Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Lenny Stia Pusporini
"ABSTRAK
Polusi udara dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan manusia. Ibu hamil merupakan
salah satu kelompok yang rentan terpapar polusi udara. Kurangnya informasi menyebabkan ibu
tidak mengetetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek polusi udara pada
kehamilan, dan adanya ancaman pada kehamilannya menyebabkan ibu mengalami kecemasan.
Ketidaktahuan dan adanya kecemasan yang dialami oleh ibu hamil dapat diintervensi oleh
intervensi keperawatan yang sesuai sehingga pengetahuan ibu meningkat khususnya tentang
upaya perawatan kehamilan terhadap efek polusi udara dan kecemasan ibu menurun. Tujuan
studi ini adalah untuk mengetahui efektivitas paket kasih ibu terhadap tingkat pengetahuan dan
kecemasan tentang efek polusi udara bagi kehamilan pada ibu hamil yang terpapar polusi udara.
Jumlah responden ada 130, yang terdiri dari 65 responden kelompok kontrol dan 65 responden
kelompok intervensi. Penelitian ini menggunakan metoda kuasi eksperimen, pre test and posttest
with control group design. Hasil penelitian menunjukkan paket kasih ibu efektif terhadap tingkat
pengetahuan dan tingkat kecemasan ibu tentang efek polusi udara bagi kehamilan pada ibu hamil
yang terpapar polusi udara di Wilayah Kotamadya Cilegon (p<0,05). Hasil penelitian
direkomendasikan bahwa paket kasih ibu diperlukan sebagai salah satu cara dalam
menyampaikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan menurunkan kecemasan pada
ibu hamil yang terpapar polusi udara sehingga ibu dapat secara mandiri melakukan perawatan
kehamilan selama tinggal di wilayah yang terpapar polusi udara.

ABSTRACT
Air pollution can result healty trouble of human being. Pregnant mother is the one of group which have a risk contaminated air pollution. The impact during a period of pregnancy not only experience of mother but also fetus. Lack of information cause pregnant mother don’t know effort able to be conducted to decrease air pollution effect, and threat of her pregnancy cause anxiety. The nursing intervension intervention increase the knowledge of pregnant women specially about treatment of preganancy and to overcame unknown and anxiety about air pollution effect. The purpose of this study in to know the effectiveness package of mother care to knowledge level and anxiety about air pollution effect to pregnant mother who contaminated. Change of knowledge level and anxiety of intervensiongroup compared to consist of 65 group responden control and 65 intervention group renspondent. This research result use kuasi experiment, pre test and post tes with control group design. The result show there is different meaning of knowledge level and anxiety of mother at group before and after as one of the way in submitting information to increase knowledge and decrease anxiety at pregnant mother about air pollution effect so that mother self supporting do treatment during living in region which contaminated air pollution effect. "
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Triharini
"ABSTRAK
Pasien kanker serviks yang mendapatkan kemoterapi akan mengalami masalah
secara fisik maupun psikologis. Keluhan fisik seperti mual, muntah dan lemah lesu
serta respon psikologis seperti kecemasan dan depresi dapat dikurangi dengan
memberikan paket edukasi tentang perawatan diri selama di rumah. Di ruang
kandungan RSU Dr. Soetomo Surabaya telah dikembangkan paket edukasi yang
berisi tentang pengaturan nutrisi, aktivitas, aspek psikologis dan latihan relaksasi
otot progresif yang diberikan pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui hubungan paket edukasi dengan
keluhan fisik dan psikologis pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi.
