Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyssa Adi
"Sensor spektral molekuler merupakan sensor menggunakan kaidah elektroda bergerak (MEMS) sebagai elektroda pengukur kapasitansi dari bahan-bahan diatasnya (menggunakan konsep FEF). FEF adalah Fringing Electric Field. Dalam skripsi ini, dibuat rancang bangun sederhana dengan menghitung satu bagian elektroda bergerak tersebut. Contoh perhitungan dan contoh simulasi dari salah satu bagian terkecil elektroda bergerak sensor tersebut. Contoh perhitungan dan simulasi tersebut meliputi konstanta pegas (berat dari bandul (proofmass) dan damping coeffisient). Selanjutnya juga dihitung frekuensi resonansi mekanis dari elektroda tersebut.

Molecular spectral sensor is a sensor electrode using a rule to move (MEMS)as the measuring electrode capacitance of the materials on it (usingthe concept of FEF).FEF is a fringing Electric Field.In this skripsi,simple design made by calculating a moving part of the electrode.Example of calculation and simulation example of one of the smallest electrode is moving sensors.Examples include the calculation and simulation of spring constant (theweightof the pendulum (proofmass)and damping coefficient).Furthermore, it also calculated the mechanical resonance frequency of these electrodes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S625
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yediael Christian
"Sensor spektral molekuler merupakan sensor menggunakan kaidah elektroda bergerak (MEMS) sebagai elektroda pengukur kapasitansi dari bahanbahan diatasnya menggunakan konsep FEF). FEF adalah Fringing Electric Field. Dalam skripsi ini, dibuat rancang bangun sederhana dengan menghitung satu bagian elektroda bergerak tersebut. Contoh perhitungan dan contoh simulasi dari salah satu bagian terkecil elektroda bergerak sensor tersebut. Contoh perhitungan dan simulasi tersebut meliputi konstanta pegas (berat dari bandul (proofmass)) dan koefisien damping. Selanjutnya juga dihitung frekuensi resonansi mekanis dari elektroda tersebut.

Molecular spectral sensor is a sensor electrode using a rule to move (MEMS) as the measuring electrode capacitance of the materials on it (using the concept of FEF). FEF is a fringing Electric Field. In this minithesis, simple design made by calculating a moving part of the electrode. Example of calculation and simulation example of one of the smallest electrode is moving sensors. Examples include the calculation and simulation of spring constant (the weight of the pendulum (proof mass)) and damping coefficient. Furthermore, it also calculated the mechanical resonance frequency of these electrodes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S624
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Badruzzaman Luthfi
"ABSTRAK
Pesatnya perkembangan sistem switching ATM, dimulai dari yang berbasis pada proses elektrik dengan kecepatan throughput hingga 20 Gigabit perdetik, bahkan dapat mencapai 1 Terabit perdetik, sistem switching berbentuk optik yang mempunyai kecepatan throughput melebihi 1 Terabit perdetik, dikembangkan sistem switching yang berbasis pada proses optik yang sanggup menyediakan kecepatan throughput hingga melebihi I Terabit perdetik distimulasi perlunya kapasitas trafik yang sangat besar.
Pada perkembangan selanjutnya, untuk mengeliminasi kompleksitas dari sistem switching yang berbasis pada proses optik, dikembangkan suatu sistem switching ATM yang menggabungkan keuntungan proses elektrik dengan proses optik. Sistern switching ATM elektro-optik ini sanggup menyediakan kecepatan hingga 20 Terabit perdetik.
Pada skripsi ini akan diperbandingkan evolusi sistem switching ATM yang berbentuk elektrik, optik dan elektro-optik. Proses evolusi sistem switching yang diperbandingkan, semuanya menggunakan sinyal elektrik dalam proses transmisinya. Perbandingan yang dilakukan meliputi laju, proses sel, arsitektur, routing, kemungkinan kehilangan sel dan kemungkinan gagalnya persambungan barn serta penempatan buffer dan ni!ai switching delay.
