Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atmahadi Widodo
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S29977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Enang Darsono
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S29958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Saprawi
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S29967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadhlur Rahman
Abstrak :
Pada studi penelitian ini akan dilihat peranan limbah kepiting yang dimanfaatkan menjadi kitosan digunakan sebagai adsorbent logam berat kobalt. Berdasarkan struktur kitosan gugus OH dan gugus amina dapat berfungsi sebagai pengkelat logam kobalt. Sampel yang digunakan penelitian berasal dari sampel dari limbah baterai lithium ion. Pada proses pembuatan kitosan dihasilkan derajat deasetilasi sebesar 69,48%. Menggunakan proses demineralisasi dengan HCl 1 Molar, selama 1 jam pada temperatur 60°C. Kemudian deproteinasi dengan NaOH 1 Molar, selama 2 jam pada temperatur 70°C. Dan deasetilasi dengan NaOH 50%, selama 45 menit, temperatur 100°C. Pada keseluruhan proses kecepatan pengadukan 500 rpm dengan perbandingan S/L 1:15. Sebelum diolah partikel cangkang kepiting dihancurkan sampai berdiameter kurang dari 1 mm. Penambahan H2O2 20% pada leaching saat kondisi 1 atm dan 27°C menghasilkan 85% kobalt terleaching. Proses ini menggunakan asam sulfat sebesar 2M, dengan solid/liquid 1:50, H2O2 20% (v/v), waktu kontak 150 menit. Kondisi optimum adsorpsi logam kobalt pada 1 atm dan 27°C adalah pH 5,5; perbandingan S/L 1:50; waktu kontak 2 jam. Dengan kondisi ini jumlah kobalt teradsorp sebanyak 960 ppm. Sedangkan pada proses desorpsi menggunakan asam sulfat kondisi optimum berada pada pH 0,5; dan waktu kontak 1 jam. Pada kondisi ini jumlah kobalt terdesorpsi mencapai 100%.
In this study shown role of crab shells changed into chitosan adsorbent of cobalt. Based on the structure chitosan has ?OH groups and ?NH2 groups as chelating agent. The sample for his study taken from lithium ion battery waste. Chitosan produced with degree deasetilation 69,48%. First of all crabs shell crushed untill the diameter particle less than 1mm. It demineralised with HCl 1 Molar, for 1 hour at 60°C. Then, deproteinised with NaOH 1 Molar, for 2 hours at 70°C. And deasetilised with NaOH 50%, for 45 minutes at 100°C. Overall process stirred at 500 rpm with solid:liquid 1:15. Addition of H2O2 20% in leaching lithium ion battery waste at 1 atm and 27°C results 85% cobalt leached. This process takes sulfuric acid 2M, H2O2 20% (v/v), with solid:liquid 1:50, for 150 minutes, and at ambient condition (25° C and 1 atm). The optimum conditions for cobalt adsorption at 1 atm and 27°C, is pH 5,5; solid:liquid 1:50; for 2 hours. At this condition 960 ppm cobalt adsorbed onto chitosan. For the desorption process with sulfuric acid has optimum condition at pH 0,5; and desorption time for 1 hour. At this rate 100 % chelated cobalt desorped.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saudale, Everly D.A.
Abstrak :
Proses pemisahan gas dengan membran menawarkan teknologi alternatif yang relatif baru dalam proses pemisahan gas C02 dari gas alam, terutama untuk gas alam dengan kandungan CO, tinggi. Selulosa asetat adalah salah satu bahan rnembran yang sering digunakan. Pada penelitian ini dilakukan penambahan selulosa triasetat pada selulosa asetat untuk mendapatkan membran dengan fluks yang lebih besar. Parameter yang digunakan untuk mengetahui kinerja membran adalah permeabilitas dan selektifitas. Untuk meningkatkan selektifitas dari membran yang dibuat, dilakukan perlakuan tambahan dengan pengaringan bertahap. Membran yang dibuat dalam penelitian ini adalah membran asimetrik. Membran ini dibuat di Laboratorium Proses Lemigas. Membran yang telah dibuat diuji dengan menggunakan gas C02 murni dan gas CH4, murni untuk mengetahui permeabilitas dan selektifitas membran. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa kondisi operasi dalam hal ini tekanan operasi mempunyai pengaruh terhadap permeabilitas dan selektifitas membran. Dengan adanya kenaikkan tekanan operasi, harga permeabilitas meningkat, tetapi hal sebaliknya terjadi pada selektifitas. Dari hasil pemodelan yang dilakukan diketahui bahwa…
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazuardi Farsona
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Rahmi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ernawati Musi Andayani
Abstrak :
ABSTRAK


Setelah pemakaian dalam periode tertentu, minyak lumas akan mengalami penurunan kualitas karena terkontaminasi oleh asam-asam organik, peroksida, partikel ausan dan bahan kimia berbahaya Iainnya. Karena inilah minyak lumas bekas merupakan sumber pencemaran yang memberikan efek negatif pada Iingkungan.