Penelitian ini menggunkan desain cross sectional. Metode sampling yang digunakan
adalah total populasi. Sampel diambil sesuai dengan kriteria inklusi sejumlah 25
orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data analisis dengan
menggunakan uji T dan chi-squere. Hasil menunjukan adanya perbedaan yang
bemakna tingkat keluhan mual muntah, lemah lesu dan respon psikologis pada
responden sebelum dan sesudah intervensi (p<0,05). Hasil analisis hubungan
karakteristik responden dengan keluhan didapatkan hasil ada hubungan antara umur
dengan kecemasan (P=0,032), ada hubungan antara status bekerja dengan
kecemasan (P=0,003) dan ada hubungan antara frekuensi kemoterapi dengan lemah
lesu (P=0,015). Implikasi dari hasil penelitian ini adalah dapat dikembangkannya
paket edukasi sebagai bagian dari asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks
yang menjalani kemoterapi untuk menurunkan keluhan fisik dan psikologis sehingga
memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

ABSTRACT
In general cervical cancer patient who undergo chemotherapy will experience physical and psychological symptoms. Physical symptoms such as nausea, vomiting, and fatigue; and psychological symptoms such as anxiety and depression can be minimized by giving them education package on how implement self-care at home. In the obstetric-gynecologic ward Dr. Soetomo hospital, education package on nutrition, physical exercise, psychological aspect and progressive muscle relaxation exercise had been established for cervical cancer patient who undergone chemotherapy. The purpose of this study is to examine the relationship between education package given to the cervical cancer patient with the physical and psychological symptoms on cervical cancer who undergone chemotherapy. This study was using cross sectional design with total population sampling method. 25 samples were recruited based on the inclusion criteria using structured questionnaire. T-test and chi-square were used to analyze the data. The findings shows that there is a significant different on nausea, vomiting & fatigue symptoms and psychological symptoms before and after intervention (p<0,05). The other findings show that there was a relationship between respondent characteristics and symptoms: aged and level of anxiety (P=0.032); work status & anxiety (P=0.003); and chemotherapy frequency & fatigue (P=0.015). The implication of this study was that education package is part of the nursing care of cervical cancer patient who undergone chemotherapy which can minimize physical & psychological symptoms and improve patient’s quality of life.
"
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nieniek Ritianingsih
"ABSTRAK
PPOK merupakan penyakit yang mengarah kepada adanya beberapa gangguan yang
mempengaruhi keluar masuknya udara paru-paru. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia
terutama kebutuhan oksigen dapat terganggu dengan adanya PPOK, sehingga untuk
mengoptimalkan kesehatan pasien kembali diperlukan tindakan keperawatan yang tepat.
Salah satu tindakan mandiri keperawatan guna mempertahankan fungsi ventilasi paru
adalah mengatur posisi pasien PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
perbedaan pengaruh posisi duduk high fowler dan orthopneic terhadap fungsi ventilasi
paru pada asuhan keperawatan pasien PPOK di RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo
Bogor. Desain penelitian menggunakan metoda kuasi eksperimental dengan pendekatan
pre test post test group design. Sampel berjumlah 36 orang yang diambil secara
purposive sampling. Pasien diberikan tindakan pengaturan posisi high fowler dan
orthopneic. Hasil penelitian menunjukkan posisi high fowler dan orthopneic dapat
meningkatakan fungsi ventilasi paru (p=0,0005), tetapi posisi orthopneic dapat
meningkatkan fungsi ventilasi paru lebih baik dibandingkan high fowler (p=0,0005).
Usia berhubungan terhadap peningkatan fungsi ventilasi paru pasien PPOK baik pada
posisi high fowler (p=0,0048) maupun pada orthopneic (p=0,0005). Tinggi badan
(p=0,453 dan p=0,456), berat badan (p=0,385 dan p=0,411), dan jenis kelamin (p=0,240
dan 0,164) tidak mempengaruhi peningkatan fungsi ventilasi paru baik pada posisi high
fowler maupun orthopneic. Rekomendasi hasil penelitian adalah perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien PPOK dengan dispnea sebaiknya memberikan
posisi orthopneic sehingga fungsi ventilasi paru pasien dapat ditingkatkan

ABSTRACT
Fungsi ventilasi paru dapat terganggu dengan adanya penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK). Salah satu tindakan mandiri keperawatan guna mempertahankan fungsi
ventilasi paru adalah mengatur posisi pasien PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan perbedaan pengaruh posisi duduk high fowler dan orthopneic terhadap
fungsi ventilasi paru pada asuhan keperawatan pasien PPOK di RS Paru Dr. M.
