Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zollner, Frank
Koln: Taschen, 2011
R 709.2 ZOL l I
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Roberts, Ainslie
Sage: Rigby Limited, 1971
398.3 ROB d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Han, Un-seong
Phaju: Thaehaksa, 2006
KOR 959.951 9 HAN h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ghamal Satya Mohammad
"Mount Merapi in Central Java is one of the world’s most studied volcanoes. The frequent eruptions of this volcano and the densely populated areas on its slopes make Merapi particularly important to scholars of the natural and social sciences. Considerable attention has been devoted to contemporary aspects of this volcano, including research into forecasting and monitoring possible volcanic activity and eruptions. However, research investigating artistic representations of Merapi in a historical context, particularly local artworks referring to how people responded to a natural hazard such as a volcanic eruption, is still rare. In this paper, I explore how artists in the period 1800-1930 have portrayed the volcanic activities in their drawings and paintings. Various historical data, including newspapers, reports, and records of volcanic eruptions, will be used to help interpret the accuracy of the paintings which depict Merapi at different moments in time. I argue that artists in the period under investigation were acutely aware of Merapi’s volcanic activities and depicted these in their drawings and paintings, because of the influence of science, which invokes interest in Merapi, landscape art, and a sense of humanitarianism. Their artworks are dynamic visual historical reflections of Merapi which testify to the power and beauty of nature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
909 UI-WACANA 23:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annas Resaldi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara maternal employment dan gaya pengasuhan ibu, gaya pengasuhan ibu dan masalah penyesuaian diri anak, maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak, serta peran gaya pengasuhan ibu sebagai mediator antara maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak. Maternal employment ditentukan berdasarkan jumlah jam kerja ibu, dengan acuan 35 jam sebagai batasan antara bekerja paruh waktu dan bekerja penuh waktu. Pengukuran gaya pengasuhan dilakukan menggunakan alat ukur Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) (Robinson, Mandelco, Olsen, & Hart, 1995). Pengukuran masalah penyesuaian diri anak dilakukan menggunakan alat ukur Child Adjustment and Parenting Self Efficacy (CAPES) (Marowska & Sanders, 2010). Partisipan penelitian ini berjumlah 171 ibu (72 ibu tidak bekerja, 31 ibu bekerja paruh waktu, dan 68 ibu bekerja penuh waktu) yang memiliki anak berusia enam hingga 10 tahun dan tinggal di daerah Jabodetabek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan gaya pengasuhan antara ibu tidak bekerja, ibu bekerja paruh waktu, dan ibu bekerja penuh waktu hanya ditemukan dalam gaya pengasuhan otoriter dan otoritatif, sementara dalam hal gaya pengasuhan permisif tidak ada perbedaan yang signifikan. Ibu yang bekerja penuh waktu paling tidak otoriter dan paling otoritatif dibanding ibu yang tidak bekerja maupun bekerja paruh waktu. Berikutnya, ditemukan bahwa semakin otoriter dan permisif seorang ibu, semakin sering masalah penyesuaian diri anak muncul. Sebaliknya, semakin otoritatif seorang ibu, semakin jarang masalah penyesuaian diri anak muncul. Melalui penelitian ini, ditemukan pula bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal masalah penyesuaian diri anak dari ibu yang bekerja penuh waktu, paruh waktu, dan tidak bekerja. Ibu yang bekerja penuh waktu memiliki anak dengan masalah penyesuaian diri paling sedikit, disusul oleh ibu tidak bekerja dan ibu bekerja paruh waktu secara berturut-turut. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa hubungan antara maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak hanya dimediasi oleh gaya pengasuhan otoriter.

The objective of the present study is to investigate the relationship between maternal employment and maternal parenting style, maternal parenting style and child adjustment problems, maternal employment and child adjustment problems, as well as how maternal employment affects child adjustment problems with maternal parenting style as potential mediator. Maternal employment is determined by mothers’ working hours, with 35 hours as boundary between part-time and full-time employment. Maternal parenting style is measured with Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) (Robinson, Mandelco, Olsen, & Hart, 1995). Child adjustment problems is measured with Child Adjustment and Parenting Self Efficacy (CAPES) (Marowska & Sanders, 2010). 171 mothers (72 unemployed, 31 employed parttime, and 68 employed full-time) with at least one child aged six to ten years old who live in Jabodetabek participated in this study.
