Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khanza Nadhifa
Abstrak :
Upaya mitigasi untuk mencegah penyebaran COVID-19 salah satunya adalah dengan menggunakan pelacakan kontak digital, yaitu teknologi yang dapat mengatasi hambatan dari melakukan pelacakan kontak secara manual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cakupan penggunaan di negara yang tidak mewajibkan penerapan aplikasi pelacakan kontak digital serta faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan aplikasi tersebut dengan menggunakan desain literature review. Basis pencarian literatur yang digunakan adalah PubMed, ScienceDirect, ProQuest, dan Garuda. Hasil pencarian menunjukkan bahwa rentang persentase penggunaan aplikasi pelacakan kontak digital COVID-19 berkisar dari 11,3 – 84,1%, dengan penggunaan aplikasi paling rendah ditemukan pada studi di Prancis dan penggunaan aplikasi paling tinggi ditemukan pada studi di Inggris. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penggunaan aplikasi pelacakan kontak digital COVID-19 ditemukan terbagi ke dalam 8 kategori, yaitu kesehatan, sosioekonomi, demografi, prososial, kepercayaan pada pemerintah dan otoritas kesehatan, privasi, masalah teknis, serta efektivitas aplikasi. ......One of the mitigation efforts to prevent the spread of COVID-19 is to use digital contact tracing, which is a technology that can overcome barriers to manual contact tracing. This study aims to identify the scope of use in countries that do not require the application of digital contact tracing applications and the factors that influence the use of these applications by using a literature review design. The literature search bases used were PubMed, ScienceDirect, ProQuest, and Garuda. The search results show that the percentage range of use of COVID-19 digital contact tracing applications ranges from 11.3 – 84.1%, with the lowest application usage found in the France study and the highest application use found in the UK study. The factors related to the use of the COVID-19 digital contact tracing application were found to be divided into 8 categories, namely health, socioeconomic, demographic, pro-social, trust in government and health authorities, privacy, technical issues, and application effectiveness
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Ariqah Elfira Putri
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis proses sekuritisasi dalam penanganan pandemi COVID-19 di Hungaria berdasarkan teori sekuritisasi yang dikembangkan oleh Thierry Balzacq. Menurut teori sekuritisasi, sebuah isu dibingkai sebagai isu keamanan yang harus segera ditangani karena dianggap sebagai bahaya eksistensial yang mengancam keamanan nasional. Sekuritisasi pandemi COVID-19 memberikan akses bagi Perdana Menteri Viktor Orbán untuk memerintah negaranya lewat dekrit. Hal ini menuai kritik dari para aktor di ranah internasional maupun domestik, namun banyak juga masyarakat Hungaria yang setuju dan mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Orbán sebagai upaya pencegahan penyebaran virus. Para aktor sekuritisasi memiliki kapasitas untuk menggunakan pendekatan keamanan dalam merespons isu kesehatan seperti pandemi COVID-19, akan tetapi teori sekuritisasi yang dicetuskan oleh Balzacq menyebutkan bahwa konteks, kekuatan dispositif, dan legitimasi dari audiens juga menentukan keberhasilan dari proses sekuritisasinya. Penelitian ini menggunakan metode process tracing untuk menelusuri bagaimana konteks sosial politik baik di ranah internasional maupun domestik serta interaksi antara para aktor dengan audiens memungkinkan terjadinya sekuritisasi pandemi COVID-19 di Hungaria. Konteks sosial politik di ranah internasional dan domestik menjadi krusial untuk diteliti karena dapat memberikan gambaran terkait proses intersubjektif yang menentukan keberhasilan dari sekuritisasi pandemi COVID-19 di Hungaria. ......This study analyzes the securitization process in handling the COVID-19 pandemic in Hungary based on the securitization theory developed by Thierry Balzacq. According to securitization theory, an issue is framed as a security issue that must be addressed immediately because it is considered as an existential hazard that threatens national security. The securitization of the COVID-19 pandemic in Hungary gave Prime Minister Viktor Orbán access to govern his country by decree. This drew criticism from international and domestic actors, but many Hungarians also agreed and complied with the rules laid down by Orbán as an effort to prevent the spread of the virus. Securitization actors have the capacity to use a security approach in responding to health issues such as the COVID-19 pandemic, but the securitization theory proposed by Balzacq states that context, dispositive power, and legitimacy from the audience also determine the success of the securitization process. This study uses the process tracing method to explore how socio-political context both in the international and domestic spheres as well as the interaction between actors and the audience facilitates the securitization of the COVID-19 pandemic in Hungary. The socio-political context in the international and domestic spheres is crucial to be analyzed because it can provide an overview of the intersubjective processes that determine the success of the securitization of the COVID-19 pandemic in Hungary.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ingrid Anita Stacia D.
