Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prima Nur Wijayanto
"Data magnetotellurik biasanya digunakan untuk mengetahui sebaran resistivitas bawah permukaan, namun secara langsung tidak bisa memperkirakan gambaran bawah permukaan, karena hasil data dari proses akuisisi pada metode magnetotellurik masih dipengaruhi oleh distorsi. Hal tersebut akan terlihat ketika melakukan Inversion Modelling, di mana memungkinkan terjadi keraguan dalam memilih mode MT yang digunakan, sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan dalam melakukan interpretasi. Maka, perlu dilakukan tahap pra-inversi, yakni melakukan analisis dimensionalitas bawah permukaan bumi berdasarkan data magnetotellurik. Penelitan ini melakukan pembuatan kode dalam python untuk membuat perangkat lunak dalam bentuk Graphical User Interface (GUI) sebagai program analisis dimensionalitas bawah permukaan yang dapat diakses dengan mudah untuk keperluan non-komersial. Analisis dimensionalitas yang dilakukan menggunakan metode Swift dan Bahr-Skew, Ellipticity, dan Strike Analysis. Dalam pembuatan GUI, dilakukan koreksi dan validasi terhadap dua jenis data yang digunakan, yaitu data sintetik dan data sekunder dalam format EDI File, terhadap model geologi dan Mteditor. Hasil dari proses koreksi dan validasi tersebut menghasilkan hasil yang cukup sesuai, namun ada beberapa parameter dimensionalitas yang diasumsikan memakai fungsi yang berbeda dan sifatnya bergantung pada dimensionalitasnya, sehingga menghasilkan hasil yang tidak sesuai. Namun secara kualitas, hasil dari pembuatan GUI dikatakan sesuai dan efektif dari dua jenis data yang digunakan.

Magnetotelluric (MT) data are usually used to determine the distribution of subsurface resistivity, but directly cannot estimate the subsurface images, because the results of data from the acquisition process on the magnetotelluric method are still affected by distortion. It will be seen when doing Inversion Modelling, which allows doubts to occur in choosing the MT mode used, thus causing errors in interpretation. So, it is necessary to do a pre-inversion stage, which is to analyze subsurface dimensionality based on magnetotelluric data. In this research makes code in python to make software in the form of Graphical User Interface (GUI) as a subsurface dimensionality analysis program that can be easily accessed for non-commercial purposes. Dimensionality analysis was performed using the Swift and Bahr-Skew, Ellipticity, and Strike Analysis methods. In making a GUI, correction and validation of two types of data are used, namely synthetic data and secondary data in the EDI File format, on the geological model and Mteditor. The results of the correction and validation process produce that are quite appropriate, but there are some of dimensionality parameters that are assumed to use different functions and their nature depends on their dimensionality, resulting in incompatible results. But in terms of quality, the results of making a GUI are said to be appropriate and effective of the two types of data used."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gifa Asmahan
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aliran fluida produksi dan reinjeksi di lapangan panas bumi melalui metode timelapse microgravity monitoring, untuk memahami dampak ketidakseimbangan fluida terhadap tekanan dan distribusi massa dalam sistem geothermal. Metode ini memungkinkan pendeteksian perubahan densitas di bawah permukaan bumi akibat eksploitasi panas bumi. Simulasi forward modelling dengan data sintetis digunakan untuk memvalidasi pendekatan ini. Hasil menunjukkan bahwa massa yang hilang di reservoir dapat diukur dan dipantau, dengan penurunan massa yang terjadi secara bertahap seiring intensifikasi produksi fluida. Pola aliran fluida dan hilangnya massa bervariasi tergantung pada jenis sumur dan metode ekstraksi. Sumur produksi vertikal menunjukkan hilangnya massa secara lokal, sedangkan sumur produksi deviasi dan deviasi dengan reinjeksi memperlihatkan pola aliran yang lebih kompleks dan terdistribusi. Penelitian ini berhasil memetakan pola aliran fluida secara detail, memberikan pemahaman lebih baik mengenai dinamika reservoir geothermal. Temuan ini dapat membantu merencanakan strategi produksi dan reinjeksi yang lebih efektif dan berkelanjutan, serta menunjukkan potensi metode microgravity sebagai alat pemantauan yang efisien.

