Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 233 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henny Rosdiana
Depok: Universitas Indonesia, 2010
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardika Ardiyanti
"Praktek Kerja Profesi (PKP) di Apotek Kimia Farma No. 50 dilaksanakan selama satu bulan, mulai dari tanggal 1 Mei 2016 sampai dengan 31 Mei 2016. Kegiatan PKP ini bertujuan agar calon apoteker mampu memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku; memiliki wawasan, pengetahun, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Apotek; dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian. Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 50 memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik, yang berwenang untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan mutu pelayanan apotek dan manajemen apotek dengan melaksanakan fungsi profesional, managerial, dan retailer. Salah satu permasalahan dalam menjalankan praktek kefarmasian di Apotek Kimia Farma No. 50 adalah kurangnya jumlah apoteker. Dari pelaksanaan Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No. 50, mahasiswa menjadi lebih memperkaya wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di apotek.

Internship at Apotek Kimia Farma No. 50 was held for one month, starting on 1 May 2016 until 31 May 2016. This internship was aimed to make apothecary student understand the duties and responsibilities of pharmacists in the management of the pharmacy, also performing pharmaceutical practices in accordance with the laws and ethics; have the insight, knowledge, skills, and practical experience to carry out the pharmaceutical practices in pharmacy; know the issues of pharmaceutical practices, and learn the strategies and activities that can be done in order to develop the pharmaceutical practices. Pharmacists in Apotek Kimia Farma No. 50 has the duty and responsibility in the management of pharmaceutical dosage forms, medical devices, and consumables medical supply, and also clinical pharmacy services, which is authorized to take decisions related to quality of pharmacy services and pharmacy management to carry out the functions of the professional, managerial, and retailers. One of the problems in running the pharmaceutical practices in Apotek Kimia Farma No. 50 is the lack amount of pharmacists. From this internship, apothecary students become more enriching their knowledge, skills, and practical experience to carry out the pharmaceutical practices in pharmacy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Patriani
"Praktik kerja profesi di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur Sudinkes Jaktim memiliki tujuan agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di instansi pemerintahan. Selain itu calon apoteker juga diharapkan dapat memahami tugas pokok dan fungsi apoteker, memiliki pengalaman praktis melakukan pekerjaan kefarmasian, serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan kefarmasian di instansi pemerintahan.
Tugas khusus yang dikerjakan adalah pengelolaan vaksin di Sudinkes Jaktim yang bertujuan untuk mengetahui pengelolaan vaksin di Sudinkes Jaktim dan memperoleh data terkait persentase vaksin yang didistribusikan ke Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan. Secara umum, apoteker di Sudinkes Jaktim telah melaksanakan tugas dan fungsi sesuai perannya dengan baik. Penulis juga mendapatkan pengalaman praktis dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di instansi pemerintahan khususnya terkait dengan pengelolaan vaksin dan ikut berkontribusi dalam memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan.

The internship at East Jakarta Sub Department for Health Sudinkes Jaktim has a purpose to make pharmacist candidate/intern able to understand the role, duty, and responsibility of pharmacist in government rsquo;s area. In addition, the intern is also expected to understand the basic tasks and functions of pharmacists, have practical experience to do pharmaceutical work, and have a real description of pharmaceutical problems in government agencies.
The specific assignment is about the vaccine management in Sudinkes Jaktim which aims to find out the management of vaccine in Sudinkes Jaktim and obtain the data related to the percentage of distributed vaccine to Community Health Center. In general, pharmacists in Sudinkes Jaktim have performed their duties and functions according to their roles. The intern also gained practical experiences about pharmaceutical work in government agencies especially related to vaccine management and contribute to solving problems."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Syafitri Tiham
"Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang memerlukan pengobatan yang kompleks. Banyaknya risiko komplikasi pada pasien DM menyebabkan peningkatan jumlah obat-obat yang harus dikonsumsi oleh pasien yang mengarah pada polifarmasi. Pemberian obat polifarmasi memiliki risiko yang tinggi terhadap terjadinya Drug Related Problems (DRPs) yang dapat membahayakan pasien. Laporan ini bertujuan untuk mengkaji resep obat pada pasien DM di Apotek Kimia Farma Kejayaan untuk mengetahui ada tidaknya DRPs. Pengumpulan informasi dilakukan dengan studi literatur terhadap setiap obat yang diresepkan. Pada hasil pengkajian resep, diperoleh masih banyaknya aspek yang belum terpenuhi, yaitu aspek administratif, berat badan, usia, nomor telepon dan SIP dokter perlu dicantukan. Pada aspek farmasetik bentuk sediaan dan data stabilitas perlu ditanyakan kembali kepada dokter penulis resep. Sementara pada aspek klinis, perlu dicek kembali dosis obat (resep 1), penambahan aturan pakai dan risiko interaksi obat yang dapat mengarah pada efek samping yang serius terhadap pasien.