Abstrak :
Penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi mekanisme transgresi di ruang perkotaan, dan mengeksplorasi bagaimana pemetaan tindakan transgresi menjadi dasar pemahaman batas-batas arsitektur dalam suatu konteks yang dapat menjadi basis metode perancangan. Eksplorasi gagasan transgresi menunjukkan pemahaman akan arsitektur yang menerima ketidakstabilan dan negosiasi batas-batas yang ada dalam ruang kota dan masyarakat. Namun, saat ini kajian arsitektur yang membahas ragam dan peran transgresi dalam ruang kota masih terbatas. Kajian ini menginvestigasi dua puluh studi kasus transgresi arsitektur dalam konteks ruang derelict dan overlooked yang diambil dari beberapa literatur perkotaan terkini. Studi ini berusaha untuk mengkategorikan elemen transgresi dengan batasan sosial dan spasial yang dinegosiasikan, menyelidiki beberapa mekanisme yang memungkinkan manipulasi elemen-elemen tersebut. Tesis ini kemudian memformulasikan metode dan strategi perancangan arsitektur transgresif di ruang kota sebagai upaya menghadirkan petualangan melalui tubuh. Dari temuan yang ada, tulisan ini mencerminkan bagaimana pengetahuan tentang transgresi dapat menciptakan kontribusi penting untuk pengembangan desain pada diskursus arsitektur. ......This paper identifies mechanisms of transgression in urban spaces, exploring how acts of transgression define architectural boundaries in such context as a basis of the design method. Understanding the idea of transgression demonstrates an understanding of architecture that appreciates instability and negotiation of limits that exist in space and society. However, there is currently limited exploration that explores the variety of transgressions and their role in urban spaces. This paper investigates twenty case studies of architectural transgression in derelict and overlooked contexts found in current urban literature. The study categorizes the elements of transgression and the social and spatial limitation it negotiates with, investigating the mechanisms that allow manipulation of such elements. Finally, this research formulates design methods and strategies of transgressive architecture in urban spaces as a way of generating adventure through the body. From the findings, this paper reflects how knowledge of transgression can contribute to design development in architectural discourse.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2003
S26963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvia Ganiesa
Abstrak :
Latar Belakang. Saat ini sedang terjadi pandemi COVID-19 di seluruh dunia, pandemi ini dimulai dari Wuhan, Cina. Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 sangat menular dan penyebarannya sangat cepat, sehingga memerlukan penanganan khusus seperti isolasi atau karantina. Gejala penyakit COVID-19 menyerupai gejala infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh patogen lain seperti SARS, influenza, rhinovirus, dll. Diagnosis penyakit COVID-19 perlu ditentukan untuk membedakan dari ISPA yang diakibatkan oleh patogen lain. Beberapa uji diagnostik telah di kembangkan untuk deteksi cepat penyebab COVID-19. Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan alat diagnostik kit antigen ”Genbody COVID-19 Test Ag®” dengan rRT-PCR yang menjadi refensi test, untuk mendapatkan alat diagnostik yang murah, cepat dan akurat serta memiliki kemampuan yang setara dengan rRT-PCR. Metode. Penelitian ini merupakan uji banding dengan desain penelitian potong lintang dan metode pengumpulan spesimen secara consecutive sampling pada pasien contact tracing COVID-19. Penelitian dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FASYANKES) Puskesmas Kecamatan Tanah Abang, Sawah Besar, Senen dan Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) FKUI pada bulan Oktober 2020-Desember 2020. Sampel penelitian merupakan swab Nasofaring dan oropharing dari pasien contact tracing COVID-19 yang dilakukan pemeriksaan rRT-PCR menggunakan reagen LiliF COVID-19 Real Time PCR kit dan pemeriksaan antigen menggunakan “Genbody COVID-19 Test Ag®”. Analisis penelitian ini menggunakan tabel 2x2. Hasil. Dari 233 sampel sebanyak 80 (34,33%) sampel positif rRT-PCR dan 53 (22,74%) sampel yang positif pada kit antigen. Kit antigen