Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marfina Dwi Intansari
"Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pembentukcan citra perusahaan oleh manajemen RCTI dan bagaimana persepsi, tanggapan, pandangan Serta pendapat pemasang iklan sebagai Salah satu stakehoider terpenting bagi RCTI mengenai citra perusahaan RCTI. Peneiitian dilakukan di RCTI dan di 15 advertising agencies di Jakarta. Pertimbangannya adalah advertising agency sebagai pemasarlg iklan berperan sebagai buyer (pembeli jam tayang) di RCTI memiliki kedudukan sangat penting bagi nadi kehidupan dan pendapatan RCTI.
RCTI meiakukan pembentukan citra perusahaan seoara umum, dalam manajemennya, pemasaran kepada pemirsa dan pemasang iklan, dalam persaingan dengan perusahaan sejenis di Indonesia dan dalam kerjasama dengan pemasang ikian berusaha membangun citra yang positif- Tetapi dalam pandangan pemasang iklan, mereka memiliki pandangan yang tidak selaiu sama dengan RCTI. Ada cilra positif dan negatif yang timbul dalam meiihat citra perusahaan RCTI tersebut. Penelitian ini melihat apa saja citra positif dan negatif yang dilihat oleh manajernen dan pemasang iklan.
Penelitian ini didasarkan pada teori-teori corporate image seperti : Teori Marketing Corporate image dan Corporate image Model dari Steven Howard, Evaluasi Corporate image, Modified Fombrun Modei dari Argenti A Paul serta-A New Approach to The Corporate image Management Process dari R. Abrat.
Penelitian ini diiakukan dengan memakai pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Untuk pengumpulan data dilakukan wawancara mendalam yang kemudian hasilnya dianalisa dengan menginteprestasikan secara mendalam teori dan fakta yang terjadi. Penelitian dilakukan terhadap staff manajemen dan karyawan PT.RCTI dan karyawan advertising agencies yang sudah pemah secara langsung bekerjasama dengan pihak RCTI. Pemilihan informan dan RCTI berdasarkan kebijaksanaan dari pihak PT. RCTI, dipilih yang dianggap dapat mewakili dan memenuhi infommasi penelitian ini. Untuk informan dari advertising agencies dipilih secara random.
Dari hasil wawancara mendalam pada pihak manajemen RCTI dan pemasang iklan memperlihatkan citra posilif yang dibeniuk oleh RCTI dan dilihat baik pula oleh pemasang iklan seperti : luasnya daya jangkau yang dimiliki RCTI, program acara yang vanatif, trendsetter, profesionalisme karyawan, sehat di bidang keuangan, dll. Kemudian untuk citra negatif dimata pemasang iklan seperti : birokrasi yang panjang dan berbelit-belit di tubuh manajemen RCTI, jumlah iklan yang mengganggu penayangan program, proyek pemborosan kurangnya kepastian harga, dll. Dinilai oleh pemasang iklan dapat menurunkan citra pemsahaan, kemudian menurunkan besarnya kerjasama yang pada akhimya menurunkan tingkat penjualan airtime RCTI. Melihat dampak yang bisa ditimbulkan, maka RCTI melihat aspek-aspek negatif yang membuat citra perusahaan menjadi kurang baik, RCTI berusaha memperbaikinya.
Akhir kata, citra perusahaan yang dibentuk secara baik oleh manajemen RCTI dan dipersepsikan secara baik juga oleh pemasang iklan serta terus menerus memperbaiki diri terutama pada aspek-aspek negatif, akan meningkatkan nilai perusahaan dan tata klola pemsahaan yang baik. Ini menjadl modal penting proses belajar menjadi perusahaan'yang dewasa dan sehat disegala bidang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T3149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Busch, H. Ted
London: Macmillan, 1980
659.143 BUS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cross, Donna Woolfolk
New York: New American Library, 1983
302.234 CRO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kelompok Kerja Penilai Siaran Iklan Televisi Republik Indonesia, 1976
659.14 IND l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kelompok Kerja Penilai Siaran Iklan Televisi Republik Indonesia, 1976
659.14 IND l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Marlina
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang gambaran ikalan Mc Donald's di televisi dengan kebudayaan konsumen serta mengungkap berbagai bentuk kebudayaan konsumen.
