Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meliala, Dianisa Gyanina
"ABSTRAK
Underachievement merupakan kondisi yang muncul sebagai salah satu masalah yang dialami oleh anak usia sekolah. Rendahnya keterampilan regulasi diri dalam belajar siswa juga terbukti memiliki asosiasi dengan kondisi underachievement pada siswa berusia muda serta remaja. Namun, masih diperlukan banyak data yang menggambarkan kondisi underachievement pada siswa berusia muda atau Sekolah Dasar Bondurant, 2010 . Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program intervensi yang menerapkan strategi self-instruction dalam mengembangkan keterampilan regulasi diri dalam belajar pada subjek berusia 10 tahun dan duduk di kelas V Sekolah Dasar yang mengalami underachievement. Program intervensi yang diberikan menerapkan prinsip-prinsip self-instruction di dalam mengembangkan keterampilan regulasi diri dalam belajar secara umum, serta keterampilan belajar yang mencakup keterampilan dalam melakukan perencanaan dan pengaturan waktu belajar, memahami serta meringkas bacaan secara khusus. Program ini berhasil memberikan pengetahuan baru mengenai esensi dari belajar serta pentingnya melakukan perencanaan, penetapan sasaran belajar, penggunaan strategi belajar dalam memahami dan meringkas, serta kemandirian di dalam proses belajar.

ABSTRACT
Underachievement is a condition which occurs as one of the problems of school aged children. Deficits in self regulated learning skill were also proved to be associated with underachievement in young children and adolescents, but there has been a lack of data to explain this condition of underachievement in young children or elementary students Bondurant, 2010 . This study examined the effectiveness of self instruction strategy to increase self regulated learning skill in 10 years old or 5th grade elementary student with underachievement. An intervention program was given while applying the principles of self instruction aiming to develop self regulated learning skill generally, and learning skills including planning and setting study hours, understanding and summarizing a passage specifically. The program succeeded in providing new knowledge on the essence of learning as well as the importance of planning, setting learning goals, using learning strategies in understanding and summarizing passages, also independence in learning process."
2016
T46860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Cahyorinartri
"Anak dengan disabilitas intelektual memiliki keterampilan adaptif yang lebih rendah. Sebelum anak dengan disabilitas intelektual memahami harapan lingkungan, anak diharapkan terlebih dahulu mengenal dirinya sendiri. Representasi diri merupakan penjabaran yang bersifat kontekstual atas diri dan konstruksi kognitif dan sosial. Anak disabilitas intelektual dengan tahap perkembangan praoperasional, biasanya memiliki representasi diri yang merujuk pada ciri-ciri dan perilaku yang dapat diobservasi. Anak dengan disabilitas intelektual juga perlu mengembangkan kemampuannya dalam mengenal dan memahami emosi. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan efektifitas program direct instruction dalam meningkatkan perilaku adaptif melalui representasi diri dan pemahaman emosi pada siswa dengan disabilitas intelektual menengah.Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kasus tunggal. Subjek penelitian ini adalah seorang siswa dengan disabilitas intelektual menengah (IQ: 49, skala Stanford Binet) dengan usia mental 4 tahun 5 bulan. Program direct instruction belum berhasil meningkatkan perilaku adaptif melalui representasi diri dan emosi pada subjek sebagai anak dengan disabilitas intelektual menengah. Hal ini dipengaruhi keterbatasan intelektual dari subjek sehingga terdapat kemungkinan subjek belum menguasai kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan dalam menguasai keterampilan yang diajarkan. Hambatan lain adalah perkembangan bahasa subjek yang terbatas. Kosa kata yang terbatas juga mempengaruhi kemampuan subjek memaparkan hasil pikiran dan perasaannya.