yang digunakan pada penelitian ini mempunyai sensitivitas 66,25% (55,89-76,61), spesifisitas 100% (100-100), Nilai Duga Positif (NDP) 100% (100-100), Nilai Duga Negatif (NDN) 85% (79,78-90,22) dan akurasi 88,41%. Pada hasil rRT-PCR dengan CT < 20, kit test antigen mempunyai sensitivitas 97,14% (91,62-102,66), spesifisitas 100% (100-100) dan pada CT ≥ 21-≥ 30 sensitivitas kit antigen terus menurun. Kesimpulan. Pemeriksaan COVID-19 menggunakan kit test antigen “Genbody COVID-19 Test Ag®” mempunyai sensitivitas rendah yang tidak sesuai dengan rekomendasi WHO. Kit antigen ini mempunya sensitivitas yang tinggi pada sampel dengan hasil rRT-PCR pada CT rendah (CT <20). ......Introduction. Currently, the COVID-19 pandemic is happening over the world, this pandemic started in Wuhan, China. The SARS-CoV-2 virus that causes COVID-19 is highly contagious, spreads very quickly and requiring special handling such as isolation or quarantine. The symptoms of COVID-19 resemble an acute respiratory infection caused by other pathogens such as SARS, influenza, rhinovirus, etc. The diagnosis of COVID-19 disease needs to be determined to distinguish it from acute respiratory infection caused by other pathogens. Several diagnostic tests have been developed for rapid detection of the cause of COVID-19. Aim. The research aims to compare the antigen kit "Genbody COVID-19 Test Ag®" with rRT-PCR as a reference test to obtain an affordable, fast and accurate diagnostic tool and have equivalent capabilities as rRT-PCR. Method. The research is a comparative testing with a cross-sectional design and consecutive sampling method for collecting specimens in COVID-19 contact tracing patients. The research was conducted at the Health Service Facility (FASYANKES) Puskesmas Kecamatan Tanah Abang, Sawah Besar, Senen and Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) FKUI in October 2020-December 2020. The research samples were nasopharyngeal and oropharyngeal swabs from COVID-19 contact tracing patients who were carried out rRT-PCR test using LiliF COVID-19 Real Time PCR kit and antigen test using “Genbody COVID-19 Test Ag®”. The research analysis used a 2x2 table. Results. Of the 233 samples, 80 (34.33%) were positive for rRT-PCR and only 53 (22.74%) were positive for the antigen kit. The antigen kit used in this research had a sensitivity of 66.25% (55.89-76.61), specificity 100% (100-100), Positive Prediction Value (NDP) 100% (100-100), Negative Suggestion Value ( NDN) 85% (79.78-90.22) and accuracy 88.41%. On the results of rRT-PCR with CT < 20, the antigen test kit had a sensitivity of 97.14% (91.62-102.66), specificity 100% (100-100) and at CT 21-30 the sensitivity of the antigen kit continued to decrease. Summary. The COVID-19 examination using the “Genbody COVID-19 Test Ag®” antigen test kit has a low sensitivity which is not in accordance with WHO recommendations. This antigen kit has high sensitivity in rRT-PCR results at CT (CT < 20).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Natasya Ridzikita
Abstrak :
Tracing adalah salah satu cara untuk melakukan penggandaan ciptaan, yang dilakukan dengan cara menggambar langsung di atas gambar atau foto yang menjadi contohnya. Timbul permasalahan ketika tracing dilakukan di atas gambar atau foto milik orang lain tanpa izin, yang menghasilkan gambar baru yang mirip atau bahkan sama persis dengan gambar atau foto contohnya. Penelitian ini bersifat preskriptif dan kualitatif yaitu dengan meneliti berbagai teori tentang hak cipta baik dari peraturan perundang-undangan maupun doktrin dan yurisprudensi. Bahan-bahan pustaka yang digunakan adalah data-data sekunder yaitu peraturan perundang-undangan, literatur, jurnal, makalah, dan artikel. Penelitian juga menggunakan data primer sebagai bahan penunjang dalam bahan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tracing terhadap gambar dan foto tergolong ke dalam penggandaan ciptaan, dan jika dilakukan tanpa izin maka secara otomatis melanggar hak cipta. Untuk melihat apakah hasil tracing tersebut melanggar hukum, perlu dipelajari per kasus dengan mendasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan dan doktrin tentang hak cipta, termasuk ketentuan fair use dan doktrin de minimis. Untuk