Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marganda, Simon
"Di beberapa tempat tertentu terdapat fenomena dimana sebuah jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki mendapatkan tambahan fungsi sebagai tempat berjual beli. Dengan adanya kebutuhan tersebut didukung serta dengan bersarnya kuanlitas orang yang berjualan, maka tempat-tempat tersebut direncanahakan sedemikian rupa sehingga terlindungi dari kondisi alam yang tidak diinginkaan. Dengan demikian terbentuklah suatu bangunan yang memberikan suatu pengaruhh fisik maupun tingkah laku terhadap lingkungan sekitar. Bangunan itu disebut jembatan niaga.
Apakah kondisi (kriteria Iokasi) yang memungkinkan terbentuknya bangunan jembatan niaga tersebut. Bagaimana pengaruh kberadaan bangunan tersebut terhadap tingkah Iaku orang yang berada disekitarnya seperti orang yang melalui jalan yang berada di bawah jembatan toko tersebut. Dalam karya ilmiah ini, penulis mencoba untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan manusia di sekitar jembatan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T.R. Omarsyah Rahman
"ABSTRAK
Efektivitas pemasaran yang berhasil diperlihatkan oleh PT. International Timber Corporation Indonesia (ITCI) dalam menghadapi situasi persaingan yang kian ketat dan berbagai peraturan tentang tata niaga kayu lapis di Indonesia merangsang penulis untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan dalam bauran pemasaran yang telah diciptakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Empat macam variabel yang hendak penulis teliti adalah kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan saluran distribusi serta kebijakan promosi yang dilaksanakan oleh perusahaan kayu lapis itu. Untuk pengumpulan data di dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam metode, yakni studi kepustakaan dan studi lapangan. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, dapat diambil kesimpulan bahwa selama ini ternyata PT. International Timber Corporation Indonesia menerapkan kebijakan pemasaran yang "luwes". Artinya, perangkat pemasaran yang digunakan sesuai dengan tuntutan (keadaan) \ pasar yang sedang berlaku. Pengembangan produk, penggunaan metode penetapan harga jual, penentuan tipe-tipe saluran distribusi yang digunakan, dan kegiatan promosinya diselaraskan dengan kebutuhan yang mendesak. Fleksibelitas dalam penerapan kebijakan pemasaran ini memungkinkan produk-produk dari perusaan perkayuan terpadu ini senantiasa diterima oleh pasar. Meskipun demikian, PT. International Timber Corporation Indonesia seyogya nya dapat meningkatkan produksi nyatanya sesuai dengan kapasitas terpasangnya melalui diversifikasi produk agar mampu menembus pasaran baru di samping itu perlu bekerja sama secara lebih erat dengan produsen kayu lainnya, terutama dalam hal harga dan kualitas sehingga dapat menambah keseimbangan pasar yang pada gilirannya akan menambah keuntungan perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Mahkamah Agung RI, 2004
350 PED (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, G.K.S.
Djakarta: Pembangunan, 1971
387.1 HUT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anita Wulandari
"Tahun 1991 terjadi ledakan belanja iklan televisi,
dengan terlihatnya antusiasme pemasang iklan dalam belanja
iklan televisi yang terus meningkat. Hadirnya televisi
swasta sejak tahun 1989 memberi peluang kepada pemasang iklan
untuk menggunakan media elektronik audio visual ini sebagai
medium periklannya.
Dengan menggunakan sampel purposive analisis isi
pesan iklan niaga ini meneliti sampe sebanyak 450 iklan
niaga di RCTI sepanjang tahun 1991 selama prime time yang
dikumpulkan dengan merekam melalui video. Kemudian iklaniklan
tersebut dikategorikan berdasarkan kategorisasi
produk yang dibuat oleh SRI. Berdasarkan kategori produk
tersebut penelitian dilanjutkan dengan pengkategorisasian
pada elemen audio visual, eksekusi, daya tarik, pendekatan,
dan ide besar pesan iklan Dari hasil penelitian terhadap 450 iklan niaga ternyata elemen audio yang terbanyak dimanfaatkan dalam iklan niaga televisi di Indonesia adalah gaya tutur narasi (70,21%), dan
gaya tutur dialog hanya 9, 93%. Musik ilustrasi dimanfaatkan
61,41% dan jingle (37,86%) sebagai musik komersial yang
mengidentifikasikan sebuah produk ternyata belum mendominasi
penampilan pesan iklan. Sed angkan elemen visual didominasi
oleh teknik produksĀ· gambar hidup (7 1,11%) dan sesuai dengan
perkembangan teknologi dampak sudah cukup banyak iklan -iklan
yang memanfaatkan teknik produksi animasi (1 9,11%). Jenis
pembawa pesan yang te rbanyak dimanfaatkan oleh pemasang iklan
adalah Pembawa pesan yang memiiki nilai atau
attractiveness (76,14%). "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Akhmad Junaidi
"ABSTRAK
Indonesia is grouped in a small country, as Indonesia's market share of milk commodity is less than 0.05 7 in the world market (1987), and Indonesia cannot influence the world price of milk. From 1978 until now, Indonesia has been conducting inward looking policy by controlling milk imported by the milk industry. The government regulates local content requirement for the industry's milk raw material. Every milk raw material imported by the industry must be guaranteed by local fresh milk, it is known by Ratio Policy. Restriction of raw material milk imported by the industry has a tendency more tight than 10-year ago, and it caused milk scarcity in the domestic market. Coefficient of income elasticity of milk demand in Indonesia is 2.3, it said that each increasing one percent of income, demand for milk must increases 2.3 percent. In fact GNP per head has a tendency increasingly, but it is contradiction that rate of milk consumption per head has a tendency decreasingly. It is as a description for milk consumption, an Indonesian consumes milk is about 4.23 kg/year in 1978 and compared to 1990 is about 4.08 kg/year. Government of Indonesia also protects the domestic milk industry through instrument of tariff and non-tariff barriers. Average of rate of nominal tariff for final goods between 30 until 40 percent, and intermediate input is about 22.84 percent.
