Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deks Sazha Salsabil
Abstrak :
Salah satu permasalahan yang terjadi akibat kompleksitas tanah adalah pergeseran pada lereng Jembatan Cisomang yang berada pada Jalan Tol Purbaleunyi KM 100 700 Cikampek-Padalarang. Peninjauan yang dilakukan oleh Pusjatan menunjukkan adanya pergeseran/deformasi lateral lereng sebesar 57,02 cm yang dapat menyebabkan keruntuhan/kegagalan struktur jembatan. Hal ini diduga karena adanya degradasi kekuatan dari jenis tanah clayshale akibat infiltrasi air Sungai Cisomang. Clayshale adalah jenis tanah yang sangat sensitif dan kompleks akibat kandungan montmorillonite didalamnya. Sehingga memiliki karakter kembang susut yang besar akibat perubahan kadar air yang ada. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan analisis pengaruh perkuatan lereng dengan metode penambahan borepile sebagai dinding penahan tanah. Selain itu juga dilakukan analisis balik terkait kondisi struktural pondasi eksisting dari Jembatan Cisomang, khususnya pada titik P2, akibat deformasi yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan pemodelan tiga dimensi metode elemen hingga finite element method dalam menyimulasikan kondisi tanah yang ada. Hasil analisis didapatkan bahwa dengan beberapa variasi penambahan borepile sebagai perkuatan lereng, dapat mengurangi deformasi lateral yang terjadi. Hasil lainnya yang didapatkan adalah, banyak pondasi eksisting terutama di titik P2 jembatan yang telah mengalami kegagalan/keruntuhan struktur akibat deformasi lateral. Dari hal tersebut maka diperlukan perkuatan lereng Jembatan Cisomang serta analisis lebih lanjut terkait perbaikan pondasi eksisting.
One of the problem caused by the complexity of soil is the deformation of Cisomang Bridge rsquo s slope on Purbaleunyi Highway KM 100 700 Cikampek Padalarang. The observation done by Pusjatan stated there is 57,02 cm lateral deformation happened that can cause structural failure of the bridge. This is happened because there is soil strength reduction of the clayshale caused by infiltration of water from Cisomang river. Clayshale is one of the sensitive and complex kind of soil because of montmorillonite mineral inside. So this kind of soil has big shrinkage characteristic based on change of the water content. Because of that, this research analyze the influence of reinforced slope by bore pile as retaining wall. Furthermore, this also analyze the structural condition of existing foundation of the bridge, especially on P2 point. This research is done by 3 dimensional modelling of finite element method to simulate the condition of the soil. The analysis result is, from some variation of the bore pile as retaining wall, can decrease the lateral deformation happened. In addition, it is also obtained that a lot of existing foundations on P2 point that have structural failure because of the lateral deformation. According to those analyses, it is necessary to reinforce the slope of Cisomang Bridge, and also it is needed to have further analysis of the existing foundation reparation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raditya Adjie Pratama
Abstrak :
Pada tahun 2019, sebuah sistem perkuatan lereng ground anchor pada lereng batuan curam di Bogor, Jawa Barat dirancang untuk menstabilkan lereng di bawah struktur jembatan yang melintasi sungai. Dikarenakan kesulitan dalam tahap konstruksi maka desain ground anchor dievaluasi dan dilihat pengaruhnya terhadap stabilitas lereng. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi inisial lereng sebelum diberi perkuatan dan efek dari pemasangan perkuatan lereng ground anchor dan efek dari alternatif perkuatan lain berupa soil nailing. Selain itu, dilakukan variasi geometri pada perkuatan berupa letak, kemiringan dan panjang untuk melihat pengaruhnya terhadap stabilitas lereng dan mendapatkan konfigurasi pemasangan perkuatan yang efektif.  Proses analisis dibantu menggunakan aplikasi berbasis elemen hingga (MIDAS GTS NX), menghasilkan faktor keamanan lereng dan pola keruntuhan. Hasil dari analisis yang dilakukan menunjukkan kondisi awal lereng memiliki nilai faktor keamanan yang melebihi standar (FK=2,019) dan terjadi keruntuhan kritis lereng yang terjadi di bagian atas lereng dengan tipe non-sirkular. Penambahan perkuatan ground anchor dan soil nailing meningkatkan nilai faktor keamanan lereng. Pemasangan ground anchor di area kaki lereng tidak menunjukkan nilai faktor keamanan yang memiliki pola kecenderungan pada rentang kemiringan 10o-30o dan cenderung menurun setelah melebihi 30o. Pemasangan ground anchor di puncak lereng menunjukkan peningkatan nilai faktor keamanan pada rentang kemiringan ground anchor 10o-30o namun cenderung menurun pada rentang 30o-45o. Letak anchor memiliki pengaruh besar pada perubahan permukaan keruntuhan kritis dan nilai faktor keamanan. Letak optimal ground anchor adalah pada lokasi dimana deformasi tertinggi terjadi. Pemasangan soil nailing di sepanjang permukaan meningkatkan nilai faktor keamanan secara signifikan. Hasil analisis soil nailing menunjukkan peningkatan nilai faktor keamanan seiring bertambahnya panjang dan kemiringan soil nailing. ......In 2019, a ground anchor slope reinforcement system was designed to stabilize a steep rock slope in Bogor, West Java, Indonesia, beneath a bridge structure that crossed a river. Due to construction difficulties, the design of the ground anchor was evaluated, considering its impact on slope stability. This study aims to analyze the initial condition of the slope before reinforcement and the effects of implementing ground anchor slope reinforcement, as well as the effects of an alternative reinforcement method known as soil nailing. Additionally, variations in the geometry of the reinforcements, including their placement, inclination, and length, were examined to determine their influence on slope stability and identify effective reinforcement configurations. The analysis process was aided by a finite element-based software called MIDAS GTS NX, which yielded slope safety factors and failure patterns. The analysis results showed that the initial condition of the slope had a safety factor value exceeding the standard (SF = 2.019) and experienced critical slope failure at the upper part of the slope with a non-circular failure type. The addition of ground anchors and soil nailing increased the slope safety factor. When ground anchors were installed in the foot area of the slope, the variations in geometry did not exhibit a consistent safety factor pattern within the slope inclination range of 10o-30o, and it tended to decrease after exceeding 30o. Installing ground anchors at the peak of the slope showed an increase in the safety factor within the ground anchor inclination range of 10o-30o, but it tended to decrease within the range of 30o-45o. The placement of anchors had a significant impact on changes in the critical failure surface and safety factor value. The optimal location for ground anchors was where the highest deformation occurred. The installation of soil nails along the surface significantly increased the safety factor value. The analysis of soil nails demonstrated an increase in the safety factor as the length and inclination of the soil nails increased.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library