Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desy Kharina
"Pembantu rumah tangga merupakan salah satu jenis pekerjaan yang banyak dilakukan oleh wanita. Pada umumnya wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga berusia ≤ 18 tahun, dengan pendapatan yang masih jauh di bawah UMR. Pembantu rumah tangga mengurus pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, mencuci, menyetrika, membersihkan rumah, serta mengasuh anak. Banyaknya pekerjaan yang dilakukan pembantu rumah tangga harus disesuaikan dengan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi. Konsumsi makanan dapat memengaruhi status gizi seseorang, dimana ada tiga jenis status gizi, yaitu status gizi kurang, normal, dan gizi lebih.
Pembantu rumah tangga yang tinggal menetap di rumah pengguna jasa cenderung memiliki pola makan dan jenis makanan yang sama. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa makanan yang dikonsumsi pengguna jasa berbeda dengan yang dikonsumsi oleh pembantu rumah tangga. Perbedaan makanan yang dikonsumsi juga mengakibatkan adanya perbedaan asupan energi dan zat gizi lain seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Selain itu, ada juga perbedaan status gizi. Berdasarkan penelitian Renur (2007) mengenai status gizi pada tenaga kerja wanita di tiga sektor industri menunjukkan bahwa sebesar 23,5% tenaga kerja wanita berstatus gizi kurang.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi berdasarkan IMT pada pembantu rumah tangga di Perumahan Duta Indah Bekasi. Disain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain studi cross sectional dan bersifat deskriptif dengan menggunakan uji statistik chi square. Pengambilan data dilakukan melalui recall 2 x 24 jam untuk konsumsi makanan (asupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak), serta wawancara kuesioner untuk faktor-faktor berhubungan yaitu faktor biologis (umur), dan faktor sosial ekonomi (tingkat pendidikan, pendapatan, dan pengetahuan gizi. Populasi target adalah pembantu rumah tangga yang tinggal menetap di rumah pengguna jasa di Perumahan Duta Indah. Jumlah sampel penelitian adalah 100 orang pembantu rumah tangga dan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan systematic random sampling.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden berstatus gizi normal (80%), ada 8% responden yang berstatus gizi kurang, dan 12% responden berstatus gizi lebih. Rata-rata IMT pembantu rumah tangga adalah 21,99 kg/m2. IMT maksimum sebesar 34,01 kg/m2 dan minimum sebesar 17,78 kg/m2. Responden berada pada kelompok umur ≥ 21 tahun (52%) dan belum menikah (71%). Sebagian besar responden memiliki frekuensi makan baik (79%). Sebanyak 75% responden memiliki asupan energi kurang (< 80% AKG), sebanyak 59% responden asupan proteinnya cukup (≥ 80% AKG), sebanyak 90% responden asupan karbohidratnya kurang (< 65% total energi) dan sebanyak 88% responden asupan lemaknya baik (≥ 20% total energi). Sebagian besar responden (94%) memiliki tingkat pendidikan rendah, sebanyak 49% responden berpendapatan rendah, dan ada 63% responden yang berpengetahuan rendah.