Penelitian ini dilakukan di perusahaan Mc Donald's yang berada di SUPER MARKET HERO kebun jeruk Jakarta barat selama tiga bulan. Diambilnya perusahaan Mc Donald's sebagai objek penelitian karena perusahaan Mc Donald's merupakan produk kapitalis yang tergolong global foods. Informasi meliputi sepuluh orang konsumen Mc Donald's dan tiga dari kelompok triangulasi. Tipe penelitian yang dipergunakan adalah dengan pendekatan kualitatif.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua macam teori, teori kritikal dan semiotika, yang keduanya dipergunakan untuk menganalisis pesan iklan Mc Donald's di Televisi den kebudayaan konsumen.
Hasil analisis data pada iklan Mc. Donald's, sepuluh konsumen Mc. Donald's dan pada kelompok Triangulasi yang merupakan key informan pada penelitian ini, menunjukan bahwa dilihat dari unsur format pesannya iklan Mc. Donald's menggunakan tiga macam format pertama format testimonials, yaitu penyajian pesan dengan mengandalkan kekuatan utamanya pada public figure atau model. Proses penyajian pesan ini mempunyai kesamaan dengan hasil penemuan Kathleen Debevec, bahwa orang cenderung untuk melihat kualitas tersebut yang mengasosiasikan dengan orang tertentu yang dapat memperteguh keyakinan terhadap sesuatu. Indikasi yang sama juga di nyatakan oleh Willian F. Arens dan C. L Bowe bahwa orang yang paling mudah dipengaruhi oleh pendapat individu yang dihormati artinya individu yang dikenal luas dan citranya baik. Kedua, unsur Straight Sell yang bertujuan untuk promosi dan mengharapkan pembelian yang secepatnya. Ketiga, unsur Musikal, bertujuan untuk menciptakan suatu citra produk.
Jadi dengan demikian berdasarkan analisis data pada sepuluh konsumen, delapan di antaranya mengkonsumsi Mc. Donald's karena terpaan iklan Mc. Donald's di Televisi yang telah membuat masyarakat semakin konsumtif terhadap produk Mc. Donald's indikasi ini sangat relevan dengan pernyataan dari Mead bahwa konsumen akan aktif dalam mengadopsi proses - proses perubahan makna dalam masyarakat. Dengan demikian iklan Mc. Donald's telah mencekoki konsumen dengan menayangkan para bintang, orang profesional muda, anak - anak yang ceria, remaja dan orang dewasa, iklan Mc. Donald's juga telah menuturkan kecemasan, kebahagiaan dan impian mereka, yang mungkin akan membeli produk Mc. Donald's.