Children with intellectual disability have adaptive skill lower than others. Before children with intellectual disability realize about social expectation, children wished to understand themselves first. Self-representation is contextual description about themselves and cognitive and social construction. Children with intellectual disability with preoperational developmental stage, usually have self-representation that refer to observable things. They also have to developing emotional understanding. The study aimed to determine effectiveness of direct instruction program to enhance adaptive skill through self-representation and emotional understanding in student with moderate intellectual disability. The design use in this study is a single case experiment. The subject of this study is a student with intellectual disability (IQ: 49, Stanford Binet Scale) with mental age 4 years 5 months. Based on analysis showed that direct instruction program haven?t succeed enhanced self-representation and emotion understanding in student with moderate intellectual disability. It can be influenced by subject?s intellectual limitedness. Another limitedness is subject?s language development and vocabulary limited also influenced subject?s ability to tell her mind, thought and feeling.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fhardian Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah program Applied Behavior Analysis (ABA) dan Video Modelling dapat meningkatkan kemampuan reseptif dan ekspresif pada anak autisme ringan. Kemampuan reseptif yang ditingkatkan ialah kemampuan memasangkan, menunjuk, dan menyebutkan nama emosi dasar pada kartu ekspresi emosi. Kemampuan ekspresif yang ditingkatkan dalam penelitian ini ialah kemampuan mengungkapkan perasaan tidak menyenangkan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain subjek tunggal. Selama penelitian, program intervensi diberikan selama dua minggu ditambah dengan satu minggu tahap generalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan reseptif dan ekspresif pada subjek setelah program diberikan. Setelah tujuh hari program dihentikan, subjek juga masih mampu mempertahankan kemampuan reseptif dan ekspresif sesuai dengan target keberhasilan. Hasil penelitian yang positif ini menunjukkan bahwa orang tua juga perlu menerapkan metode ABA untuk melatih kemampuan reseptif dan ekspresif subjek dalam kehidupan sehari-hari.

The objective of this research is to examine whether the Applied Behavior Analysis (ABA) and Video Modelling program can enhance receptive and expressive ablity in children with mild autism. Receptive ability defined as an ability to match, point, and mention the name of basic emotions from facial expression cards. Whereas Expressive ablity is an ability to express inconvenient feelings to others. This research use single subject design in children with mild autism. The program was administered for two weeks. After that, the generalization phase was introduced for a week.
The result from this research shows that receptive and expressive ability improved after the program was administered. Even though the program was stopped for a week, the participant still mastered well the receptive and expressive ability. According to this research, we recommend parents to teach receptive and expressive ability to their children by using ABA method in children natural setting."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Novia Sabati
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas program esteem builders dalam meningkatkan security dan selfhood pada remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP). Security dan selfhood merupakan dua dari lima komponen pembentuk harga diri. Security merupakan prasyarat terbentuknya keempat komponen lain (selfhood, affiliation, mission, dan competence). Sementara selfhood merupakan pondasi pembentuk harga diri karena mempengaruhi penilaian individu secara akurat terhadap diri.
Subjek penelitian ini adalah A seorang remaja perempuan yang memiliki harga diri yang rendah karena belum terbentuknya kelima komponen harga diri. Membangun harga diri adalah proses yang bertahap dengan memperhatikan setiap komponen yang terbentuk (Borba, 1989), maka intervensi ini berupaya menyasar peningkatan dua komponen dasar yaitu security dan selfhood dengan menggunakan program esteem builders Borba yang terdiri dari 7 langkah pada setiap sesinya yaitu dengan meningkatkan kemampuan membangun kepercayaan dalam membina hubungan dengan orang lain, meningkatkan kemampuan mengetahui hal yang diharapkan dengan menetapkan dan menerapkan aturan secara konsisten, meningkatkan kesempatan merasakan lingkungan yang positif, meningkatkan kemampuan deskripsi diri secara akurat, memberi kesempatan mengetahui peristiwa yang mempengaruhi diri individu, membangun kesadaran kualitas diri yang unik, serta meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi.
Penelitian ini merupakan single subject design tipe AB yang terdiri dari 7 pertemuan selama 3 minggu. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan melalui behavioral checklist B-SET (Borba Self Esteem Tally) dan kemajuan subjek yang memenuhi indikator pada setiap pertemuan maka dapat disimpulkan bahwa program esteem builders efektif meningkatkan security dan selfhood pada remaja SMP.

This study is conducted to understand the effectiveness of esteem builders program in increasing security and selfhood of junior high school adolescent. Security and selfhood are two of the five fundamental building blocks of self-esteem. Security is a prerequisite formation of four other components (selfhood, affiliation, mission, and competence). While selfhood is forming the foundation of self-esteem because it affects the accurate evaluation of the individual.
The participant of this study is A teenage girl who have low self-esteem because of the lack of all components of self-esteem. Building self-esteem is a gradual process with attention to the formation of each component (Borba, 1989), therefore this intervention seeks to target the enhancement of two basic components, namely security and selfhood by using esteem builders program that have 7 steps to do, namely improving the ability of build trusting relationships, improving the ability to know what is expected by establishing and applying rules consistently, increasing the chance of a positive and caring environment, reinforce more accurate self description, provide the opportunities to discover major sources of influences on the self, build an awareness of unique qualities, and enhance the ability to identify and express emotions and attitudes.
This study is a single subject design type AB engage in 7 intervention session for 3 weeks. Based on the measurements that has been done using behavioral checklist B-SET and progress indicators that meet the subject at each meeting, it can be concluded that the esteem builders program effectively increase security and selfhood of junior high school adolescent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatul Kamilah Tri Hapsari
"Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan apakah teknik One-More-Than efektif meningkatkan kemampuan menggunakan uang dalam membeli barang pada anak tunagrahita sedang. Kemampuan menggunakan uang dalam membeli barang yang ditingkatkan adalah kemampuan dalam memberikan uang secara efisien, yaitu memberikan nominal jumlah uang yang mendekati harga yang diminita ketika membeli barang. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain subjek tunggal pada anak tunagrahita sedang. Program diberikan selama tujuh hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menggunakan uang dalam membeli barang pada subjek setelah program diberikan. Teknik One-More-Than efektif untuk meningkatkan kemampuan menggunakan uang dalam membeli barang pada subjek. Setelah tujuh hari program dihentikan, subjek masih mampu mempertahankan kemampuan tersebut.