Diabetes Mellitus (DM) is a non-communicable disease that requires complex treatment. The many risks of complications in DM patients cause an increase in the number of drugs that must be consumed by patients which leads to polypharmacy. Administering polypharmacy drugs has a high risk of developing Drug Related Problems (DRPs) which can harm the patient. This report aimed to assest drug prescriptions in DM patients at Kimia Farma Kejayaan Pharmacy to determine whether DRPs were present. Information collection was carried out by studying the literature on each drug prescribed. Based on the results of the review of prescriptions, it was found that there were still many aspects that had not been fulfilled, namely administrative aspects, weight, age, telephone number and doctor's SIP that needed to be included. Regarding the pharmaceutical aspects of dosage forms and stability data, it is necessary to ask the prescribing doctor again. While on the clinical aspect, it is necessary to re-check the dosage of the drug (recipe 1), add the rules for use and the risk of drug interactions which can lead to serious side effects in patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Narulita Putri
"Omeprazol merupakan obat golongan PPI untuk penyakit refluks gastroesofageal yang diresepkan untuk segala jenis pasien, khususnya anak-anak dan pasien yang dipasang NGT. Omeprazol hanya tersedia dalam bentuk kapsul dan serbuk injeksi steril. Saat ini pembuatan obat racikan omeprazol disuspensikan dalam larutan natrium bikarbonat 8,4% yang rasanya pahit. Oleh karena itu, perlu dibuat formula pembawa suspensi untuk pembuatan omeprazol racikan. Uji stabilitas dilakukan terhadap empat formula pada suhu kamar 28C selama 14 hari dan pada suhu rendah 4C selama 30 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suspensi omeprazol racikan mengalami perubahan warna menjadi putih kekuningan dan nilai pH yang dihasilkan relatif stabil selama masa penyimpanan pada suhu rendah. Pada kondisi penyimpanan suhu kamar, suspensi omeprazol racikan mengalami perubahan warna menjadi kuning kecokelatan. Uji stabilitas kimia dilakukan dengan menetapkan kadar omeprazol dalam suspensi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kadar suspensi omeprazol racikan mengalami penurunan selama masa penyimpanan, baik pada suhu kamar maupun suhu rendah. Hasil penetapan kadarnya menunjukkan bahwa omeprazol dalam pembawa suspensi formula A memiliki stabilitas kadar yang relatif sama dengan omeprazol dalam larutan natrium bikarbonat, yaitu >90% selama 7 hari pada penyimpanan pada suhu kamar 28C dan selama 14 hari pada penyimpanan suhu rendah 4C.