Pendidikan memiliki hubungan bermakna dengan status gizi, akan tetapi faktor biologis (umur), konsumsi makanan (frekuensi makan, asupan energi, asupan protein, asupan karbohidrat, dan asupan lemak), dan faktor sosial ekonomi (pendapatan dan pengetahuan) tidak memiliki hubungan bermakna dengan status gizi pada pembantu rumah tangga."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Adya Cahyani
"Inisiasi Menyusui Dini (EBI) di Indonesia, sebagai upaya optimalisasi eksklusif menyusui dan mengurangi kematian neonatal, menunjukkan peningkatan cakupan pada 2017 sebesar 57%. Meskipun demikian, masih ada kesenjangan di beberapa provinsi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasinya di Indonesia. Ini kuantitatif Penelitian dengan desain cross-sectional didasarkan pada data sekunder SDKI pada tahun 2017. The Hasil analisis menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan dengan persalinan normal metode 2,3 kali (95% CI: 1,79 - 2,84; p-value = 0,000) lebih mungkin untuk dilakukan lebih awal inisiasi menyusui dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan operasi caesar metode. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryza Maulana Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tekanan untuk makan dan faktor lainnya dengan perilaku picky eating. Pengambilan data menggunakan pengisian kuesioner dan pengukuran berat badan dan tinggi badan pada 113 anak usia 3 - 6 tahun di PAUD dan TK terpilih di Kelurahan Manggarai Selatan, Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 29,2% responden memiliki perilaku picky eating. Terdapat perbedaan proporsi signifikan pada picky eater yang mendapat tekanan untuk makan (p = 0,007) dan memiliki keluarga berperilaku picky eating (p = 0,0001) serta perbedaan rata-rata usia anak yang signifikan pada picky eater (p = 0,014). Perilaku picky eating lebih sering terjadi pada masa awal anak-anak yang mendapat tekanan untuk makan serta memiliki keluarga berperilaku picky eating.

The purpose of this study is to determine the relationship between pressure to eat and other factors with picky eating behaviour. Data was obtained by questionnaires and weight and height measurements from 113 children aged 3 - 6 years old in selected kindergarten in South Manggarai Urban, South Jakarta. Result of this study shows 29,2% of respondents have picky eating behaviour. There is significant difference of proportion in picky eater who had pressure to eat (p = 0,007) and had family with picky eating behaviour (p = 0,0001) and also significant diferrence of mean age in picky eater (p = 0,014). Picky eating behaviour often occurs in early childhood who have pressure to eat and have family with picky eating behaviour."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Septianing Astuti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai gambaran tekanan darah, faktor risiko, dan faktor dominan hipertensi pada Pegawai Kantor Pusat PT.Pos Indonesia di Jakarta. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional terhadap 132 responden. Pengambilan data dilakukan selama 4 minggu sejak bulan April-Mei 2016. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis bivariat yang digunakan sebagian besar menggunakan chi square, hanya 1 analisis bivariate yang menggunakan independent t-test, dan hanya 1 analisis yang menggunakan Mann Whitney-U. Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi adalah 22,70%. Riwayat hipertensi keluarga, persen lemak tubuh, durasi tidur, kebugaran, dan asupan natrium merupakan variabel yang memiliki perbedaan proporsi yang signifikan terhadap hipertensi. Asupan sayur dan buah merupakan faktor dominan terhadap hipertensi dengan nilai p value 0,017 dan nilai OR 7,204. Saran yang diberikan untuk mencegah hipertensi dan mengontrol nilai tekanan darah bagi penderita hipertensi adalah perbaikan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik.

ABSTRACT
The focus on this study is to discuss about prevalence blood pressure, risk factors, and dominant factor of hypertension in Main Office PT.Pos Indonesia Employee, Jakarta. Study design that used is cross sectional with 132 respondents. Data collection was done in four weeks in April-Mei 2016. This study used univariate, bivariate, and multivariate analysis. Chi square is mostly used in bivariate analysis, one with independent t-test, and one with Mann Whitney-U. Logistic regression is used in multivariate analysis. The result is prevalence hypertension is 22,70%. Gen, body fat percentage, sleep duration, fitness, and sodium intake is related to blood pressure. Vegetables and Fruits intake is a dominant factor for hypertension with p value 0,017 and OR 7,204. It is suggested that employee have to decrease high natrium and fat food, increase vegetables and fruits intake, and enhance physical activity."
2016
S63506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sufinah
"Stunting tidak hanya terjadi selama 1000 hari pertama kehidupan, tetapi juga pada remaja yang merupakan periode tercepat kedua pertumbuhan setelah bayi. Bila remaja perempuan mengalami stunting kemungkinan akan melahirkan bayi dengan panjang lahir kurang dari normal, yang nanti akan menjadi remaja stunting juga. Kondisi ini berbahaya karena dapat terjadi stunting lintas generasi bila tidak dilakukan intervensi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada remaja perempuan di Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2013 dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 1.785 remaja perempuan berusia 10 ndash; 18 tahun di Indonesia yang menjadi sampel Riskesdas 2013 dengan memiliki data lengkap.