The result of this study shows that differences in parenting style between full-time employed, part-time employed, and unemployed mothers are only found in authoritarian and authoritative parenting style, meanwhile there is no significant differences in permissiveness. Full-time employed mothers are the least authoritarian and most authoritative, compared to unemployed and part-time employed mothers. Secondly, this study found that the more authoritarian and permissive mothers are, the more frequent child adjustment problems happen. On the contrary, the more authoritative mothers are, the less frequent child adjustment problems happen. The next finding is that there are significant differences in child adjustment problems between children from full-time employed, part-time employed, and unemployed mothers. Full-time employed mothers are found to have children with the least adjustment problems, followed by nonemployed and part-time employed mothers, consecutively. Lastly, mediation analysis revealed that the relationship between maternal employment and child adjustment problems is only mediated by authoritarian parenting style and not by the other two parenting style.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chabib Duta Hapsoro
"Mooi Indië paintings represented the orientalist-colonial imagination of the picturesque Netherlands East Indies, with the obfuscation of the social realities on the ground and the silencing of the adverse effects of colonial capitalism. This article discusses the colonial legacy of Mooi Indië paintings on contemporary environmental policy in Indonesia, with a case study of the policy of the Citarum Harum Taskforce. This Taskforce was formed in 2018 and marked the national government’s attempt to rehabilitate the Citarum after it was declared one of the most polluted rivers in the world. It provides an analysis of several Mooi Indië paintings which depict the Citarum River and were created by European painters (such as Antoine Payen and Isaäc Groneman), before looking at the contemporary effects of the Citarum Harum’s beautification-oriented policy. The article also analyses some particular stereotypes of Netherlands East Indies natives as depicted in Mooi Indië paintings for comparison with the Taskforce’s policy implementation on the residents along the Citarum River. Ultimately, such a comparison demonstrates a form of colonial captivity at work today. The ideas of the Citarum Harum Taskforce demonstrate a captive mind, which continues to hide the socio-environmental problems which persist. This to the exploitation of the environment and people in the wake of the contemporary neoliberal system which dominates our worldview."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
909 UI-WACANA 23:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Madsono
"Alasan yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian tesis yang berjudul "Museum Basoeki Abdullah (Sebuah Telaah Manajemen Strategi}" ini yaitu untuk mengetahui dan memahami lebih dalam penampilan keseluruhan Museum Basoeki Abdullah, faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal Museum Basoeki Abdullah yang berpengaruh di dalam penyusunan strategi organisasi, dan strategi yang sesuai untuk meningkatkan kinerja organisasi Museum Basoeki Abdullah di masa datang.
Tujuan penelitian ini pada dasarnya yaitu berkaitan dengan upaya memperoleh suatu strategi yang sesuai untuk meningkatkan kinerja organisasi Museum Basoeki Abdullah di masa datang. Demikian pula faktor-faktor eksternal dan internal museum yang mempengaruhi perkembangan Museum Basoeki Abdullah di masa datang terutama berhubungan dengan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dihadapi oleh Museum Basoeki Abdullah.
Melalui analisis internal Museum Basoeki Abdullah diperoleh gambaran bahwa Museum Basoeki Abdullah mempunyai kekuatan yaitu adanya tenaga pengelola museum yang berpengalaman, terdapat koleksi museum dalam jumlah yang cukup banyak (termasuk koleksi museum yang berhubungan dengan peristiwa meninggalnya Pelukis Basoeki Abdullah). Namun demikian terdapat keterbatasan yang dimiliki Museum Basoeki Abdullah berkaitan dengan jumlah, kemampuan dan kualitas staf museum, terbatasnya data koleksi museum dan jumlah koleksi lukisan (tidak adanya lukisan masterpiece), koleksi museum belum tertata dengan baik di ruang pameran tetap, administrasi keuangan yang belum optimal, sarana dan prasarana museum masih terbatas.
Melalui analisis eksternal Museum Basoeki Abdullah mempunyai peluang yang berhubungan dengan masyarakat terutama kekaguman masyarakat terhadap lukisan Basoeki Abdullah, adanya peraturan dan perundang-undangan yang mendukung keberadaan Museum Basoeki Abdullah, museum dan galeri seni serta instansi seni/budaya yang terkait (dapat dijadikan mitra dalam upaya memperkenalkan museum dan seni rupa kepada masyarakat).