Berdasarkan analisis semiotika terhadap iklan Mc. Donald's, ditemukan adanya proses Amerikanisasi dan reproduksi gaya hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irla Yulia
"ABSTRAK
Rebranding dapat terjadi pada berbagai perusahaan. Ketika suatu perusahaan mengalami proses rebranding tentu diperlukan penyebarluasan informasi kepada khalayak sasaran agar mereka mengetahui identitas perusahaannya yang baru. Salah satu cara untuk menyebarluaskan informasi tersebut adalah dengan menggunakan iklan korporasi yang ditayangkan di televisi sehingga dapat menjangkau khalayak sasaran yang luas. Iklan korporasi yang ditayangkan di televisi menjadi salah satu strategi postioning yang sangat penting dari perusahaan untuk memfokuskan diri dalam mengembangkan kampanye iklan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya kesenjangan antara identitas brand yang dibentuk perusahaan dan citra brand yang diterima khalayak sasaran dengan menggunakan Teori Elaboration Likelihood Models. Sesuai dengan teori tersebut, diketahui bahwa kelompok khalayak sasaran dengan keterlibatan brand tinggi akan memiliki brand atittude yang berbeda dengan khalayak sasaran yang memiliki keterlibatan brand rendah. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan paradigma post-positivis. Hasil penelitian menunjukan bahwa kampanye iklan televisi tidak efektif digunakan untuk meningkatkan brand awareness BPJS Ketenagakerjaan karena terdapat kesenjangan antara identitas brand yang ditampilkan oleh perusahaan melalui iklan dengan citra brand yang diterima oleh khalayak sasaran pada kelompok keterlibatan brand tinggi dan rendah yang pada akhirnya akan mempengaruhi ekuitas brand kesadaran brand, asosiasi brand, kesan kualitas, dan loyalitas brand BPJS Ketenagakerjaan.

ABSTRACT
Rebranding can occur in a various organizations. When a corporation experienced a rebranding process, the companies have to socialitation a new identity of the company to their stakeholders and audiences. One of the ways to spread the information is used a corporate advertisements on television. Television corportate advertising are one of the most important positioning strategies of the company to provide focus development of an advertising campaign. This research has an objectives to see whether there are any gaps in the brand identity that have been formed by the organization and the brand image that the audience received using Elaboration Likelihood Models. According to the theory, the audience that has a high involvement with the brand will have the different brand atittude from a low involvement. This research was approach in qualitatif study by using post positivist paradigm. The study showed that ineffective television advertising campaigns were used to increase brand awareness of BPJS Ketenagakerjaan because there is some gaps between the value of brand identity which organization wants and the brand image that the audience received. Furthermore, the other results also will show that there are differences between the image received by the high involvement audiences with the low involvement one. Therefore, it would be affect the brand equity brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty of brand BPJS Ketenagakerjaan."
2017
T48125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Adona
Padang: Andalas University Press, 2006
659.1 Ado c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Meutia Sandra Dewi
"Studi ini mempelajari interpretasi khalayak terhadap suatu tanda yang merupakan bagian dari kajian Semiotik. Semiotik mempelajari sistem tanda beserta maknanya. Sebuah tanda dapat diinterpretasi secara berbeda tergantung pada individu yang menginterpretasikannya. Makna tanda yang sama dapat berbeda pada setiap individu. Perbedaan makna terhadap tanda ini karena makna sebenarnya berada di kepala atau kognisi orang yang menafsirkannya. Makna tidak berada pada tanda itu sendiri.
Keberadaan iklan di Indonesia semakin ramai semenjak kehadiran stasiun televisi swasta (RCTI, ANTeve, SCTV, Indosiar, TPI). Khususnya iklan televisi yang menggunakan identitas etnik di Indonesia semakin gencar kira-kira setahun terakhir ini. Identitas etnik tersebut diwujudkan dalam atribut-atribut budaya yang dapat berupa obyek nyata maupun konsep atau nilai budaya dan etnis yang bersangkutan. Atribut budaya sebagai tanda ini diasumsikan sebagai sesuatu yang telah tersosialisasi dalam diri individu, dengan demikian diasumsikan bahwa individu dapat memperoleh makna komprehensif dari atribut budaya tersebut. Berangkat dari asumsi tersebut dan proposisi semiotik bahwa makna tidak berada pada tanda itu sendiri namun pada kepala orang yang menafsirkannya, maka studi ini hendak mengkaji bagaimana khalayak menginterpretasi sistem tanda dalam iklan televisi yang menggunakan pendekatan budaya.
