keberhasilan pendeteksian struktur yang dicurigai sebagai kanker yang lebih besar dibandingkan metode pertama karena proses thresholding dilakukan dengan melibatkan nilai gray level dari mamogram asal, bukan mamogram hasil pengolahan citra seperti pada metode pertama."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Nasseri
"Mamografi merupakan pemeriksaan baku emas dan merupakan modalitas satu-satunya untuk skrining payudara perempuan. Namun efektivitas mamografi menurun terutama pada payudara berdensitas padat. Handheld ultrasonography (HHUS) sering diperlukan sebagai pelengkap mamografi dan dapat meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas untuk deteksi kanker payudara berdensitas padat. Automated breast ultrasound (ABUS) merupakan modalitas relatif baru dengan beberapa kelebihan dibandingkan dengan HHUS antara lain reproducible, variabilitas yang rendah, waktu akuisisi lebih singkat dan konsisten, serta ukuran transduser yang lebar sehingga mencakup payudara lebih menyeluruh dan dapat melakukan karakterisasi lesi yang ukurannya melebihi lebar transduser HHUS dengan lebih baik. Saat ini penggunaan ABUS belum merata di rumah sakit di Indonesia, dan penelitian mengenai ABUS masih terbatas, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai ABUS dibandingkan dengan modalitas lain secara lebih obyektif. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian temuan, morfologis, dan lokasi lesi di payudara berdasarkan densitas mamografi dan HHUS dengan densitas mamografi dan ABUS. Metode: Dilakukan pemeriksaan payudara menggunakan mamografi, HHUS GE tipe Logic S8 dengan transduser linear 7-12 MHz, dan ABUS GE Invenia dengan transduser konkaf linear 6-12 MHz. Seluruh pemeriksaan HHUS dan ABUS dilakukan sendiri oleh peneliti di Departemen Radiologi RSCM, dan dikonfirmasi oleh Dokter Spesialis Radiologi konsultan payudara bersertifikasi ABUS untuk menentukan ada atau tidaknya lesi, morfologis, dan lokasi lesi. Kesesuaian hasil pemeriksaan mamografi-ABUS dan mamografi HHUS dianalisis menggunakan uji Mc Nemar. Hasil: Terdapat 30 subyek penelitian dan diperoleh 48 sampel payudara, dengan rentang usia 36-66 tahun (rerata ± SD 51,4 ± 8,5 tahun). Dalam menentukan ada tidaknya lesi, pemeriksaan mamografi- HHUS dan mamografi-ABUS memiliki kesesuaian dengan level sedang (moderate agreement), nilai Kappa 0,43 dan 0,49 (p 0,002 dan p 0,001); dalam menentukan morfologis lesi memiliki kesesuaian dengan level sedang (moderate agreement) dengan nilai Kappa 0,51 dan 0,43 (p 0,000 dan 0,000); serta dalam menentukan lokasi lesi memiliki kesesuaian dengan level fair agreement dengan nilai Kappa 0,37 dan 0,36 (p 0,000 dan 0,000). Simpulan: Kombinasi mamografi-HHUS memiliki kesesuaian dengan level relatif setara dalam menentukan ada tidaknya lesi dan lokasi lesi, namun sedikit lebih tinggi dalam menilai morfologis lesi dibandingkan dengan kombinasi mamografi- ABUS.