Semua sistem switching tersebut memiliki arsitektur yang unik satu sama lain tergantung dari kecepatan yang ingin dicapai. Kecepatan yang dimiliki juga berbeda karena tergantung dari cars pemrosesan sel dan konfigurasi switchingnya. Sedangkan proses routing, ketiganya memiliki kesamaan, yaitu memanfaatkan inforrnasi yang berada pada header. Dan untuk kemungkinan gagalnya persambungan dan hilangnya sel juga sangat kecil karena konfigurasi switching dan proses selnya. Serta penempatan buffer pada sistem elektrik berbeda dengan optik maupun elektrik-optik. Dan terakhir nilai switching delay-nya dipengaruhi bentuk konfigurasi dan penempatan buffer setiap sistem switching.

"
2000
S39722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martono
"ABSTRAK
LM1205 buatan National Semiconductor merupakan sistem penguat video frekuensi tinggi yang dirancang untuk digunakan pada aplikasi monitor RGB resolusi tinggi. Sistem penguat video ini terdiri dari liga penguat video dengan rangkaian-rangkaian kontrol, di mana cara kerja dan hubungan ketiga penguat video dengan rangkaian-rangkaian kontrol lainnya adalah identik untuk ketiga channel (red, green, blue).
Tugas akhir ini membahas cara kerja sistem penguat video LM1205 serta pengaruh penggantian pasangan transistor bipolar (NPN dan PNP) internal secara seragam terhadap karakteristik DC-nya. Pengaruh penggantian transistor diselidiki dengan membandingkan hasil simulasi menggunakan program PSPICE dengan karakteristik DC sistem penguat video pada databook.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Darmawan Suprapto
"Pertumbuhan trafik yang begitu besar mengakibatkan peningkatan kebutuhan kapasitas dan kecepatan jaringan yang besar. Hal tersebut dapat dipenuhi oleh jaringan serat optik. Tetapi hal ini akan terasa sia sia jika dalam perencanaan dan pangembangannya tidak dilakukan secara benar. Salah satu yang mempengaruhinya adaiah bentuk topologi yang dapat menghasilkan unjuk kerja yang baik unjuk kerja yang dipakai dalam skripsi ini adalah kongesti. Bentuk topologi dapat dikatakan baik jika kongesti yang dihasilkan minimum.
Skripsi ini membahas tentang perancangan topologi logika pada jaringan, dengan unjuk kerja kongesti minimum. Kongesti minimum dipengaruhi oleh topologi jaringan, jumlah panjang gelombang yang digunakan, dan derajat logika yang dipakai. Peningkatan panjang gelombang dan derajat Iogika diharapkan mampu untuk menurunkan nilai kongesti minimum yang dicapai. Tujuan skripsi ini adalah menentukan nilai derajat logika dan jumlah panjang gelombang yang digunakan, agar kongesti yang dihasilkan kecil, sehingga topologi logika nya dapat dikatakan optimum.
Hasil perancangan menunjukkan bahwa peningkatan jumlah panjang gelombang yang tersedia mampu menurunkan kongesti sampai nilai terténtu, yaitu nilai maksimum panjang gelombang yang digunakan. Sedangkan peningkatan nilai derajat logika pada jaringan EON tidak menurunkan kongesti yang dicapai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sapto Hartono
"Entropy merupakan suatu derajat ketidakpastian kedatangan sel sel trafik atau dapat dikatakan bahwa entropy menggambarkan jumlah rata-rata keacakan dalam penyebaran sel-sel ATM. Sumber informasi yang digunakan adalah sumber on­ off Entropy berkaitan erat dengan karakteristik parameter antrian (queue parameter) yang meliputi average queue size, queue variance, dan equivalent buffer. Equivalent Buffer didetinisikan sebagai kapasitas buffer minimum yang diperlukan untuk mendapatkan loss probability yang lebih baik.
Analisis entropy aliron sel ATM sebagai deskriptor trafik dllakukan dengan membuat variasi terhadap parameter-parameter masukan. Parameter parameter tersebut meliputi faktor utilisasi (a), laju puncak kedatangan sel {m), laju layanan {c), dan probabalitas overflow (e). Masukan tersebut akan diproses dengan menghitung persamaan unjuk ketja yang diberlkan.