Berdasarkan pemikiran bahwa sebagian besar senyawa utama pembentuk minyak lumas yadu hidrokarbon tidak mengalami kerusakan serius dan hanya terkontaminasi oleh kotoran-kotoran, maka adalati memungkinkan dilakukan usaha mendapatkan kembali minyak lumas dasar dan minyak lumas bekas dengan cara memisahkannya dan kotoran-kotoran.

Cara klasik yang pernah ddempuh adalah perlakuan dengan asam lempung yang sudah mulal ditinggalkan karena menghasilkan endapan lumpur yang lebih berbahaya dan minyak lumas bekas sendiri.

Dewasa ini telah diusulkan proses ekstraksi flokulasi dengan pelarut organik dan penambahan suatu hidroksida logam yang tidak memberikan efek samping bagi lingkungan. Pelarut polar berperan melarutkan minyak lumas dasar dan mensegregasi pengotor dan aditif keluar dan minyak lumas dasar. Keberadaan suatu hidroksida logam dalam pelarut polar menlngkatkan kemampuan segregasi pelarut terhadap flokulan dengan cara membentuk lapisan stern yang tipis.

Pada penelitian ml ekslraksi flokulasi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar isobutanol teknis dann elektrold Mg(OH)2.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi volume Isobutanol teknis, lamanya pengadukan dan kadar elektrold Mg(OH)2 mempengaruhi prosentase penurunan kadar logam. Proseritase penurunan kadar logam tentinggi yang didapat pada penelitian ini adalah pada perbandingan pelarut dan minyak lumas 3 :1, lama pengadukan 30 mend clan konsentrasi Mg(OH)2 0,04M. Dimana prosentase penurunan kadar logamnya adalah : Ca 97,33% ; Fe 98,6% Mg 97,84% , Pb 97,22% clan Zn 38,55%.

Analisis kuantitatif dan analisis kuaIatif sifat fisika kimia dapat menunjukkan kelayakan minyak lumas dasar hasli proses ekstraksl flokulasi sebagai komponen dasar penyusun minyak lumas dengan cara membandingkannya dengan sifat tisika kimia minyak lumas dasar dart campuran minyak bumi SLC-DURI.

Pada penelitian ini, dari hasil analisis perbandingan sifat fisika kimia dengan minyak lumas dasar dari campuran minyak bumi SLC-DURI, minyak lumas dasar hasil ekstraksi flokulasi dapat dipertimbangkan sebagai pengganti minyak lumas dasar yang diolah dari mmnyak bumi dengan memperbaiki lagi beberapa sifat yang masih kurang baik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuflinawari Away
Abstrak :
Pemisahan gas CH4 dari C02 telah dilakukan dengan teknik membran yang digabungkan dengan teknik cairan absorpsi. Penggabungan kedua teknik ini bertujuan untuk meningkatkan unjuk kerja membran. Teknologi pemisahan yang biasa digunakan adalah penyerapan dengan cairan absorpsi, baik cairan absorpsi kimia, maupun cairan absorpsi fisika dan pendinginan kriogenik.Kelemahan teknik ini disebabkan oleh peralatannya yang cukup besar sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pengontakan, pembusaan dan chanelling, tetapi teknik ini sangat selektif dan menghasilkan produk gas dengan kemurnian tinggi. Munculnya teknik membran dapat menghindari kelemahan teknik penyerapan dengan cairan absorpsi tersebut, tetapi tidak begitu efektif untuk digunakan pada pemisahan yang menghendaki produk dengan kemurnian tinggi. Penggabungan teknik membran dan cairan absorpsi, menggunakan membran asymetrik selulosa asetat dan membran berpori selulosa asetat yang menyangga cairan absorpsi (metanol atau n-pirolidon). Campuran gas akan melewati cairan absorpsi, sebelum melewati membran asymetrik selulosa asetat Penelitian ini dimulai dengan membandingkan hasil pemisahan antara membran padat dan membran asymerik. Terhadap membran asymetrik diberikan perlakuan pengeringan dengan menggunakan isopropil alkohol dan heksana. Perlakuan pengeringan dengan pertukaran pelarut ini dapat meningkatkan selektivitas ideal dari 7 sampai dengan 17. Perlakuan pemberian cairan absorpsi terhadap membran asymetrik selulosa asetat dalam penelitian ini memperlihatkan peningkatan selektivitas aktual yang cukup baik.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T40314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>