Omeprazole is a PPI and used in the treatment of gastroesophageal reflux disease commonly prescribed in all patients, especially pediatric and patient with NGT. Omeprazole is only available in capsule form and sterile powder for injection. This has been accomplished by using 8.4% sodium bicarbonate solution as the vehicle which is bitter. For that reason, a suspending vehicle containing sweetening agent for omeprazole should be formulated. Stability test of four extemporaneous suspending formulation was carried out at room temperature (28C) for 14 days and at cold temperature (4C) for 30 days.
The results showed that the extemporaneous suspension of omeprazole is changed to yellowish-white color and the resulting pH is relative stable during storage at cold temperature. At room temperature, the color is changed to brownish-yellow color. Chemical stability test was carried out using UV-Vis spectrophotometer. Concentration of omeprazole in the extemporaneous suspension decreased during storage. Based on stability data, it can be showed that omeprazole in the suspending vehicle of formula A has the same stability level with omeprazole in the sodium bicarbonate solution. The extemporaneous omeprazole suspension remained >90% during 7 days at room temperature and during 14 days at cold temperature."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Telaumbanua, Tryandika
"ABSTRAK
Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Prima Sehat, PT Aventis Pharma, dan PT Enseval Putera Megatrading Tbk Periode Bulan Agustus-November 2019

ABSTRACT
Internship at Apotek Prima Sehat, PT Aventis Pharma, and PT Enseval Putera Megatrading Tbk Period August-November 2019
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Adi Prasetyanto
"Sediaan mengapung granul hollow microspheres mulai dikembangkan untuk memperpanjang waktu tinggal obat di dalam lambung. Formulasi granul dibuat dengan cara mendispersikan siprofloksasin HCl dan etil selulosa serta HPMC dengan pelarut etanol dan diklorometana. Pendispersian disertai pemanasan suhu 40oC dan pengadukan. Penguapan pelarut menghasilkan rongga dan pori pada granul yang membuat densitas granul menjadi rendah. Dilihat pengaruh kombinasi perbandingan pelarut terhadap mutu dan kemampuan mengapungnya. Formula dengan perbandingan etanol dan diklorometana 1:1 dipilih untuk dijadikan tablet. Pembuatan tablet menggunakan metode kempa langsung. Hasil evaluasi tablet menunjukkan tablet mampu mengapung selama 12 jam dan kinetika pelepasan obat mengikuti orde nol dan mekanisme pelepasannya difusi Fickian.

The preparation of floating granules hollow microspheres were developed to extend the retention time of drug in stomach. The formulation prepared by dispersing ciprofloxacin HCl, ethyl cellulose, and HPMC with ethanol and dichloromethane. Dispersion process used heat 40oC with stirring. Evaporation of the solvent resulted cavities and pores inside the granules and made low density granules in the process. Formula with ratio ethanol and dichloromethane 1:1 has been chosen to be used as a tablet. The tablet was made using direct compression method. Buoyancy test and drug release tablet was evaluated. The result showed the tablet can float for 12 hours and followed zero order release kinetic and showed Fickian diffusion mechanism."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana
Depok: Universitas Indonesia, 2010
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Puspita Sari
"Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian pada perempuan di seluruh dunia. Pengobatan menggunakan bahan alam banyak dikembangkan karena toksisitasnya rendah. Daun sirsak (Annona muricata L.) terbukti memiliki potensi aktivitas antiproliferasi pada sel kanker payudara.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengaruh enkapsulasi ekstrak etanol daun sirsak terhadap aktivitas antiproliferasi sel kanker payudara T47D. Liposom adalah mikropartikulat berbentuk sferis yang mampu menghantarkan obat antikanker.
Pada penelitian ini ekstrak etanol daun sirsak dienkapsulasi dalam liposom menggunakan metode hidrasi lapis tipis dan diekstrusi dengan membran polikarbonat 0,4 μm dan 0,1 μm masing-masing sebanyak 10 siklus. Selanjutnya, formula liposom yang memiliki enkapsulasi terbaik dilihat dari waktu pemisahan yang lebih lama dan dispersi partikel yang paling kecil kemudian dibandingkan aktivitas antiproliferasinya dengan ekstrak yang tidak dienkapsulasi menggunakan metode MTT.
Pada penelitian ini diperoleh bahwa liposom formula 1 memiliki dispersi partikel lebih kecil dan waktu pemisahan lebih lama dengan morfologi multi vesicular vesicle dan large unilamelar vesicle. Efisiensi penjerapan liposom formula 1 adalah 96,93%. IC50 ekstrak yang tidak dienkapsulasi adalah 64,53 μg/ml dan IC50 ekstrak yang dienkapsulasi liposom adalah 389,29 μg/ml.