menilai perbandingan antara gambar hasil tracing dengan contohnya, faktor substiantiality dalam fair use dan doktrin de minimis harus digunakan secara maksimal untuk melindungi pelaku tracing yang beritikad baik. Tracing dapat dianggap melanggar hukum jika dilakukan tanpa izin dan menghasilkan gambar yang sama persis dengan gambar atau foto contohnya. Terdapat kekurangan dalam peraturan perundang-undangan tentang hak cipta yang berlaku di Indonesia terkait penggandaan ciptaan. Untuk menyempurnakan undang-undang yang akan datang, perlu mengadopsi unsur fair use sepenuhnya dan mengadopsi doktrin de minimis serta memasukkan definisi atas istilah-istilah yang belum diterjemahkan dalam teks.
Tracing is one of the techniques to reproduce a work, which is done by drawing right on the top of a picture or photograph as the example. Issues arise when tracing is done on the top of a picture or photograph belongs to anyone else without consent, which tracing results a new drawing similar with or even completely the same thing with the example. This research is a prescriptive and qualitative one, by exploring some theories regarding copyrights, not only from the prevailing regulations but also from the legal doctrines and jurisprudences. The materials are secondary datas such as regulations, literatures, journals, essays, and articles. This research is also made from primary datas as supporting materials. The result of this research shows that the result of tracing pictures and photographs is included in art reproduction, and once it is implied without consent then it is undoubtedly a violation against copyright. To see whether a tracing result breaks the law, it is necessary to study each case by using regulations and doctrines regarding copyright as the basis, including regulations of fair use and doctrine of de minimis. To judge a comparison between tracing result and its example, substantiality factor of fair use and doctrine of de minimis is necessary to be materials of consideration. Tracing could be deemed as a violation against the law once it is done without consent and is resulting a similar drawing compared with the example. The prevailing regulations of copyright in Indonesia is lacking of rules regarding art reproduction. To maximize the upcoming regulations, it needs to adopt fair use completely, not only one or two factors out of four, and also it needs to adopt doctrine of de minimis, not to mention it needs most to define some important terms in the text.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T54615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofwatun Nida
Abstrak :
Data rutin situasi COVID-19 dapat memberikan banyak informasi penting yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi pengendalian pandemi. Decision Support System surveilan COVID-19 nasional masih terbatas pada hasil analisis deskripsi. Penelitian ini memanfaatkan laporan data rutin Kementerian Kesehatan untuk menganalisis pelacakan kontak erat terhadap transmisi COVID-19 di Pulau Jawa secara spasial sebagai upaya pelacakan kontak yang dilakukan pemerintah. Penelitian ini menggunakan data cross sectional dengan analisis spasial. Total 118 kabupaten/kota di observasi selama 15 Maret 2021 – 11 Januari 2022. Data berbentuk prevalensi kasus COVID-19 per 100.000 penduduk dan rasio pelacakan kontak erat per minggu. Software QGIS 2.8.1. digunakan untuk membuat peta dan software GeoDa 1.2 untuk mendapatkan nilai Indeks Moran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transmisi kasus COVID-19 cenderung tinggi di bagian tengah selatan Pulau Jawa, puncak transmisi terjadi pada bulan Juli 2021, kapasitas pelacakan kontak erat cenderung lebih tinggi di kabupaten/kota yang memiliki kasus lebih tinggi. Penyebaran kasus COVID-19 memiliki efek spasial (I=0.234, E(I)=-0.0085) dan terdapat autokorelasi negatif yang lemah antara pelacakan kontak di suatu wilayah dengan transmisi kasus COVID-19 di wilayah tetangganya (I=-0.133, E(I)=-0.0085). Pada saat transmisi kasus tinggi rasio pelacakan kontak cenderung lebih rendah atau sulit dilakukan. Pelacakan kontak harus dioptimalkan saat transmisi penyakit rendah sehingga ledakan kasus dapat dicegah ......Routine data on the COVID-19 situation