Background: Mammography is the gold standard and well known to be a powerful screening tool in the detection of breast cancer. However its sensitivity is reduced in women with dense breasts. Additionally, women with dense breasts have an increased risk of developing breast cancer while mammography has a lower sensitivity. Handheld ultrasonography (HHUS) is often needed as a adjunction to mammography, can increase sensitivity and specificity for detection of cancer in dense breast breasts. Automated breast ultrasound (ABUS) is a relative new modality with several advantages compared to HHUS including reproducible, low variability, shorter and consistent acquisition time, and a wide transducer size that covers the breast more thoroughly and can characterize lesions whose size exceeds the width of the transducer HHUS better. At present the use of ABUS is not evenly distributed in hospitals in Indonesia, and research on ABUS is still limited, so it is necessary to conduct research on ABUS compared to other modalities more objectively. Objective : This study aims to determine the alternative selection of HHUS and ABUS examination to detect abnormalities in the breast based on mammographic density. Method: Breast examination using mammography, HHUS GE Logic S8 with 7-12 MHz linear transducer, and GE Invenia ABUS with 6-12 MHz linear concave transducer. All HHUS and ABUS examinations are carried out solely by researchers in the Radiology Department of the RSCM, and are confirmed by an ABUS certified breast consultant radiologist to determine the presence, morphology, and location of the lesion. The suitability of ABUS mammography and HHUS mammography results were analyzed using the Mc Nemar test. Result: There were 30 subjects and 48 breast samples were obtained, with an age range of 36-66 years (mean ± SD 51.4 ± 8.5 years). In determining the presence or absence of lesions, examination of mammography- HHUS and mammography-ABUS is in accordance with moderate agreement and Kappa values 0.43 and 0.49 (p 0.002 and p 0.001); in determining the morphology of the lesion is in accordance with moderate agreement and Kappa value 0.51 and 0.43 (p 0,000 and 0,000); and in determining the location of the lesion is in accordance with fair agreement and Kappa values of 0.37 and 0.36 (p 0,000 and 0,000). Conclusion : The mammographic-HHUS combination is compatible with a relatively equal level in determining the presence or absence of the lesion and location of the lesion, but is slightly higher in assessing the morphology of the lesion compared with the mammographic- ABUS combination. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Natalia Marjaya
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat fantom payudara yang menerapkan analisis kontras detail dengan latar berstruktur untuk uji kualitas citra pada modalitas Mamografi dan Digital Breast Tomosynthesis. Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yakni; pembuatan, validasi, dan studi aplikasi fantom. Tahap pembuatan fantom mencakup pemilihan material fantom serta desain dan fabrikasi fantom. Pada tahap validasi, faktor eksposi dan nilai piksel dari citra fantom dibandingkan dengan mamogram klinis. Pada tahap studi aplikasi, fantom untuk menguji kualitas citra Mamografi dan DBT dengan mengukur signal-to-difference noise ratio (SDNR), dan ketajaman citra (Full width half maximum (FW HM) dan artifact spread function (ASF)) pada 3 level dosis (1/2 automatic exposure setting (AEC), AEC dan 2 AEC). Contrast detail structured phantom berhasil diproduksi dengan variasi ukuran dan posisi objek mikrokalsifikasi. Nilai piksel target memiliki kesamaan 85,34 %, dengan nilai piksel mikrokalsifikasi mamogram klinis, sedangkan latar fantom memiliki kesamaan 86,07 % dengan jaringan payudara pasien. Studi aplikasi menunjukkan bahwa fantom dapat digunakan untuk menguji kualitas citra khususnya terkait detail mikrokalsifikasi. Perbedaan posisi target dan level dosis mempengaruhi hasil pengukuran. Contrast detail structured phantom telah berhasil diproduksi dan diujicobakan; fantom ini dapat digunakan untuk menguji kualitas citra pesawat mamografi dan DBT dengan mempertimbangkan struktur heterogen pada jaringan payudara


This work is aimed to construct a contrast detail structured phantom for mammography and Digital Breast Tomosynthesis. The study was divided into 3 stages: production, validation and application. Production stage covered materials preparation, design and fabrication phantom. In validation stage, the phantom was compared to clinical mammogram in terms of exposure settings used in the image acquisition and their pixel values. Last stage was to study the application of the phantom to assess the image quality of mammography and DBT systems in terms of signal difference-to-noise ratio (SDNR), and sharpness (fullwidth half maximum, FWHM and artifact spread function, ASF) at 3 dose level (1/2 × automatic exposure control (AEC), AEC and 2 × AEC settings). The contrast detail structured phantom was successfully created with variations on microcalcification object size and position. In comparison with clinical mammogram, maximum pixel value of Sn sphere shows 85,34 % similarity while their background tissue had 86,07 % similarity. The study of applications of the phantom shows that the phantom can be used to assess the image quality particularly to detail of microcalcifications. The position of targets and dose level settings afflicted the measured parameters. The contrast detail structured phantom has been successfully construct and studied; this phantom allows assessing image quality of digital mammography and DBT by including the presence of structured breast tissue -like

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oyon Istambul
"Latar belakang: Kanker payudara (KPD) mempunyai angka kejadian tertinggi pada wanita di dunia yang apabila tidak terdeteksi secara dini akan mengalami perkembangan menjadi stadium lanjut yang berujung pada metastasis ke organ-organ penting tubuh lainnya terutama di tulang. Keterlambatan pendeteksian akan meningkatkan kerusakan tulang secara permanen. Saat ini berbagai macam studi dilakukan untuk mencari parameter metastasis tulang secara dini dan salah satunya adalah keberadaan mikroklasifikasi pada mamografi sebagai salah satu parameters kejadian metastasis tulang.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mencari hubungan gambaran mikrokalsifikasi pada mamografi KPD sebagai parameter terjadinya metastasis tulang dan faktor faktor yang memengaruhinya.