Hasil yang didapat adalah fungsi average queue size. queue variance, dan equivalent buffer masing-masing sebagai fungsi dari entropy dan salah saru variabel masukan. Fungsi average queue size, queue variance secara monoton menurunkan nilai entropy. Entropy dapat ditingkatkan dengan memecah korelasi antarsel melalui konsep Entropy Bccster. Perbandingan hasil perhitungan dengan referensi f2] cukup valid dengan interval persentase penyimpangan : rata rata panjang varian 6 % - 16 %, varians 15 % - 35 % kapasitas buffer 19%- 40 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novrizon
"Perancangan suatu jaringan optik yang optimal sangat diharapkan demi terakomodasinya permintaan trafik yang tinggi. Perancangan jaringan optik itu sendiri meliputi : perancangan topologi fisik yang optimal, topologi logika dengan kinerja jaringan yang optimal, dan pengalokasian kebutuhan fiber dengan utilisasi yang optimal pula. Skripsi ini akan membahas perancangan jaringan optik Indonesia berbasis optimalisasi geografis dan WDM irregular multihop network system.
Dengan pendekatan arbitrary, memanfaatkan keterbatasan yang ada, diperoleh topologi fisik Indonesia dengan optimalisasi geogratis. Topologi fisik optimal jaringan optik Indonesia dihasilkan pada saat derajat logika bernilai 6. Topologi logika dapat dikategorikan menjadi dua : regular dan irregular topology. Topologi logika regular mempunyai pola konektifitas antar node dan sistematik dalam rouring dan penempatan panjang gelombang, akan tetapi mempunyai masalah dalam penentuan jumlah node. Lain halnya dengan topologi logika irregular yang cenderung tidak terpaku dengan struktur yang ada pada topologi logika regular. Penambahan jumlah node tidak mempengaruhi parameter yang lainnya. Pengalokasian fiber juga menggunakan pendekatan arbitrary yang mengacu pada utilisasi fiber tersebut dalam jaringan yang ada.
Derajat logika merupakan parameter yang menentukan nilai kongesti minimum, average network delay, dan blocking probability sebagai parameter kinerja jaringan pada perancangan topologi logika irregular. Dengan memvariasikan nilai derajat logika tersebut diharapkan akan didapat suatu jangkauan derajat logika yang akan menghasilkan kinerja jaringan yang optimum. Adapun jangkauan derajat logika yang optimal untuk jaringan optik Indonesia adalah antara 9 hingga 11. Selain itu untuk pengalokasian fiber, diharapkan akan diketahui berapa panjang gelombang per fiber sehingga total kebutuhan fiber jaringan sebanding dengan utilisasi fiber itu sendiri pada jaringan tersebut. Dan pada jaringan optik Indonesia, panjang gelombang per fiber yang optimal adalah sebesar 6."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widnayanto Agus S.
"Pandu gelombang berbentuk taper mempunyai ciri dasar berupa inti masukan yang lebih kecil dari keluarannya. Bentuk seperti ini sangat berguna pada proses gandengan antara dua lebar inti yang berbeda.
Karena perubahan bentuk pandu gelombang taper yang makin bertambah lebar, analisa dilakukan dengan membagi pandu gelombang dalam segmen segmen kecil. Perubahan dari lobar segmen meyebabkan timbulnya gandengan antara mode gelombang pada masing-masing segmen dan perbedaan nilal dari indeks bias ekivalen (n,) untuk masing-masing segmen. Rasio gandengan terhadap selisih faktor gelombang (C/Δβ) dari pandu gelombang taper merupakan parameter yang dianalisa pada skripsi ii. Gandengan terdefinisi sebagai rasio antara koefisien gandengan dengan perubahan lebar taper (δW). Sedangkan selisih faktor gelombang merapakan selisih antara indeks bias ekivalen dari mode-mode dominan pada segmen tertentu sepanjang pandu gelombang.