In other side, the government controls local content requirement (semi quota) through the Ratio Policy. By using the Ratio Policy, average of rate of real nominal tariff approach 270 percent. The fact, domestic milk price is higher than world milk price. The effective rate of protection (ERP) received by the milk industry is almost 345 %. The rill ERP is higher than nominal tariff, and it indicates protection of milk commodity in Indonesia is aimed to protect final goods and milk industry not farmers as suppliers? local fresh milk. 19 medium and large milk factories control a large number of final goods, and the market structure is oligopoly. Variable of dairy cows correlates and influences significantly the supply side of milk production, that means the rate of productivity a dairy cow from 1978 - 1990 increase sharply. But the productivity of dairy cow in Indonesia is still less than in the United Stated. Variables of GNP per head and Ratio Policy, and Price of milk influence significantly to the demand side.
Study recommends 1) The Real Effective Rate of Protection for milk industries must be decreased by relaxing or Ratio Policy; 2) Productivity of dairy cows have to increase through improving management at farmers level and nutrient for the cows; 3) In conducting Ratio Policy needs considering national growth of population and rate of consumption of people; 4) The milk industries must keep to obligate to absorb all local fresh milk produced by the farmers.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santosa
"1. Pada masa kini kegiatan perusahaan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan besar dan perusahaan kecil semakin tumbuh dan berkembang. Hal ini dapat dilihat dari sumbangan sektor pedagang besar dan eceran kepada produk domestik brute yang menunjukkan trend kenaikan yang cukup pesat. Pada tahun 1980 sampai dengan 1990 sumbangan sektor pedagang besar dan kecil ini sekitar 13 s/d 16 persen dari total Produk Domestik Bruto Indonesia.
2. Diperkirakan dimasa mendatang persaingan diantara sesama perusahaan distribusi akan semakin ketat. Hal ini merupakan tantangan berat yang harus dihadapi oleh kegiatan usaha yang bergerak dibidang ini.
3. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, suatu perusahaan distribusi sebagai perusahaan pemasar produk dituntut untuk meningkatkan produktivitas assetnya. Hal ini dapat ditanggulangi melalui manajemen persediaan dan piutang serta improvisasi dalam keputusan stratejik seperti dalam hal penentuan target market, assortimen produk, harga, lokasi cabang dan sebagainya. Selain dari itu keberhasilan perusahaan distribusi sebenarnya tergantung pada kemampuannya membina jaringan kerja. Suatu jaringan kerja perusahaan distribusi yang berupa cabang, berfungsi sebagai penyalur dari produk yang dijual, penghasil pendapatan perusahaan atau sebagai strategic business Unit (SBU) bagi perusahaan distribusi.
4. Permasalahan yang penting bagi strategi pengembangan SBU pada perusahaan distribusi, adalah :
(a). Bagaimana mengevaluasi secara tepat tentang posisi bisnis ( Business Positioning ) tiap-tiap SBU pada perusahaan distribusi.
(b). Bagaimana memilih arah yang tepat pada tiap-tiap SBU, dengan melihat faktor kondisi intern dan kondisi ekstern di wilayahnya.
5. Model Portfolio General Electric dapat dijelaskan dengan mempergunakan matrik 2 sumbu, masing-masing sumbu untuk faktor internal perusahaan dan sumbu untuk faktor eksternal. Pada tiap-tiap sumbu terdiri dari beberapa unsur variabel yang diperhitungkan. Tiap-tiap sumbu terbagi dalam 3 kolom terdiri dari rendab, sedang dan tinggi, sebingga matrik terbagi dalam 9 cell. Untuk tiap-tiap portfolio dibitung pada masing-masing sumbunya, kemudian diletakan dikwadrannya ( dalam cell ). Bertitik tolak pada posisi portfolio dalam cellnya dapat diambil berbagai alternatif arab pengembangan portfolio tersebut.
6. Konsep analisa portfolio General Electric, dapat dijadikan acuan dalam melibat " business positioning cabang dengan melakukan beberapa modifikasi pada faktor-faktor yang dinilai sesuai dengan kegiatan usaba perdagangan. Penetapan faktor yang dinilai, penentuan bobot faktor serta pemberian rating dapat disesuaikan dengan kebutuban melalui pertimbangan perseorangan ( personal judgement ).