This study aims to identify the flow of production and reinjection fluids in a geothermal field using the timelapse microgravity monitoring method, in order to understand the impact of fluid imbalance on pressure and mass distribution within the geothermal system. This method enables the detection of subsurface density changes due to geothermal exploitation. Forward modeling simulations with synthetic data were used to validate this approach. The results indicate that the mass loss in the reservoir can be measured and monitored, with a gradual decrease in mass corresponding to increased fluid production. Fluid flow patterns and mass loss vary depending on the type of well and extraction method. Vertical production wells exhibit localized mass loss, while deviated production wells and deviated wells with injection show more complex and distributed flow patterns. This research successfully maps the fluid flow patterns in detail, providing a better understanding of geothermal reservoir dynamics. These findings can help plan more effective and sustainable production and reinjection strategies, demonstrating the potential of the microgravity method as an efficient monitoring tool."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Fatwa Dzikrullah
"Proses identifikasi dalam kegiatan eksplorasi Geotermal menjadi salah satu upaya dalam meminimalisasi risiko ketidaksuksesan. Pemanfaatan suatu lapangan Geotermal  seperti pada lapangan X memiliki proses yang panjang dan berisiko tinggi. Setelah diidentifikasi dengan baik pada kasus-kasus ketidaksuksesan eksplorasi, kualitas data, dan tipe sistem Geotermal, selanjutnya hasil identifikasi tersebut diaplikasikan dalam proses pengolahan data Magnetotellurik (MT) pada lapangan X.
Hasil yang diperoleh ialah lapangan X teridentifikasi sebagai lapangan Geotermal bersistem Hidrotermal Temperatur Tinggi Natural-2 Fase, dengan estimasi suhu reservoir 245o C dan estimasi energi 238 MW. Hal tersebut menggambarkan bahwa lapangan X dapat dikembangkan lebih lanjut, salah satunya dengan proses pengeboran sumur eksplorasi dengan rekomendasi titik pada koordinat 11400.00 m N dan 63100.00 m E sekitar 4 km dari puncak gunung L.

The identification process in geothermal exploration activities is an effort to minimize the risk of unsuccessfulness. The use of a Geotermal field such as in field X has a long and high-risk process. After being well identified in cases of exploratory success, data quality, and geothermal system type, the identification results were then applied in the Magnetotelluric (MT) data processing on the X field.
The results obtained were that the X field was identified as a Hydrothermal Geothermal field High Temperature Natural-2 Phase, with an estimated reservoir temperature of 245 oC and an estimated energy of 238 MW. This illustrates that the X field can be further developed, one of which is the process of drilling exploration wells with recommendations for points at coordinates 11400.00 m N and 63100.00 m E about 4 km from the peak of Mount L.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar
"Lapangan geotermal X berada di area gunung A yangmana berdasarkan data geologi ditemukan adanya manifestasi berupa hot spring dan fumarole. Pengukuran MT dilakukan untuk mengetahui persebaran resistivity batuan di bawah permukaan. Pengolahan data MT dilakukan dari analisis time series dan filtering noise kemudian dilakukan Transformasi Fourier dan Robust Processing. Setelah itu baru dilakukan crosspower untuk menyeleksi data sehingga output dari proses ini berupa kurva MT. Setelah didapatkan kurva MT dilakukan koreksi statik dikarenakan kurva TE dan TM terjadi shifting. Untuk proses akhirnya baru dilakukan inversi 2D dan inversi 3D. setelah itu dilakukan perbandingan antara 2D dan 3D. Wilayah interest lapangan X berada di lintasan AA dan lintasan AB. Berdasarkan analisis 3D diidentifikasi bahwa zona alterasi menipis di wilayah upflow dan menebal ke arah outflow yangmana sesuai dengan teori. Wilayah upflow dapat diketahui dengan melihat manifestasi berupa fumarole.