Pada kenyataannya interpretasi individu sangat bervariasi terhadap atribut budaya sebagai tanda dalam pesan iklan yang menggunakan identitas etnik. Hal ini karena pada tiap tahapan proses kognitif, terjadi proses signifikansi terhadap suatu tanda yang dipengaruhi oleh wilayah makna yang terdiri dari makna denotatif dan konotatif (menyangkut pengalaman dan kedekatan individu dengan tanda) serta makna kontekstual dan struktural (menyangkut pengetahuan individu dan cara penggunaan sistem tanda yang ada dalam pesan untuk memperoleh makna).
Dari temuan di lapangan, fungsi atribut budaya dalam iklan etnik dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan signifikansi tanda dari atribut budaya tersebut, yaitu (1) atribut budaya sebagai obyek fisik atau referent, dan (2) atribut budaya sebagai nilai budaya yang menyangkut konsep individu yang ada dalam reference-nya.
Identitas etnik yang digunakan dalam iklan-iklan televisi yang diteliti dengan demikian dilihat sebagai `tempelan' yang lebih berfokus pada daya tarik saja, atau sebagai sarana untuk menyampaikan nilai budaya suatu etnis kepada khalayak sasaran, dengan harapan mereka dapat mengasosiasikan karakteristik produknya dengan nilai budaya tersebut. Selain itu terdapat pendapat bahwa iklan yang menggunakan atribut budaya nyata/fisik tidak bisa dikatakan ildan budaya karena budaya hanya menyangkut nilai dan bukan materi. Opini ini berangkat dart pandangan budaya terutama sebagai sistem nilai. Dalam tesis ini budaya pertama dilihat dart obyek nyata dan kemudian dipelajari nilai-nilai yang terkandung di dalam obyek-obyek nyata tersebut.
Asumsi yang mengatakan bahwa budaya tradisional menghambat laju modernisasi dan globalisasi ternyata tidak beralasan, sebaliknya iklan-iklan beratribut budaya tradisional ini merupakan iklan yang paling diminati dan sangat mendongkrak penjualan produkrasa yang diiklankan. Penjualan produkrasa meningkat berarti tingkat konsumerisme meningkat. Tingkat konsumerisme yang tinggi menandakan masyarakat modern versi Rostow. Dengan demikian, budaya tradisional justru merupakan faktor pendukung modernisasi dan globalisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan
"PT Indomobil Suzuki Internasional (PT. ISI) adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dan PT. ISI selaku pemegang merek Suzuki telah memasarkan mobil Suzuki APV ke seluruh daerah di Indonesia maupun ke mancanegara. Seperti yang dilakukan para pesaingnya, PT. ISI berupaya untuk melakukan strategi komunikasi pemasaran yang efektif, yang diwujudkan dalam serangkaian kegiatan-kegiatan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan di berbagai media, termasuk media televisi.
Mengingat biaya yang telah dikeluarkan PT. ISI untuk pemasangan iklan di televisi relative besar, maka sangat perlu dilakukan evaluasi terhadap efektivitas iklan televisi kendaraan Suzuki APV di televisi. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas iklan televisi kendaraan Suzuki APV. Disamping itu, tujuan lain penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai image terhadap kendaraan Suzuki APV dan untuk memperoleh gambaran mengenai atribut-atribut apa saja yang dianggap penting oeh target pasar Suzuki dalam menentukan pilihan produk-produk kendaraan, yang penting diketahui kerena dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan iklan, selanjutnya agar dapat lebih efektif.
Iklan kendaraan Suzuki APV di televisi yang diukur efektivitasnya dalam penelitian ini adalah iklan versi Tora Sudiro. Pengukuran efektivitas iklan ini dilakukan menggunakan posttesting (evaluasi pasca iklan) untuk mengukur tahapan yang mengarah pada penjualan, yang meliputi komunikasi, perubahan sikap, dan perubahan perilaku pembelian, dengan pengukuran communication effectiveness yang mengukur sejauh mana iklan dapat diingat oleh audience, attitudinal effectiveness yang mengukur perubahan sikap dan intensi memebeli konsumen dan behavioral effectiveness yang mengukur perubahan perilaku pembelian konsumen dengan kerangka model hierarch of Effect.