Meskipun demikian terdapat ancaman yang harus dihadapi oleh Museum Basoeki Abdullah yang cukup besar yaitu mengenai pemahaman masyarakat yang masih belum baik tentang museum, surat wasiat Basoeki Abdullah berkaitan dengan hak cipta/paten termasuk pemberian asli atau tidak asli lukisan Basoeki Abdullah, keberadaan pusat perbelanjaan/mall dan sebagainya yang rnemiliki kemampuan menarik minat masyarakat berkunjung ke sana, belum terjalinnya hubungan baik pengelola museum dengan media massa.
Berdasarkan kondisi lingkungan eksternal dan internal Museum Basoeki Abdullah di atas, melalui analisis SWOT dapat diterapkan strategi yang sesuai dengan upaya peningkatan kinerja Museum Basoeki Abdullah di masa datang yaitu mengintegrasikan seluruh komponen museum, memanfaatkan dana secara efisien dan efektif dalam melaksanakan aktivitas museum, meningkatkan dan mengembangkan internal sumber daya manusia, meningkatkan jalinan kerjasama dengan berbagai intansi terkait, melengkapi data koleksi museum melalui pendokumentasian dan penelitian yang intensif, mengupayakan koleksi berkualitas/masterpiece tahun 1930 s/d 1960-an. Di sisi lain diperlukan pula strategi pelayanan yang berorientasi pada pengunjung museum/masyarakat, merubah citra museum yang negatif menjadi positif, meningkatkan pemeliharaan, perawatan dan pengamanan koleksi museum, serta meningkatkan promosi Museum Basoeki Abdullah melalui berbagai aktivitas museum seperti pameran, penerbitan basil-hasil penelitianl brosur museum dan sebagainya. Sedangkan untuk mengatasi ancaman yang timbul karena keterbatasan yang terdapat di Museum Basoeki Abdullah yaitu perlu mengefektifkan asas koordinasi secara intensif antar organisasi terkait baik vertikal maupun horisontal , memberikan keleluasaan staf museum untuk berinovasi dan berkreatifitas, menyajikan koleksi museum di ruang pameran secara menarik, informatif, edukatif dan estetik, meningkatkan sarana dan prasarana museum termasuk berusaha merealisasikan masterplan pengembangan Museum Basoeki Abdullah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marika Dewi Santania
"Lukisan gua/ceruk merupakan salah satu data arkeologi yang diperkirakan berasal dari masa berburu dan mengumpulkan makanan. Di Indonesia, lukisan gua/ceruk kebanyakan ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Kepulauan Kai, Timor Leste dan Flores (NTT). Namun pada awal tahun 1990-an ditemukan lukisan gua/ceruk di wilayah Indonesia bagian barat, yaitu di wilayah Kalimantan. Salah satunya adalah Situs Batucap. Situs Batucap ditemukan di Dusun Sedahan, Desa Benawai Agung, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Situs ini berbentuk ceruk dengan lukisan yang terdapat pada tiga bongkahan batu yang Membentuk dinding ceruk. Lukisan ini terletak pada dinding sebelah selatan, utara dan barat, dengan bagian depan ceruk yang menghadap ke timur. Dilihat dari ukurannya, ceruk ini diperkirakan tidak digunakan sebagai tempat hunian. Hal ini diperkuat dengan tidak adanya temuan-temuan lain di dalam ceruk ini baik yang berupa ekofak, artefak ataupun temuan lainnya yang dapat memberikan bukti bahwa ceruk ini pernah dihuni. Secara keseluruhan, lukisan yang ada pada ceruk ini didominasi dengan lukisan geometris, yang diikuti dengan lukisan manusia, abstrak, binatang, matahari, dan potion hayat. Seluruh lukisan tersebut dibuat dengan menggunakan teknik sapuan kuas, baik sapuan kecil, sapuan besar maupun kombinasi dari keduanya. Secara umum, lukisan gua/ceruk di Indonesia terdiri dari lukisan manusia, binatang, tumbuhan, banda budaya, matahari, perahu, bentuk geometris dan abstrak. Dalam bentuk penggambarannya, lukisan-lukisan ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Untuk teknik pembuatannya, lukisan gua/ceruk di Indoensia kebanyakan dibuat dengan cara dilukis dengan menggunakan warna dominan merah, namun ada juga yang menggunakan warna hitam, putih, kuning, coklat, dan hijau. Ada juga yang dibuat dengan cara dipahat atau digores, seperti di Flores (NTT), Sambas (Kalimantan Barat), dan Sungai Tala (Maluku)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library