Hasil penelitian menunjukkan kejadian stunting pada remaja perempuan 10 ndash; 18 tahun di Indonesia tahun 2013 sebesar 31,4 persen. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna nilai p le; 0,05 antara tingkat pendidikan ibu, status ekonomi keluarga, jumlah anggota keluarga dan wilayah tempat tinggal dengan kejadian stunting pada remaja perempuan 10 ndash; 18 tahun di Indonesia tahun 2013. Perlunya upaya preventif primer dalam meningkatkan pengetahuan pada kelompok ibu tentang tumbuh kembang anak dan meningkatkan program SUN dalam intervensi sensitif.

Stunting not only occurs in the first 1000 days of life, also in adolescents which is the second fastest growing period after the baby. When a adolescent girls have stunting it is likely to give birth to a baby with less than normal birth length, which will later become a stunting adolescent as well. This condition is dangerous because stunting can occur across generations if not intervened.
The purpose of this study is to determine the factors associated with stunting incidence in adolescent girls in Indonesia in 2013. This study uses secondary data of Riskesdas 2013 with cross sectional design. The sample of this study is 1,785 adolescent women aged 10 18 years in Indonesia which become sample of Riskesdas 2013 with complete data.
The results of the study showed that stunting incidence in adolescent girls 10 18 years in Indonesia in 2013 was 31.4 percent. The results of bivariate analysis show a significant relationship p value
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S69094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desyana Endarti Hendraswari
"Anak usia 0-23 tahun merupakan masa golden period namun sangat rentan mengalami kurang gizi yang akan mengganggu pertumbuhan baik fisik maupun otak anak. Gangguan pertumbuhan pada masa ini bersifat irreversible. Penyakit infeksi menjadi salah satu penyebab langsung anak mengalami kekurangan gizi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan penyakit infeksi (ISPA, diare, kecacingan, campak, TB paru, Pnemonia) dengan wasting dan underweight pada anak usia 0-23 bulan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan design studi cross sectional dengan menggunakan data SSGI 2021 dengan jumlah sampel 32.084 balita. Pada hasil penelitian proporsi underweight 14,32%, wasting 9,56% dan penyakit infeksi 31,54%. Anak dengan riwayat infeksi memiliki risiko 1,03 kali lebih tinggi untuk wasting dibandingkan anak tanpa riwayat penyakit infeksi setelah dikontrol dengan variabel berat badan saat lahir serta IMD dan tidak bermakna secara statistik. Sedangkan anak dengan penyakit infeksi berisiko 1,1 kali (95% CI:1,00-1,14) lebih tinggi untuk underweight dibandingkan anak tanpa riwayat penyakit infeksi setelah dikontrol dengan variabel usia anak serta berat badan saat lahir dan bermakna secara statistik.

Children aged 0-23 years are the golden period but are very vulnerable to malnutrition which will interfere with the growth of both the physical and brain of the child. Growth disturbance at this time is irreversible. Infectious diseases are one of the direct causes of children experiencing malnutrition. The purpose of this study was to determine the relationship between infectious diseases (ARI, diarrhea, helminthiasis, measles, pulmonary tuberculosis, pneumonia) with wasting and underweight in children aged 0-23 months in Indonesia. This study used a cross-sectional study design using SSGI 2021 data with a total sample of 32,084 toddlers. In the results of the study the proportion of underweight was 14.32%, wasting was 9.56% and infectious disease was 31.54%. Children with a history of infection had a 1.03 times higher risk of wasting than children without a history of infectious disease after controlling for birth weight and IMD variables and were not statistically significant. Meanwhile, children with infectious diseases had a 1.1 times (95% CI: 1.00-1.14) higher risk of being underweight than children without a history of infectious diseases after controlling for the variables of child's age and birth weight and statistically significant."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Fitriani Nugraha
"Pola konsumsi merupakan kumpulan makanan yang terdiri dari jenis dan jumlah makanan per orang per hari dalam jangka waktu tertentu. Penelitian secara lokal dan internasional menunjukkan bahwa pola konsumsi tidak sehat yang dilakukan saat remaja akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular di masa dewasa. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola konsumsi pada remaja terdiri atas usia, jenis kelamin, pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga, pendapatan orang tua dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi pola konsumsi selama pandemi COVID-19 pada 165 remaja di DKI Jakarta Tahun 2021 berdasarkan faktor-faktor tersebut dengan menggunakan desain studi cross-sectional serta metode snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja tidak mengalami perubahan pola konsumsi selama pandemi COVID-19 (37,6%). Berdasarkan analisis uji chi-square, ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pola konsumsi selama pandemi COVID-19 pada remaja di DKI berdasarkan jenis kelamin (P-value = 0,037) dan pendapatan orang tua (P-value = 0,023).

