Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Adhi Nugroho
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi dan menelusuri perilaku unik positif pada balita dengan pendekatan positive deviance di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan metode penelitian cross sectional dan menggunakan data primer yang diambil pada bulan Mei 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan 18,4% balita di Kelurahan Pasir Putih tergolong status gizi kurang dan 2,9% status gizi buruk. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku kebersihan dengan status gizi balita (BB/U). Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah anggota keluarga, kecukupan energi, kecukupan protein, frekuensi makan, frekuensi minum susu formula, variasi lauk, perlakuan ibu ketika anak berceloteh, perilaku pemeliharaan kesehatan dengan status gizi balita (BB/U).
Penelitian ini menemukan perilaku unik positif berupa melarang mengonsumsi makanan ringan kemasan non biskuit, memberikan makanan cemilan sehat, mempraktikkan frekuensi makan tiga kali sehari, rutin memeriksakan balita ke posyandu setiap bulan, memberikan vitamin jika anak sakit, membuat variasi makanan dengan memasukkan irisan sayur ke dalam telur dadar. Penulis menyarankan masyarakat, khususnya keluarga balita dengan status gizi kurang mencontoh perilaku unik positif tersebut sehingga dapat mengikuti keberhasilan menjaga kesehatan dan status gizi balita.

This research is aimed to find out factors that associated to nutritional status and identification unique positive of children under five years old at Pasir Putih village Sawangan district Depok 2011. This research is quantitative and qualitative research with cross sectional method and use primary data which collected in Mei 2011. The results of this research shows that 18,4% of children under five years old at Pasir Putih district is underweight and 2,9% severely underweight. There is significant relationship beetwen hygiene behaviour with nutritional status of children. There is no significant relationship between family size, energy adequacy, protein adequacy, frequency of meals, frequency of drinking milk, variations of dishes, mother`s treat when the child chattering, health behavior with nutritional status of children (BB / U).
This research found a positive unique behavior such as, prohibiting eating non biscuit packaging snacks, providing a healthy snack food, practice the frequency of eating three meals a day, routinely checked every month to posyandu, giving vitamins if child is sick, making a variety of foods by inserting a slice vegetables into scrambled eggs. The author suggests people follow that behaviours so that people especially with children undernutrition could follow the success in maintaining health and nutritional status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Morika Septie
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi mie instan pada balita di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian, paling banyak balita tergolong dalam tingkat konsumsi tinggi (≥2-3x/minggu) yaitu 58,6%. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur, besar keluarga, dan jumlah anak dalam keluarga dengan konsumsi mie instan pada balita, namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, pengeluaran perkapita, pembelanjaan makanan, pendidikan ibu, dan pengetahuan gizi ibu dengan konsumsi mie instan pada balita. Balita yang memiliki tingkat konsumsi mie instan tinggi lebih banyak berasal dari keluarga miskin, memiliki ibu berpendidikan rendah dan berpengetahuan gizi rendah. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan ibu balita untuk membatasi pemberian mie instan pada usia balita dengan tidak banyak memasukkan bumbu agar balita tidak terpapar garam dalam jumlah berlebih sejak usia dini.

This study aimed to determine the factors associated with instant noodles consumption in chidren under five at Pasir Putih Sub District, Sawangan District, Depok 2011. This study is a quantitative research with cross sectional design. Based on the results, most children under five (58,6%) is categorized to the high consumption levels (≥ 2-3 times/week). There is a significant association between age, family size, and number of children in families with instant noodle consumption in children under five, but there is no significant relationship between gender, per capita expenditure, spending on food, maternal education and maternal nutritional knowledge with instant noodles consumption in children under five. Children with high levels of instant noodles consumption more aged > 24 months, from poor families, having mother with low education and low nutrition knowledge. Based on the results of the study, the author suggest the mother to restrict the feeding of instant noodles for children under five in order to not exposed to excessive amounts of salt from an early age.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library