The geothermal field X is located in the area of Mount A which based on geological data found the presence of hot spring and fumarole manifestations. MT measurements were carried out to determine the distribution of rock resistivity in the subsurface. MT data processing is starts from time series analysis and noise filtering then Fourier Transform and Robust Processing are performed. After that, crosspower is done to select data so that the output of this process is an MT curve. After got the MT curve then a static correction is done because the TE and TM curves are shifting. For the final process are 2D inversion and 3D inversion. After that make a comparison between 2D and 3D. The area of interest in field X is on the line AA and line AB. Based on the 3D analysis, it was identified that alteration zones thinned in the upflow region and thickened towards the outflow which is make sense with the theory."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Firdaus Avicienna
"Keberadaan noise pada data magnetotellurik dapat membiaskan hasil interpretasi. Noise ini dapat eliminasi dibutuhkan remote station yang jauh dar lokasi pengukuran dan bebas dari interferensi. Remote station diasumsikan bahwa terbebas dari noise, sehingga data dari remote station dapat digunakan untuk mereduksi noise pada stasiun pengukuran. Akan tetapi penambahan remote station ini akan meningkatkan biaya operasional eksplorasi dan juga akan membutuhkan banyak waktu serta sulit untuk mencari lokasi yang terbebas dari noise, terutama pada eksporasi geothermal dikarenakan area di Indonesia yang biasanya memiliki medan dan akses sulit dilalui. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang dapat mengreduksi noise pada data magnetotellurik dan meningkatkan kualitas data sehingga dapat mengurangi biaya dan waktu dalam eksplorasi. Melalui metode continuous wavelet transform, data magnetotellurik yang terkontaminasi noise dapat direduksi tanpa ada bantuan remote station dan akan menyebabkan eksplorasi geothermal menjadi lebih efisien. Metode continuous wavelet transform mengolah data magnetotelurik berupa time series domain yang masih belum difilter dan mengubah data time series domain tersebut ke dalam time-frequency domain. Pengubahan menjadi time-frequency menggunakan metode continuous wqavelet transform untuk dianalisis keberadaan noisenya pada frekuensi dan waktu kemunculan noise yang kemudian dihilangkan. Data yang telah dihilangkan akan dapat diolah menjadi apparent resistivity dan fase vs frekuensi. Hasil filter yang telah dilakukan dibandingkan dengan pengolahan software komersil. Dimana filter berhasil menghilangkan keberadaan noise transient yang muncul dengan kisaran frekuensi 30-400 Hz dan kemunculan selama 0.2-0.4 detik. Sehingga filter ini dapt menjadi alternatif lain dalam penghilangan noise pada data magnetotelurik.