Analisa dilakukan terhadap jenis-jenis taper LINEAR, KUADRATIS, GAUSSIAN, dan EKSPONENSIAL, dengan lebar keluaran antara 5 hingga 105 µm.
Dari hasil analisa didapat bahwa parameter (C/Δβ) sangat menentukan besarnya amplitudo mode ke 3 yang muncul. Dari semua jenis taper yang diuji ternyata tipe taper linear dan gaussian mempunyai keunggulan dibandingkan tipe yang lain, dalam mempertahankan stabilitas mode tunggal pada lebar keluaran pandu gelombang antara 5 hingga 55 µm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Alif Kurniawan
"Skripsi ini membahas mengenai optimisasi perancangan rangkaian pembaca keluaran sensor kelembaban dan konduktivitas elektrik. Perancangan dilakukan dengan simulasi menggunakan multisim 10.0.1 dan ultiboard 10.0.1, dan menerapkan hasil simulasi di pcb (printed circuit board). Berdasarkan implementasi dan pengujian rangkaian detektor fasa hasil kajian simulasi, tidak dapat membaca keluaran beda fasa yang tepat. Hal ini disebabkan karena capacitance stray, penurunan daya rangkaian sebesar 48,35%, penurunan level tegangan masukan sensor dan tidak adanya resistor feedback negatif pada rangkaian detektor fasa. Oleh karena itu perlu dilakukan optimisasi rangkaian untuk memperbaiki keluaran rangkaian detektor fasa. Berdasarkan pengujian hasil optimisasi terhadap lima nilai resistansi diatas 1 KiloOhm didapatkan lebar pulsa beda fasa dengan margin kesalahan terhadap perhitungan sebesar 6,4015_.

This final project describes about optimization of developing read output circuit which used to read output from moisture and electric conductivity sensor. Simulation circuit was developed by multisim 10.0.1 and ultiboard 10.0.1, and the product was applied in the pcb (printed circuit board). Based on implementation and experiment phase detector low frequency from simulation, the circuit unable to read phase difference properly. This problems are caused by capacitance stray, reduction of circuit power till 48,35 %, and reduction of input sensor magnitude voltage. Because of this problem, need optimization to improve output of phase detector circuit. Based on the test of optimization was performed using five resistance above 1 KiloOhm, the circuit get phase difference pulse width with error margin 6,4015_."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51470
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Ismail Husin
"Slewrate merupakan salah satu parameter terpenting op-amp. Untuk mendeteksi pergeseran fasa, parameter Slewrate harus dilihat. Hal tersebut dikarenakan hubungan antara Slewrate dengan frekuensi akan menghasilkan akurasi yang digunakan untuk membaca keluaran. Untuk perancangan ini menggunakan rangkaian dua tingkat op-amp. Dalam rangkaian dua tingkat dihasilkan nilai Slewrate sebesar 20 V/_s. Nilai tersebut didapat dengan menggunakan teknologi 0.4 _m untuk parameter MOS. Sehingga dengan merubah nilai Capasitor Load untuk tegangan masukkan VDD 5 V dan 3.3 V. Dengan slewrate sebesar 20 V/_s didapati nilai lebar pulsa dengan akurasinya sebesar 0.7_ untuk 5V dan 0.46_ untuk 3.3 V. Hasil itu didapat untuk nilai Capasitor Load sebesar 1800 pF.

Slewrate is one of the most important parameter op-amp. To detecting the phase shift, the parameters should be seen Slewrate. That is because the relationship between the frequency Slewrate will producing accuracy that is used to read the output. For this design uses of two stage operational amplifier. In a circuit of two stage operational amplifier value generated Slewrate of 20 V / _s. Value is obtained by using 0.4 _m technology for the parameters of MOS. So with the value Capasitor Load to enter VDD voltage 5 V and 3.3 V. With slewrate of 20 V / _s founded bandwidth with the accuracy of 0.7_ for 5V and 0.46_ to 3.3 V. Results are obtained for the values of Capasitor Load 1800 pF."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51439
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>