Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Adinda Diva Sugiarto
"Ship-recycling, merupakan salah satu metode efektif yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi permasalahan limbah kapal-kapal tua yang sudah tidak layak digunakan. Istilah ini merujuk pada proses daur ulang kapal secara modern yang masih belum marak dilakukan di Indonesia. Pada pelaksanaannya, masih banyak terdapat aspek-aspek keselamatan yang tidak dihiraukan. Salah satu aspek terbesar yang masih kurang diperhatikan yaitu aspek dari human factor. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau lebih jauh terkait faktor-faktor di balik sumber bahaya bagi para pekerja yang terlibat dalam proses ship recycling. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Formal Safety Assessment (FSA) untuk menemukan sumber-sumber bahaya selama proses ship-recycling dilakukan dan selanjutnya dilakukan penarikan akar masalah menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Dari penelitian ini, diketahui bahwa human factor dari sumber bahaya terjadi dikarenakan ketidakwaspadaan pekerja; kondisi kesehatan pekerja; pemakaian APD yang tidak sesuai; serta kurangnya kualitas SDM untuk beberapa proses pekerjaan seperti penggunaan alat berat, proses cutting, ataupun dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko kebakaran. Latar Belakang dari terjadinya kesalahan-kesalahan dari human factor di atas bisa berasal dari berbagai hal yaitu, tidak diadakannya pelatihan formal terkait penggunaan alat cutting, kondisi kesehatan pekerja, dan kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.
Ship-recycling is one of the effective methods that can be carried out to help reduce waste problems from old unused ships. This term refers to the modern process of recycling ships, which is still not widely done in Indonesia. In its implementation, there are still many safety aspects that are overlooked. One of the biggest aspects that is still not given enough attention is the human factor. This research was conducted to further investigate the factors behind the sources of danger for workers involved in the ship-recycling process. In this study, the author used the Formal Safety Assessment (FSA) method to identify sources of danger during the ship-recycling process and then conducted root cause analysis using Fault Tree Analysis (FTA). From this research, it is known that the human factor of the sources of danger occurs due to worker inattention; worker health conditions; inappropriate use of personal protective equipment; and a lack of qualified personnel for some job processes such as heavy equipment use, cutting processes, or identifying fire hazards and risks. The background of the above human factor errors can come from various things such as the absence of formal training in the use of cutting tools, the health conditions of workers, and the shortage of available jobs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Isyroqi Al Ghifari
"Sebagai energi terbarukan, Pembangkit listrik tenaga gelombang air laut menjadi pilihan yang baik untuk negara yang memiliki luasan lautan lebih besar dari luasan daratannya. Penggunaan pembangkit listrik gelombang air laut dapat dioptimalkan pada daerah yang memiliki potensi gelombang air laut yang tinggi. Pemilihan sistem pembangkit listrik gelombang air laut turut berpengaruh terhadap suatu kondisi alamnya, baik dari laut maupun di daratan. Beberapa penelitian sebelumnya sudah dilakukan dan ada bermacam – macam bentuk maupun sistem pembangkit listrik gelombang air laut yang sudah digunakan, khususnya di lautan Indonesia dimana luasan lautannya lebih besar dibandingkan dengan luasan daratannya. Pada studi kali ini, penggunaan buoy untuk memenuhi pembangkit listrik tenaga gelombang air laut dirasa sudah mencukupi untuk kondisi wilayah perairan Indonesia. Dengan pemilihan derajat kebebasan sebanyak 3 derajat kebebasan yang memanfaatkan aliran dan energi gelombang air laut yang ada di perairan Indonesia. Pada studi kali ini juga bertujuan untuk mengetahui hasil pada olah gerak buoy terhadap difraksi dan respon dari hidrodinamika. Pada studi yang dilakukan desain buoy berbentuk silinder dan memiliki hydrofoil NACA 0015 pada bagian bawah buoy. Dengan bantuan perangkat lunak ANSYS AQWA memungkinkan untuk mengetahui hasil dari olah gerak yang terjadi akibat gelombang air laut secara gerakan aktual. Pada studi yang dilakukan menunjukkan bahwa buoy memiliki karakteristik gerakan terbaik pada keadaan amplitudo gelombang air laut sebesar 1.5 neter dengan periode gelombang air laut sebesar 10 sekon. Serta hasil dari desain buoy memiliki hasil terbaik pada variasi sudut bukaan Hydrofoil NACA 0015 sebesar 15 derajat dengan hasil gerakan pitching sebesar 18.18 derajat. Pada studi eksperimen yang dilakukan juga menghasilkan gerakan olah gerak buoy dapat bergerak dengan aman tanpa terbalik.
As a renewable energy, Wave Energy Converter is a good choice for countries with an ocean area more significant than their land area. The Wave Energy Converter can be optimized in regions with high sea wave potential. The Wave Energy Converter system selection also influences a natural conditions from sea and land. Several previous studies have been carried out, and various forms and WEC systems have been used, especially in the Indonesian seas, where the sea area is larger than the land area. In this study, the use of buoys to fulfill Wave Energy Converter is deemed sufficient for the Indonesian sea condition. With the selection of degrees of freedom, as many as 3 degrees of freedom utilize the flow and energy of sea waves in the Indonesian sea. This study also aims to determine the results of the buoy's motion against diffraction and the response from hydrodynamics. In the study conducted, the design of the buoy is cylindrical and has a NACA 0015 hydrofoil at the bottom of the buoy. With simulation from ANSYS AQWA, it is possible to find out the results of the motions that occur due to sea waves in actual motion. The study showed that the buoy had the best movement characteristics when the amplitude of seawater waves was 1.5 meters with a sea wave period of 10 seconds as well as the results of the buoy design which has the best results in the variation of the NACA 0015 Hydrofoil opening angle of 15 degrees with a pitching motion of 18.18 degrees. The experimental studies also resulted in the buoy's motion being able to move safely without tipping over."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library