The presence of noise in magnetotelluric data can produce a bias in its interpretation. To eliminate this noise, a remote station that is far from interference is needed. Assuming that the remote station is almost free from noise, the data from remote station can be used to reduce the noise from measurement station. However, adding an additional station means there will be an increase in exploration cost. Also, adding a remote station itself can be challenging and time-wasting since finding an area that is free from interference is quite hard to do, especially for geothermal exploration area in Indonesia that usually have difficult terrain and access. To answer this, we need a technology that can reduce noise from magnetotelluric data and improve the data quality while keeping the cost and time of exploration as low as possible. By using continuous wavelet transform method, the noise from magnetotelluric data can be reduced without the need to use a remote station which makes exploration becomes more efficient. The continuous wavelet transform method processes magnetotelluric data from unfiltered time series domain and changes the domains time series data into a time-frequency domain. Changing processes to a time-frequency uses the continuous wavelet transform method to analyze the existence of the frequency and time of occurrence of noise which is then removed. Data that has been removed will be processed into apparent resistivity and phase vs frequency. The filter results have been done compared to commercial software processing. Where the filter successfully eliminates the presence of transient noise that appears with a frequency range of 30-400 Hz and emergence for 0.2-0.4 seconds. So this filter can be another alternative in noise removal in magnetotelluric data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Riantika
"Eksploitasi energi panas bumi menyebabkan terjadinya perubahan parameter fisik, seperti perubahan massa di dalam reservoir akibat aktivitas produksi dan injeksi. Aktivitas produksi dan injeksi, seperti ekstraksi fluida, injeksi fluida, serta pengisian fluida secara alami dapat memengaruhi kesetimbangan massa dan aliran fluida di reservoir. Untuk menjaga keberlanjutan eksploitasi energi panas bumi, perlu dilakukan kegiatan monitoring secara berkala untuk memantau kondisi massa dan aliran fluida di reservoir. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk monitoring kondisi reservoir adalah Microgravity 4D. Metode Microgravity 4D dapat mendeteksi perubahan medan gravitasi berdasarkan distribusi variasi densitas batuan baik secara lateral atau horizontal di dalam reservoir. Perubahan medan gravitasi berasoisiasi dengan volume massa batuan di reservoir, yang digunakan untuk menentukan nilai perubahan massa di zona proven produksi dan injeksi. Berdasarkan hasil penelitian ini, kesetimbangan massa fluida di reservoir menunjukkan adanya massa sebesar 17,92 MTon yang diprediksi berasal dari pengisian fluida secara alami yang bergerak melewati zona struktur graben di sekitar lapangan penelitian. Pengisian fluida secara alami tersebut memberikan kontribusi pada reservoir selama periode tersebut.

The exploitation of geothermal energy causes changes in physical parameters, such as changes in mass within the reservoir due to production and injection activities. Production and injection activities, such as fluid extraction, fluid injection, and natural fluid recharge, can affect the mass balance and fluid flow in the reservoir. To maintain the sustainability of geothermal energy exploitation, regular monitoring activities are necessary to observe the mass and fluid flow conditions in the reservoir. One method that can be used for monitoring reservoir conditions is 4D Microgravity. The 4D Microgravity method can detect changes in the gravitational field based on the distribution of rock density variations, both laterally and horizontally within the reservoir. Changes in the gravitational field are associated with the volume of rock mass in the reservoir, which is used to determine the value of mass changes in the production and injection proven zone. Based on the results of this study, the mass balance of fluid in the reservoir indicates a mass of 17.92 MTon, predicted to come from natural fluid recharge moving through the graben structure zone around the research field. This natural fluid recharge contributes to the reservoir during the period studied."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Adi Putra
"Penelitian ini berfokus pada pemetaan struktur geologi bawah laut di sekitar Kepulauan Aru dan Kepulauan Kai, Provinsi Maluku, Indonesia, sebagai bagian dari rute pemasangan kabel serat optik bawah laut Proyek Palapa Ring paket Timur. Mengingat lingkungan geologis yang kompleks dan rawan bencana di wilayah ini, terutama gempa bumi dan pergerakan lempeng tektonik, penelitian ini menggunakan data gravitasi TOPEX untuk mengidentifikasi struktur geologis di bawah laut. Dari pengolahan dan analisis data, ditemukan tujuh sesar atau patahan normal yang berorientasi searah dengan zona subduksi Banda, mengarah dari Barat Daya ke Timur Laut. Penelitian ini juga menentukan kedalaman rata-rata zona regional, zona residual, dan zona noise. Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting dalam pemetaan potensi bahaya geologis terhadap sistem kabel Palapa Ring paket Timur, yang sangat krusial untuk merencanakan instalasi dan pemeliharaan infrastruktur kabel bawah laut. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi risiko kerusakan infrastruktur bawah laut akibat bencana geologis, serta mendukung keberlanjutan dan keandalan layanan telekomunikasi di wilayah tersebut.