The objective of this research is to examine whether the One-More-Than technique effectively enhance the money skills to purchase item in children with moderate intellectual disability. Money skills to purchase item defined as an ability to give money efficiently, which gives a nominal amount of money that is closer to the stated price when buying item. This research use single subject design in children with moderate intellectual disability. The program was administered for seven days.
The result from this research shows that money skills to purchase item improved after the program was administered. One-More-Than technique effectively enhance money skills to purchase item to subject. Seven days after the program, the subject still able to maintain money skills to purchase item.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Bunga Parmawati
"Gangguan pendengaran pada anak tuna rungu yang terjadi sebelum masa perkembangan bahasa (prelingual) dan tergolong parah (profound) menimbulkan masalah dalam proses akademis dan komunikasi sehari-hari. Oleh karena itu, intervensi untuk meningkatkan kosakata anak tuna rungu sebagai dasar perkembangan bahasa penting untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan efektivitas pendekatan modifikasi perilaku dengan teknik fading dan token economy untuk meningkatkan kosakata siswa tuna rungu prelingual profound.
Program intervensi diadaptasi dari Morris (1985) untuk mengajarkan nama-nama obyek dan kegiatan. Teknik fading dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pemberian stimulus berupa gambar dan prompt tulisan, lalu gambar dan prompt sebagian tulisan, kemudian gambar tanpa prompt tulisan. Setiap kali berhasil menulis dengan tepat, subyek diberikan token yang nantinya dapat ditukarkan dengan reinforcer.
Penelitian dilakukan terhadap seorang anak tuna rungu prelingual profound, laki-laki, berusia 13 tahun, duduk di kelas 5 SD inklusi, memiliki kecerdasan non-verbal rata-rata, dan kosakata yang sangat terbatas. Dengan desain penelitian single-subject tipe ABA single-factor, peningkatan kosakata dilihat dari perbandingan antara hasil tes sebelum dan setelah intervensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan modifikasi perilaku dengan teknik fading dan token economy efektif untuk meningkatkan kosakata siswa tuna rungu prelingual profound. Subyek mampu memahami serta memproduksi secara tertulis sebesar 87,5% dari delapan nama obyek dan 100% dari delapan nama kegiatan yang diberikan dalam intervensi.

A profound hearing impairment that happened before the development of language causes some problems within the academic process and daily communication. Therefore, an intervention to increase the deaf students vocabulary as the foundation of a language development is important. This research was conducted to examine the effectiveness of a behavior modification approach with fading and token economy techniques to increase the vocabulary of a student with prelingual profound deafness.
The intervention program was adapted from Morris (1985) to teach names of objects and activities. In the program, the subject was given three steps of fading, starting with a stimuli and a prompt in a form of a picture and its written name. Subsequently, the prompt was faded into only a certain part until it was entirely eliminated. Everytime the subject succeeded in writing the correct name, he was given a token which could be exchanged with a reinforcer.
Research was conducted on a male prelingual profound deaf student studying at a primary school with an inclusion program who has an average level of non verbal intelligence and lack of vocabulary. Using a single subject-ABA-single factor research design, the increase in vocabulary was determined by comparing the test results before and after the intervention.
Results indicated that a behavior modification approach with fading and token economy techniques is effective in order to increase the vocabulary of a student with prelingual profound deafness. Through writing, the subject was able to understand and produce 87,5% of the eight objects' names and 100% of the eight activities' names given during the intervention program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31756
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Adelino
"ABSTRAK
Masa transisi dari SMA ke perguruan tinggi dapat menyebabkan tekanan bagi mahasiswa Gall, Evans, Bellerose, 2000. Karena itu, dibutuhkan adanya proses penyesuaian diri yang dinamakan college adjustment. Tekanan tersebut dapat membuat mahasiswa kesulitan beradaptasi dan dapat menimbulkan efek samping seperti stres atau depresi. Masalah pada college adjustment penting karena berkaitan dengan antara lain masalah akademis dan tingkat putus studi Backhaus, 2009. Self-compassion dapat mengurangi dampak negatif dari tekanan tersebut sehingga memudahkan proses penyesuaian diri Terry, Leary, Mehta, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dengan college adjustment pada mahasiswa tahun pertama. Pengukuran self-compassion menggunakan adaptasi alat ukur Self-Compassion Scale yang disusun oleh Neff 2003b dan pengukuran college adjustment menggunakan adaptasi alat ukur Student Adaptation to College Questionnaire yang disusun oleh Baker dan Siryk 1984. Partisipan penelitian ini berjumlah 373 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Dengan metode statistik Pearson Product-Moment Correlation, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara self-compassion dan college adjustment pada mahasiswa tahun pertama r = .076, p = .142.

