"LATAR BELAKANG MASALAH
(1) Prurigo Hebra (PH) merupakan penyakit kulit yang kronis, sehingga dapat mengganggu aktivitas dan estetika. Saat ini PH termasuk dalam 10 besar penyakit kulit yang sering dijumpai di Indonesia. Diagnosisnya mudah ditegakkan, namun sulit diobati karena etiologi dan mekanisme terjadinya penyakit belum seluruhnya diketahui. Selama ini pengobatan hanya bersifat simtomatik, dan tidak memuaskan. Berbagai penelitian telah dilakukan terutama ditujulcan terhadap faktor ekstrinsik, misalnya higiene, status gizi, serta hipersensitivitas gigitan nyamuk, sedangkan faktor intrinsik belum banyak diteiiti. Kekerapan munculnya penyakit di dalam keluarga menimbulkan dugaan penyakit ini diturunkan secara genetik, tetapi belum jelas apakah mengikuti pola gen tunggal atau pola multifaktor. (2) Salah satu faktor genetik yang berkaitan dengan hipersensitivitas adalah faktor imunogenetik HLA, mungkin berperan dalam mekanisme terjadinya penyakit dart mempengaruhi manifestasinya. (3) Perkembangan Iesi kulit mungkin bergantung pada inflamasi nonspesifik dan spesifik.
IDENTIFIKASI MASALAH Uraian di atas menunjukkan kesenjangan patogenesis yang berkaitan dengan faktor intrinsik di antaranya poly penurunan genetic, faktor imunogenetik HLA tertentu, reaksi imunopatologik di kulit pasien prurigo Hebra.
TUJUAN (1) Membuktikan apakah pola penurunan genetik pasien prurigo Hebra mengikuti poly penurunan gen tunggal yaitu resesif autosom (RA) dan dominan autosom (DA) atau multifaktor. (2) Membuktikan hubungan antara HLA tertentu dengan prurigo Hebra, dan menentukan HLA tertentu yang mempunyai pengaruh pada perkembangan penyakit. (3) Menilai perbedaan derajat sebukan sel inflamasi nonspesifik dari spesifik berkaitan dengan respons hipersensitivitas tipe I dari IV pada perkembangan lesi awal dan Iasi lanjut prurigo Hebra."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999