his study focuses on mapping the underwater geological structures around the Aru and Kai Islands in Maluku Province, Indonesia, as part of the undersea optical fiber cable installation route for the Eastern package of the Palapa Ring Project. Given the complex and disaster-prone geological environment of this region, particularly concerning earthquakes and tectonic plate movements, this research utilizes TOPEX gravity data to identify underwater geological structures. From processing and analyzing the data, seven normal faults or fractures were identified, oriented in line with the Banda subduction zone, stretching from Southwest to Northeast. This study also determined the average depth of the regional zone, the residual zone, and the noise zone. The results of this study provide crucial insights for mapping potential geological hazards to the Palapa Ring system's Eastern package, essential for planning the installation and maintenance of underwater cable infrastructure. This research is expected to reduce the risk of underwater infrastructure damage due to geological disasters and support the sustainability and reliability of telecommunications services in the region."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almer Krisnanda Dewantara
"ABSTRAK
Pengukuran metode magnetotelluric di lapangan umumnya memiliki desain arah pengukuran Utara-Timur yang tidak searah arah penjalaran gelombang elektromagnetik di bidang batas struktur. Tensor impedansi pada Metode Magnetotellurik terdiri dari berbagai komponen penyusun salah satunya yaitu tensor rotasi. Secara teknis, pengukuran tersebut dapat dilakukan, namun dapat menyebabkan kesalahan interpretasi yang diakibatkan perubahan nilai impedansi yang berkorelasi dengan nilai resistivitas dibawah permukaan. Untuk mengatasi kesalahan interpretasi tersebut, desain pengukuran harus disesuaikan dengan arah struktur dan memperhatikan keadaan geologi. Rotasi merupakan salah satu solusi menghadapi hal tersebut, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain metode rotasi fix-angle dan rotasi strike-angle.Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh rotasi terhadap model bawah permukaan bumi secara 2-D dan 3-D menggunakan pengamatan data sintetik dan data riil. Dari kedua metode tersebut, Rotasi Fix-angle memberikan hasil yang lebih baik dalam memetakan bawah permukaan.

ABSTRACT
Magnetotelluric method field acquisition commonly have northing-easting field layout which is often not parallel to electromagnetic fields at structure boundary. Impedance tensor in magnetotelluric method consist of many components, that one?s rotation tensor. Technically, acquisiton using that field layout can be done using that configuration, but may causes misinterpretation in the impedance value which have corelation to subsurface resistivity. To excel those misinterpretation, field layout should be justified against the structure and observe the geological setting. Rotation is one of solution to solve the problem, there are two kinds of method in rotation that is fix angle rotation and strike angle rotation.This research focused on analyzing how rotation will affect subsurface model on 2-D and 3-D using synthetic and real data. From both rotation, fix angle rotation gives better result interpretating subsurface."
2016
S64636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Hasrianti
"Penentuan struktur patahan dalam eksplorasi sangat penting karena struktur patahan berasosiasi dengan permeabilitas tinggi yang umumnya adalah reservoar. Dalam penelitian ini dilakukan studi komparasi penetuan struktur patahan menggunakan metode FHD dan HVDM yang diaplikasikan pada model sintetik gravitasi dan data riil gravitasi. Identifikasi struktur patahan pada FHD dan HVDM ditunjukkan dengan nilai maksimum, dimana FHD didapatkan dari akar penjumlahan kuadrat turunan pertama arah horizontal X dan turunan pertama arah horizontal Y sedangkan HVDM didapatkan dari akar penjumlahan kuadrat horizontal, vertical dan diagonal coefficient dari proses DWT 2 dimensi. Berdasarkan hasil model sintetik gravitasi, FHD lebih baik menentukan struktur patahan dibandingkan dengan HVDM sedangkan untuk data riil gravitasi respon FHD dan HVDM memiliki respon yang hampir sama. Pada data riil gravitasi, tidak dapat ditentukan metode mana yang lebih baik dalam menetukan struktur patahan karena tidak adanya data geofisik lain sebagai data pendukung dalam menggambarkan struktur bawah permukaan di daerah penelitian "Y".