A consumption pattern is a collection of food consisting of the type and amount of food per person per day in a certain period. Local and international research shows that unhealthy consumption patterns during adolescence will increase the risk of non-communicable diseases in adulthood. The factors that can affect consumption patterns in adolescents consist of age, gender, mother's education, number of family members, parents' income, and others. This study aims to determine the difference in the proportion of consumption patterns during the COVID-19 pandemic in 165 adolescents in DKI Jakarta in 2021 based on these factors by using a cross-sectional study design and snowball sampling method. The results showed that most teenagers did not experience changes in consumption patterns during the COVID-19 pandemic (37.6%). Based on the chi-square test analysis, it was found that there was a significant difference between consumption patterns during the COVID-19 pandemic among adolescents in DKI Jakarta based on gender (P-value = 0.037) and parents' income (P-value = 0.014)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Firdaus
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan status kebugaran komposisi tubuh berdasarkan status gizi, aktivitas fisik, status merokok dan asupan gizi pada pengemudi taksi Express Group Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional pada 96 responden. Indikator kebugaran yang digunakan adalah persen lemak tubuh sebagai representasi kebugaran komposisi tubuh (bugar dengan PLT: 6 ? 10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 72,9% responden memiliki tubuh yang tidak bugar. Variabel-variabel yang berhubungan dengan status kebugaran antara lain: status gizi dengan (pvalue 0,001), status merokok (0,014), asupan energi (0,004), protein (0,004), lemak (0,015), karbohidrat (0,008), zat besi (0,037), seng (0,001), vitamin B1 (0,020), vitamin B2 (0,037), vitamin B5 (0,013), dan vitamin B6 (0,028).

ABSTRACT
This study aims to determine body composition fitness status difference based on nutritional status, physical activity, smoking status and nutritional intake of Express Group Taxi Driver 2014. This research uses cross-sectional study design on 96 respondents. Fitness indicator which is used in this study is body fat percent as to represent body composition fitness (fit status: 6 ? 10% of BFP). The result shows 72,9% of the respondents are unfit. Variables which are significantly related to fitness status are: nutritional status (pvalue 0,001), smoking status, (0,014), energy intake, (0,004), protein intake (0,004), fat intake (0,015), carbohydrate intake (0,008), iron intake (0,037), zinc intake (0,001), vitamin B1 intake (0,020), vitamin B2 intake (0,037), vitamin B5 intake (0,013), and vitamin B6 intake (0,028)."
2014
S54902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pertiwi Putri Utami
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran umum sarapan, aktivitas fisik, kebugaran aerobik, IMT/U, asupan gizi dan bimbingan belajar serta kaitannya dengan prestasi belajar. Penelitian ini dilakukan pada siswa siswi kelas XI IPA di SMAN 1 Bekasi pada bulan April - Mei 2014. Disain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel minimal adalah 130. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 57.6% siswa memiliki prestasi belajar kurang dan 42.4% siswa memiliki prestasi belajar baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan gizi yaitu asupan energi dengan prestasi belajar siswa. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara sarapan, aktivitas fisik, kebugaran aerobik, IMT/U, dan bimbingan belajar dengan prestasi belajar siswa.