Goenawan Partowidigdo Bogor. Desain penelitian menggunakan metoda kuasi
eksperimental dengan pendekatan pre test post test group design. Sampel berjumlah 36
orang yang diambil secara purposive sampling. Pasien diberikan pengaturan posisi high
fowler dan orthopneic. Hasil penelitian frekuensi nafas memiliki nilai yang sama. Posisi
high fowler dan orthopneic dapat meningkatkan nilai APE (p=0,0005), tetapi posisi
orthopneic dapat meningkatkan nilai APE lebih baik dibandingkan high fowler
(p=0,0005). Usia berhubungan terhadap peningkatan nilai APE pasien PPOK baik pada
posisi high fowler (p=0,0048) maupun pada orthopneic (p=0,0005). Tinggi badan, berat
badan, dan jenis kelamin tidak mempengaruhi fungsi ventilasi paru baik pada posisi high
fowler maupun orthopneic. Rekomendasi hasil penelitian adalah perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien PPOK dengan dispnea sebaiknya memberikan
posisi orthopneic sehingga fungsi ventilasi paru pasien dapat ditingkatkan
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24772
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Erliana Muksin
"ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik akibat kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau keduanya. WHO menyimpulkan Indonesia menempati
urutan ke-4 terbesar penderita DM di dunia, 90-95% adalah DM tipe 2. Latihan
jasmani/ senam diabetes merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol, dan
mengatasi DM. Senam direkomendasikan 3-5 kali/ minggu. Penelitian bertujuan
menjelaskan pengaruh senam diabetes terhadap kadar glukosa darah pasien DM tipe
2. Desain penelitian menggunakan metoda quasi experiment. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah pretest and post test group design tanpa kelompok kontrol.
Sampel berjumlah 15 orang. Teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Responden diberikan intervensi senam diabetes 3 kali perminggu selama 8 minggu.
Alat yang digunakan glukometer untuk mengukur kadar glukosa darah, kuesioner
data responden untuk data karakteristik, kuesioner Holmes & Rahe Stress Scale
untuk data stres, microtoice untuk tinggi badan, dan timbangan badan untuk berat
badan. Hasil penelitian menunjukkan senam diabetes berpengaruh terhadap kadar
glukosa darah pasien DM tipe 2 (P=0,006). Stres menunjukkan hubungan yang
kuat dengan kadar glukosa darah sebelum intervensi (r=0,688, P=0,005), hubungan
berpola positif. Stres menunjukkan hubungan yang kuat dengan kadar glukosa
darah sesudah intervensi (r=0,575, P=0,025), hubungan berpola positif.
Penggunaan OHO tidak berhubungan dengan kadar glukosa darah sebelum
intervensi (P=0,285). Penggunaan OHO berhubungan dengan kadar glukosa darah
sesudah intervensi (P=0,002). Saran penelitian adalah manager keperawatan dapat
memprogramkan senam diabetes minimal 3x perminggu atau tiap hari di RS dengan
penanggung jawab khusus dan dievaluasi secara berkala, senam diabetes dapat
dijadikan terapi komplementer dengan sistem rujukan yang terstruktur, dan
penelitian dapat dijadikan landasan kerjasama lintas sektor dengan instalasi yang
berbeda dalam lingkungan rumah sakit (poliklinik diabetes, kesehatan masyarakat,
dan instalasi gizi).

ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease because disparity of insulin secretion,
insulin work, or both of them WHO concludes that Indonesia is the fourth biggest
of patient with Diabetes Mellitus in the world, 90-95% is Diabetes Mellitus Type 2.