provides essential information for evaluating the control of the pandemic, but the national COVID-19 surveillance decision support system is still limited to description analysis results. Therefore, this study aims to analyze the spatial of contact tracing on COVID-19 transmission in Java using routine data from the Ministry of Health. A cross-sectional and spatial analysis approach was used to observe 118 municipalities between March 15 and January 11, 2022. The prevalence of COVID-19 per 100.000 population and the ratio of contact tracing per week were averaged. Data were processed with QGIS 2.8.1 and GeoDa 1.2 software. The results showed that the transmission of COVID-19 cases tends to be high in the central part of Java Island, with its peak occurring in July 2021, and that contact tracing capacity tends to be higher in municipalities with lower cases. Pandemic distribution has a spatial effect (I=0.234, E(I)=-0.0085) and negative autocorrelation between contact tracing and COVID-19 cases (I=-0.133, E(I)=-0.0085). The contact tracing ratio was also lower or difficult to accomplish due to a high transmission case. It should be optimized during low disease transmission to prevent case explosions.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganjar Ali Setiawan
Abstrak :
Kendala operasional transportasi minyak mentah melalui pipa yang dihadapi PT X adalah penyumbatan pipa akibat terbentuknya endapan minyak mentah (wax) di dalam pipa. Studi dilakukan pada kasus penyumbatan yang terjadi pada tahun 2022 dan salah satu usaha yang dilakukan untuk menghancurkan wax di dalam pipa tersebut adalah melalui kegiatan pigging. Karena wax terlampau banyak, pig yang diluncurkan tidak sanggup mendorong endapan tersebut, menyebabkan pipa tersumbat dan aliran minyak terhenti. Identifikasi masalah dilakukan dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis dan menghasilkan 7 variabel yang menjadi akar penyebab masalah yaitu posisi pipa yang terendam air, minyak mentah kehilangan panas, interval kegiatan pigging, tidak adanya wax inhibitor, kemampuan pompa yang terbatas, tidak ada fasilitas untuk intervensi kondisi minyak mentah, dan karakteristik minyak mentah. Disimpulkan bahwa penyebab dominan terjadinya penyumbatan aliran minyak mentah pada pipa adalah karena temperatur minyak mentah yang turun menyentuh temperatur pour point menyebabkan munculnya wax yang mengendap dan menyumbat aliran minyak mentah. Mitigasi dapat dilakukan dengan kegiatan pigging rutin setiap 7 hari sekali, menambahkan bahan kimia sebanyak 500 ppm untuk memodifikasi karakteristik minyak mentah, serta memasang sistem pemanas elektrik pada pipa menggunakan teknologi heat tracing constant wattage sepanjang 3 km. Berdasarkan perhitungan keekonomian, pemasangan sistem pemanas elektrik pada pipa akan memberikan efisiensi 3 miliar Rupiah per tahun, dengan IRR 18,87% dan periode pengembalian investasi selama 7 tahun jika dibandingkan dengan melakukan pembelian bahan kimia selama 20 tahun operasional pipa. Sehingga solusi yang paling efektif dan efisien untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pemasangan sistem pemanas elektrik pada pipa tersebut. ......The main operational obstacle to transportation of crude oil via pipeline faced by PT X is a wax depostion lead to pipe blockage. A case study was conducted on a blockage case that occurred in 2022 and one of the efforts made to destroy the wax in the pipe was through pigging activities. The pig that is launched is unable to push through the deposits and causes the pipe clogged and the oil flow to stop. Problem identification was carried out using the Fault Tree Analysis method and produced 7 variables which were the possible root cause of the problem, namely the position of the pipe submerged in water, crude oil heat loss, pigging activity interval, absence of wax inhibitor, limited pump capacity, no facilities for condition intervention, and characteristics of crude oil. So it was concluded that the root cause of pipe blockage was because the temperature of the crude oil dropped during transport process below the pour point temperature, causing the appearance of wax which settled inside the pipe and blocked the flow of crude oil. Mitigation