Metode yang dipakai dalam penclitian ini adalah dengan melakukan survey terhadap 100 orang responden dengan wilayah pengarnbilan sampel di Jakarta dan sekitarnya. Pernilihan sampel menggunakan metode non probability sampling dengan prosedur pengainbilan sampel judmental sampling. Kriteria responden dalam survey ini adalah disesuaikan dengan kriteria populasi, yaitu target pasar Suzuki yakni pria wanita dengan SES A dan 13 (pengeluaran keluaga rata-rata per bulan di atas Rp 1. 250.000,- ) yang berusia diatas 25 tahun dan dibawah 55 tahun.
Bcrdasarkan hasil survey, segi communication effectiveness, Iklan televisi kendaraan Suzuki APV versi Tara Sudiro dinilai cukup efektif dari segi communication effectiveness karena iklan tersebut dapat diingat dan dikenali oleh sebegian besar responden yang telah melihat iklan tersebut, dan pesan utama yang ingin disampaikan oleh Suzuki dapat ditangkap dengan cukup baik oleh mayoritas responden.
Ad awareness terhadap iklan kendaraan Suzuki APV versi Tora Sudiro juga dinilai relatif baik, karena mayoritas responden menyebutkan ikan tersebut menampilkan kendaraan yang lega dan endosernya gampang diingat yaitu Tora Sudiro.
Dari segi attitudinal effectiveness, secara umum iklan Suzuki APV versi Tora Sudiro dinilai masih cukup efektif karena dapat memberikan pengaruh perubahan sikap responden dimana responder sebagian besar percaya akan produk Suzuki APV.
Dan segi behavioral effectiveness, secara umum iklan Suzuki APV versi Tora Sudiro dinilai masih kurang efektif karena belum mampu mendorong perubahan perilaku konsumen seperti yang diinginkan produsen mobil Suzuki, yaitu ketertarikan untuk membeli Suzuki APV.
Image yang paling kuat dimiliki Suzuki APV image sebagai mobil yang cocok untuk keluarga (mean score 4.29), merek pcrusahaan terkenal (mean score 4.03), kendaraan serba guna (mean score 3,99) dan suku cadang mudah di dapat (mean score 3,84). Sedangkan image paling rendah yang dimiliki Suzuki APV berdasarkan survey ini adalah image sebagai mobil yang memiliki teknologi canggih (mean score 3,29), nilai jualnya tinggi (mean score 3,06) dan mobil yang larinya kencang (mean score 2,98).
Berdasarkan temuan survey ini, saran untuk iklan TV Suzuki APV selanjutnya
? Mengingat brand awareness Suzuki APV sudah relatif baik, upaya kemunikasi pemasaran dalam iklan selanjutnya, selain untuk maintain awareness, sebaiknya dititikberatkan untuk mendorong perilaku konsumen menuju jenjang berikutnya pada hierarchy of effect
? Penayangan iklan di televisi sebaiknya lebih menekankan pada fekuensi daripada durasi, ? Kekurangan produk yang dipersepsikan oleh responden ini harus menjadi sebuah catatan, jika hal tersebut benar-benar merupakan kekurangan produk, maka secara teknis akan menjadi catatan bagi penyempurnaan produk yang akan. datang. Namun jika hal tersebut hanya merupakan persepsi dari konsumen, maka harus diluruskan dengan komunikasi yang berbeda dengan menyampaikan fitur produk sesungguhnya.
? Sebaiknya Suzuki APV juga secara periodik menayangkan iklan yang berisi keunggulan fitur-fitur kendaraan baik dari sisi interior, eksterior dan kecanggihan performa mesin kendaraan.

