Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohanes Alda
"ABSTRAK
Penerapan Jaminan Kesehatan Nasional dan sistem pembayaran INA-CBGs merupakan hal baru dalam sistem kesehatan di Indonesia, dan merupakan sistem pembayaran utama yang dilakukan oleh RSUPN CM pada saat ini. Penggunaan PPK sebagai standar pelayanan kedokteran masih merupakan hal yang baru di Indonesia dan belum pernah dievaluasi penggunaanya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara jenis pembedahan, kepatuhan menggunakan PPK terhadap kendali mutu dan kendali biaya. Dari 82 sampel yang didapat, didapatkan 54,9% dilakukan tatalaksana dengan laparoskopi dan 45,1% dengan laparotomi, sedangkan dari sisi kepatuhan menggunakan PPK hanya didapatkan 25,6% kasus ditalaksana sesuai dengan PPK yang ada. Rentang perbedaan pembiayaan yang dikeluarkan RSUPN CM dan yang dibayarkan BPJS cukup besar dengan median persentase yang dibayarkan hanya 75% atau dengan kerugian yang dialami oleh RSUPN CM mencapai Rp 5.160.954,-. Rerata lama perawatan untuk laparoskopi adalah 3 hari dan untuk laparotomi adalah 4 hari, komplikasi hanya didapatkan pada 1 kasus dan tidak ada mortalitas pada periode penelitian ini. Dari hubungan antara jenis pembedahan dan kendali biaya tidak didapatkan hubungan yang signifikan dengan nilai p 0,503, sedangkan hubungan antara jenis pembedahan dan kendali mutu didapatkan bahwa bedah laparoskopi 36 kali lebih besar memiliki risiko lama perawatan tidak sesuai (p<0,001), secara umum dapat diartikan bahwa pada tindakan laparoskopi terdapat risiko sebesar 32 kali kendali mutu akan tidak sesuai jika dibandingkan dengan tindakan laparotomi. Sedangkan dari hubungan antara kepatuhan menggunakan PPK dengan kendali biaya didapatkan kepatuhan menggunakan PPK yang baik tidak berhubungan dengan kendali biaya yang sesuai, begitu juga kepatuhan menggunakan PPK yang tidak baik tidak berhubungan dengan kendali biaya yang tidak sesuai. Hal yang sama juga didapatkan pada hubungan antara kepatuhan menggunakan PPK dan kendali mutu. Secara keseluruhan dari 82 kasus yang ditangani, hanya terdapat 3 (3,7%) kasus yang ditangani dan memiliki kesesuaian kendali mutu juga kendali biaya dan sebagian besar atau 48 kasus (58,5%) memiliki kendali biaya dan mutu yang tidak sesuai. Dapat disimpulkan bahwa jenis pembedahan berhubungan dengan kendali mutu dan kendali biaya, sedangkan kepatuhan menggunakan PPK tidak berhubungan dengan kendali mutu dan kendali biaya.

ABSTRACT
The implementation of National Health Coverage and INA-CBGs system payment is recently adapted in health care system in Indonesia and the main payment system in RSUPN CM. The implementation of clinical pathway is also newly adapted in Indonesia and never been evaluated for its use. This research aim to find the correlation between the type of surgery, adherence to clinical pathway with quality and cost control. From 82 samples, 54,9% underwent laparoscopy and 45,1% laparotomy, only 25,6% samples had good clinical pathway adherence. The median percentage of difference between the cost and the payment received by RSUPN CM is 75% with median loss of Rp 5.160.954,- per patient. The mean for length of stay for laparoscopy is 3 days and for laparotomy is 4 days, only 1 major complication and no mortality recorder during this research. There was no significant correlation between type of surgery and cost control (p=0,503) but we found a significant correlation between type of surgery and quality control, the relative risk for unsuitable length of stay for laparoscopy was 36 (p<0,001). As we evaluated for the correlation with quality control and laparoscopy, there was 32 times relative risk for unsuitable quality control compared to laparotomy. The adherence to clinical pathway was not correlated with cost control, good clinical pathway adherence was not correlated with good quality control and bad clinical pathway adherence was not correlated to bad quality control as well. The same result also applied to the correlation of adherence to clinical pathway and quality control. Overall from 82 samples only 3 (3,7%) that has good quality and cost control, 48 samples (58,5%) has bad quality and cost control. We conclude that the type of surgery was correlated with quality and cost control, the adherence to clinical pathway was not correlated with quality and cost control."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Manu Mahendra
"Latar belakang: Persalinan merupakan peristiwa penting dan unik dalam kehidupan wanita yang memiliki risiko negatif seperti trauma perineum selama persalinan pervaginam. Angka robekan perineum dilaporkan 35,1-78,3% pada primipara dan 34,8-39,6% pada multipara. Faktor risiko terjadinya ruptur perineum cukup beragam dimana masalah ruptur perineum belum dianalisis secara luas sehingga penelitian ini dilakukan untuk memprediksikan kejadian ruptur perineum selama anternatal pada wanita hamil cukup bulan pada persalinan pervaginam.
Metode penelitian: Tahap pertama menggunakan desain deskriptif, tahap kedua dilaksanakan dengan desain case cohort study. Penelitian dilakukan pada Penelitian Multisenter HUGI (Penelitian Multisenter HUGI (RSCM, RS YPK Mandiri), dan RSUD di DKI Jakarta pada bulan Agustus 2023-April 2024. Pengambilan sample menggunakan consecutive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Pogram for Social Science) dan akan dianalisis menggunakan Analisa regresi logistik dengan p value <0,25.
Hasil: Sebanyak 146 subjek direkrut dengan 118 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah robekan perineum mencapai 77 (65,3%) dan sebagian besar (80%) mengalani robekan derajat 2. Dari analisis diperoleh model prediksi yang terdiri dari paritas (OR=4,64 IK 95%: 1,74-12,33), indeks massa tubuh (OR=2,45 IK 95%: 1,04-5,73), dan AP hiatal (OR=2,26 IK 95%: 0,94-5,42).
Kesimpulan: Variabel yang dapat memprediksikan kejadian robekan perineum pada wanita hamil cukup bulan yang menjalani partus pervaginam adalah paritas, indeks massa tubuh, dan AP hiatal.
......Background: Childbirth is an important and unique event in women’s life which have negative risk such as perineal trauma during vaginal birth. It’s said that perineal rupture happened 35,1-78,3% in primipara and 34,9-39,6% in multipara. The risk factors of perineal rupture haven’t widely analyzed. This research was done to analyze the factors of perineal rupture during antenatal care in term pregnancy that going to perform vaginal delivery.
Methods: This research was done in two steps. First step using descriptive design and second step using case cohort study. Research was done in Multicenter HUGI (Dr. Cipto Mangunkusuomo Hospital, YPK Mandiri Hospital) and General Publich Hospital in Jakarta during Agustus 2023-April 2024. Sample was collected using consecutive sampling based on inclusion and exclusion criteria. Data processing using SPSS (Statistical Pogram for Social Science) and analyzed by logistic regression with p value <0,25.
Results: There were 146 recruited subjects of which 118 subjects were met the criteria for inclusion and exclusion. Number of perineal laceration reached 77 (65,3%) mostly perineal rupture grade 2 (80%). Prediction models were obtained consist of parity OR=4,64 IK 95%: 1,74-12,33), body mass index (OR=2,45 IK 95%: 1,04-5,73), and APD (OR=2,26 IK 95%: 0,94-5,42).
Conclussion: Parity, body mass index, and APD were variables of prediction in full term pregnant women undergoing vaginal delivery. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library