can be done by carrying out routine pigging activities every 7 days, adding 500 ppm of chemicals to modify the characteristics of petroleum, and installing an electric heating system on the pipe using constant wattage heat tracing technology over a length of 3 km. Based on economic calculations, installing an electric heating system on pipes will provide savings of 3 billion Rupiah per year, with an IRR of 18.87% and a return on investment period of 7 years compared to purchasing chemicals during 20 years of pipe operation. So the most effective and efficient solution to overcome this problem is to install an electric heating system on the pipe.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josef Eric
Abstrak :
Blockchain yaitu buku besar publik yang terdesentralisasi, terdistribusi secara digital yang ada di seluruh jaringan dapat digunakan untuk memfasilitasi proses pencatatan transaksi. Blockchain dapat diterapkan pada aplikasi android dalam membantu industri medis seperti untuk memantau dan mencegah penularan Covid-19. Salah satu teknologi Blockchain yaitu smart contract dengan kode bekerja persis seperti yang diprogram dan tak dapat diubah di blockchain Ethereum. Pencegahan penularan Covid-19 dapat dilakukan dengan metode contact tracing yaitu metode penyimpanan data yang berisi informasi tempat dan waktu yang telah dikunjungi oleh pengguna. Pada penelitian ini akan dibangun aplikasi berbasis android dengan bahasa pemrograman Java dengan penerapan smart contract untuk menyimpan data hasil proses contact tracing dalam bentuk transaksi untuk memantau dan mencegah penularan Covid-19. Pengujian akan dilakukan pada smart contract dan performa aplikasi contact tracing. Pengujian pada smart contract dilakukan sebelum dengan menggunakan alat audit smart contract dan sesudah di sebarkan pada jaringan pengujian Ethereum menggunakan Remix IDE untuk berinteraksi dengan smart contract. Pengujian performa aplikasi contact tracing dilakukan dengan melakukan perbandingan performa dengan aplikasi PeduliLindungi dalam matriks penggunaan CPU, Frame Per Second (FPS) yang didapatkan dan App startup time atau waktu mulai aplikasi. Hasil pengujian pada smart contract yang didapatkan adalah smart contract yang aman dari serangan perentas, tidak ada bug dan efisien dalam biaya yang digunakan. Sedangkan hasil pengujian pada performa aplikasi yang didapatkan adalah perbandingan performa aplikasi contact tracing yang telah dirancang dengan performa aplikasi contact tracing yang telah ada ......Blockchain is a decentralized, digitally distributed public ledger that exists throughout the network and can be used to facilitate the process of transaction records. Blockchain can be applied to Android applications to assist the medical industry such as to monitor and prevent the transmission of Covid-19. One of Blockchain technology is smart contracts with code that works exactly as programmed and immutable on the Ethereum blockchain. Prevention Covid-19 transmission can be carried out using the contact tracing method, namely the data storage containing information on places and times that have been visited by the user. In this study, an Android based application will be built with Java programming language with implementation of smart contracts to store data the results of the contact tracing process in the form of transactions to monitor and prevent Covid-19 transmission. Tests will be carried out on smart contracts and performance contact tracing applications. Testing on smart contracts is carried out before using a smart contract audit tool and after deploying it on the Ethereum test network using the Remix IDE to interact with the smart contract. Testing the performance of the contact tracing application is carried out by doing the following: performance comparison with PeduliLindungi app in usage matrix CPU, Frame Per Second (FPS) earned and App startup time start application. The test results on the smart contract obtained are smart contracts that are safe from hacker attacks, no bugs and cost efficient. While the test results on the application performance obtained are a comparison of the performance of the contact tracing application that has been designed with the performance of existing contact tracing applications.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vikih Fitrianih