ABSTRACT
The transition period from high school to university may generate pressure towards students Gall, Evans, Bellerose, 2000 . Therefore, a form of adaptation is needed, which is called college adjustment. The pressure may cause students to adapt poorly and may cause side effects such as stress and depression. College adjustment problems are important because they relate with academic problems and drop out rate Backhaus, 2009. Self compassion may act as a buffer towards negative effects from that pressure and made the adaptation process easier Terry, Leary, Mehta, 2013. In this study, Self compassion was measured using an adaptation form of Self Compassion Scale by Neff 2003b, and college adjustment was measured using an adaptation form of Student Adaptation to College Questionnaire by Baker and Siryk 1984. The participants of this study were 373 first year college students of University of Indonesia. Using Pearson Product Moment Correlation method, main results of this study showed self compassion was not significantly related with college adjustment r .076, p .142 on first year college students."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirtafitri Trianisa
"Salah satu kemampuan yang perlu dikembangakan pada anak tuna ganda yang masih dapat memanfaatkan sisa pendengarannya untuk berkomunikasi adalah speechreading, yaitu kemampuan untuk memahami lawan bicara dengan melihat gerak bibir, ekspresi wajah serta gestur tubuh lawan bicaranya (Tejedor, C, 2000 dalam Ortiz, I.R, 2008; Kapplan et all, 1999; Faraco, S. et al., 2007). Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah penggunaan pendekatan sintetik bahasa disertai dengan token economy dapat meningkatkan kemampuan speechreading pada siswa tuna grahita dengan gangguan pendengaran. Setiap kali menunjuk dengan tepat pada langkah kelima dan pengujian, subjek diberikan token yang nantinya akan ditukarkan dengan reinforcer.
Penelitian dilakukan terhadap seorang anak tuna grahita dengan gangguan pendengaran dengan jenis kelamin laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di kelas 4 SD inklusi. Desain penelitian single subject tipe A-B-A?. Peningkatan kemampuan speechreading dilihat dari perbandingan antara hasil tes kemampuan speechreading sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode sintetik dengan token economy dapat meningkatkan kemampuan speechreading pada anak tuna grahita dengan gangguan pendengaran. Subjek mampu menunjuk kartu dengan tepat sebanyak 100% dari 5 kata yang diujikan pada sesi 1 dan sebanyak 80% dari 5 kata yang diujikan pada sesi 2.

One of the skills that important to develop in multiple disabilities children who have residual hearing is speechreading. Speechreading is the ability to understand a speaker?s thoughts by watching the movements of the lips, facial expressions and gestures (Tejedor, C, 2000 dalam Ortiz, I.R, 2008; Kapplan et all, 1999; Faraco, S. et al., 2007). This study was conducted to see whether the useof a synthetic method with the token economy can improve speechreading in mental retardation with hard-hearing child (multiple disabilities).This intervention program is divided into two sessions with different themes. Every time the subject succeed in pointing the right card on the fifth step and testing, subject was given a token which could be exchanged with a reinforcer.
Research conducted on a 12-year-old male mental retardation with hard-hearing. Using a single-subject-ABA research design, the improvement of speech reading was determined by comparing the speechreading test results before and after the intervention. The results indicated that the use of synthetic methods with token economy can improve the ability of speechreading in mental retardation with hard-hearing child. Subject was able to point the appropriate card 100% of the 5 words tested in sessions 1 and 80% of the 5 words tested at session 2.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library