Metode Desain studi ini adalah kasus kontrol menggunakan data sekunder pasien kanker payudara yang berobat di poli bedah onkologi RSCM dari Juni Tahun 2019 sampai dengan Juni Tahun 2021. Kelompok kasus adalah pasien KPD yang mengalami metastasis tulang dan kelompok kontrol adalah yang tidak mengalami metastasis tulang yang dilihat berdasarkan pemeriksaan Bone Scan, Ct Scan dan foto polos. Dilihat keberadaan mikroklasifikasi melalui mamografi. Dilakukan uji statistik univariat untuk melihat proporsi (%) dan dilanjutkan dengan uji bivariat yaitu chi square dan fisher jika syarat tidak terpenuhi.
Hasil Didapatkan 81 subjek penelitian dengan kriteria inklusi dengan hasil 56,8% pasien dengan di atas 50 tahun, 86,4% IMT dibawah 30, 76,5% premenopause, 71,6% pada stadium lanjut, 70,4% dengan histopatologi NST, 58% luminal B, dan 30,9 % dengan metastasis tulang. Uji bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara keberadaan mikroklasifikasi dengan metastasis tulang (OR 3,284 CI 95% 1,212-8,889 p=0,017cs) dan hubungan bermakna antara stadium lanjut dengan keberadaan mikrokalsifikasi (OR 3,74, CI 95% 1,28-10,86 p=0,012cs) .
Kesimpulan Keberadaan mikrokalsifikasi pada penderita kanker payudara berhubungan secara bermakna dengan metastasis tulang dan stadium lokal lanjut memiliki hubungan yang bermakna dengan keberadaan mikroklasifikasi.

Background: Breast cancer (BC) has the highest incidence in women in the world which if not detected early will develop into an advanced stage which leads to metastasis to other important organs of the body, especially in the bones. Delay in detection will increase morbidity in the form of permanent bone damage. Currently, various studies have been carried out to find parameters of early bone metastases and one of them is the presence of microclassification on mammography as one of the parameters for the incidence of bone metastasis
Objective: The design of this study is a case control using secondary data of breast cancer patients seeking treatment at the RSCM oncology surgery from June 2019 to June 2021. The case group was BC patients who had bone metastases and the control group was those who did not experience bone metastases taken from examination of Bone Scan, CT Scan and plain photo. Seen the existence of microclassification through mammography. Univariate statistical test was conducted to see the proportion (%) and continued with the bivariate test, namely chi square and fisher if the conditions were not met.
Methods The design of this study was a retrospective case-control study. Data were taken from breast cancer patients who were treated at the Oncology Surgery Clinic of RSCM who had undergone histopathological examination, mammography and imaging examinations such as bone prints or other additional investigations that confirmed whether the patient had bone metastases or not. Some of the data collected were age, body mass index, menopausal status, immunohistochemistry, tumor stage and histopathology.
Results There were 81 study subjects with inclusion criteria with results 56,7% of patients with over 50 years, 86,4% BMI below 30, 76,5% premenopausal 71,6% in advanced stages, 70,4% with NST histopathology, 58% luminal B, and 30,9% with bone metastases. The bivariate test showed a significant relationship between the presence of microclassification and bone metastases (OR 3.284 CI 95 1.212-8.899 p 0.017cs) and a significant relationship between the presence of advanced stage and the presence of microcalcifications (OR 3.74, 95% CI 1.28-10.86, p=0.012cs) .