Physical exercise or diabetes gymnastic is the first way on prevention, control, and
overcome Diabetes Mellitus. Gymnastic is recommended 3-5 times a week. The
purpose of this research to explain the effect of diabetes gymnastic on blood
glucose rate of patient with diabetes mellitus type 2. Research design used a quasi
experiment method. This study used pretest and post test group design without
control group. Sample numbers are 15 peoples. Samples are taken by purposive
sampling technique. Respondents are given a diabetes gymnastic intervention for
three times a week during 8 weeks. Appliance which is used are glukotest for
measuring blood glucose rate, respondent data questionnaire for characteristic data,
questionnaire Holmes & Rahe Stress Scale for stress data, microtoice for body tall,
and body weight machine for body weight. Research result indicated that diabetes
gymnastic has an effect on blood glucose rate of patient with diabetes mellitus type
2 (P=0,006). Stress indicated a strong relationship with blood glucose rate before
intervention (r=0,688, P=0,005), the relation of positive design. Stress indicated a
strong relationship with blood glucose rate after intervention (r=0,575, P=0,025),
the relation of positive design. Usage of OHO don't relate to blood glucose rate
before intervention (P=0,285). Usage of OHO relates to blood glucose rate after
intervention (P=0,002). Research suggestion for nursing manager can program
diabetes gymnastic for three times a week or every day at hospital with special
responsibility and periodic evaluation, diabetes gymnastic can be made a
Pengaruh senam..., Lina Marlina, FIK UI, 2008
complementary therapy with structural reference system and this research can
become basic for the next research of nursing."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abu Bakar
"ABSTRAK
Keberhasilan pelayanan keperawatan yang bermutu dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja perawat. Kepuasan kerja perawat dapat diupayakan melalui MPKP Jiwa modifikasi pendekatan manajemen fungsi pengarahan, namun kegiatan MPKP dan fungsi pengarahan belum dijalankan secara konsisten. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh fungsi pengarahan kepala ruang dan ketua tim terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di unit rawat inap RSUD Blambangan Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan desain pre-post test with control group, dan pelatihan serta bimbingan fungsi pengarahan (operan, pre conference, post conference, iklim motivasi, supervisi dan delegasi) pada kepala ruang dan ketua tim di kelompok intervensi. Sampel penelitian diperoleh secara purposive sampling, terdiri dari 35 perawat pelaksana RSUD Blambangan Banyuwangi sebagai kelompok intervensi dan 40 perawat pelaksana di RSUD dr. Haryoto Lumajang sebagai kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja diambil dari Minnesota Satisfaction Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja perawat pelaksana yang mendapat pengarahan dari kepala ruang dan ketua tim yang sudah memperoleh pelatihan, bimbingan dan pendampingan fungsi pengarahan meningkat lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana yang mendapat pengarahan dari kepala ruang dan ketua tim yang tidak dilatih fungsi pengarahan. Fungsi pengarahan bila dilaksanakan secara konsisten oleh kepala ruang dan ketua tim, berpeluang meningkatkan kepuasan kerja sebesar 67,40%. RSUD Blambangan Banyuwangi dan RSUD dr. Haryoto Lumajang dapat mengupayakan dan meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana secara berkelanjutan dengan mengimplementasikan fungsi pengarahan dari MPKP Jiwa Modifikasi umum.

ABSTRACT
Humidifier is a device for delivering oxygen to the patients. Before using it, the humidifier tube should fill with sterile water. There was a recent study that administering oxygen less than five liter per minutes, the tube was not load with the sterile water. Aim: The research aim was to describe the difference between bacterial growth in the humidifier and non humidifier at the patient who got oxygen therapy. Design: The design was the analytic survey with purposive sampling method. The samples were 24 patients. They were divided into two groups. Group one, consisted of 12 patients with humidifier and the others with non humidifier. The instrument was culture equipments diagnostic test and observation guidance. Hypothesis: The hypothesis was there was no difference bacterial growth existence in humidifier and non humidifier at the patient who got oxygen therapy. Results: The results showed that there was no significance difference of bacterial growth at time of zero hour (p=
0.131). Meanwhile, there was significance different of bacterial growth at time of 12 hour (p= 0,046), and time of 24 hour(p= 0,046). There was also significance different between bacterial growth in humidifier and non humidifier at the patient who got oxygen therapy (p= 0.010). Conclusion: The conclusion is a non humidifier device could prevent bacterial and reduce nosocomial infection. Recommends: It was recommended that hospital should use non humidifier and the humidifier had to disinfect and change the water every 12 hours."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Sasyari
"Analisis ketenagaan keperawatan diperlukan dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketenagaan keperawatan di Ruang Rawat Inap dan Intensif Rumah Sakit Umum Kota Tasikmalaya. Rancangan penelitian secara deskriptif komparatif dengan metode cross sectional. Sampel sebanyak 1530 pengamatan shift dinas pada 17 Ruang Rawat Inap dan Intensif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ketidaksesuaian kehadiran tenaga perawat berdasarkan perencanaan dengan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien pada setiap shift dinas (p<0,05). Disarankan adanya penyesuaian penempatan dan pemenuhan kebutuhan tenaga perawat dengan memperhatikan beban kerja.