Abstrak :
Pandemi COVID-19 telah mendorong pemerintah untuk memanfaatkan teknologi untuk menanggulanginya, termasuk penggunaan aplikasi contact tracing. Pemerintah Indonesia secara resmi merilis dan mewajibkan penggunaan aplikasi contact tracing yang bernama PeduliLindungi. Penggunaan aplikasi PeduliLindungi merupakan upaya pemerintah dalam memerangi COVID-19. Pemerintah memerlukan kontribusi penduduk Indonesia untuk menggunakan PeduliLindungi agar proses pelacakan COVID-19 dapat dilakukan, tetapi jumlah pengguna aplikasi PeduliLindungi belum memenuhi target pemerintah. Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, tren penggunaan PeduliLindungi mengalami penurunan terutama di Jawa dan Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi niat keberlanjutan seseorang untuk terus menggunakan aplikasi contact tracing PeduliLindungi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji model penelitian yang dibangun berdasarkan teori Expectation Confirmation Model (ECM), Health Belief Model (HBM), dan Theory Acceptance Model (TAM). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring. Data yang diperoleh dari 372 responden dianalisis dengan metode PLS-SEM menggunakan tools SmartPLS 3.2.9. Berdasarkan hasil analisis, faktor-faktor yang memengaruhi niat keberlanjutan penggunaan aplikasi PeduliLindungi adalah service quality (kualitas layanan), system quality (kualitas sistem), perceived susceptibility (kerentanan yang dirasakan), confirmation (konfirmasi), perceived usefulness (kegunaan yang dirasakan), perceived ease of use (kemudahan penggunaan yang dirasakan), dan satisfaction (kepuasan). Penelitian ini juga memberikan implikasi secara teoritis untuk penelitian selanjutnya terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi niat keberlanjutan penggunaan aplikasi contact tracing. Selanjutnya, implikasi secara praktis untuk pengembang aplikasi PeduliLindungi dalam meningkatkan fitur aplikasi serta pemerintah khususnya Kementrian Kesehatan Republik Indonesia sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan terkait penanganan COVID-19. ......The COVID-19 pandemic has prompted the government to utilize technology to overcome it, including the use of contact tracing applications. The Indonesian government has officially released and required the use of a contact tracing application called PeduliLindungi. The use of the PeduliLindungi application is an effort by the government in fighting COVID-19. The government requires the contribution of the Indonesian population to use PeduliLindungi so that the COVID-19 tracking process can be carried out, but the number of application users has not met the government's target. According to the Ministry of Communication and Information of the Republic of Indonesia, the trend of using PeduliLindungi has decreased, especially in Java and Bali. The purpose of this study is to find out what factors influence a person's continuance intention to use PeduliLindungi contact tracing application. This study uses a quantitative approach to test the research model that is built based on the Expectation Confirmation Model (ECM), Health Belief Model (HBM), and Theory Acceptance Model (TAM) theory. Data was collected by distributing online questionnaires. The data obtained from 372 respondents were analyzed by the PLS-SEM method using SmartPLS 3.2.9 tools. Based on the results of the analysis, the factors that influence the intention to continue using the PeduliLindungi application are service quality (quality of service), system quality, perceived susceptibility, confirmation, perceived usefulness, perceived ease of use, and satisfaction. This research also provides theoretical implications for further research regarding the factors that can influence continuance intention to use contact tracing applications. Furthermore, practical implications for PeduliLindungi application developers in improving application features and the government, especially the Ministry of Health of the Republic of Indonesia as consideration in evaluating policies related to handling COVID-19.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>