Conclusion The presence of bone metastases in BC was significantly associated with the presence of microcalcification on mammography and locally advanced stages had a significant relationship with the presence of microcalcifications.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Dwi Hidayati
"Latar Belakang: USG payudara dan mamografi secara luas digunakan sebagai modalitas diagnostik yang efektif untuk mengevaluasi kelainan payudara. Derajat keganasan histopatologis berperan penting dalam
manajemen karsinoma payudara. Ketersediaan pemeriksaan histopatologis yang terbatas dan sebaran pemeriksaan USG dan mamografi yang lebih luas diharapkan dapat membantu klinisi dalam menentukan penatalaksanaan karsinoma payudara lebih dini. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan nilai
mamografi serta USG payudara dengan mengetahui keterkaitan temuan morfologis lesi berdasarkan USG payudara dan mamogram yang dapat mengidentifikasi derajat keganasan histopatologis karsinoma payudara. Metode: Studi retrospektif ini melibatkan subyek dengan karsinoma payudara primer yang
menjalani USG dan mamografi serta belum menjalani prosedur apapun. Temuan USG dan mamogram dianalisis dan dikorelasikan dengan derajat keganasan histopatologis. Variabel dianalisis menggunakan uji chi-square dan Kolmogorov-Smirnov. Hasil: Diperoleh 174 subyek karsinoma payudara. Usia rerata subyek 52 tahun. Ukuran massa <5 cm paling banyak ditemukan (61,1%) dan memiliki hubungan yang signifikan dengan derajat keganasan histopatologis (p<.05). Batas lesi, ekhogenisitas lesi dan kalsifikasi
lesi pada USG (p <.05) berhubungan dengan derajat keganasan histopatologis. Sedangkan untuk bentuk lesi, bentuk irregular lebih banyak ditemukan dibandingkan lesi lain dengan distribusi yang hampir sama antara derajat 1, 2, dan 3. Proporsi batas lesi paling banyak di derajat 3 yakni batas tidak tegas.
Ekhogenisitas heterogen lebih sering ditemukan pada tumor derajat 2 dan lesi hipoekhoik lebih banyak ditemukan pada tumor derajat 3. Saat dilakukan analisis tambahan dengan membagi derajat keganasan menjadi 2 grup (derajat rendah dan derajat tinggi), batas dan orientasi lesi pada USG (p <.05) berhubungan dengan derajat keganasan histopatologis sedangkan kalsifikasi lesi dan ekhogenisitas lesi tidak berhubungan. Tidak ada hubungan antara karakteristik lesi pada mamogram (densitas payudara, bentuk,
batas, densitas lesi, dan kalsifikasi) dengan derajat keganasan histopatologis (nilai p > 0,05). Proporsi batas spikulasi lebih banyak ditemukan pada lesi derajat rendah. Simpulan: Orientasi pararel lebih banyak
ditemukan pada tumor derajat tinggi. Batas tidak tegas paling banyak ditemui di kedua kelompok derajat keganasan namun proporsi lebih banyak ditemukan pada lesi derajat tinggi. Tidak ditemukan hubungan signifikan antara morfologis lesi pada mamogram dengan derajat keganasan.

