Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhimas Risky Adityawarman
"Kazakhstan merupakan negara republik yang baru saja merdeka pada 16 Desember 1991 dan merupakan pecahan dari Uni Soviet. Sejak bubarnya Uni Soviet, Kazakhstan masih berhubungan baik secara ekonomi dan politik dengan Rusia. Namun, dinamika keagamaan di Kazakhstan sangat tinggi dan berbeda dengan Rusia. Muslim dan Kristen Ortodoks mencoba menerima agama dan budaya baru tersebut ketika pasca-kemerdekaan. Penelitian ini mengangkat tiga permasalahan, yaitu (1) Bagaimana masuknya Islam dan Bangsa Kazakh di Kazakhstan, (2) Bagaimana kehidupan keislaman di Kazakhstan pada masa ketika menjadi bagian Uni Soviet, (3) Bagaimana keadaan Islam dan gambaran kehidupan Muslim di Kazakhstan pasca-bubarnya Uni Soviet. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi Islam yang berada di Kazakhstan dan dampaknya dari kekuasaan komunis Uni Soviet yang sangat lama terhadap Islam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan studi pustaka dari beberapa sumber bacaan. Dua teori dalam tulisan ini adalah teori reproduksi budaya dan juga teori modernisasi. Hasil dari penulisan adalah ditemukannya beberapa sejarah masuknya Islam di Kazakhstan dan mengetahui tentang bangsa Kazakh, keadaan Islam pada era Soviet, serta perkembangan Islam pasca-kemerdekaan hingga berjalan tiga dekade.
......Kazakhstan is a republic that just became independent on December 16, 1991 and is part of the Soviet Union. Since the collapse of the Soviet Union, Kazakhstan has remained on good terms economically and politically with Russia. However, the religious dynamics in Kazakhstan is very high and different from that of Russia. Muslim and Orthodox Christians try to accept the new culture and religion after independence. This research is based in several issues, namely (1) How Islam was entering and the identity of the Kazakh nation in Kazakhstan, (2) How was Islamic life in Kazakhstan at the time when it was part of the Soviet Union, (3) What was the state of Islam and what was the picture of Muslim life in Kazakhstan after the dissolution of the Soviet Union. This research aims to determine the condition of Islam in Kazkahstan and the impact of the Soviet Union’s long-standing communist rule on Islam. This study uses a descriptive method with data collection using literature studies from several reading sources. The theory in this reseacrh is theory of cultural reproduction and also the theory of modernization. The results of the research are the discovery of some of the history of the Islam was entering in Kazakhstan and knowing about the Kazakh nation, the state of Islam in the Soviet era, and the development of Islam after independence for three decades.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yasminne Nur Annisa Iman
"Buku Calligraphies of Love, sebuah buku kumpulan kaligrafi karya Hassan Massoudy yang merupakan kaligrafer kontemporer Irak. Hassan menghasilkan karya kaligrafi dengan menggabungkan kaligrafi tradisional dan seni kontemporer hingga menghasilkan kaligrafi kontemporer yang indah dan mendunia. Masalah yang diangkat dalam penelitian adalah bagaimana tipografi dan pengaplikasian warna yang digunakan Hassan Massoudy dalam buku Calligraphies of Love, apa objek yang dilukis Hassan dalam kaligrafinya, dan makna dan pesan apa yang ingin disampaikan Hassan melalui karyanya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif naratif dengan menarasikan penelitian dari hasil pengamatan visual. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori kaligrafi Arab kontemporer. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Hassan Massoudy menggunakan tipografi kaligrafi kontemporer ekspresionis, tradisional dan abstrak dalam buku Calligraphies of Love. Hassan memainkan warna-warna cerah seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, toska dan warna netral seperti coklat dan hitam dalam buku Calligraphies of Love. Melalui buku Calligraphies of Love, makna dan pesan yang ingin disampaikan Hassan adalah gagasan perdamaian, toleransi dan cinta.