7. Dari hasil perbitungan yang mempergunakan konsep General electric. Evaluasi terhadap 29 cabang perusabaan P.T.Dharma Niaga . Dengan mempergunakan 8 faktor untuk faktor internal dan 7 faktor untuk faktor eksternal diperoleh posisi bisnis masing- masing cabang dan alternatif penetapan arab pengembangannya, sebagai berikut :
(a). Sebuah cabang , dalam kondisi yang Rendah , pada faktor internnya, namun kondisi ekternalnya masih dalam kondisi tinggi . Dalam kondisi demikian arah pengembangan sebaiknya lebih memperhatikan kekuransa.n dala.m aspek kondisi intern cabang yang bersifat controlable. Selain itu perlu memanfaatkan peluang yang ada secara selektif sejalan dengan kekuatan yang ada di cabang.
(b). Untuk kondisi intern yang sedans namun mempunyai daya tarik pasar yang tinggi, terdapat 9 cabang. Dalam kondisi yang demikian cabang dapat diharapkan untuk dapat tumbuh, namun dalam pemilihan kegiatan usahanya harus secara selektif sesuai dengan kekuatan yang dipunyai cabang.
(c). Pada kondisi kekuatan internal yang tinggi dan kondisi eksternal yang tinggi terdapat 6 cabang. Dalam kondisi ini manajemen dapat mengharapkan suatu hasil yang lebih. baik untuk meningkatkan pertumbuhan cabang melalui investasi tambahan. Cabang dalam kondisi ini umumnya dapat diharapkan sebagai cabans andalan perusahaan dalam hal perolehan pendapatan.
(d). Dalam kondisi internal yang rendah dan kondisi eksternal yang sedans terdapat 2 cabang. Cabans dalam kondisi ini sulit diharapkan akan dapat tumbuh baik. Manajemen diharapkan dapat menemukan peluang-peluang baru, disampins membina berbagai kekurangan faktor internalnya. Untuk itu apabila kondisi cabang yang bersanskutan sudah begitu sulit diperbaiki, sebaiknya manajemen hila perlu meng hentikan kegiatannya (melikuidasi).
(e). Cabang dalam kondisi internal sedang dan kondisi eksternal sedang terdapat 10 cabang. Dalam kondisi ini manajemen perlu lebih selektif dalam berbagai kegiatan yang dilakukan cabang, terutama dalam hal pengembangan kegiatan-kegiatan baru. Manajemen sebaiknya bersifat memelihara kegiatan yang sudah ada saja.
(f). Sebuah cabang pada posisi internal yang tinggi dan kondisi eksternal yang sedang. Untuk itu dengan kekuatan internal yang tinggi sebaiknya dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan mengadakan diversifikasi kegiatan yang membutuhkan investasi tambahan.
8. Dari berbagai kondisi ( business positioning ) cabang, - pada umumnya faktor Posisi eksternalnya masih cukup tinggi 16 cabang ( 55% ) dan sedang 13 cabang (45%). Namun hanya faktor internalnya saja yang begitu variatif dari tinggi 7 cabang (24,1 %), sedang 19 cabang (65,6 %) dan rendah 3 cabang (10,3 %). Hal ini menujukkan bahwa masih terbuka peluang usaha yang cukup baik bagi P.T. Dharma Niaga untuk memperluas/memperbesar kegiatannya. Namun pada beberapa cabang dirasa masih memerlukan pembinaaan yang intensif untuk meraih peluang usaha yang masih terbuka."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermintje Antoneta Agoha
"Tanaman cendana (Santallum Album Linn) merupakan salah sumber daya kehutanan yang telah banyak memberikan kontribusi bagi PAD NTT, perkembangan industri pengolahan cendana yang menghasilkan komoditi ekspor serta perluasan lapangan kerja. Dengan kedudukan yang cukup penting ini cendana mendapat perhatian cukup besar dari Pemda terutama menyangkut tata niaganya melalui serangkaian peraturan yang mengatur pengolahan dan pelestariannya. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak dijumpai kendala terutama menyangkut sistem penjatahan bahan baku bagi industri pengolahan, sarana prasarana pengangkutan, pergudangan serta distribusi bahan baku dan hasil olahannya. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan keempat hal tersebut di atas. Dari penelitian secara kualitatif diperoleh hasil bahwa banyak hal yang masih harus dibenahi dalam mekanisme tata niaga cendana ini yakni kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar lokasi penebangan, penyempurnaan inventarisasi dan target tebangan perbaikan infrastruktur pengangkutan (TKP Cabang dan industri informal), serta efisienbsi serta pengawasan yang lebih ketat dalam pendistribusian bahan baku dan hasil olahannya sehingga menekan kemungkinan terjadinya penebangan liar serta penyelundupan. Melalui perbaikan-perbaikan tersebut diharapkan pemanfaatan cendana nantinya mampu menjawab tantangan era industrialisasi hutan lestari dan memantapkan keserasian fungsi ekonomi, ekologi dan sosialnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>