The thesis discusses on general picture of breakfast, physical activity, aerobic fitness, BMI for age, nutrient intake, and tutoring in relation with academic achievement. The study was conducted on students of class XI Science SMAN 1 Bekasi in April - May 2014. Design of this study was cross sectional. The subject was selected by total sampling method with a minimum number of sample were 130 students. Results showed there were 57.6% of students were having lower academic achievement and 42.4% of students were having higher academic achievement . There was significant association between nutrient intake of energy and academic achievement. There was no significant association between breakfast, physical activity, aerobic fitness, BMI for age, and tutoring with students academic achievement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oky Setiarso
"Penelitian ini mempelajari hubungan antara Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi pada anak usia 10-12 tahun di Kelas Belajar Oky. Variabel yang diteliti adalah jenis kelamin, umur, pekerjaan orang tua, tingkat pendidikan, kontribusi energi dan protein sebelum dan sesudah intervensi terhadap BB/U, TB/U, IMT/U, status gizi, pengaruh PMT dalam peningkatan status gizi sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Analisis menggunakan data primer. Desain penelitian menggunakan quasi eksperiment dan rancangan control time series design. Responden yang digunakan adalah sebanyak 42 orang, terdiri dari 22 orang yang mendapat perlakuan dan 20 orang kelompok control. Kelompok perlakuan mendapatkan PMT selama 90 hari berupa susu 200 ml, telor 1 butir dan buah 1 potong.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kontribusi sebelum dan sesudah PMT terhadap analisa berat badan sebelum dan sesudah diberikan PMT terdapat perbedaan nyata dengan nilai p=0.000 (p value <0.005) dan 1.37 point lebih tinggi yang mendapat daripada yang tidak mendapat PMT. Untuk analisa tinggi badan sebelum dan sesudah diberikan PMT terdapat perbedaan nyata dengan nilai p=0.000 (p value <0.005) dan 2.3 point lebih tinggi yang mendapat daripada yang tidak mendapat PMT. Untuk BB/U sebelum dan sesudah PMT terdapat perbedaan nyata dengan nilai p=0.000 (p value <0.005) dan TB/U PMT terdapat perbedaan nyata dengan nilai p=0.001 (p value <0.005) serta untuk IMT/U terdapat perbedaan nyata dengan nilai p=0.000 (p value <0.005).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan status gizi secara nyata sebelum dan sesudah diberikan PMT. Penelitian ini menyarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu penelitian lebih dalam serta dapat berkorelasi dengan hal-hal yang berkaitan tidak hanya dengan gizi tetapi juga dengan hal-hal sosial, sosiologi, budaya, ekonomi dan pemberdayaan masyaraka dan dengan menggunakan kemampuan dan sumberdaya lokal.

Nutrition status children 10-12 years old in Kelas Belajar Oky. Variable examined are gender, age, parents work, education, contribution energy and protein before and after Suplementary Feeding against weight per age, height per age, BMI per age, nutrition status, impact supplementary feeding in an increase nutrition status before and after supplementary feeding. Analyses using primary data. Research design using quasi eksperiment and control time series design. Respondents who used is as 42 children, consist of 22 children is treatment group and 20 children control group. Groups of experiment get supplementary feeding 90 days is milk 200 ml, egg 1 pcs and fruit 1 pcs.
The results showed that the result of the contribution before and after supplementary feeding for analyses weight before and after significant p value = 0.000 (p value <0.005). Analyses height before and after supplementary feeding are significant with p value = 0.000 (p value <0.005). Weight per age before and after SF are significant with p value =0.000 (p value <0.005) and height per age significant with p value =0.001 (p value <0.005) and also significant for BMI/Age with p value =0.000 (p value <0.005).
From the results of this study concluded that an increase in nutrition status before and after supplementary feeding. This study suggests further research needs to be done with more research time and can be correlated not only nutrition but also social science, sociology, culture, economy, and community development with ability local source.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>