PT. Indomobil Suzuki International (PT. ISI is one of the company biggest automotive in Indonesia and PT. ISI as owner of brand of Suzuki have marketed car of Suzuki APV to entire area in Indonesia and also to foreign countries. Such as those which is also conducted by all its competitor, PT. ISI cope to conduct effective marketing communications strategy which realized by with refer doing activities of marketing communications, including advertisement in various media, including television media.
Considering expense which have been released by PT. ISI for the installation of advertisement in big relative televise, hence very require to evaluate to television advertisement effectiveness vehicle of Suzuki APV in televise. Pursuant to the mentioned above, hence especial target of this research is to effective evaluation of television advertisement vehicle of Suzuki APV_ Beside that, target of the differ from this research is to obtain picture concerning image to vehicle of Suzuki APV and to obtain picture concerning attributes any kind of lionized by market goals of Suzuki in taking choice vehicle product, which is important to be known because can be used as by reference in making of advertisement hereinafter so that earning more effective.
Advertisement vehicle of Suzuki APV in it's his measured televise in this research is version advertisement of Tora Sudiro. Measurement of this advertisement effectiveness use post testing (evaluation read advertisement) to measure step which is flange at sale, that is covering communications, change of attitude and change of behavior of purchasing, with measurement of effectiveness communication which measuring how far advertisement can be remembered by audience, effectiveness attitudinal which measuring change of and attitude of intensity buy and consumer of behavioral effectiveness which measuring change of behavior of purchasing of consumer with framework model Hierarchy of Effect.
Method wearied in this research is by conducting survey to 100 responder people with region intake of sample in Jakarta and its surroundings. Election of sample use method of is non sampling probability with procedure intake of sampling judgmental sample. Responder criterion in this survey is adapted for by population criteria, that is market goals of Suzuki namely woman man with SES A and of B (expenditure of month mean family above Rp. 1.250.0004 which is have age to above 25 year and under 55 year.
Pursuant to result of survey, of facet of communication. effectiveness, television advertisement vehicle of Suzuki APV version of Tora Sudiro assessed enonngh is effective the than facet of communication effectiveness because the advertisement can be remembered and recognized by most responder which have see the advertisement, and especial message wishing to be submitted by Suzuki can be arrested good enough by responder majority.
Ad awareness to advertisement vehicle of Suzuki APV version of Tora Sudiro is also assessed by good relative, because responder majority mention the advertisement present easy vehicle and it's easy him remembered by that is Tora Sudiro.
From facet of attitudinal effectiveness, in general advertisement of Suzuki APV version of Tora Sudiro assessed by still effective enough because can give influence of change of responder attitude where responder most believing in product of Suzuki APV.
From facet of behavioral effectiveness, in general Advertisement of Suzuki APV version of Tora Sudiro assessed by still less effective because not yet can push change of behavior of consumer is such as those which wanted [by] car producer of Suzuki, that is interest to buy Suzuki APV.
Image which is strongest to be assessed by Suzuki APV image as car which suited for family (score mean 4,29), famous company brand (score mean 4,03), all purpose vehicle (score 3,99 mean) and got easy access (score mean 3,84). While lowest image which owned by Suzuki APV pursuant to this survey is image as car owning sophisticated technology (score mean 3,29), value sell high him (score mean 3,06) and car which run boisterous him (score mean 2,98).
Pursuant to finding of survey this, suggestion for the advertisement of TV Suzuki APV hereinafter:
? Considering Suzuki APV awareness brand have good relative, marketing communications effort in advertisement hereinafter, besides for the maintain of awareness, better emphasis to push behavior of consumer go to next ladder at effect of hierarchy
? Advertisement displaying in televise better emphasize at frequency than duration
? Lacking of product which is perception by this responder has to become a note, if the mentioned really representing lacking of product, hence technically will become note to completion of product to come. But if the mentioned only representing perception of consumer, hence have to be straightened with different communications by submitting real product design.
? Better Suzuki APV also periodically display containing advertisement excellence of vehicle design either from interior side, exterior and is sophisticated Performs of vehicle machine.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>