Background: Breast ultrasonography (USG) and mammography are widely used as effective diagnostic modalities to evaluate breast abnormalities. Histological grade plays big role in management of breast
carcinoma. The purpose of this study was to increase the value of mammography and ultrasound. Also, knowing which features on ultrasound and mammogram that can predict histological grade. The limited
availability of histopathological examinations and better access of ultrasound and mammography can assist clinicians in management of breast carcinoma. Method: A retrospective study was conducted by
reviewing imaging of women with breast cancer who had not undergone any procerdure. Mammogram and US findings were analyzed in compliance with operational definition and later compared with histopathological data. All variables were analyzed using chi-square and Kolmogorov-Smirnof. Result:
Mean age at diagnosis of breast cancer was 52 years. Tumor size <5 cm was the most common (61.1%) and had significant relation with tumor grade (p<.05). In terms of ultrasound findings, the only differential
findings between ultrasound findings and histopathological grade were margin, echogenicity, and calcifications (p < .05). As for the shape of the lesions, an irregular shape was more observed compared to other lesions with almost equal distribution between grade 1, 2, and 3. Heterogene echogenicity was more frequently found on grade 2 and hypoechoic lesions were more common in grade 3 tumor. When additional analysis was carried out by dividing the histological grade into 2 groups (low grade and high grade), margin and orientation on the ultrasound (p <.05) had relation to tumor grade while the
calcification of the lesion and the echigenicity were not related. No significant difference between mammogram features (breast density, shape, margin, lesion density, and calcifications) and tumor grade
(p>.05). The proportion of spiculated margin in mamogram is more common in low-grade lesions. No significant association between ultrasound features (shape, echogenicity, posterior pattern, and calcifications) with histological grade. Conclusion: Margin and orientation of the lesion on ultrasound have a relationship with histological grade. Parallel orientation is more common seen in high-grade
tumors. Indistinct borders were commonly found in both groups; however, a higher proportion was found
in high-grade lesions. No significant relation was found between mammogram features and tumor grade
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indryani Dewy
"Kanker payudara merupakan penyakit kanker yang umum pada wanita dan menjadi masalah diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Pengetahuan tentang kanker payudara dan motivasi melakukan mamografi berperan penting untuk mendeteksi kelainan pada payudara agar dapat ditemukan sedini mungkin.
Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan mengidentifikasi motivasi dan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara sampel berjumlah 90 responden yang melakukan mamografi di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Tehnik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan analisa univariat tentang pengetahuan kanker payudara dan mamografi didapatkan tingkat pengetahuan cukup. Motivasi untuk melakukan mamografi tinggi, alasan melakukan mamografi karena faktor resiko seperti operasi payudara.
Peningkatan pendidikan kesehatan terutama tentang kanker payudara sehingga perempuan termotivasi melakukan mamografi dan penelitian selanjutnya menggunakan desain deskriptif korelasional agar diketahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi untuk melakukan deteksi dini mamografi.

Breast cancer is the most common cancer in women and became important worldwide issue including in Indonesia. Knowledge of breast cancer and motivation doing mammograph plays crucial role to detect abnormalities at the breast to found out as early as possible.
Methods of descriptive design research used which aimed to identify motivation and knowledge level of breast cancer. The sample were 90 respondents who were checking mammograph at Dharmais Cancer Hospital. The sampling tehnique used consecutive sampling. Data collection using questionnaires.
The result showed univariate analysis knowledge of breast cancer and mammography was moderate and motivation level of doing mammography was high. The reasons doing mammograph because of risk factors example operating history.
Increase health education of breast cancer to make women motivated doing mammograph and it is recommended that the next study would use correlative study to identify relationship between knowledge level and motivation doing mammograph.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42950
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiara Maharani Azis
"ABSTRAK
Analisa pengaruh pemilihan region of interest (ROI) telah dilakukan secara kuantitatif menggunakan citra fantom 3D mamografi dari 4 pesawat mamografi (Siemens Mammomat Inspiration, Hologic Selenia Dimensions, Philips MicroDose L50 dan Agfa CR) dengan faktor eksposi pada pengaturan AEC. Empat model konfigurasi ROI diinvestigasi berdasarkan variasi bentuk dan ukuran dari lesi target dan latar. Dilakukan kalkulasi terhadap parameter nilai piksel (PV), kontras, dan signal difference to noise ratio (SDNR). Hasil menunjukkan bahwa variasi ROI memberikan pengaruh signifikan pada nilai PV untuk deteksi massa berspikula dan mikrokalsifikasi, namun tidak berpengaruh signifikan pada deteksi massa tidak berspikula. Variasi ROI tidak memberikan pengaruh pada parameter kontras untuk deteksi semua jenis target. Pada parameter SDNR, variasi ROI hanya berpengaruh signifikan untuk deteksi mikrokalsifikasi.