Fault structure determination during exploration is crucial since it associates with high permeability that, in general, called reservoir. Through this research, comparative study of fault structure determination using FHD and HVDM methods which are applied toward gravity synthetic model and gravity real data has been conducted. Identification of fault structure on FHD and HVDM are shown by maximum value, which FHD resulted from root sum square of horizontal X first derivative and horizontal Y first derivative meanwhile HVDM is obtained by horizontal, vertical and diagonal coefficient root sum square of 2-Dimensional DWT. Based on the result of gravity synthetic model, FHD could determine fault structure in a better way than HVDM whereas on gravity real data FHD and HVDM have a slightly similar response. On gravity real data, the better way to determine fault structure could not be concluded because there is no another geophysics data provided as supporting data to portray subsurface structure at research area "Y".
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Muddasir
"ABSTRAK
Salah satu metode yang paling cocok digunakan dalam eksplorasi panas bumi adalah metode magnetotelurik (MT). Metode ini memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang menjalar secara alami di permukaan bumi untuk menggambarkan struktur resistivitas bawah tanah dengan rentang frekuensi yang luas. Terdapat berbagai macam alat untuk mengukur MT seperti alat keluaran Phoenix dan keluaran Metronix. ADU-07e (Analog Digital Unit) adalah instrumen dari metode magnetotelurik yang merupakan keluaran dari Metronix. Untuk melakukan pengolahan data dari alat tersebut dibutuhkan software dari Metronix itu sendiri yaitu dengan Mapros. Penulis akan menggunakan bahasa pemograman Matlab untuk pemograman software pengolahan data MT dari data MT keluaran Metronix agar lebih user friendly dan menambahkan fitur untuk handling noise seperti kalkulasi robust. Dalam penelitian ini digunakan format time series (.ats) dari instrumen Metronix. Reduksi dari efek outlier pada data impedansi dilakukan dengan kalkulasi robust. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kurva resistivitas hasil pengolahan data menggunakan program Matlab dengan fitur kalkulasi robust menujukkan kurva yang lebih smooth dibandingkan dengan hasil pengolahan Mapros dan hasil pemodelan inversi dua dimensi menunjukkan hasil yang signifikan dalam penentuan Base of Conductor sistem panas bumi. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dapat mengatasi pengaruh frekuensi deadband pada data dengan menerapkan filter digital, seleksi cross power, dan remote reference pada pengolahan data.

ABSTRAK
One method that is most suitable for using in geothermal exploration is the magnetotellurics (MT) method. This method utilizes electromagnetic waves radiating naturally in the earth's surface to describe the resistivity structure of subsurface with a wide frequency range. There are various of instrument to measure MT such as Phoenix Instrument and Metronix Instrument. ADU-07e (Analog Digital Unit) is an instrument of Magnetotelluric method which is from the Metronix. To perform the data processing of this instrument, it is needed software from Metronix itself like Mapros. The author will use the Matlab programming algorithm for data processing of the data MT?s Metronix to make it more friendly and add feature for handling noise such as robust calculation. In this study, it is used time series format (.ats) of the Metronix instrument. The reduction from outlier effect on impedance data is handled by robust calculation. The results of this study indicate curve resistivity from data processing using Matlab program with robust calculation feature showed the curve more smooth compared with the Mapros results and two-dimensional inversion model showed a significant result in the Base of Conductor determination for geothermal system. For the next research, it is expected to be able to deadband frequency influenced on data by applying digital filter, cross power selection, and remote reference on data processing.
"
2016
S64175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>