Breast cancer is one the leading cause of cancer death in women worldwide. Treatment using natural materials has been developed because it has low toxicity. Soursop leaves (Annona muricata L.) proved to have the potential antiproliferative activity in breast cancer cells. Liposomes are spherical microparticulate which capable of delivering anticancer drugs.
This study aimed to obtain the effect of encapsulation soursop leaves ethanolic extract in liposome against antiproliferative activity in T47D breast cancer cell.
In this study, ethanolic extract of soursop leaf encapsulated in liposomes using thin layer hydration method and extruded with a polycarbonate membrane of 0,4 μm and 0,1 μm respectively as many as 10 cycles. Furthermore, liposome?s formula which shown the best encapsulation from longer separation time and smallest particle dispersion compared its antiproliferative activity with extracts not encapsulated using MTT method.
In this study showed that liposomes formula 1 has smaller particle dispersion and longer separation time whose multi vesicular vesicle and large unilamelar vesicle morphology. Entrapment efficiency of liposome formula 1 is 96,93%. IC50 value for not encapsulated extract was 64,53 μg/ml and IC50 value for extract encapsulated liposomes was 389,29 μg/ml."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Thohiroh
"Warna gelap pada bibir disebabkan oleh adanya paparan oksidan yang dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Xanton merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Namun, xanton bersifat semi-hidrofilik dengan log P 3,39, yang membuat xanton sulit untuk bercampur dengan basis lipstik yang bersifat lipofilik. Oleh karena itu, xanton dibuat dalam bentuk transfersom agar dapat bercampur dengan basis lipstik serta dapat mencapai lapisan dermis bibir sehingga mampu mengatasi masalah kerusakan bibir akibat bahan-bahan pengoksida. Transfersom xanton dibuat menggunakan fosfatidilkolin dengan tiga surfaktan non-ionik, yaitu Span 20, Span 60, dan Span 80 dengan metode hidrasi lapis tipis. Transfersom xanton menggunakan span 20 menghasilkan indeks deformabilitas 47,04 dengan efisiensi penjerapan xanton sebesar 89,90 %. Pada penggunaan span 60, dihasilkan indeks deformabilitas 23,19 dengan efisiensi penjerapan 63.84 % dan pada span 80 dihasilkan indeks deformabilitas 25,98 dan efisiensi penjerapan 74.80 %. Transfersom xanton dengan span 20 yang menghasilkan jerapan terbesar serta karakterisasi yang terbaik, diformulasikan ke dalam lipstik dan dibandingkan dengan lipstik yang mengandung xanton serbuk. Lipstik transfersom yang dihasilkan memiliki kekerasan senilai 65 (1/10 nm) dengan suhu lebur 53,8 °C, bersifat tidak iritatif, dan memberikan polesan yang homogen dengan warna merah muda.

The dark color in lips is caused by exposure to oxidants that can be overcome by antioxidant compounds. Xanthone has strong antioxidant activity. However, xanthone as semi-hydrophilic compound with log P value is 3,39, is difficult to mix with lipstick bases which are lipophilic. Therefore, xanthone made in the form of transfersome to be mixed with lipstick bases and also reach the lips dermis layer so that it can overcome the problem of lips damage as a result of oxidizing materials. Transfersomal xanthone made using phosphatidylcholine with three non-ionic surfactants, Span 20, Span 60, and Span 80 with a thin layer hidration method. Transfersomal xanthone using span 20 produces deformability index 47,04 and entrapment efficiency 89,90 %. On the use of span 60, resulting deformability index 23,19 and entrapment efficiency 63.84 % while on the use of span 80 shown deformability index 25,98 and entrapment efficiency 74.80 %. Transfersomal xanthone using span 20 which generate the highest entrapment efficiency and the best characterization, is formulated into a lipstick and compared with lipstick that contains xanthone powder. The transfersomal lipstick has rigidness 65 (1/10 nm) with melting point temperature 53,8 °C, non-irritative, and provide a pink homogeneous polish texture.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>