......Calligraphies of Love, a calligraphy collection book by Hassan Massoudy, a contemporary Iraqi calligrapher who makes calligraphic works by combining traditional calligraphy and contemporary art to produce beautiful and worldwide contemporary calligraphy. Formulation of the problem that will be discussed related to how the typography and color application Hassan Massoudy used in his book Calligraphies of Love, what objects Hassan painted in his calligraphy, and what is Hassan wanted to convey through his work. This study used a descriptive qualitative narrative method by narrating the research from visual observations. This research uses contemporary Arabic calligraphy theory. This research found that Hassan Massoudy used contemporary expressionist, traditional and abstract calligraphy typography in the book Calligraphies of Love. Hassan plays bright colors like red, orange, yellow, green, blue, turquoise and neutral colors like brown and black in the book Calligraphies of Love. Through the book Calligraphies of Love, the meaning and message that Hassan wanted to convey was the idea of peace, tolerance and love."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Khoirunnisa
"Kebudayaan Maroko merupakan percampuran antara budaya Berber, Arab, dan Eropa. Etnis asli Berber di Maroko terkenal dengan gaya hidup nomad atau berpindah-pindah dalam bermukim. Selain di Maroko, bangsa Berber banyak ditemukan di wilayah Afrika Utara seperti Aljazair, Tunisia, dan Mauritania. Sejak 1963, bangsa Berber mengadakan pertemuan tahunan bernama Festival Tan-Tan Moussem. Namun, festival ini sempat terhenti penyelenggaraannya selama 25 tahun hingga akhirnya kembali terselenggara pada 2004. Penelitian ini mengkaji permasalahan tentang apa yang dimaksud dengan festival Tan-Tan Moussem dan bagaimana revitalisasi festival Tan-Tan Moussem di Maroko. Dalam mewujudkan penelitian ini, penulis menggunakan teori kebudayaan dan revitalisasi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa festival Tan-Tan Moussem adalah festival kebudayaan suku nomad Berber di Maroko. Festival ini menjadi sarana pertemuan tahunan masyarakat nomad Sahara yang menyatukan lebih dari tiga puluh suku dari Maroko barat daya dan sebagian Afrika barat laut. Revitalisasi Tan-Tan Moussem dapat terlaksana dengan upaya dari Kementerian Pariwisata Maroko dan UNESCO.
......Moroccan culture is made up of a combination of the Berber, Arab, and Europe. The native Berbers in Morocco are known for their nomadic lifestyle, they don't have a settled home and never stay long in the same place. Apart from Morocco, Berbers are found in many areas of North Africa, namely Algeria, Tunisia, and Mauritania. Since 1963, the Berbers have held an annual meeting called the Tan-Tan Moussem Festival. At one point, however, the festival was put on hold for twenty-five years, and started to continued in 2004. This study aims to explain what exactly is Tan-Tan Moussem Festival and its revitalization in Morocco. The culture theory, together with revitalization theory are used to analyze this study. The method used are qualitative study with literature review approach. The result of this study shows that Tan-Tan Moussem Festival is a cultural festival of the Morocco's Saharan nomad tribe. This event becomes the place for annual gathering of the Saharan nomad tribe that includes more than thirty tribes from Southwest Morocco and a portion of Northwest Africa. The revitalization of Tan-Tan Moussem can be accomplished with the efforts of the Moroccan Ministry of Tourism and UNESCO.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azra Batrisyia
"Syarikat Islam (SI) merupakan salah satu organisasi masyarakat tertua dan masih aktif hingga sekarang. Salah satu wilayah yang memiliki sejarah panjang bersama Syarikat Islam adalah Kabupaten Banjarnegara. Syarikat Islam Cabang Banjarnegara bukanlah catatan sejarah semata, akan tetapi ia masih terus berkembang dan terpelihara hingga sekarang. Penelitian ini dilakukan untuk membahas gerakan dakwah yang dilakukan oleh Syarikat Islam cabang Banjarnegara masa kini serta kontribusinya bagi masyarakat sekitar melalui bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial. Penelitian dilakukan berdasarkan teori dakwah dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan studi pustaka dan wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa dakwah SI di Banjarnegara dilaksanakan menggunakan tiga metode. Pertama, metode bil lisan (secara lisan) yang dilakukan melalui pelaksanaan majelis taklim-majelis taklim. Kedua, metode bil kitabah (secara tulisan) dengan menerbitkan teks khotbah Jumat dan tulisan keagamaan lainnya. Ketiga, metode bil hal (gerakan sosial) melalui sekolah-sekolah, badan otonom penanggulangan bencana, serta berbagai kegiatan sosial lainnya. SI Banjarnegara terus berkontribusi di segala aspek kehidupan masyarakat dengan berbagai badan otonom SI yang membuat pergerakan terus aktif terutama dalam bidang pendidikan, keagamaan, dan sosial.
......Syarikat Islam is one of the oldest mass organization that still active in the present. One of the regions SI has a long historical relation with is Banjarnegara. However, it is not a mere historical record but is still developing and preserved to date. This research discusses the da’wah movement by the Banjarnegara branch of Syarikat Islam today and its contributions to the surrounding community through the religious, educational, and social fields. This research was conducted based on the theory of da’wah using a qualitative-descriptive method. Data were collected using literature studies and interviews. The results of the study found that the da’wah movement of SI Banjarnegara conducted using the three da'wah method. First, bil lisan (oral method) through religious teaching. Second, bil kitabah method (written method) through writing and publishing religious articles. Third, bil hal method (social movement) through schools, disaster management agency, and other social activities. SI Banjarnegara continues to contribute in all aspects of life to Banjarnegara society through various SI wing organizations keeping the movement active especially in the education, religious, and social fields.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library