Nursing workforce analysis is needed in improving quality of health service. This study aimed to analyze nursing workforce at Inpatient and Intensive care units of Tasikmalaya City General Hospital. This descriptive-comparative study used cross-sectional approach. Sample of 1530 observations duty shifts on 17 Inpatient and Intensive care units. The results showed discrepancy between the attendance of nurses based on planning as well the needs of nurses based on level of patients? dependence on each shift duty (p<0.05). Recommended placement and adjustment needs of nurses with respect to workload."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zifriyanthi Minanda Putri
"ABSTRAK
Lingkungan tempat perawat bekerja memungkinkan perawat terpapar penyakit dan mengalami cidera. Perilaku perawat dalam menjaga keselamatan dirinya dipengaruhi oleh budaya organisasi kerja yang diyakininya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan budaya organisasi dengan perilaku keselamatan kerja perawat di RSUD Depok. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling berpengaruh dengan perilaku keselamatan kerja perawat adalah hubungan interpersonal. Rumah sakit perlu merencanakan dan menyelenggarakan pertemuan-pertemuan yang membahas masalah berkaitan dengan pelayanan keperawatan untuk meningkatkan hubungan interpersonal perawat, dalam upaya perbaikan perilaku keselamatan kerja perawat.

ABSTRACT
The nurses’ work environment enables nurses exposed to disease and injury. The behavior of nurses in maintaining the safety of their work is influenced by organizational culture beliefs. This study aimed to identify the relationship between the organizational culture and the safety behaviors in Depok Regency General Hospital. The study used an analytical correlation design with cross sectional approach. The results showed that the most influential factor for nurses’ safe work behaviors was interpersonal relationships. Hospitals need to organize meetings to discuss issues related to nursing care to improve interpersonal relationships, in order to enhance safety behavior of nurses."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdi Yugis Pratama
"ABSTRAK
Pencegahan risiko jatuh pada pasien merupakan bagian dari IPSG yang wajib terjamin selama pasien dirawat di RS. Beban kerja perawat diperkirakan menjadi salah satu faktor terhambatnya pelaksanaan pencegahan risiko jatuh pada pasien sehingga prevalensi pasien jatuh masih mencapai (18%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan beban kerja dengan pelaksanaan pencegahan risiko jatuh. Penelitian ini menggunakan metode kuatitatif dengan deskriptif korelatif, menggunakan pendekatan cross sectional pada 90 perawat pelaksana di ruang rawat inap RS dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuisioner yang dimodifikasi terkait pelaksanaan pencegahan risiko jatuh dan beban kerja diukur melalui metode daily log. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan pelaksanaan pencegahan risiko jatuh (p: 0,093). Penelitian selanjutnya dapat melihat variabel lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pencegahan risiko jatuh.

ABSTRACT
Fall risk prevention in patient is part of IPSG shall secure for patients hospitalized. The workload is one factor that make the fall risk prevention can't do well to the patient, the prevalence of patient falls still reach (18%). The purpose of this research is to identify relationship between workload of nurses with the implementation of fall risk prevention. This research use quantitative method with descriptive correlative, and use the cross sectional to 90 nurses that work at inpatient department in RS by purpose sampling technique. The research instrument is a questionnaire that modified related to the implementation of the fall risk prevention and workload, and measure use the daily log method. The result is show that no significant correlation between workload with implementing fall risk prevention (p: 0,093). For the other research can do or look for the other variables that may affect the implementation of fall risk prevention."
Lengkap +
2016
S63544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library