ABSTRACT
A quantitative analysis on the influence of Region of Interest (ROI) selection was conducted using images of 3D structured phantom from four different digital mammography systems (Siemens Mammomat Inspiration, Hologic Selenia Dimensions, Philips MicroDose L50 and Agfa CR) under Automatic Exposure Control (AEC) setting. Quantitative assessment was done by measuring the given parameters; (1) pixel value (PV), (2) contrast, and (3) signal different to noise ratio (SDNR) under four models of ROI configuration varied by shape and size of lesion, as well as background. Results shown that varying the ROI gives significant effect on detection of spiculated masses and microcalcifications in term of its PV. The variation of ROI does not give significant effect in term of image contrast. For SDNR, the variation of ROI only gave significant effect on detection of microcalcifications.;"
2016
S65288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Novian Rahman Hakim
"Kanker payudara adalah salah satu kanker paling umum terjadi di kalangan wanita dan tingkat kelangsungan hidupnya cenderung rendah ketika stadiumnya ditemukan sudah tinggi. Untuk meningkatkan kelangsungan hidup kanker payudara, deteksi dini sangat penting. Ada dua cara untuk mendeteksi kanker payudara: diagnosis dini dan skrining. Untuk membuat diagnosa yang akurat pada stadium awal kanker payudara, munculnya massa dan mikro-kalsifikasi pada citra mamografi merupakan dua indikator penting. Beberapa Computer-Aided Detection (CADe) telah dikembangkan untuk mendukung ahli radiologi karena pendeteksian mikro-kalsifikasi penting dalam menegakkan diagnosis dan perawatan yang direkomendasikan berikutnya. Sebagian besar sistem CADe yang ada saat ini mulai menggunakan Convolutional Neural Network (CNN) untuk mengimplementasikan deteksi mikro-kalsifikasi pada mammogram dan hasil kuantitatifnya sangat memuaskan, rata-rata tingkat akurasinya lebih dari 90%. Penelitian ini melakukan pendekatan otomatis untuk mendeteksi lokasi setiap mikro-kalsifikasi pada citra mammogram yang lengkap dan secara sederhana. Total lebih dari 350 gambar dari dataset INbreast digunakan dalam studi penelitian ini serta implementasi menggunakan data lokal Rumah Sakit (RS) sebanyak 23 citra. Proses ini dapat membantu ahli radiologi untuk melakukan diagnosis dini dan meningkatkan akurasi deteksi wilayah mikro-kalsifikasi. Performa sistem yang diusulkan diukur berdasarkan nilai error Mean Squared Logarithmic Error (MSLE) sebagai teknik untuk mengetahui perbedaan antara nilai yang diprediksi oleh model yang diusulkan dan nilai sebenarnya, didapat nilai loss terbaik yang diperoleh adalah 0,05. Hasil validasi daring mendapatkan nilai sensitivitas sebesar 88.14%, presisi 91.6% dan akurasi sebesar 90.3%. Hasil implementasi pada data lokal RS menunjukkan model CADe dapat mendeteksi mikro-kalsifikasi dengan cukup baik.

Breast cancer is one of the most common cancer among women and the survival rate tends to be low when its stage found high when treated. To improve breast cancer survival, early detection is critical. There are two ways of detection for breast cancer: early diagnosis and screening. To make an accurate diagnosis in the early stage of breast cancer, the appearance of masses and micro-calcifications on the mammography image are two important indicators. Several Computer-Aided Detection (CADe) have been developed to support radiologists because the automatic detection of micro-calcification is important for diagnosis and the next recommended treatment. Most of the current CADe systems at this time started using Convolutional Neural Network (CNN) to implement the micro-calcification detection in mammograms and their quantitative results are very satisfying, the average level of accuracy is more than 90%. This research conducts an automated approach to detect the location of any micro-calcification in the mammogram images with the complete image and in a simple way. A total more than 350 images from INbreast dataset were used in this research study and for implementation used 23 images from local hospital data. This process can help as an assistant to the radiologist for early diagnosis and increase the detection accuracy of the microcalcification regions. The proposed system performance is measured according to the error values of Mean Squared Logarithmic Error (MSLE) as the technique to find out the difference between the values predicted by the proposed model and the actual values, the best loss value obtained by the training model was achieved in 0.05. The results for data online validation for sensitivity is 88.14%, precision is 91.6% and accuracy is 90.3%. The CADe model can detect micro-calcification quite well using local hospital data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>